Predestined - Bab 474 Rapat Darurat

Sampai saat ini, Selena Xu baru mengerti.

Menggabungkan apa yang terjadi dari pagi ini, semua adalah bagian dari rencana Everett Leng, bertujuan untuk menipu si rubah licik Roy Mo.

" Bukan, walaupun Roy Mo tahu harga palsu didalam dokumen itu, tapi bagaimana bisa tahu harganya lebih tinggi dari harga Roy Mo? " tanya Selena Xu penasaran.

Mendengar itu, Everett Leng tertawa sinis.

" Perdagangan ekspor kulit Roy Mo telah membeku, sudah bertahun-tahun lamanya. Jika diihat dari sikapnya, dia hanya ingin lebih menonjol dariku, mendapat jaminan dari dokumen saja sudah cukup, maka harga yang dia ajukan bisa kita tebak. "

" Nyonya, kita sedang merayakan lebih awal, mari, minumlah bersama. "

Selesai bicara, Black memberikan secangkir untuk Selena Xu, tapi dilihat sinis oleh Everett Leng.

Dia dengan cepat menanggapi pandangan itu, lalu menarik kembali wine yang ditawarkannya.

" Ah, lihat aku, aku lupa nyonya sedang hamil. Karena begitu, biar kami saja yang minum, ini adalah rencana hebat yang sudah disimpan bos bertahun-tahun. "

" Bersulang! "

" Bersulang! "

Sekumpulan orang mulai merayakan, hanya terdengar tawa bahagia, dan hanya ada wangi wine di seluruh ruangan.

Selena Xu telah mendapatkan kebenaran, tapi dia sama sekali tidak merasa senang.

Dia diam-diam meninggalkan ruangan, diam-diam melihat dari kejauhan, tidak tahu apa yang dipikirkan.

Sepasang sepatu kulit hitam terletak didepannya, Everett Leng mengangkat gelasnya, dan bertanya dengan semangatnya.

" Kenapa? Tidak senang? "

Dia tidak menjawab apa-apa, hanya sedikit mengerucutkan bibirnya.

" Menyingkir! ", dia dengan tidak senang dan sebal menampik tangan lelaki itu, lalu ergumam, " Kalian semua tahu, hanya aku yang tidak tahu apa-apa, kalian menaruhku dalam bahaya, cukup menyenangkan? "

Everett Leng tertawa, " Hal ini, tentu tidak bisa kami beritahukan padamu. "

“ Kenapa? Jelas-jelas itu rencanamu, kenapa kau tidak memberitahukan kepadaku lebih awal? Aku takut aku benar-benar dijebaknya! Kau tahu seberapa merasa bersalahnya aku? “

Wajahnya menjadi murung.

Setelah diucapkan, saat itu memang merasa bersalah, tapi dia lebih banyak merasa sangat ketakutan hingga badannya gemetar, memangnya salah ya merasa ketakutan?

“ Alasan tidak bisa memberitahumu adalah… “, Everett Leng mulai menjelaskan.

“ Pertama, kau mudah emosi, kedua, Roy Mo sangat teliti. Tahu maupun tidak, semua akan membuat dua buah hasil yang berbeda. Sedikit perbedaan pun, rubah licik itu bisa melihatnya. “

“ Tapi kau menyuruhku mengantar dokumen, adalah karena aku mudah masuk perangkapnya kan, kau merasa percuma mengatakan rencanamu, kau piker aku mudah ditipu kan?! “

Wanita mungil yang ada didepannya mulai sedih, tapi masih saja terlihat imut.

“ Lena, aku tidak merasa kau bodoh, kadang, kau punya kecerdasanmu sendiri. “

Selena Xu dengan datarnya berkata, “ Tapi, kepintaranku di matamu itu, tetap saja kecil, tetap saja hanya akan menambah masalah untukmu. “

“ Nah itu tahu, ide kecilmu itu terkadang menambah masalahku, membuatku sedikit kewalahan tapi juga membuatku senang. “

Mendengar itu, bahu Selena Xu sedikit gemetar.

Dia mengangkat wajahnya, menemuka lelaki itu memandangnya dalam, dan ia menjadi sala tingkah sendiri.

“ Everett. “

Ia melihat sedikit rasa terharu di mata wanita ini, mengulurkan tangan dan mengusap rambutnya, lalu berbalik dan meninggalkannya.

“ Sini. “

Selena Xu berdiri terpaku di tempatnya, melamun, dia masih tenggelam dalam kelembutan dan kehangat Everett Leng.

Perlahan dia mengangkat tangannya dan memegang wajahnya.

Memerah malu.

Bukan khayalan, tapi betulan.

“ Kenapa masih disitu?” suara lelaki itu membangunkannya.

“ iya. “

Dia berbalik sambil tersenyum kecil, lalu terburu-buru menyusulnya, seperti anak burung.

Everett Leng mengeluarkan beberapa foto dari mejanya dan memperlihatkannya, “ Lihat ini. “

Selena Xu dengan penasaran melihat-lihat, lalu dengan terkejut berkata, “ Ini.. ini bukannya…”

Hanya melalui foto itu, ia tahu itu adalah foto perjalanannya menuju kantor Walikota pagi ini, beberapa diantaranya ada foto saat ia ditabrak oleh Peter.

Juga ada 1 diantaranya, lelaki berkacamata hitam yang keluar dari kerumunan dan mengintip dokumennya.

“ Siapa yang diam-diam memotret ini? “ tanyanya penasaran.

“ Ben “

“ Dia”

“ Iya benar, pagi ini saat kau pergi, aku menyuruh Ben mengikutimu dari belakag, foto ini akan menjadi bukti. “

“ Bukti? Bukti apa? “

Everett Leng tertawa, “ Sebentar lagi kau akan tahu. “

Dua hari kemudian, kota Bin mengumumkan hasilnya.

Leng’s Corp memenangkan tanah Nan Jiao beserta hak tiga tahun kepemilikan dengan harga 404 miliar.

Keluarga Leng memanfaatkan kesempatan ini, mengumumkan ini dan membuat sebuah kota yang indah dan murni, begitu rencana selesai dibuat, mereka segera melaksanakannya. Tiga tahun kemudian kta kecil yang indah itu akan menjadi tempat wisata terindah di dunia, sekaligus akan menarik perhatian banyak orang dan menjadi penantian banyak orang.

" Peng! "

Terdengar suara keras dari halaman rumah yang sedang dibasahi.

Perangkat alat teh yang dilapisi akik dan glazier cantik dan mahal itu retak dan tersebar di lantai, wajah Roy Mo sangat kelam, tangannya terulur mengepal seolah sedang marah.

" Tuan Mo, tenanglah. "

Disebelahnya, bawahannya merasa takut melihatnya seperti itu.

" Sampah! ", katanya sambi marah, Roy Mo menunjuk seorang didepannya dengan penuh emosi. " Ini semua karena kalian sekumpulan sampah!"

" Maaf, Tuan Mo. "

Ia menjatuhkan barang antik, sekali lagi melampiaskan emosinya, emosi Roy Mo susah dipadamkan.

Dia melangkah dua langkah kedepan, menarik kerah kemeja Peter si manager perusahaan.

" Jelaskan! Aku ingin mendengar penjelasanmu, beritahu aku, kenapa harga yang ditawarkan Everett Leng bukan 400 miliar?! "

" Aku tidak tahu."

" Kau tidak tahu, kalian berdua yang memberitahu aku harga Everett Leng 400 miliar, kenapa sekarang berubah menjadi 404 miliar?! Kalian tidak teliti hah!? "

Peter mulai berkeringat dingin, menanyai yang orang berkacamata hitam disebelahnya , " Kau yang lihat dokumen itu, kau lihat benar-benar tidak? "

Lelaki itu menjawab dengan terbata-bata, " Aku.. melihatnya jelas, aku jamin. "

" Persetan! "

Roy Mo sangat marah, ia melepaskan tangannya dari kerah baju Peter, mulai mengeluarkan sumpah serapah, " Siapa yang bisa jelaskan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?! "

Peter dengan berani berkata, " Tuan Mo, mungkin kita yang sudah masuk ke perangkap Everett Leng. "

" Tidak usah kau jelaskan pun aku tahu, tapi aku tidak mengerti, bagaimana dia melakukannya! Kenapa dia bsa menyingkirkan aku begitu saja?! "

Wajah Roy Mo perlahan berubah, nafasnya yang terengah-engah pun perlahan sedikit berat,

" Tuan, tolong jangan terlalu emosi. Duduklah dulu. "

Disampingnya pembantu perempuan segera mengambilkan kursi Roy Mo duduk dengan lemas, wajahnya sudah berubah pucat.

" Gawat kalau begini. "

Dengan tidak rela dia berkata, " Sekarang usaha ekspor kulit kita bermasala, properti pun direbut oleh Everett Leng, usaha Food Corp kita pun seolah tidak ada harapan, sekarang bahkan usaha wisata pun langkah pertama sudah gagal seperti ini. "

Sampai disini, Roy Mo menutup matanya perlahan, wajahnya terlihat kacau.

Orang-orang yang didepannya saling berpandang, siapapun tidak berani berkata apapun, semuanya hanya diam.

" Turunlah, semuanya turun. " kata lelaki yang ada di kursi sambil melambaikan tangan.

Peter maju selangkah ke depan, dengan ragu bertanya, " Tuan Mo. "

" Pergi! ", kata Roy Mo sambil memejam mata dan mata, " Semuanya pergi! "

" Baik. "

Dibawah pengaruh emosinya, semua pergi bubar seperti burung liar.

Salah satu bawahannya maju seangkah, dengan memberi hormat berkata, " Tuan Mo, dari Serikat Dagang telah memberi kabar, mereka menginginkan anda harus mengikuti rapat. "

" Rapat", kata Roy Mo bergumam, " Apa mereka mengatakan alasannya? "

" Tidak ada. "

Roy Mo bersusah payah berdiri dari kursi, dengan sedikit ogah-ogahan berkata.

" Pergi, siapkan mobil. "

Tempat pusat Serikat Dagang ada di ujung jalan tua, saat perang pernah direnovasi oleh seorang arsitek Jerman. Dulunya adalah kantor pos tua kota Bin, setelah melewati banyak waktu, tempat itu penuh dengan rasa bersejarah dan kuno antik.

Hari ini, pengumuman meminta semua anggota berkumpul adalah perintah dari Everett Leng, tapi ia sama sekali tidak menjelaskan kenapa, tiba-tiba meminta semua berkumpul.

Selena Xu baru memasuki lobi, lalu ia meiihat sosok yang dikenalnya.

Beberapa pengusaha telah berkumpul jadi satu, mereka menebak-nebak tujuan rapat ini dengan suara kecil.

Bagaimanapun juga, pengumuman rapat selalu disampaikan beberapa hari sebelumnya, rapat dadakan kali ini belum pernah ada sebelumnya.

Sangat jelas, semua orang tidak terpikirkan, maka dari itu saat melihat Selena Xu, semuanya mulai berkata 'huuu'.

" Nona Xu, suami anda memanggil kami semua kesini, untuk apa? "

" Pemberitahuan pun tidak ada, kami semua langsung kesini. "

" Iya kan, aku masih ada rapat tanda tangan perjanjian juga, ini kan hanya menghalangi saja! "

Kau mengeluh aku mengelh, sangat terlihat, semua orang tidak suka dengan kelakuan Everett Leng.

Dikelilingi oleh orang sebanyak ini, membuat Selena Xu tidak tau harus berbuat apa.

" Tolong semuanya tenang, tenang semua. "

DItengah keresahan semua orang, terlihat sebuah tangan yang lebih canik dari wanita terulur ke atas.

Tangan itu menarik Selena Xu, membawanya keluar dari kerumunan, berlari kecil menuju ke sebuah tikungan.

Lelaki itu berbalik, wajahnya sangat tampan dan cerah.

" Gadis kecil, kau sudah membantuku keluar. "

Selena Xu menghela nafas, matanya melihat Johnny Lin sambil terharu, " Terima kaish, Kak Johnny. "

" Tidak apa. "

Lalu Johnny Lin juga menanyakan, " Katakan, apa yang Everett Leng ingin lakukan? "

Dia geleng kepala, " Aku tidak tahu. "

JOhnny Lin terkejut sebentar, lalu ia tertawa.

" Jangan menipuku, gadis kecil, kau itu Nyonya Leng, masakan kau tidak tahu apa yang suamimu akan lakukan. "

" Aku benar-benar tidak tahu. Aku tadi masih di kantor, menerima pembertahuan yang sama seperti kalian. "

" Saat dirumah, dia tidak membicarakan sedikit pun? "

Selena Xu mengingat-ingat, menoleh sebentar, melihat tidak ada yang mengikutinya, lalu ia berkata dengan suara kecil.

" Aku tidak tahu pasti. Tapi kelihatannya ia ingin membalas Roy Mo. "

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu