Predestined - Bab 416 Aku Ingin Meninggalkan Rumah

Selena Xu bahkan tidak membalikkan kepalanya, membersihkan hidungnya.

“Tentu saja pergi meninggalkan rumah!”

Bibirnya manyun, wajahnya serius Everett Leng berjalan mendekat dan berdiri di sampingnya.

“Aku tidak mengizinkanmu.”

Selena Xu segera menutup kopernya, mengangkatnya, dan berbalik.

“Aku ingin meninggalkan rumah, untuk apa harus meminta izin darimu? Beri jalan.”

Menyelesaikan perkataanya, dia meninggalkan pria tersebut dengan ekspresi wajah yang dingin, detik berikutnya, dia malah tidak bisa melangkah maju.

Dia berbalik melihat jemari yang menangkap pergelangan tangannya, dengan tidak senang dia melihat ke wajah pria tersebut.

“Kamu merasa aku sangat memalukan, merasa sangat dikecewakan, seharusnya kamu bisa puas jika aku pergi bukan?”

Everett Leng sangat marah tapi dia tertawa, “Baru saja kumarahi karena bersikap kekanak-kanakan sudah mau pergi meninggalkan rumah?”

“Tidak bolehkah?”

“Selena Xu, bisakah kamu untuk tidak keras kepala seperti ini?”

“Aku bisa tahan jika kamu yang mengataiku, tapi aku tidak bisa tahan ketika kamu melindungi wanita itu berbicara. Hari ini dia datang, untuk memprovokasiku.”

Everett Leng dengan sabar menjawab, “Aku tidak melindunginya.”

“Kamu jelas-jelas, kesimpulannya …… kesimpulannya aku ingin pergi, lepaskan aku!”

Dia menghentakkan tangannya, pria tersebut pun melepaskan genggamannya.

Tidak lama kemudian, terdengar suara terkejut pengurus rumah tua.

“Nyonya, sudah selarut ini, anda ingin kemana?”

“Kemana juga boleh! Kesimpulannya, aku tidak ingin berada disini dan membuat tuan Leng kehilangan muka!”

“Aiya nyonya, tuan hanya sedang tidak senang……”

Everett Leng hanya berjalan beberapa langkah sampai ke koridor dan berhenti di sana, dia melihat barang kecil sudah berjalan sampai ke pintu, pengurus rumah tua berdiri disamping dan berusaha menghentikannya.

Didepan pintu, Selena Xu berhenti dan melihat ke atas sebentar.

Dia melihat pria tersebut berdiri disamping pembatas, wajahnya datar, tatapannya dingin, sepertinya tidak bermaksud untuk menahannya.

Dia merasa sangat kecewa, dengan marah dia mengatakan.

“Aku tidak akan pulang lagi, kamu juga tidak usah mencariku, sampai jumpa!”

Di taman, angin dingin berhembus kencang, dia membawa kopernya, hatinya sangat kacau.

Ada apa …… mengapa Everett Leng tidak datang mengejar, bukankah dia tadi tidak mengizinkanku untuk pergi?

Dia berbalik melihat kebelakang, di sana hanya ada pengurus rumah tua yang tidak henti-hentinya menasehatinya.

Everett Leng, tetap tidak keluar.

Harapan yang ada dihatinya perlahan-lahan menghilang, dia kemudian memasukkan kopernya kedalam mobil, menyalakannya, dengan tidak senang pergi meninggalkan tempat tersebut.

“Nyonya!”

Pengurus rumah tua mengalihkan pandangannya, dengan cepat dia kembali ke ruang tamu, dengan tatapan khawatir melihat ke arah Everett Leng yang tetap berdiri di lantai dua.

“Tuan, nyonya sudah pergi, sudah selarut ini sangat berbahaya, lebih baik tuan menasehatinya.”

“Kalau dia mau pergi, biarkan saja.”

“Tapi ……”

“Dia sekarang semakin menjadi-jadi, sedikit-sedikit pergi meninggalkan rumah, kebiasaan buruk ini tidak boleh dibiarkan.”

Bibir pengurus rumah tua gemetar, seperti masih ingin menambahkan sesuatu, tapi pria di hadapannya telah berbalik masuk keruangan.

Hatinya tidak tenang, dia pun menghela nafas.

Pasangan ini, tidak pernah berhenti sejenak.

Sebuah mobil sport berwarna merah melaju cepat dalam kegelapan.

Johnny Lin mengemudikan mobilnya, di sampingnya, Aileen Ya duduk menatap keluar jendela, salah satu tangannya menopang dagunya, matanya melihat cahaya lampu jalan.

“Aileen Ya, lain kali kamu tidak boleh bersikap seperti ini lagi.”

Mata indah Aileen Ya menatap padanya, dengan ragu bertanya, “Kakak sepupu, ada apa?”

“Aku mengatakan, jangan lagi bermain permainan licik dengan Lena.”

Mobil melaju kearah pepohonan yang rindang, wajah tampan pria tersebut tertutup kerindangan pohon, tapi tatapannya sangat jernih.

Aileen Ya sedikit tertegun, kemudian tersenyum samar.

“Kakak sepupu, apa yang kamu bicarakan, aku tidak mengerti.”

“Jika aku tahu akan berakhir seperti ini, hari ini aku tidak akan membawamu. Sedari tadi kamu sudah sangat keterlaluan.”

Mendengar hal ini, Aileen merasa sedikit tidak senang.

“Kakak sepupu, apa sebenarnya maksudmu?”

“Kamu mengerti apa maksudku. Waktu makan malam, kamu terus saja memprovokasi Lena, kamu juga dengan sengaja menumpahkan supnya, aku tahu maksudmu.”

Menyelesaikan perkataannya, dia melihat ke Aileen Ya, melihatnya yang seperti ingin mengatakan sesuatu, dia menambahkan.

“Tidak perlu menutupinya, aku bisa melihatnya dengan jelas.”

Aileen Ya merasa sangat sedih, dengan suara tidak senang menjawab, “Kakak sepupu, sebetulnya siapa yang adik sepupumu, mengapa kamu malah membela orang luar……”

Johnny Lin dengan serius menjawab, “Bagiku, Lena bukanlah orang luar.”

“Dia hanya teman kecilmu……” Aileen Ya menjawab dengan tidak senang. Aileen Ya. Wajah Johnny Lin sedikit serius, dan terlihat sedikit kaku.

“Apa yang ingin kamu lakukan, aku tahu dengan jelas. Tapi kamu dengarkanlah nasehatku, berhentilah mengharapkan Everett Leng, dan jangan lagi melukai Lena, ini lebih baik untuk semua orang.”

“Kakak sepupu……”

“Jika kamu tidak mendengarkan nasihatku, aku akan memberitahukan semuanya pada ayah dan ibumu.”

“Jangan!” Aileen Ya membalas dengan terburu-buru, kemudian menundukkan kepalanya, seperti ingin menangis, “Baik, aku akan mengikuti nasihat kakak sepupu.”

“Ini masih lebih baik. Kamu sudah dewasa, sudah waktunya untuk menikah, lain hari, kakak akan memperkenalkan beberapa pria yang baik padamu.”

Aileen Ya melihat pemandangan diluar jendela, pada sudut yang tidak terlihat oleh Johnny Lin, dia menggenggam erat kalung di lehernya, tatapannya terlihat serius.

Dia merasa sangat kecewa, dia tidak menyangka kakak sepupunya berdiri memihak Selena Xu.

Akan tetapi, dia juga tidak berniat melepaskan Everett Leng.

Saat dimana pria tersebut memakaikan kalung ini padanya, hatinya, sejak saat itu juga telah menjadi milik pria dingin tersebut, dia telah dihipnotis meskipun pria itu tidak pernah mencintainya dengan serius.

Larut malam, di sebuah apartemen, Laura Wen dengan mata pandanya mendengar keluh kesah wanita disampingnya.

“Coba kamu jelaskan, dia mantan pacar Everett Leng, tapi dia masih memakai kalung itu saat bertamu ke rumah kami, apakah ini bukan provokasi?”

Laura Wen dengan mengantuk menjaab, “Benar……”

“Masih ada lagi, dia sendiri yang tidak berhati-hati, tapi pada akhirnya Everett Leng malah menyalahkanku, siapa yang bisa memahami perasaanku?”

“Benar……”

“Laura Wen, apa kamu menyimak perkataanku?”

Selena Xu menggerakkan bahu Laura Wen, gadis itu sudah hampir kehilangan kesadaran.

“Lena, ampunilah aku, kamu sudah mengatakan hal yang sama selama dua jam, aku sangat mengantuk……”

Selena Xu sedikit tertegun, mengangkat wajahnya melihat kearah jam.

Sudah sangat larut.

Dia menggaruk kepalanya, dengan nada minta maaf mengatakan, “Maaf, sudah memaksamu mendengarkan keluh-kesahku selama ini.”

Laura Wen menyadari suasana hatinya yang tidak enak, menghiburnya dengan mengatakan.

“Mendengar keluh-kesah mu bukan apa-apa, aku sudah terbiasa. Tapi, aku merasa kamu tidak seharusnya datang kemari.”

“Kenapa?”

Laura Wen menghela nafas panjang mengatakan, “Coba kamu pikirkan, perang mulut antara suami-istri adalah hal yang wajar, kamu selalu meninggalkan rumah dan berlari kesini setiap kali terlibat cek-cok dengannya, tuan Leng juga pasti jengkel.”

“Betulkah?”

“Tentu saja! Kamu pikir aku sedang bercanda denganmu?”

Hening sesaat, Selena Xu perlahan melanjutkan, “Aku sudah kabur, jika sekarang aku pulang sendiri, bukankah akan sangat memalukan?”

“Kamu, ini namanya memilih mati dengan harga diri daripada hidup tapi harus menanggung rasa malu.”

Laura Wen mengusap kepalanya, dengan nada yang seperti menghibur anak kecil mengatakan, “Ayo tidur, jangan terlalu banyak berpikir, OK?”

“O”

Laura Wen mematikan lampu, menyisakan cahaya rembulan masuk melalui sela-sela jendela.

Selena Xu tidak bisa tidur, pada akhirnya dia membuka lebar matanya, melihat ke atap langit kamar.

Waktu itu, saat Everett Leng tidak berusaha mencegahnya, dia merasakan sedikit kesedihan.

Selena Xu tidak tahu kapan dia tertidur, hanya saja waktu dia terbangun, harisudah siang.

Laura Wen sudah berangkat kerja, kamarnya juga sangat hening, di dalam tempat makan ada bubur kacang merah dan bakpao, itu adalah sarapan yang di tinggalkn Laura Wen untuknya, diatasnya juga terdapat sebuah memo.

“Lena, jika suasana hatimu tidak bagus, lebih baik kamu beristirahat, urusan kantor serahkan saja pada aku dan Louis Li – Laura Wen.”

Selena Xu meletakkan memo tersebut di samping, menu sarapannya telah menjadi makan siangnya.

Setengah hari kemudian, dilewati dengan kurang bergairah, menyiram bunga, berjemur dan terus memperhatikan teleponnya.

Dia merasa mungkin Everett Leng bisa menghubunginya, mungkin mengirimkan pesan untuknya, dan menyuruhnya pulang.

Kemudian tidak ada pesan apapun, dia menemui jalan buntu, dia menyesal.

Dia kemudian menghubungi Laura Wen.

“Laura Wen, ada hal yang ingin kutanyakan.”

“Lena, katakanlah……data ini ada kesalahan, perbaiki dan serahkan kembali padaku.”

Selena Xu bingung mendengarnya, “Apa?”

“Ah maaf, aku sedang berbicara dengan orang lain, ada masalah apa?”

Selena Xu dengan gugup menggenggam teleponnya, dengan pelan bertanya, “Apa dia mencariku dikantor?”

“Siapa?”

Dia berbicara dengan suara yang lebih kecil, “Siapa lagi kalau bukan…… Everett Leng.”

Mendengarnya, Laura Wen tidak mengatakan apapun, dia hanya tertawa jahat.

“Benar bukan kataku? Sekarang kamu gelisah,dan meneyesal bukan?”

Laura Wen mengolok-oloknya, membuat Selena Xu sangat malu, nada bicaranya terdengar seperti dia mengaku kalah, “Sudahlah, jangan mengolok-olok diriku lagi. Apa dia mencariku?”

“Ya, aku tahu kamu sangat menantikannya, tapi sayang sekali, kamu harus merasa kecewa.”

Novel Terkait

See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu