Predestined - Bab 403 Pembalasan Tuan Zhong

“Tuan Leng, sudah semalam ini, maaf mengganggu.”

Everett Leng memalingkan pandangannya, “Tuan Mo, kata pelayanku...”

“Ya, aku mendengar putraku pergi bertamu ke rumahmu. Melihat hari sudah malam aku menjadi tak enak, maka aku datang kesini untuk menjemputnya.”

Mendengarnya, Everett Leng menggigit bibirnya, raut wajahnya berubah.

Selena Xu bertanya dengan heran, “Tuan Roy, benarkah Robby adalah putra anda?”

“Benar, dia putraku yang paling kecil.”

“Tapi... Tapi dia tidak bermarga Mo, ia bermarga Zhang.”

Roy Mo tersenyum, “Sebelumnya, anak ini ikut ibunya ke Italia. Saat ia pertama kembali kesini, aku harus berjaga-jaga. Banyak orang berbahaya, aku tidak ingin ia mendapat masalah.”

Setelah mengatakannya, ia memandang ke ruang tamu dan bertanya dengan santai, “Apakah dia di dalam?”

“Dia...” Selena Xu terhenti.

Malam ini benar-benar sudah jatuh tertimpa tangga. Kehilangan anak-anak itu sudah cukup meresahkan, tak disangka, anak itu adalah putra Roy Mo.

Walaupun pria ini penuh kecurigaan, namun melihat ia kehilangan putranya, membuat tindakannya ini terlihat masuk akal.

Selama beberapa saat, ia tak bisa menjawab, namun akhirnya Everett Leng angkat bicara.

“Tuan Mo, ada suatu masalah yang harus kuberitahukan padamu.”

“Oh?” Tuan Mo berkata sambil tersenyum. “Katakan saja, Tuan Leng.”

Everett Leng memandangnya dengan tenang, “Anak itu hilang.”

Senyuman kaku di wajah Roy Mo perlahan memudar, ekspresi wajahnya menjadi suram.

“Apa?”

“Sepulang sekolah, putramu pulang bersama putriku, sebelum jam makan malam, mereka berdua menghilang.”

Roy Mo sangat terkejut, “Maksudmu... maksudmu anak itu tak bisa ditemukan?”

“Ya.”

Roy Mo sesaat membeku, wajahnya menjadi suram.

“Tuan Leng, putraku datang untuk bermain ke rumahmu. Kamu bahkan tidak bisa menjaga keselamatannya?"

Saat Everett Leng akan menjawab, Selena Xu memotong.

“Hei, Tuan Roy, apa yang kau katakan? Bukan hanya putramu yang hilang, melainkan putriku juga.”

“Kau...” Roy Mo hendak mengatakan sesuatu, namun tak sepatah katapun bisa diucapkannya.

Selama beberapa saat, ia memandang ke sekeliling, “Apakah kamu sudah mencarinya?”

Everett Leng berbicara dengan nada tenang, “Masih mencari.”

Roy Mo mendengus, “Tuan Leng, putraku hilang saat berada di rumahmu, ini tanggung jawabmu!”

Tiba-tiba, Bibi Mei datang dengan terburu-buru.

“Tuan, ada telepon.”

“Siapa?”

“Tidak tahu, tapi ia bilang ia mengetahui dimana Carol berada.”

Raut wajah Everett Leng membeku, ia berjalan cepat menuju ruang tamu. Roy Mo dan Selena Xu mengikutinya.

Everett Leng menekan tombol speaker, dan bertanya dengan dingin, “Siapa kamu?”

Di seberangnya, terdengar sebuah suara bernada suram.

“Tuan Leng, lama tak berjumpa.”

Mendengarnya, Everett Leng merengut, “Tuan Zhong?”

Suara di seberang mendengus, “Rupanya kau belum melupakan aku, teman lamamu ini.”

Everett Leng menggertakkan giginya, dan dalam kegelapan matanya berkilat-kilat. “Apakah kamu menculik putriku?”

Mendengarnya, jantung Selena Xu berdegup kencang, Roy Mo melangkah maju dengan wajah tegang.

“Ya, itu aku.”

“Bagaimana dengan anak lelaki itu?”

“Tentu saja bersamaku juga.”

“Apa yang kau inginkan?”

David Zhong tertawa keras, “Aku tidak menginginkan apa-apa, aku hanya ingin kau merasakan perasaan putus asa, seperti saat kau menghancurkan bankku dan perasaanku dulu.”

“David Zhong!” Nada suara Everett Leng menjadi tajam. Suasana menjadi mencekam. Ia mengerutkan alisnya.

“Kuperingatkan, bebaskan kedua anak itu, atau aku akan membuat hidupmu berantakan.”

“Tuan Leng, menurutku, kamu belum benar-benar mengerti keadaan saat ini. Ada hak apa kau berkata seperti ini padaku?”

“Bruk.”

Selena Xu tak bisa menahannya, ia terjatuh pingsan.

“Nyonya, nyonya!” Bibi Mei terkejut, dan segera memeluk dan mendudukkannya.

“Carol... Carolku!” ia menangis, bahunya bergetar hebat.

Everett Leng menoleh dan memandangnya dengan khawatir.

“David Zhong, apa yang kau inginkan?”

“Aku tak ingin apa-apa! Aku hanya ingin kau merasakan rasa bersalah dan kepahitan seumur hidupmu! Everett Leng, ini akibat dari perbuatanmu sendiri.”

Wajah Roy Mo menjadi pucat, ia segera merangsek maju dan merebut teleponnya.

“Hei! Ini Roy Mo! Kuperingatkan, segera bebaskan putraku atau...”

“Pip.”

Pihak seberang mematikan telepon.

Telepon itu terjatuh dari tangan Roy Mo yang membeku. Ia terdiam beberapa saat, lalu menoleh, pandangan matanya terlihat jauh lebih suram dari sebelumnya.

Ia mencengkeram kerah Everett Leng. “Tuan Leng, kamu sendiri yang membuat masalah, namun putraku ikut terluka!”

Everett Leng berdiri tegak, ia tak bergerak, membiarkan kerahnya dicengkeram.

Wajahnya menatap dengan tatapan dingin, ia akhirnya membuka mulut, “Aku minta maaf atas kejadian ini, tapi sekarang bukan saatnya membicarakan hal itu, bukan?”

“Kau!” Roy Mo tertegun, ia melepaskan cengkramannya dengan enggan, wajahnya dipenuhi kemarahan.

“Putraku menjadi terlibat gara-gara kau! Jika ia sampai celaka, aku tak akan membiarkanmu!”

“Tuan Mo, mari berpikir, apa yang dapat kita lakukan untuk mengubah keadaan ini?”

Everett Leng mengangkat tangannya untuk membetulkan kerah bajunya, matanya bersinar.

“Pelayan, telepon polisi.”

“Baik.”

Pelayan tua itu adalah perawat Carol, ia dengan buru-buru mengangkat telepon untuk menghubungi polisi, tangannya yang memencet tombol nomor telepon bergetar.

Selena Xu masih menangis, matanya merah dan membengkak, nafasnya terputus-putus karena tangisannya.

Ia sangat takut dan khawatir.

Everett Leng mendekatinya dan berdiri diam. Ia memberi sinyal pada Bibi Mei.

Bibi Mei membantu Selena Xu, “Nyonya, ayo naik ke atas dulu.”

Ia menangis hingga kehabisan nafas dan menggelengkan kepalanya, “Tidak, aku tidak akan pergi. Aku akan menunggu disini.”

“Tuan, ini...”

Tuan Leng tak mengatakan apapun. Ia menggendongnya dan berjalan naik.

Everett Leng meletakkannya dengan lembut di atas kasur.

“Kamu terlalu panik, kamu harus menenangkan diri.”

Setelah mengatakannya, Everett Leng berbalik akan pergi, namun Selena Xu menarik lengan bajunya.

“Everett Leng, bagaimana ini bisa terjadi? Apa yang harus kita lakukan?” ia terduduk sambil menangis dan bertanya.

Everett Leng berdiri diam, cahaya lembut dari arah belakangnya menutupi sebagian wajahnya dengan bayangan gelap.

“Polisi akan segera tiba.”

“Akankah polisi itu bisa menemukan Carol? Jika gadis itu...” ia tersedak, tak dapat meneruskannya.

Everett Leng berbalik ke arahnya, dan duduk di ujung kasur.

Ia mengangkat tangannya, dan dengan ujung-ujung jarinya menyingkirkan rambutnya yang basah dari keningnya.

“Carol akan baik-baik saja, dan Robby juga.”

“Everett Leng, aku sungguh menyesal.”

“Apa yang kau sesali?”

Selena Xu menyedot hidungnya dan berkata dengan sedih, “Kalau saja hari itu saat menghadiri acara makan malam David Zhong aku bisa menahan diri, tidak akan terjadi hal seperti ini. Aku telah membahayakan nyawa 2 anak kecil...”

Melihatnya menyalahkan diri sendiri, Everett Leng di luar terlihat kalem, namun didalam hatinya ia merasa tersentuh.

Wajahnya melunak, dan ia menghapus air mata yang jatuh di pipi Selena.

“Bukan salahmu, ini salahku. Aku yang memojokkan David Zhong, dan menyebabkannya melakukan hal seperti ini.”

“Tapi kamu melakukannya demi aku, pada akhirnya ini adalah tanggung jawabku.”

Semakin ia berbicara, semakin ia merasa sedih. Air matanya tak berhenti mengalir.

Ia tak tahu kedua anak itu berada dimana, apakah mereka kedinginan, apakah mereka kelaparan. Apakah David Zhong yang tak punya hati itu melakukan sesuatu pada mereka.

Mereka masih begitu kecil, kedua anak itu, bagaimana bisa David Zhong tega melakukan ini?

Selena Xu masih menangis dengan sedih, Everett Leng dalam hati juga tak bisa menerimanya, namun ia hanya bisa mempertahankan ketenangannya, ia tidak boleh panik.

Ia tak mengatakan apapun, hanya meraih Lena ke dalam pelukannya.

“Tak apa-apa, Lena. Semua akan baik-baik saja.”

Tangisnya meledak, ia bersandar pada bahu pria itu dan menangis keras.

Dari pintu terdengar ketukan, dan muncul suara pelayan tua itu.

“Tuan, polisi sudah datang.”

Everett Leng melepaskan pelukannya, berdiri, dan merapikan bajunya yang kusut. Bekas air mata tampak di bahunya.

“Sebentar, aku akan menemui polisi.”

Everett Leng pergi, Selena Xu duduk terpaku di kasurnya sendirian.

Ia terisak beberapa saat, lalu akhirnya menyibakkan selimut dan turun dari ranjang.

Putrinya hilang, dan anak kecil itu, Robby juga ikut hilang. Tak diketahui bagaimana keadaan kedua anak itu sekarang, bagaimana ia bisa tinggal diam?

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu