Predestined - Bab 308 Makan Malam Bertiga

Selena mengambil napas dalam-dalam, lalu bertanya,” Aku ingin bertanya, apakah kamu melakukan sesuatu padanya?”

"Tidak parah, hanya sesuatu yang kecil."

Selena tidak mengerti, "Hal kecil itu apa..."

"Aku membayar harga tinggi untuk saham yang dipegang oleh pemegang saham dan investor ritel perdagangan Naga Emas. Sekarang aku memegang 56% saham perdagangan Naga Emas. Mengenai Roni Zhao, aku telah memecatnya sebagai ketua dewan."

Kata-kata pria itu seringan awan, seolah-olah dia sedang menjelaskan masalah kecil, tapi tidak dengan Selena, dia sangat terkejut.

Dalam waktu semalam, dia bisa melakukan hal ini, bahkan memaksa Roni Zhao sampai dia ingin melompat untuk bunuh diri

Apakah dia iblis?

Kembali ke pikirannya, dia bertanya kembali, "Apakah kamu melakukan ini untuk membalaskan dendamku?"

Pria itu tertawa kecil, bahkan di seberang telepon, oranglain bisa merasakan sikapnya yang menghina.

"Apa yang kamu tertawakan?"

“Lena, percaya diri yang berlebihan, sangatlah tak baik.”

Dengan nada suara yang mengejek, Selena sedikit tidak senang dan hanya mendengarkan pria itu.

"Roni Zhao adalah bajingan tua. Dia belum membayar utangnya. Aku hanya memberinya pelajaran. Apa hubungannya denganmu?"

Entah mengapa, setelah mendengar penjelasan ini, Selena merasa sedikit kecewa.

“Begitu ternyata…Baiklah, aku tutup telepon.”

"Tunggu. Hari ini adalah hari ulang tahun Carol. Kemarilah."

"Aku?"

"Ya Carol, gadis kecil itu.”

Seolah ingin menyadarkan sesuatu, setelah selesai bicara pria itu langsung menutup telepon.

Tiba-tiba, suasana hati Selena menjadi sedikit aneh.

Dia masih ingat dengan jelas rasa sakit yang memilukan itu tiga tahun lalu ketika dia melahirkan Carol.

Dia berbaring di tempat tidur, berkeringat sampai membasahi rambut, menangis seperti orang gila, dan kemudian hampir pingsan.

Ketika sangat menderita, dia merasakan sepasang tangan hangat memegang tangannya dengan erat.

Suara pria itu sangat gugup, tapi dia tetep memberikannya semangat, berkata padanya "Semangat", "Tahan", "Bergembiralah sedikit."

Berkat dorongan ini, Selena akhirnya selamat dari enam jam neraka dan berhasil melahirkan Carol.

Orang yang memegang erat tangannya, selalu menemani dan memberinya semangat adalah Parker. Tapi di saat dia sedang lemas dan setengah sadar, wajah yang terlihat adalah wajah Everett.

Kesadarannya kembali, dia berdiri, lalu mengambil kotak hadiah di laci. Kemudian keluar rumah.

Hadiah Carol sudah dia siapkan sejak lama. Jika bukan karena tadi Everett yang membahas hal itu, hari ini dia sudah berencana untuk merayakan ulang tahun Carol sendirian di taman kanak-kanak.

Dia bergegas ke restoran Prancis dan melihat sekeliling.

“Ibu, di sini!”

Posisi dekat jendela, gadis kecil berpakaian merah muda itu melambai padanya.

Di satu sisi, pria itu duduk di sana dengan tenang dan menatapnya dengan mata dalam.

Selena bergegas ke sana dan duduk.

Posisi ini sangatlah bagus. Melalui jendela di samping, bisa melihat pemandangan kota yang indah di malam hari.

Dia mencubit wajah bulat putrinya dan tersenyum, "Selamat ulang tahun sayang!"

Gadis kecil sangat senang, begitu mata besar yang cerah menatap ke arah lain, gadis itu melihat kotak hadiah di tangan Selena.

"Apakah ini untukku?"

"Tentu saja." Selena menyerahkannya hadiah. "Ayo buka dan lihat."

Carol dengan senang hati membuka kotak itu dan melihat rantai gelang tergeletak di dalamnya. Dia sangat bahagia.

"Ah! Ini adalah Peppa Pig!"

Selena melihat putrinya mengenakan gelang dan bertanya sambil tersenyum, "Kamu suka itu?"

"Um! Sangat suka!"

Carol mengangguk, dan kemudian dia mulai bermain dengan penuh semangat.

Pria yang duduk berhadapan menarik kembali tatapan dari putrinya, menatap Selena dan mengerutkan kening.

"Hermes dan Peppa Pig, kenapa aku tidak tahu?"

"Kamu tidak tahu banyak tentang itu. Ini adlah pesanan pribadi. Aku mulai memesan dari dua bulan yang lalu."

Selena menyipitkan bibirnya lalu bertanya, "Bagaimana denganmu? Apa yang kamu persiapkan untuk putrimu?"

Pria itu tersenyum tetapi tidak berbicara, hanya mengangkat tangannya dan membuat jentikan jari..

Seorang pelayan melangkah maju dengan cepat dan meletakkan kue tiga lapis yang cantik di atas meja.

Everett menyisipkan tiga lilin pada kue dan menyalakannya satu per satu. Dengan alis dan mata yang dingin perlahan-lahan melembut saat menatap putrinya.

“Buatlah harapan.”

Dia mengangguk, melipat tangannya di depan cahaya lilin, menutup matanya perlahan, dan mengatakan sesuatu.

"Hu"

Dia membuat permintaan dan meniup lilin.

Selena mulai membagi kue dan bertanya dengan penuh rasa penasaran, "Sayang, keinginan apa yang kamu buat?"

Carol berkata dengan gembira, "Aku harap setiap pagi ketika aku membuka mata, aku bisa melihat ayah dan ibu ada di sampingku!”

Keinginan kecil yang polos dari anak itu membuat wajah kedua orang dewasa di sampingnya sedikit berubah.

Everett batuk, "Carol, jika keinginanmu diucapkan keluar, maka keinginanmu takkan tercapai”

Selena mencibir. "Lagi pula, dikatakan keluar atau tidak, ini semua hanyalah sebuah harapan.”

Intinya, keinginan ini tidak mungkin tercapai.

Carol tidak mengerti, tapi Everett mengerti. Dia tidak mengeluarkan suara, tetapi dengan perlahan menyerahkan kue itu ke Carol.

"Ayo makan kue."

Melihat bahwa pria itu tidak mengatakan apa-apa, Selena merasakan sedikit emosi di dalam hatinya.

Makan malam yang disiapkan untuk Carol berakhir dengan ketegangan dari mereka berdua.

Carol tampaknya sangat senang menghabiskan hari ulang tahun bersama orang tuanya. Setelah makan dan minum, dia berteriak untuk pergi ke taman hiburan.

Di malam hari, taman hiburan masih ramai. Semua lampu menyala. Di kejauhan, ada roda warna besar perlahan berputar di malam hari, dan kincir raksasa menjadi begitu cantik.

"Bu, aku ingin naik kuda!"

Carol menunjuk ke arah komedi putar, melompat dengan penuh semangat.

Selena menyunggingkan senyumnya dan mengangkat gadis itu. Saat komedi berputar, dia mundur beberapa langkah.

Everett bersandar di pagar, jari-jarinya menjepit rokok, ia merokok dalam sunyi. Cahaya dari komedi putar itu membuat tatapan dalam pria itu semakin bercahaya.

“Sudah sangat larut dan belum pulang ke rumah, apakah tidak masalah?” Selena menatap putrinya, tapi bibirnya bertanya sesuatu.

"Apa?"

Xu Xiangsi tersenyum, "Aileen Ya masih menunggumu di rumah. Dia seharusnya khawatir karena sampai selarut ini kamu belum pulang."

Pria perlahan ke hadapannya, dengan tenang menatapnya.

"Kamu sepertinya suka membahas dia di depanku?"

Selena tertegun beberapa saat, dan dengan cepat menarik kembali tatapannya, bergumam dengan suara rendah.

"Aku mengatakan yang sebenarnya."

"Dia hanya amnesia, bukan seorang anak yang tidak bisa mengurus dirinya sendiri."

Setelah hening sejenak, Selena bertanya, "Berapa lama kamu akan membiarkannya tinggal bersamamu? Sebulan, setahun, atau seumur hidup?"

Ada tercetak senyum di sudut mulut pria itu, "Jadi, menurutmu apa yang harus kulakukan?"

“Aku ... aku tidak tahu.” Selena mengerutkan hidungnya. "Bukan urusanku, lagi pula aku tidak merawatnya.”

Memang tidak ada hubungannya dengan dia, jadi mengapa dia bertanya?

Senyum di wajah Everett tercetak semakin dalam, dengan sigap dia menarik dagu Selena dan mengangkatnya.

"Apakah kamu cemburu lagi?" Mata pria itu membara.

Selena menempis tangan pria itu, “Apa yang harus aku cemburukan?”

"Akui saja. Aku khawatir kamu ingin membiarkan Aileen pergi lebih awal."

Seperti semua rahasia dalam hatinya terungkap keluar, Selena sedikit terkejut, dari malu menjadi marah.

Sebelum dia bisa berbicara, pria itu berkata lagi.

"Kamu tidak harus buru-buru menyangkalnya. Jika kamu bisa dengan tenang menghadapi isi hatimu, aku bisa membuat Aileen segera pergi."

Jantung Selena bergetar sesaat, dan dia tertegun lama sebelum kembali ke kesadarannya.

Dia dengan cepat bertanya, "Everett, maksudmu apa? Katakan dengan jelas!”

Saat itu, sebuah teriakan yang nyaring terdengar.

“Ayah Ibu, komedi putarnya sangat menyenangkan!”

Komedi putarnya berhenti, Carol berlari ke arah mereka, wajahnya ceria.

Selena mengulang kata-kata pria itu berkali-kali dalam benaknya, tapi dia selalu tidak memahaminya.

Dia ingin bertanya lagi, tapi Everett telah membawa pergi Carol.

"Apa yang ingin kamu mainkan selanjutnya?"

"Um ... Ingin naik Kincir putar!"

“Baiklah.”

Perasaan Selena seperti sedang di gantungkan. Dia merasa sangat tidak nyaman, tapi sekarang bukanlah hal yang tepat untuk…

Dia mengikuti dengan cara cemberut.

Tidak jauh dari situ, ada Mickey Mouse. Dia dikelilingi oleh sekelompok anak-anak yang berteriak meminta balon di tangannya.

Mickey Mouse itu membagikan balon-balon kepada anak-anak, selanjutnya anak-anak itu membubarkan diri. Di tatapan yang lembut itu, Mickey Mouse itu pun menatap putri kecil yang digandeng oleh Everett.

Di balik penutup kepala itu, terdapat sepasang mata yang seperti ular beracun, penuh dengan jiwa membunuh.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu