Predestined - Bab 85 Menyediakan Barang Keperluan Sekolah

Topik pembicaraanpun sudah sampai pada tahap ini, Selena Xu terpaksa membuka mulutnya: "Ehem, selamat pagi Tuan Everret.”

Everett Leng melihat dirinya sejenak dan menanggapi sapaannya yang aneh, dengan berkata: "Istriku memanggilku apa?"

Selena Xu terdiam sesaat “Istri?” sejak kapan aku menjadi istrinya?

"Kalau begitu aku ..."

Selena Xu ragu-ragu, dan Carol di sebelahnya bertanya: "Ibu bukankah seharusnya Ibu memanggilnya 'Sayang'?"

"Uhuk! Uhuk!..." Selena Xu terbatuk, Ia cukup beruntung karena hanya tersedak dengan air liur bukan bubur atau sup. "Carol, darimana kamu tahu hal itu?"

Carol pun berkata, "Drama tv semuanya memanggil dengan cara begitu."

Tampaknya nanti dia harus mengurangi putrinya menonton soap opera.

Selena Xu menyentuh kepala anak itu dan dengan sungguh-sungguh memberi tahu, "Walaupun di drama tv memanggil dengan sebutan “sayang”, tapi karena Ibu dan Ayahmu belum menikah, jadi untuk sekarang kami tidak memanggil dengan sebutan itu.”

“Benarkah itu?” dengan mimik setengah mengerti Carol pun mengedipkan matanya.

Selena Xu sedikit berhati-hati, Seharusnya dia bilang, tanpa sertifikat mereka tidak bisa disebut sebagai suami istri. Namun, dia benar-benar malu untuk memberi tahu anaknya bahwa mereka belum menerima sertifikat. Hal ini adalah kesalahannya dan Ia berharap anaknya kelak tidak mempermasalahkan hal ini.

"Apakah benar Ayah?"

Ketika dia tahu bahwa Selena Xu belum merespon, putrinya menoleh dan bertanya kepada pria di sebelahnya, Selena sangat khawatir Everett akan mengatakan sesuatu yang buruk.

Untungnya, Everett Leng tidak mengatakan kebenarannya dan hanya menjawab: "Ayah dan Ibu memiliki banyak panggilan yang mesra, tidak mesti dengan sebutan “sayang”, Carol masih kecil, nanti ketika kamu besar, kamu akan tahu hubungan sepasang kekasih panggilan apapun boleh selama mereka nyaman.”

Carol dengan mimik muka tak mengerti, menganguk dan segera melihat mangkok nasinya, tiba-tiba Ia berteriak.

"Ini wortel, aku tidak mau makan!"

“Tidak, tidak boleh pilih-pilih makanan,” Selena Xu, berbicara sambil mengerutkan alisnya.

Sebenarnya, sifat pemilih putrinya ini sangat persis seperti dirinya. Ia juga tidak suka dengan wortel. Hanya saja karena ingin menjadi contoh yang baik untuk anaknya, Ia memilih untuk makan wortel walau dengan bersusah payah.

Carol pun mengeluh,”Tapi… Ibu, waktu terakhir kali kau juga memilih makanan.”

"Bukankah waktu itu ibu juga makan? Ayo, makan sekali ini saja ya?" kata Selena Xu dengan merayu.

Lalu, Carol dengan muka cemberutnya memakan wortel itu, dengan segala macam keluhan keluar dari mulutnya.

"Carol, wortel adalah sayur yang baik bagi tubuh. Ketika kamu makan, kamu bisa menjadi cantik dan sehat." Everett Leng tiba-tiba membuka mulut dan menarik perhatian anak itu.

Carol mengerutkan alisnya, "Benarkah?"

"Tentu saja, kamu tahu mengapa Ibu begitu cantik, karena dulu ketika masih kecil beberapa orang menyuruhnya makan wortel. Hanya ketika kita tidak pilih-pilih makan, kita bisa tumbuh lebih cepat. Carol tidak maukan nanti ketika berjalan dengan ayah dan ibu terlihat seperti nenek-nenek?”

Perkataan ini membuat Carol tergerak. Kepalanya bergoyang seperti mainan dan buru-buru memasukkan sepotong wortel ke dalam mulutnya, "Aku makan!"

Selena Xu, berdiri di samping melihat situasi ini dan merasa senang.

Aku akan mengatakan bahwa Everett Leng benar-benar adalah seorang ayah yang hebat. Dia tidak membohongi anak itu. Bahkan jika dia benar-benar membutuhkan "kebohongan dengan niat baik", dia akan menjelaskannya kepada Carol dengan cara lain, alih-alih mengambil semacam sikap cuek ala kadarnya. Dan justru karena ini Carol suka berbicara dengannya.

Sebagai perbandingan, Selena hanya bisa mengambil cara dengan mengancam, mendisiplinkan, atau mengubah mimik wajahnya, agar Carol menurut.

Akhirnya sarapan pagi selesai dengan harmonis, Carol menaruh sumpit dan berbicara.

"Ibu, besok aku akan masuk TK!"

Selena Xu tertegun, bukankah sebelumnya anak ini tidak mau masuk TK, kenapa sekarang dia sendiri yang bilang mau masuk TK?

"Ayah bilang, di sekolah akan ada anak-anak yang bermain denganku!” Ia menjawab dengan nada senang.

...lagi-lagi kata-kata dari Everett Leng, walaupun perasaannya tidak nyaman, tetapi anak itu rela pergi ke sekolah dan ini sesuai dengan harapan Selena Xu, usia seperti Carol sangat cocok untuk masuk TK, agar dia bisa berkomunikasi dengan anak lain.

"Yah, karena kamu ingin pergi, ibu akan mengatur segala hal untukmu."

Begitu Selena Xu selesai bicara, Everett Leng tiba-tiba berkata: "Kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu, karena aku sudah mengatur segalanya."

“Begitu cepat?” Selena Xu terkejut.

Everett Leng berkata: "Seharusnya, karena aku adalah Ayahnya."

Carol mendengar ini, dan bergegas ke wajah pria itu dan menciumnya, "Ayah yang terbaik!"

Selena Xu tertegun dan tidak bisa menahan tawa.

Wajah Everett leng pun dipenuhi oleh minyak dari mulut Carol yang belum diseka.

Namun, Everett tidak peduli dengan hal itu, setelah Carol ditemani oleh pengurus rumah untuk dibersihkan mulutnya, dia baru tidak ragu untuk pergi ke kamar mandi untuk menyeka wajahnya.

Sangat jarang bisa melihat seorang pria seperti ini, Everett keluar untuk sementara waktu, tanpa sadar Selena Xu pun mengikutinya ke kamar mandi, dan menyaksikan segala seuatu yang dilakukan Everett.

"Karena Carol adalah putrimu, jadi kamu memakluminya seperti ini?"

Everett Leng mendengar nada suara gadis itu berbalik dan berkata, "Tentu saja. Aku dulu juga memaklumimu lagi dan lagi."

Selena Xu merasa canggung, Ia teringat masa-masa yang dihabiskan dirinya dengannya, sama persis seperti yang dilakukannya pada putrinya tadi, lalu sekarang apa yang kurang, dia juga tidak tahu.

“Carol sangat menyukaimu,” Selena Xu mengalihkan topik pembicaraan.

Everett menoleh dan meliriknya, "Putriku, tentu saja, menyukaiku."

Setelah mendengar kalimat ini, tiba-tiba Selena Xu merasa sedih, "Tetapi sebaliknya, dia tidak menyukai aku lagi!"

Everett menghentikan gerakannya dan menatap Selena Xu.

"Selena, kamu terlalu memanjakan Carol dalam tiga tahun terakhir ini, sehingga Ia belajar banyak kebiasaan buruk. Aku belum melihatnya satu persatu. Kamu sepertinya berpikir dia lebih menyukaiku karena dia lebih banyak mendengarkanku. Tetapi apakah kamu pernah berpikir mengapa dia lebih mau mendengarkanku? "

Selena Xu, berpikir sesaat.

Ya, Carol lebih mau mendengarkan Everett karena…Pada dasarnya, Everett tidak akan mengacuhkannya tanpa prinsip, dan memberi tahu Carol bahwa pujian dan kebiasaan mempunyai alasan tersendiri.

Memikirkan hal ini, mimik wajahnya sedikit kesal. "Ya, aku tidak seperti dirimu yang bisa mendidik anak-anak..."

“Karena kamu sendiri juga seperti anak kecil.” Lelaki itu tidak takut untuk mengucapkan kalimat ini.

Selena Xu mendongak dan berkata, "Aku bukan anak kecil!"

Dalam hidupnya, dia membenci orang-orang yang mengatakan bahwa dia hanya anak-anak, terutama dari mulut Everett Leng.

"Orang di depanku, akan selalu jadi anak kecil," Everett Leng menatapnya kosong.

Selena Xu menggigit bibirnya, berbalik dan meninggalkan pintu.

Karena putrinya akan pergi ke sekolah besok, Selena Xu mau tidak mau harus membeli perlengkapan untuk anaknya.

Meski hal-hal ini dapat disiapkan oleh pengurus rumah, tetapi sebagai seorang ibu, dia masih suka khawatir tentang putrinya, apalagi alat tulis adalah keperluan anak. Hal-hal yang harus dipenuhi oleh Carol itu penting.

Jadi, berhubung hari ini ada waktu kosong, Selena pun mengajak putrinya jalan-jalan.

Sejak awal Selena Xu sudah membuat janji temu dengan Laura Wen di toko manisan, karena datang lebih awal mereka ingin menikmati jalan-jalan, lagipula mereka masih punya banyak waktu.

"Selena, sini!"

Selena Xu menuntun anak itu ke toko roti manis, dan dia mendengar suara temannya, Ia pun berjalan lurus tanpa berpikir panjang. Saat Ia hendak duduk.

Namun, pria yang duduk di sebelah Laura Wen membuatnya tertegun - itu adalah Parker Ji.

Melihat pria ini datang, Selena Xu tidak tahu reaksi apa yang harus diberikan. Sebaliknya, anak yang lugu itu lebih dahulu menyambut Parker Ji dan menyapa, "Paman Ji!"

Parker Ji menyeringai pada anak itu, "Anak baik, bukankah sudah dibilang untuk memanggilku ‘Ayah’."

Setelah berbicara Parker Ji mengendong Carol ke atas kursi.

"Tapi aku sudah mempunyai ayah, dan ayah juga pernah berpesan padaku agar tidak sembarangan memanggil orang lain dengan sebutan ‘ayah’ sebab dia adalah ayah kandungku!"

Kata-kata Carol membuat Parker Ji tidak bisa membantah. Dia memang bukan ayah kandung anak itu, dan dia tidak punya hak untuk meminta lebih. Dia pun menatap Selena Xu.

"Seperti itukah? Jadi kamu telah ... setuju untuk tinggal bersamanya?"

Menghadapi Parker Ji, Selena merasa bersalah. Dia memejamkan matanya dan menghindari mata Parker Ji." Kita akan membicarakan masalah ini nanti. Hari ini, aku pergi dengan Carol untuk membeli keperluannya.”

Laura Wen juga merasa bahwa suasananya canggung dan memecahkan situasi, "Ya benar, besok Carol akan bersekolah, jadi kami harus menyiapkan sesuatu untuknya. Tuan Ji, masalah antara kamu dan Selena sebaiknya diselesaikan saat Selena ada waktu kosong.”

Tuhan tahu bahwa dia juga terpaksa, Selena Xu mengira bahwa Lauren Wen yang menyuruh Parker Ji datang, tetapi dia benar-benar kebetulan memasuki toko yang sama dengan Parker Ji dan Parker Ji bersikeras menunggu kedatangan Selena, sepertinya Laura memang selalu tidak bisa mengusir orang.

Parker Ji tidak banyak bicara, mungkin dia juga tahu bahwa tidak pantas bagi anak-anak untuk mendengarkan hal-hal ini, jadi dia pun berkata kepada Carol. "Carol, Bagaimana jika Paman Ji juga menemanimu pergi?"

"Boleh!"

Tanpa menunggu Selena Xu berbicara, putrinya telah bilang setuju kepadanya.

"Aku sudah lama tidak melihat Carol, aku sedikit merindukannya. Hari ini kebetulan aku punya waktu untuk menemaninya. Kamu tidak keberatan kan?" Sikap Parker Ji sangat tulus, dan Selena Xu tidak punya alasan untuk tidak setuju.

"Tentu saja aku tidak keberatan."

"Paman Ji, aku ingin makan ini, ini, dan ini!"

Saat mereka tidak memperhatikan, Carol telah melompat dari kursi dan berlari ke lemari kaca, menunjuk ke makanan penutup dan bergumam.

Selena Xu mengerutkan wajahnya, "Jangan makan terlalu banyak, kamu akan bertambah gemuk!"

Namun, setelah suaranya mereda, dan Parker Ji pun tersenyum: "Tidak masalah, meskipun Carol menjadi gemuk aku juga takkan mengejeknya, lagipula bisa bersama Carol adalah kesempatan yang langka, kabulkanlah permintaannya ya.”

Perkataannya...seolah mengatakan bahwa dia, Selena Xu sangat kejam terhadap putri sendiri, padahal tadi sebelum pergi, Bibi Mei sudah memberikan Carol makanan penutup.”

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu