Predestined - Bab 464 Di Mohon Oleh Dewa Pun Tidak Akan Berguna
Parker Ji melihatnya sekilas, lalu kembali menarik pandangannya, berjalan melewatinya.
"Kamu tunggu sebentar, Parker Ji." Aileen Ya memanggilnya dengan susah payah.
Sang pria menghentikan langkah kakinya, sedikit memalingkan wajah tampannya, "Ada hal apa, Nona Aileen?"
Aileen Ya bersuara dengan sulit, "Kenapa ingin membantunya? Kalau kamu membantunya, dia akan segera kembali ke dalam pelukan Everett Leng, untuk apa?"
Parker Ji merenungkannya sejenak, tersenyum anggun.
"Mungkin perkataanmu memang benar. Tapi daripada melihatnya kembali ke dalam pelukannya Everett Leng, aku lebih tidak berharap melihatnya masuk ke penjara atas tuduhan palsu. Karena, aku mencintainya."
Setelah kalimat berakhir, sang pria pergi dengan langkah cepat, pergi meninggalkan Aileen Ya dengan ekspresi yang melongo seorang diri.
"Cinta."
Dia mengulang kembali kata yang diucapkan oleh Parker Ji tadi, wajahnya penuh dengan ekspresi pahit.
"Seseorang yang mendapatkan cinta, akan memiliki perasaan seperti apa?" Di bergumam pada dirinya sendiri, lalu meneteskan dua garis tangisan jernih.
Di luar pintu, Selena Xu menghela nafas dengan kuat, merasa seluruh tubuhnya telah sangat ringan, dan suasana hatinya pun menjadi sangatlah baik.
Di belakangnya, Parker Ji berjalan mendekat, berdiri di sisinya.
"Selamat untukmu, Lena, akhirnya kamu berhasil membersihkan dirimu sendiri dari tuduhan."
Selena Xu memandang sisi wajah sang pria yang tampan, lalu tersenyum membentuk dua lesung pipi, "Ini juga harus berterima kasih kepadamu yang merupakan seorang Tuan Walikota, bersedia meluangkan sedikit waktu di sela kesibukanmu untuk menjadi saksi mataku."
"Sudah seharusnya. Tapi, aku yang menjadi pendengar di samping telah penuh dengan kekhawatiran."
"Ada apa?"
Parker Ji tersenyum murung, "Aileen Ya menyuruhmu untuk memohon terhadapnya, aku awalnya mengira kamu akan menolaknya, tapi tidak disangka kamu malah benar-benar melakukannya, sungguh telah mengagetkanku."
Selena Xu menghela nafas pasrah, "Tak berdaya. Dengan sikapku yang terlihat merendahkan diri, baru bisa membuatnya percaya aku datang untuk memohonnya, orang mudah menurunkan kewaspadaannya di saat dia merasa senang dan angkuh."
"Haha." Parker Ji tertawa, berkata dengan bercanda, "Tidak kusangka, kamu begitu mengerti dengan perasaan manusia."
"Tidak begitu mengerti, hanya saja, akulah yang sangat mengerti dengan Aileen Ya."
"Baik, karena masalahnya telah selesai, aku sudah bisa merasa tenang. Aku masih ada urusan, jika saat persidangan memerlukan bantuanku, aku bersedia memasuki pengadilan untuk menjadi saksi mata."
"Terima kasih, Parker."
Kedua orang itu saling bersalaman tangan, Parker ji pergi duluan karena masih ada urusan, lalu Selena Xu pergi ke kantor polisi.
Dia pergi menyerahkan seluruh bukti yang ada, video dari fans itu, beserta dengan isi dari rekaman suara.
Kali ini, dia tidak akan bersikap lemah lagi, semua ini merupakan akibat yang pantas didapatkan oleh Aileen Ya, jika tidak menjatuhkannya dengan keras, dia tidak akan mengerti apa yang namanya putus asa!
Setelah selesai mengurus ini semua, saat Selena Xu baru saja tiba di kediaman Keluarga Leng, pengurus rumah langsung menghampirinya di pintu.
"Nyonya, anda telah pulang."
"Hmm."
"Tuan Lin telah tiba." Pengurus rumah mengatakan.
"Johnny Lin?" Selena Xu merasa sedikit terkejut, "Untuk apa dia datang?"
Tidak tahu jelas, baru saja tiba, aku masih belum sempat mengabari Nyonya."
"Aku mengerti."
Selena Xu bergegas berjalan menuju ruang tamu, langsung terlihat seorang pria menawan yang duduk di sofa dengan tangannya yang memegang cangkir.
"Kak Johnny!" Dia memanggilnya dengan begitu nyaring.
"Gadis Kecil, akhirnya kamu pulang!"
Johnny Lin meletakkan cangkir teh, bangun, memandang Selena Xu yang berjalan mendekat, pandangannya memancarkan ekspresi kekhawatiran.
"Kamu telah pergi ke mana? Aku telah mendengar, kamu tidak boleh pergi ke luar sembarangan?"
Selena Xu tersenyum, "Dulu memang tidak boleh, tapi sekarang sudah boleh."
Kedua orang itu duduk di atas sofa, Johnny Lin menunjukkan wajah penuh kegelisahan.
"Lena, masalah telah menjadi hingga tahap seperti ini, aku sampai tidak tahu harus bagaimana lagi."
"Kenapa?"
Kening Johnny Lin sedikit berkerut, berkata dengan sedikit serius, "Aileen saat ini terus ingin mencelakaimu, aku ingin mencarinya untuk berdiskusi, setelah mencarinya sebanyak tiga kali, dia terus saja menghindariku, sekarang, aku sungguh tidak memiliki cara lain lagi, makanya berniat untuk datang ke sini melihat keadaanmu."
Mendengar ucapannya, Selena Xu tersenyum, "Kak Johnny, aku sudah menduga, kamulah orang yang paling mengkhawatirkanku."
Johnny Lin memandangnya, tiba-tiba tersenyum pahit.
"Dasar kamu Gadis Kecil, sekarang sudah berada di ujung tanduk, tapi kamu masih tetap bisa tersenyum dengan begitu riang?"
"Kak Johnny, kamu masih belum tahu ya? Masalah ini, sudah terselesaikan."
Sang pria merasa kaget, "Sudah terselesaikan?"
"Benar."
Selena Xu menceritakan hal tentang dia telah menemukan bukti kuat kepada sang pria, setelah selesai mendengarnya, pandangan mata Johnny Lin terlihat sedikit murung, dan terdiam untuk waktu yang cukup lama.
"Kak Johnny, ada apa denganmu?" Selena Xu menarik ujung bajunya, memanggilnya untuk kembali dari keadaan melamunnya.
"Ah, tidak apa."
Johnny Lin menghela nafas sejenak, ekspresi wajahnya begitu rumit, berkata dengan lambat.
"Lena, ada beberapa perkataan, yang tidak tahu harus kukatakan atau tidak."
"Aku tahu apa yang ingin kamu katakan."
Johnny Lin sedikit terkejut, melihat sang wanita yang mengangkat cangkir dan mencicipi teh dengan pandangan mata yang kaget, "Kamu tahu?"
"Kak Johnny Lin ingin membujukku atas hal Aileen Ya bukan?"
Setelah sang pria melamun setengah detik, kemudian, dia menganggukkan kepalanya sedikit, "Haha, sudah tertebak olehmu."
"Kamu adalah kakak sepupunya Aileen Ya, orang tuannya merupakan paman dan tantemu, berdasarkan posisimu, kamu memohon atas masalahnya juga merupakan sebuah hal yang wajar."
Johnny Lin menghela nafas, "Benar, aku adalah kakak sepupunya, aku harus memohon pengampunan ini. Tentu saja, gadis ini sudah terlalu egois, tindakannya kali ini memang sangat keterlaluan. Sejujurnya, aku memang merasa sulit untuk mengutarakannya."
"Kak Johnny, aku mengerti perasaanmu, tapi sudah terlambat."
"Terlambat?"
"Hmm. Sebelum bertemu denganmu, aku telah pergi menyerahkan seluruh buktinya."
Setelah mendengar perkataannya, Johnny Lin menghela nafas, di balik bola mata yang jernih, memancarkan rasa kesedihan.
"Kalau telah seperti itu, aku tidak akan berkata lebih banyak lagi."
Johnny Lin sangat jarang menunjukkan ekspresi wajah yang begitu muram seperti ini, dia biasanya selalu terlihat tersenyum, dan ekspresi yang mengandung kesedihan ini, spontan membuat Selena Xu merasa bersalah.
"Kak Johnny, kamu menyalahkanku bukan." Sang wanita mengenggam cangkir teh, kepalanya sedikit ditunduk, berkata dengan suara kecil.
Johnny Lin segera berkata, "Tidak, bagaimana mungkin aku akan menyalahkanmu? Dia memang benar adalah adik sepupuku, tapi dalam mataku, kamu juga merupakan adikku, aku tidak akan berpihak kepada siapapun, berusaha untuk memohon atas masalahnya, juga hanya sekedar berdasarkan hubungan keluarga saja."
Berkata sampai sini, Johnny Lin mengeluarkan suara helaan nafas yang sulit disadari, dan lanjut berkata.
"Kamu tidak bersedia memaafkan semua hal yang telah dilakukan, ini juga sangat wajar, aku sudah menasihatinya dari dulu, tapi tak berdaya, dia tidak mendengarkannya, dan tetap bersikeras untuk melanjutkannya, makanya berakhir dengan tahap seperti ini, hal ini tidak bisa menyalahkan siapa pun.
Setelah selesai mengucapkan kalimat ini, dia mengangkat tangan melihat jam tangan sekilas, bangun dan berpamitan.
"Sudah, Gadis Kecil, aku sudah harus pergi."
Selena Xu membujuknya untuk tetap tinggal, "Hari sudah menjelang malam, pergilah setelah makan malam?"
"Tidak, aku ingin pergi melihatnya sekali lagi. Karena lain kali, akan sulit untuk pergi menemuinya,." Johnny Lin mengatakannya.
Perkataannya memang benar, jika fonis hukumannya telah dijatuhkan, Aileen Ya harus masuk ke penjara, jika ingin menemuinya pada saat itu, akan dianggap sebagai menemui tahanan.
Selena Xu tidak lagi membujuknya untuk tetap tinggal, pergi ke luar untuk mengantar kepergian Johnny Lin, lalu kembali ke ruang tamu, hatinya terus merasa bersalah terahdap Johnny Lin.
Johnny Lin baru saja pergi, Everett Leng langsung kembali.
Dia membawakan bawahannya Black memasuki rumah bersama-sama, Selena Xu menyambutnya dengan senyuman.
"Kamu sudah pulang?"
"Hmm."
Pandangan mata Everett Leng menerawang ke cangkir di atas meja, menyadari terdapat dua gelas teh.
"Ada tamu?"
"Benar, Johnny Lin, baru saja pergi."
Everett Leng bertanya, "Ada hal apa dia kemari?"
Selena Xu berkata dengan suara kecil, "Dia awalnya berniat untuk melihatku, kemudian ingin memohon untuk mengampuni Aileen, tapi aku telah pergi menyerahkan semua bukti itu, hatiku selalu merasa sedikit bersalah."
Setelah mendengarnya, Everett Leng melekukkan sudut bibirnya sedikit.
"Kalau kamu tidak menyerahkannya, dan dia memohon padamu, apakah kamu akan melepaskan Aileen?"
"Tentu saja tidak akan lagi, siapa pun yang memohonnya, aku tidak akan melepaskannya, bahkan kalaupun dewa yang memohonnya, juga tetap tidak akan." Dia berkata tanpa ragu.
Everett Leng tertawa, "Kalau begitu, untuk apa kamu merasa bersalah?"
"Sulit untuk menjelaskannya, intinya aku merasa bersalah, setidaknya merasa bersalah segelintir."
Everett Leng tersenyum bak tidak tersenyum, memalingkan kepala berkata terhadap Black, "Kamu tunggu aku di sini."
"Baik, bos,"
Melihat sang pria berjalan cepat menaiki tangga spiral, Selena Xu segera mengejarnya.
"Bibi Mei telah selesai memasak makan malam, apakah kamu akan keluar lagi?"
"Pergi ke luar kota."
"Ke luar kota? Begitu tiba-tiba?"
"Beberapa hari ini telah menunda begitu banyak hal, pekerjaan perusahaan telah menumpuk."
Selena Xu terdiam. Jika diingat kembali, bukankah ini semua akibat Aileen Ya si wanita itu, sungguh telah menyusahkan banyak orang.
"Pergi ke mana? berapa hari?"
"Hongkong, jika pekerjaannya lancar, sekitar empat hari."
Selena Xu membukakan lemari baju, mempersiapkan beberapa jaket tipis dan baju berbulu untuknya, menyusunnya dengan rapi, memasukkannya ke dalam koper.
Cuaca di Hongkong begitu lembab dan pengap sepanjang tahun, jangan melihat cuaca Kota Bin yang begitu dingin, di tempat sana malah penuh dengan orang yang memakai baju berlengan pendek, pakaian musim dingin yang tebal sama sekali tidak diperlukan.
Tiba-tiba, matanya tertusuk akan sebuah baju di dalam rak baju.
Sebuah baju dalam, yang berwana hitam dengan sisi yang dihisai motif berenda sexy.
Benda yang sexy dan memancing api ini, tentu saja bukanlah gaya yang disukai oleh Selena Xu, bahkan berpikir menggunakan lutut pun, bisa tahu ini milik siapa.
Dia mengerutkan keningnya sedikit, memanggil dengan kesal.
"Evita!"
"Evita masuk dengan buru-buru, "Kakak, ada apa?"
Selena Xu mengulurkan tangan dan mengeluarkan baju dalam itu, dengan ekspresi wajah yang sangat risi, melemparkannya ke arah Evita.
"Pergi bakar barang ini."
"Ba... Bakar?"
"Bakar." Dia berkata dengan kesal, " Menemukan benda seperti ini di dalam rak bajuku, sungguh mengesalkan."
Evita tahu ini adalah barang peninggalannya Aileen Ya, "Kak Aileen tidak akan kembali lagi?"
"Kembali? Kembali ke mana? Ini adalah rumahku, apa hubungannya dengan dia?" Selena Xu berkata sambil tertawa dingin.
Evita tidak mengatakan apapun, mengambil baju dalam itu dan keluar, dan hatinya pun telah mengerti.
Kelihatannya, meskipun dia pergi membantu kak Aileen, wanita itu tetap saja akan kalah telak. Awalnya dia mengira dia bisa sehebat apa, tidak disangka, tetap saja bukanlah tandingannya Selena Xu.
Dia diam-diam merasa sedikit kecewa, karena hal ini tidaklah sesuai dengan harapannya
Di luar pintu, Selena Xu menjinjitkan kakinya untuk merapikan baju Everett Mo, ekspresinya penuh dengan tulisan serius.
"Cuaca di Hongkong memang tidak dingin, tapi tetap tidak boleh memakai pakaian terlalu tipis, waspada untuk jangan demam, kamu harus makan tepat waktu. Lambungmu tidak baik, obatnya telah kumasukkan ke dalam koper, ingat untuk mengeluarkannya saat tiba di hotel."
Everett Leng mendengarkan pesan-pesannya, tiba-tiba menertawakannya.
"Kamu sekarag, sudah mulai terlihat bagaikan seorang Nyonya Keluarga Leng."
Selena Xu spontan berkata, "Aku memang Nyonyamu."
Ucapannya terlontarkan, tangan dengan lekukan tulang yang terlihat jelas menggenggam tangannya yang ramping.
Sang wanita mengangkat pandangan matanya, sang pria memandangnya dengan pandangan yang mendalam, bibir yang tipis tersenyum bak tidak tersenyum.
"Jagalah kandunganmu dengan baik, tidak boleh pergi ke mana-mana dengan sembarangan, kalau kamu tidak penurut, aku akan mengetahuinya."
"Aku mengerti, apakah aku begitu nakal?"
Di dalam mobil, Black menjulurkan kepalanya keluar, "Bos, Nyonya, kumohon agar kalian jangan bertele-tele lagi, kalau terus menunda waktu, jadwal penerbangan akan semakin malam."
Selena Xu menatapnya dengan pandangan menyalahkan, "Black, kamu masih lajang bukan?"
Black kaget, "Benar, kenapa kamu bisa mengetahuinya?"
"Jadi, kamu tidak mengerti." Sang wanita mengatakannya dengan maksud yang mendalam, dan membuat Black merasa sangat murung.
Everett Leng tersenyum, sedikit menurunkan badannya, paras wajah yang tampan, semakin mendekat.
Bibir yang tipis terjatuh di keningnya, sedikit dingin, tapi malah mampu membuat wajahnya memerah dan jantung berdebar.
Saat Selena Xu kembali sadar, mobil Everett Leng telah pergi. Dia meraba sejenak pipi yang sedikit panas, kembali ke rumah dengan ekspresi malu.
Malam hari, setelah dia selesai membacakan cerita sebelum tidur untuk Carol, dia kembali ke kamar untuk istirahat.
Dengan susah payah bisa kembali ke kediaman Keluarga Leng, sekarang dengan kepergian Everett Leng, dia malah masih harus menghangatkan ranjang seorang diri, setelah memikirkannya, terasa sedikit murung.
Di luar pintu, terdengar suara ketukan pintu, dia membalikkan kepala, di luar telah berdiri pengurus rumah.
"Nyonya, tadi telah mendapat sebuah panggilan telpon."
"Dari siapa?"
Ekspresi pengurus rumah sedikit serius, "Aileen."
Novel Terkait
Awesome Guy
RobinKing Of Red Sea
Hideo TakashiCinta Seorang CEO Arogan
MedellineKisah Si Dewa Perang
Daron JayBalas Dendam Malah Cinta
SweetiesThe Richest man
AfradenPredestined×
- Bab 1 Siapa Wanita Itu
- Bab 2 Dirinya Bukanlah Peliharaan
- Bab 3 Tertangkap
- Bab 4 Selena Xu, Aku Telah Bersikap Sangat Segan Terhadapmu!
- Bab 5 Telah Datang Bulan
- Bab 6 Tidak Biasanya Demi Dia
- Bab 7 Pemuda Yang Tersenyum Ceria
- Bab 8 Pemuda Yang Tidak Punya Mata
- Bab 9 Gadis Baik, Selamat Malam
- Bab 10 Telah Dilupakan, Bagaimana Ini
- Bab 11 Kekecewaan Saat Di Tinggalkan Di Tengah Jalan
- Bab 12 Keterlaluan ! Sungguh Keterlaluan !
- Bab 13 Pemandangan Di Dalam Kantor Terlalu Menyakitkan
- Bab 14 Kehilangan Kendali Saat Mabuk
- Bab 15 Merindukannya Hingga Gila
- Bab 16 Bocah Bodoh Yang Tidak Paham
- Bab 17 Jebakan Yang Dibuat Selena Xu
- Bab 18 Uang Penutup Mulut
- Bab 19 Efek Setelah Itu
- Bab 20 Wanita Itu Lagi
- Bab 21 Rencana Laura Wen
- Bab 22 Mengapa Dia Yang Di Salahkan
- Bab 23 Membaca Laporan Introspeksi Diri
- Bab 24 Menonton Flim
- Bab 25 Sia-sia
- Bab 26 Nona Selena Berkelahi Dengan Orang lain!
- Bab 27 Masuk Kantor Polisi
- Bab 28 Paman Kecil, Mengapa Kamu Bisa Kemari?
- Bab 29 Masalah Sudah Selesai
- Bab 30 Aku Lebih Memilih Untuk Tidak Mendengarkannya
- Bab 31 Mempermalukan Dirinya (1)
- Bab 31 Mempermalukan Dirinya (2)
- Bab 32 Ia Benar-benar Melupakannya! (1)
- Bab 32 Ia Benar-benar Melupakannya! (2)
- Bab 33 Aku Rindu Padamu Hingga Aku Tidak Bisa Tidur (1)
- Bab 33 Aku Rindu Padamu Hingga Aku Tidak Bisa Tidur (2)
- Bab 34 Mengapa Anak Ini Tidak Mampu Untuk Mengerti (1)
- Bab 34 Mengapa Anak Ini Tidak Mampu Untuk Mengerti (2)
- Bab 35 Tidak Membocorkan Apa Yang Telah Diketahui (1)
- Bab 35 Tidak Membocorkan Apa Yang Telah Diketahui (2)
- Bab 36 Tidak Ingin Membuat Perhatiannya Diketahui
- Bab 36 Tidak Ingin Perhatiannya Diketahui (2)
- Bab 37 Kepiluan Hati (1)
- Bab 37 Kepiluan Hati (2)
- Bab 38 Minggat Dari Kediaman Leng (1)
- Bab 38 Minggat Dari Kediaman Leng (2)
- Chapter 39 Dia masih memilih untuk meninggalkannya (1)
- Chapter 39 Dia masih memilih untuk meninggalkannya (2)
- Chapter 40 Hasil ujian masuk perguruan tinggi sudah keluar (1)
- Chapter 40 Hasil ujian masuk perguruan tinggi sudah keluar (2)
- Chapter 41 Hamil? (1)
- Chapter 41 Hamil? (2)
- Chapter 42 Paman kecil, Apakah kamu suka anak-anak? (1)
- Chapter 42 Paman kecil, Apakah kamu suka anak-anak? (2)
- Bab 43 Mengaborsi Anak (1)
- Bab 43 Mengaborsi Anak (2)
- Bab 44 Kamu Adalah Wanita Tercantik Yang Pernah Aku Temui (1)
- Bab 44 Kamu Adalah Wanita Tercantik Yang Pernah Aku Temui (2)
- Bab 45 Aku Tahu, Kamu Tidak Ada Perasaan Padaku (1)
- Bab 45 Aku Tahu, Kamu Tidak Ada Perasaan Padaku (2)
- Bab 46 Fasih Berbicara (1)
- Bab 46 Fasih Berbicara (2)
- Bab 47 Maukah Kamu Menjadi Kekasihku? (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Mau Menjadi Pacarku? (2)
- Bab 48 Membawa Pacarku ke Rumah Keluarga Leng (1)
- Bab 48 Membawa Pacar Kerumah Keluarga Leng (2)
- Bab 49 Leng’s Corp Selamanya Adalah Rumahnya (1)
- Bab 49 Leng’s Corp Selamanya Adalah Rumahnya (2)
- Bab 50 Lena, Jangan Menolakku (1)
- Bab 50 Lena, Jangan Menolakku (2)
- Bab 51 Flu Semakin Parah (1)
- Bab 51 Flu Semakin Parah (2)
- Bab 52 Siapa Orang Yang Berada Di Hatimu? (1)
- Bab 52 Siapa Orang Yang Berada Di Hatimu? (2)
- Bab 53 Bersikap Sangat Dingin
- Bab 54 Sikap Ibu Ji
- Bab 55 Kata-Kata Yang Menusuk Hati
- Bab 56 Meledak
- Bab 57 Tempat Yang Akan Dikunjungi Saat Merasa Sedih
- Bab 58 Surat Putus Cinta
- Bab 59 Cara Untuk Kembali
- Bab 60 Menggunakan Cara Lama
- Bab 61 Pergi
- Bab 62 Kembali
- Bab 63 Anak Ini Bermarga Xu? (1)
- Bab 63 Anak Ini Bermarga Xu? (2)
- Bab 64 Pulang Ke Kediaman Leng
- Bab 65 Kamu Bukan Paman Kecilku!
- Bab 66 Kembali Bertemu Dengan Keluarga Ji
- Bab 67 Paman Kecil, Kamu Tidak Perlu Memedulikanku Lagi
- Bab 69 Kekhawatiran Ibu Leng
- Bab 69 Kecuali Jika Aku Menikah dengan Anggota Keluarga Leng
- Bab 70 Dikalahkan Anak Sendiri
- Bab 71 Paman Leng, Aku Ingin Kamu Jadi Daddy-ku
- Bab 72 Mencari Kerja (1)
- Bab 72 Mencari Kerja (2)
- Bab 73 Ia Tidak Boleh Tahu
- Bab 74 Kembali Berdebat
- Bab 75 Jangan Berikan Celah
- Bab 76 Demam Tinggi
- Bab 77 Pengungkapan
- Bab 78 Pulang Denganku!
- Bab 79 Keluarkan Mandy Li
- Bab 80 Apakah Aku Perlu Mengaku kepada Carol?
- Bab 81 Apakah Kamu Ingin Melarikan Diri? Tidak Akan Bisa!
- Bab 82 Ayah dan Ibu dari Leng's Corp. Ikut Hadir
- Bab 83 "Kebahagian Sekeluarga"
- Bab 84 Pagi Yang Bahagia
- Bab 85 Menyediakan Barang Keperluan Sekolah
- Bab 86 Memutuskan Untuk Pindah Keluar
- Bab 87 Jangan Berharap Untuk Meninggalkanku Seumur Hidupmu
- Bab 88 Pikiran Yang Kacau
- Bab 89 Daddy Telah Mencium Mami!
- Bab 90 Terimakasih, Everett Leng!
- Bab 91 Aku Dan Parker Ji, Pelukkan Siapa Yang Lebih Nyaman?
- Bab 92 Aku Akan Membuatmu Menyukai Aku Lagi
- Bab 93 Apakah Kamu Harus Membuatku Membencimu?
- Bab 94 Aku Rela Kamu Membenciku
- Bab 95 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 96 Aku Tidak Pernah Mengatakan Akan Menikah Denganmu
- Bab 97 Apakah Kamu Begitu Perhatian Kepada Wanita Lain
- Bab 98 Memutuskan Untuk Mengatakan Yang Sebenarnya
- Bab 99 Senang Rasanya Dipercaya Oleh Everett Leng
- Bab 100 Apa Yang Sudah Berlalu Bisakah Berlalu ?
- Bab 101 Apa Kualitas Kalian Sebagi Karyawan?
- Bab 102 Memilih Tempat Pernikahan?
- Bab 103 Kekosongan Tiga Tahun Harus Diisi Perlahan
- Bab 104 Kamu Adalah Orangku, Kamu Tidak Bisa Pergi Dengan Orang Lain.
- Bab 105 Dari Dulu Dia Tidak Pernah Menghapuskan Cintanya
- Bab 106 Memperlakukanmu Sebagaimana Kamu Memperlakukanku
- Bab 107 Jadilah Pacarku Selena !
- Bab 108 Tidak Mengecewakan Harapanku
- Bab 109 Berikan Aku Sedikit Waktu Lagi (1)
- Bab 110 Berikan Aku Sedikit Waktu Lagi (2)
- Bab 110 Keterampilan Menghibur Anak
- Bab 111 Tidak Ingin Carol Membencimu? Menikahlah Denganku
- Bab 112 Aku Menyesal Karena Telah Pernah Mencintaimu
- Bab 113 Ini Adalah Masalah Harga Diri
- Bab 114 Aku Memilih Untuk Membela Mommy
- Bab 115 Mimpi Buruk
- Bab 116 Tanpa Diduga Hubungan Ayah Dan Putrinya Menjadi Harmonis
- Bab 117 Memasang Perangkap
- Bab 118 Kamu Begitu Memperhatikan Dia?
- Bab 119 Mari Kita Mengumumkan Kepada Publik
- Bab 120 Mulai Curiga Lagi
- Bab 121 Membuat Malu Di Kamar Mandi
- Bab 122 Mommy, Lehermu Digigit Nyamuk
- Bab 123 Mommy Sangat Suka
- Bab 124 Kamu Belum Meminta Maaf Secara Resmi
- Bab 125 Sedang Melihat Apa?
- Bab 126 Harap Kerja Sama Anda
- Bab 127 Wanita Seperti Kamu Memang Pantas Mati!
- Bab 128 Mungkin Sudah Harus Melepaskannya
- Bab 129 Wajah Yang Mirip
- Bab 130 Jangan Memberitahu Kepadanya Kalau Aku Kemari
- Bab 131 Kenapa Kamu Bisa Disini?
- Bab 132 Kami Tidak Memiliki Rumah
- Bab 133 Apakah Kamu Masih Mencintaiku?
- Bab 134 Pergi
- Bab 135 Preferensi
- Bab 136 Perjalanan Ke Kantor Polisi
- Bab137 Pergi Ke Beijing
- Bab 138 Bukan Sengaja Mencurigai Kamu
- Bab 139 Jangan Sengaja Menghindariku lagi
- Bab 140 Pasti Hanya Ilusi
- Bab 141 Kesalahan Karena Berbagai Sebab
- Bab 142 Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 143 Hubungan Yang Damai
- Bab 144 Aku Tidak Selalu Berada Di Sisimu
- Bab 145 Bersenang-senang
- Bab 146 Lagipula Tidak Bisa Kembali Bersama
- Bsab 147 Pesta Pertunangan
- Bab 148 Lebih Baik Memanggilku Dengan Panggilan Nyonya Leng
- Bab 149 Kamu Tidak Boleh Meninggalkanku
- Bab 150 Balas Kejahatan dengan Kejahatan
- Bab 151 Kalian Sebenarnya Sudah Menikah Belum?
- Bab 152 Aku Telah Hamil
- Bab 153 Siapa Saja yang Datang Sendiri ke Pelukanmu?
- Bab 154 Minta Maaf Sekarang Apa Gunanya?
- Bab 155 Penyebab Utama Semua Masalah
- Bab 156 Bagaimana Bisa Luka?
- Chapter 157 Bukannya Masih Ada Kamu?
- Chapter 158 Tidak Ingin Berdebat Denganmu
- Chapter 159 Cukup Jujur
- Chapter 160 Kesalahpahaman
- Chapter 161 Wanita yang Mengenakan Topi
- Chapter 162 Terima Kasih Bibi
- Chapter 163 Membalikkan Hitam Dan Putih.
- Chapter 164 Langkah Yang Sangat Buruk
- Chapter 165 Datang Meminta Maaf
- Chapter 166 Apa Tujuanmu
- Chapter 167 Acara Ulang Tahun
- Chapter 168 Sabrina Chen
- Bab 169 Memanjakannya Sampai Ke Langit
- Bab 170 Tidak Ada Yang Mengetahuinya
- Bab 171 Berinisiatif Untuk Mengaku
- Bab 172 Terlihat Mesra Padahal Tidak
- Bab 173 Bencana Besar
- Bab 174 Kamu Akan Menyesal
- Bab 175 Waktu Telah Terlambat
- Bab 176 Tidak Ingin Mendengar Namanya
- Bab 177 Tokoh Pembantu
- Bab 178 Kepergian
- Bab 179 Yang Namanya Kebenaran
- Bab 180 Menyukainya Tidak?
- Bab 181 Kebenarannya
- Bab 182 Tidak Menolong Orang Yang Sedang Kesusahan
- Bab 183 Menyelesaikan Semuanya
- Bab 48 Jangan Kelewatan
- Bab 185 Terjatuh dan Tak Mampu Bangkit Kembali
- Bab 186 Gosip
- Bab 187 Terbuka dan Jujur
- Bab 188 Jika Kamu Membicarakannya
- Bab 189 Semuanya Menenang
- Bab 190 Wawancara yang Mengesalkan
- Bab 191 Pergi Ke Leng’s Corp.
- Bab 192 Semua Hanyalah Omong Kosong
- Bab 193 “Silakan” bawa Nona Selena Xu Keluar
- Bab 194 Tidak Masalah Jika Aku Diperalat
- Bab 195 Tamu Tak Terduga
- Bab 196 Datang Untuk Mengambil Barangku
- Bab 197 Menjadi Mata-Mataku
- Bab 198 Permintaan Pengurus Rumah
- Bab 199 Aku Memang Sengaja
- Bab 200 Pemegang Kekuasaan
- Bab 201 Penghinaan Di Ruang Ganti Baju
- Bab 202 Perlombaan Olahraga
- Bab 203 Anak Yang Kuat
- Bab 204 Ayah Bisa Menghidupi Kita
- Bab 205 Kembali Lagi Ke Rumah Leng
- Bab 206 Harimau Ganas Sehabis Mabuk
- Bab 207 Kerugian Yang Tidak Dapat Diungkapkan
- Bab 208 Laporan Yang Aneh
- Bab 209 Hubungan Saudara Yang Renggang
- Bab 210 Tamu Misterius
- Bab 211 Pergi Ke Swiss
- Bab 212 Pengawal Pribadi
- Bab 213 Hadiah Pernikahan
- Bab 214 Surat Ayah Dan Ibu Sebelum Meninggal
- Bab 125 Perampokan Yang Tiba-tiba Terjadi
- Bab 216 Gadis Kecil Ini Adalah Wanitaku
- Bab 217 Ayah dan Anak Yang Berbahaya
- Bab 218 Sarapan Yang Berbahaya
- Bab 219 Kebenaran Terungkap
- Bab 220 Semua Perbuatan Akan Ada Balasan
- Bab 221 Masa Lalu Yang Tertutupi
- Bab 220 Melupakan Orang Yang Telah Berbuat Baik
- Bab 223 Berpisah Dengan Kamu, Aku Tidak Bisa Mendapatkan Wanita Lain Lagi?
- Bab 224 Benih Keirian
- Bab 225 Sengaja Menyusahkan
- Bab 226 Masuk Penjara
- Bab 227 Dijenguk
- Bab 228 Keluar Penjara
- Bab 229 Bisakah Jangan Putus
- Bab 230 Tagihan Utang
- Bab 231 Host Televisi Wanita
- Bab 232 Merekrut Pekerja Baru
- Bab 233 Acara Televisi Tengah Malam
- Bab 234 Bertahan Hidup di Pulau Terpencil
- Bab 235 Biarkan Aku Mati Saja
- Bab 236 Menghadiri Perjamuan Sendiri
- Bab 237 Perangkap Lembut
- Bab 238 Rubah Tua Yang Licik
- Bab 239 Pulang Kerumah Kita
- Bab 240 Surat Cinta
- Bab 241 Ada Penyakit,Ada Obat
- Bab 242 Pembukaan Bisnis Yang Menguntungkan
- Bab 243 Perusuh Dalam Acara Perjamuan
- Bab 244 Sudah Selesai Marahnya, Pulanglah
- Bab 245 Berita Buruk Tiba-Tiba Datang
- Bab 246 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi
- Bab 247 Pemakaman Di Tengah Hujan
- Bab 248 Tidak Perlu Belas Kasihan Palsu
- Bab 249 Tangisan Mengalir
- Bab 250 Malam Pelelangan Amal
- Bab 251 Air Mata Dewi Laut
- Bab 252 Lelang Yang Meriah
- Bab 253 Harapan Konyol
- Bab 254 Dia Adalah Penipu!
- Bab 255 Apa Hubungannya Dengan Aku?
- Bab 256 Bekas Luka.
- Bab 257 Kamu Akan Menyesal.
- Bab 258 Bertemu Rubah Tua.
- Bab 259 Datang Sendiri Mencariku.
- Bab 260 Everett Leng Menyerang Secara Tiba-tiba
- Bab 261 Membaca Situasi
- Bab 262 Menempuh Bahaya Di Ketinggian
- Bab 263 Terdampar di Pulau Terpencil
- Bab 264 Malam Hari di Pulau Terpencil
- Bab 265 Hubungan Mereka Berdua
- Bab 266 Situasi Menegangkan di Ruang Rawat
- Bab 267 Apakah Kamu Menyukainya?
- Bab 268 Menunjukkan Kekuasaan
- Bab 269 Wujud Sesungguhnya
- Bab 270 Kamu Tidak Sedang Berbicara Omong Kosong Bukan?
- Bab 271 Lipstik
- Bab 272 Pengamat Hati
- Bab 273 Reuni Kecil
- Bab 274 Perhitungan
- Bab 275 Aku Tidak Memerlukan Belas Kasihanmu
- Bab 276 Ular Berbisa
- Bab 277 Penonton Yang Terlambat
- Bab 278 Tidak Pernah
- Bab 279 Jangan Tanya Pertanyaan Yang Bodoh
- Bab 280 Simpanan Dirumah Mewah?
- Bab 281 Perjodohan
- Bab 282 Tidak Ada Aturannya Sama Sekali
- Bab 283: Apakah Ada Yang Salah Dengan Otaknya?
- Bab 284 Ciuman Yang Kasar
- Bab 285 Bajingan
- Bab 286 Wali
- Bab 287 Ini Adalah Caraku Meminta Maaf
- Bab 288 Masuk Ke Kediaman Mo
- Bab 289 Aku Adalah Istri Keponakanmu
- Bab 290 Kabur Dengan Kuda
- Bab 291 Undangan Dari Kediaman Leng
- Bab 292 Bahaya Ritual
- Bab 293 Memohon Kepadaku Untuk Menikahimu
- Bab 294 Situasi Serius
- Bab 295 Tamu Tak Diundang
- Bab 296 Saudara Bajingan (1)
- Bab 297 Saudara Bajingan (2)
- Bab 298 Pakar Hubungan Masyarakat
- Bab 299 Memeras Rubah Tua
- Bab 300 Keanehan Dalam Masalah Yang Tidak Biasa
- Bab 301 Pertikaian
- Bab 302 Dia Adalah Milikku
- Bab 303 Berpura-Pura Hilang Ingatan Sangat Menyenangkankah?
- Bab 304 Menginginkan Permintaan Maaf Dariku, Dalam Mimpi!
- Bab 305 Wanita Tua yang Kasar
- Bab 306 Kesadaran yang Hilang
- Bab 307 Ini Adalah Keinginanmu Sendiri
- Bab 308 Makan Malam Bertiga
- Bab 309 Mickey Yang Menggila
- Bab 310 Pelayan Kecil Tuan Muda
- Bab 311 Masalah Di Atas Meja Rapat
- Bab 312 Beri Tahu Aku Isi Hatimu
- Bab 313 Apati
- Bab 314 Dia Melamar Orang Lain
- Bab 316 Aksi di Tepi Pantai
- Bab 316 Pesan Singkat Menyatakan Putus
- Bab 317 Sekarang Kamu Milikku
- Chapter 318 Wanita Munafik
- Bab 319 Temani Aku Tidur
- Bab 320 Hotel Ambigu
- Bab 321 Peraturan Rumah
- Bab 322 Aku Tahu Maksudmu
- Bab 323 Email Misterius
- Bab 324 Bolehkah Aku Meminjam Pundakmu?
- Bab 325 Perjalanan Misterius
- Bab 326 Harta Yang Terpendam
- Bab 327 Lukisan Putri Gunung Salju
- Bab 328 Perjalanan Ke Gunung Salju
- Bab 329 Pria Yang Patut Dicurigai
- Bab 320 Tenggelam Di Dalam Situasi Berputus Asa
- Bab 331 Dunia Mimpi Dan Kenyataan
- Bab 322 Harta Tersembunyi Keluarga Bei
- Bab 333 Sukacita Dan Hal Tak Terduga
- Bab 334 Jangan Lagi Mengajukan Pertanyaan Bodoh
- Bab 335 Nyonya Nakal Sekali
- Bab 336 Lebih Baik Diamputasi
- Bab 337 Takdir Hidup Atau Mati
- Bab 338 Orang Hebat Cukup Satu, Untuk Apa Ada Yang Lain
- Bab 339 Johnny Lin
- Bab 340 Menjinakkan Kuda
- Bab 341 Tanda Lahir Di Pinggul
- Bab 342 Pemilihan Suara Yang Menegangkan
- Bab 343 Gadis Kecil
- Bab 344 Ibu Everett Leng Siuman
- Bab 345 Mimpi Kembali Ke Musim Panas
- Bab 346 Kepercayaan Parker Ji
- Bab 347 Melakukannya Dengan Muka Tebal
- Bab 348 Malam Yang Mengejutkan Di Perusahaan
- Bab 349 “Wanitaku"
- Bab 350 Kamu Ini Sedang Memaksa Menikahkah?
- Bab 351 Abang A Fei Pulang Kembali
- Bab 352 Rencana Cemburu
- Bab 353 Hujan akan datang
- Bab 354 Pernikahan Yang Semakin Jauh
- Bab 355 Memutuskan Untuk Meminta Maaf
- Bab 356 Bekas Ciuman Yang Mencolok
- Bab 357 Seusai Mabuk
- Bab 358 Pertemuan Di Hotel
- Bab 359 Tunggu Aku Kembali Kemudian Menikah
- Bab 360 Orang Dibelakang Layar
- Bab 361 Menghilang Tanpa Jejak
- Bab 362 Malam Penuh Ilusi
- Bab 363 Tony Dan Gaun Pengantin
- Bab 364 Kenyataan Yang Pahit
- Bab 365 Malam Terakhir Bujangan
- Bab 366 Pernikahan Yang Mewah
- Bab 367 Pengantin Wanita Yang Melarikan Diri Dari Pernikahan
- Bab 368 Bersembunyi
- Bab 369 Tanda Tangan Yang Mengekspos Keberadaan
- Bab 370 Tamu Yang Tak Diundang
- Bab 371 Sangat Jahat
- Bab 372 Pergi Berliburlah
- Bab 373 Penguntit Maniak
- Bab 374 Bertemu Teman Lama Di Tempat Yang Jauh
- Bab 375 Ingin Berbincang, Datang Carilah Aku
- Bab 376 Terjebak Di Sebuah Pulau
- Bab 377 Kuburan Yang Menyeramkan
- Bab 378 Apakah Kamu Akan Memaafkanku Jika Aku Menciummu?
- Bab 379 Penjaga Kuburan
- Bab 380 Ibunya Tidak Setuju
- Bab 381 Tiba-tiba Melamarnya
- Bab 382 Hubungan Kita Tidak Mungkin Terjalin
- Bab 383 Tebak Siapa Aku
- Bab 384 Kehilangan Berlian
- Bab 385 Tercela
- Bab 386 Selamat, Kamu Sudah Hamil
- Bab 387 Aileen Ya Yang Berbahaya
- Bab 388 Bisnis Yang Misterius
- Bab 389 Dia Ingin Membuatnya Sadar
- Bab 390 Jangan Mengucapkan Satu Kata Pun
- Bab 391 Keadaan Tiba-Tiba Berubah
- Bab 392 Rencana Everett Leng
- Bab 393 Tuan K Menghilang
- Bab 394 Serigala Tua Datang Bertamu
- Bab 395 Pesta Reuni Teman Sekelas
- Bab 396 Sebaiknya Kita Berbaikan
- Bab 397 Aku Bisa Membiarkanmu Mendapatkannya
- Bab 398 Hari Ulang Tahun Carol
- Bab 399 Pria Semuanya Adalah Kaki Babi
- Bab 400 Teman Baru Carol
- Bab 401 Menghilangkan Kesalahpahaman
- Bab 402 Anak-Anak Menghilang
- Bab 403 Pembalasan Tuan Zhong
- Bab 404 Bernegosiasi Dengan Penjahat
- Bab 405 Kemalangan
- Bab 406 Tawanan
- Bab 407 Operasi Penyelamatan
- Bab 408 Hilangnya Kabar Everett Leng
- Bab 409 Ingin Menutup Mulut Mereka
- Bab 410 Lebih Bagus Jika Dia Menghilang
- Bab 411 Kampung Putri Duyung
- Bab 412 Everret Leng Kembali
- Bab 413 Memiliki Maksud Yang Buruk
- Bab 414 Siapa Pemimpinnya
- Bab 415 Suasana Makan Malam Yang Aneh
- Bab 416 Aku Ingin Meninggalkan Rumah
- Bab 417 Selamat, Anda Hamil
- Bab 418 Hubungan Tuan Dan Nyonya Sangat Baik
- Bab 419 Kesadaran Akan Bahaya
- Bab 420 Tim Inspeksi
- Bab 421 Siapa Berani Menertawakanmu, Aku Akan Mengakuisisinya
- Bab 422 Tiba Di Kota N
- Bab 423 Surat Cerai
- Bab 424 Tidak Mungkin Kamu Belum Dewasa
- Bab 425 Membuat Masalah
- Bab 426 Lihat Bagaimana Dia Mati
- Bab 427 Everret Leng Datang
- Bab 428 Bibit Rasa Curiga
- Bab 429 Hanya Lelucon
- Bab 430 Bachelor Party yang Ramai
- Bab 431 Kantong Jerami dan Tongkat
- Bab 432 Keributan di Kediaman Keluarga Leng
- Bab 433 Siapa yang Mengganggu Istriku
- Bab 434 Aku Tidak Bersalah
- Bab 435 Wartawan-Wartawan Gila
- Bab 436 Wanita dan Parfum
- Bab 437 Tersangka
- Bab 438 Sindrom Hemophobia
- Bab 439 Apakah Pria Dan Wanita Hidup Bersama Selalu Membutuhkan Syarat
- Bab 440 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 441 Sudah Seharusnya Membayar Tagihan
- Bab 442 Perdebatan Pada Siaran Langsung
- Bab 443 Seorang Wanita di Telepon
- Bab 444 Malam Horor di Hotel
- Bab 445 Anda ditangkap
- Bab 446 Dia Membenciku
- Bab 447 Fitnah
- Bab 448 Obat Apa yang Dijual Didalam Hulu
- Bab 449 Ceraikan Dia, Nikahi Aku!
- Bab 450 Kamu Akan Menjadi Istriku Lagi
- Bab 451 Kamu Adalah Sampah !
- Bab 452 Dia Bukan Lagi Nyonya Leng !
- Bab 453 Berkemas Dan Pergi
- Bab 454 Pengantin Pria Yang Dingin
- Bab 455: Takdir, Sesuatu Yang Tidak Dapat Dijelaskan
- Bab 456: Pernikahan Palsu
- Bab 457 Menghadiri Pernikahan Orang Tercinta
- Bab 458 Malam Ini Harus Tinggal Sekamar
- Bab 456 Dia Masih Perawan?
- Bab 460 Nyonya Baru di Kediaman Keluarga Leng
- Bab 461 Ambang Batas Kematian
- Bab 462 Barang Bukti Pembuktian Kebenaran
- Bab 463 Black Tidak Berbasa-Basi, Langsung Melangkah Memasuki Celah Pintu
- Bab 464 Di Mohon Oleh Dewa Pun Tidak Akan Berguna
- Bab 465 Mari Kita Mati Bersama
- Bab 466 Malam yang Kacau Balau
- Bab 467 Nyonya, Hati-Hati, Raut Wajah Tuan Begitu Buruk
- Bab 468 Mulai Sekarang, Panggil Aku Suami
- Bab 469 Aku Ingin Menjadi Pegawai Cleaning Service
- Bab 70 Dasar Seekor Rubah Tua Yang Licik
- Bab 471 Memaafkanmu Jika Kamu Meminta Maaf
- Bab 472 Suami Memukuliku Demi Kebaikanku
- Bab 473 Semua Ada Dalam Rencananya
- Bab 474 Rapat Darurat
- Bab 475 Voting
- Bab 476 Lahirlah Orang Terkaya Yang Baru
- Bab 477 Tidak Diizinkan Berhubungan Dengan Keluarga Leng
- Bab 478 Menjenguk Orang Sakit
- Bab 479 Harus Memberikannya Cara Yang Licik
- Bab 480 Undangan Dari Rubah Tua
- Bab 481 Berhasil Mengakuisisinya
- Bab 482 Konspirasi Roy Mo
- Bab 483 Kecelakaan Yang Tiba-Tiba Terjadi
- Bab 484 Keraguan Yang Kuat
- Bab 485 Wanita Pengganti
- Bab 486 Kamu Sudah Bisa Pergi
- Bab 487 Kejahatan akan Dibalas Kejahatan Juga
- Bab 488 Pergolakan
- Bab 489 Pernikahan yang Hancur
- Bab 490 Kamu Harus Bersama Denganku
- Bab 491 Menyelinap Rumah Tahanan
- Bab 492 Bukti yang Mematikan
- Bab 493 Negosiasi Akhir
- Bab 494 Sebuah Hati Yang Jahat
- Bab 495 Ending