Predestined - Bab 74 Kembali Berdebat

Everett Leng menatap Selena Xu dalam-dalam, nada bicaranya sangat mengintimidasi: “Jadi hanya seperti itu?”

Selena Xu sangat gelisah, tetapi ia tidak punya pilihan lain selain terus melanjutkan kebohongannya hingga akhir.

“Ya memang hanya seperti itu, aku sungguhan. Lagipula itu sudah terjadi lama sekali. Kalau benar-benar terjadi sesuatu yang bisa berakibat buruk, aku pasti tidak akan menyembunyikannya darimu, benar tidak?”

Setiap kata-kata yang keluar dari mulut Selena Xu tersusun dengan rapi. Ia menatap pria itu lekat-lekat. Pembenarannya terdengar seperti kebenaran, namun ada satu kekurangan yang ia tidak sadari: ia gugup hingga menusuk kulitnya sendiri dalam-dalam dengan kuku.

Kalau yang dihadapinya orang biasa, meski barusan agak curiga, namun orang itu pasti sekarang sudah percaya dengan pembelaan Selena Xu yang meyakinkan. Tetapi Everett Leng sudah membesarkan dia sangat lama. Pria itu kenal Selena Xu luar dan dalam. Meski sempat berpisah tiga tahun, ia tetap bisa dengan yakin menilai wanita itu sedang berbohong.

Dengan situasi yang alot ini, kalau ia ingin membuat Selena Xu berkata jujur, ia hanya bisa menggunakan cara yang keras.

Kalau ini terjadi tiga tahun yang lalu, Everett Leng bisa langsung mengambil tindakan apa pun tanpa ragu-ragu. Tetapi, sekarang, Selena Xu sudah bukan anak keluarga Leng lagi. Wanita itu bahkan sudah menjadi ibu. Ia tidak bisa terlalu kelewatan mengambil tindakan.

“Selena Xu, aku berikan kamu satu kesempatan lagi.” Everett Leng memejamkan mata, “Jawab pertanyaanku dengan jujur.”

Selena Xu meninggikan suara, “Aku sudah menjawabnya dengan jujur.”

Tiba-tiba dari lorong terdengar suara Carol, “Mommy, aku sangat ngantuk!”

Carol menatap mereka berdua sambil mengucek-ucek mata. Anak itu kemudian bertanya: “Kapan Mommy bisa mendongengkanku?”

Carol setiap malam baru bisa tidur bila ditemani suara ibunya, entah itu didongengkan atau dinyanyikan lagu pengantar tidur. Tanpa ditemani itu, ia akan berguling-guling di atas ranjang tanpa merasa kantuk.

“Sebentar lagi Mommy ke kamar.” Selena Xu langsung menggendong Carol lalu berjalan meninggalkan balkon menuju kamar.

Everett Leng tidak bisa berbuat apa-apa. Ia memutuskan memberi ketenangan satu malam lagi untu Selena Xu. Ia pun kembali ke kamarnya.

Di dalam kamar, Mandy Li sedang bergumul dengan mesin pengering untuk mengeringkan rambut. Melihat kekasihnya kembali, ia memanggil pelan: “Everett Leng, rambutku sebentar lagi sudah kering, jadi suara pengering tidak akan mengganggu istirahatmu kok."

Everett Leng tidak tertarik menanggapi kata-kata Mandy Li yang terdengar sedikit menggoda. Ia langsung naik ke atas kasur dan menatap wanita itu dari atas ke bawah. Pikirannya menggembara ke suatu malam tiga tahun lalu.

Everett Leng adalah tipe orang yang selalu merencanakan segala sesuatu dengan matang. Hingga saat ini, hal yang bisa dibilang “tidak bisa dipahami” dirinya sangat sedikit dan bisa dihitung. Pada malam itu, meski ia mabuk berat dan sangat pusing, ia kurang lebih ingat apa yang ia lakukan.

Saat itu, wanita harum dan lembut yang ada dalam dekapannya bukan Mandy Li. Ia sangat yakin dengan dengan firasatnya ini. Tetapi itu tidak menakutkan. Yang menakutkan adalah…… pikiran alam bawah sadarnya selalu merasa wanita itu adalah Selena Xu, anak perempuan yang ia besarkan sendiri dari kecil hingga dewasa!

Setiap kali pikiran ini muncul, ia selalu berusaha mengabaikannya jauh-jauh. Tetapi, kali ini, ia ingin mengingat-ingat kejadian itu hingga sangat detil.

Everett Leng seketika langsung memiringkan badan dan menatap belakang telinga Mandy Li.

Dalam ingatannya, wanita yang ia tiduri malam itu memiliki tanda lahir di belakang telinga. Tetapi belakang telinga Mandy Li bersih.

“Sini aku bantu.”

Mandy Li tengah berusaha buru-buru mengeringkan rambutnya ketika Everett Leng mengucapkan ini. Meski suaranya tidak cukup lembut, tetapi ia cukup senang bisa mendengar kalimat perhatian semacam itu terlontar dari mulut Everett Leng.

“…… Oke, maaf merepotkan.” Mandy Li menyerahkan mesin pengering rambut pada Everett Leng. Hatinya senang.

Ia awalnya mengira Everett Leng tidak akan pulang ke kamar hari ini, jadi ia memanfaatkan momen itu untuk keramas. Melihat pria itu pulang dan berinisiatif membantunya mengeringkan rambut, hatinya berbunga-bunga.

Ia sama sekali tidak tahu, selama membantunya, pria itu terus menatap lekat-lekat bagian belakang telinganya.

Everett Leng akhirnya bisa mengamati dengan jelas, bagian belakang telinga Mandy Li sama sekali tidak punya tanda lahir merah seperti yang ada dalam ingatannya. Ia memang lupa banyak sekali detil kejadian itu, tetapi untuk detil yang satu ini ia yakin seyakin-yakinnya.

“Saat Selena Xu berangkat ke luar negeri waktu itu, apa kamu ada mengantarnya?”

Pertanyaan ini memecah lamunan Mandy Li, yang masih larut dengan sikap romantis Evertt Leng. Ia menjawab: “Tidak, aku bahkan waktu itu belum pulang……”

Ia baru tersadar sesuatu setelah selesai menjawab. Ia buru-buru mengalihkan pembicaraan: “Eh, yang kamu maksud hari kelulusannya ya? Aku jelas ikut mengantar dia.”

Gerakan tangan Everett Leng sudah berhenti dari tadi. Kamar itu sunyi dan suasananya menegangkan. Mandy Li tidak berani menengok, ia takut Everett Leng bisa membaca jawaban yang sebenarnya dari matanya.

Mengapa Everett Leng tiba-tiba menanyakan ini? Apa Selena Xu ada mengatakan sesuatu padanya?

“Kamu yakin?” tanya Everett Leng datar.

Mandy Li membuang nafas lega, ia kembali menjawab: “Jelas yakin. Everett Mo, mengapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Memang ada terjadi apa pada hari itu?”

Everett Leng tidak menjawab. Ia langsung membaringkan Mandy Li dan menahan kedua pergelangan tangannya.

Mandy Li berteriak kaget melihat Everett Leng naik ke atas tubuhnya. Pria itu berkata dingin, “Kamu sedang berbohong.”

“Aku, aku tidak berbohong!” Mandy Li terus mengelak.

Tatapan Everett Leng semakin lama semakin dingin. Mandy Li merasa sangat terintimidasi. Ia akhirnya mengalah.

“Aku…… Maaf, aku benar-benar tidak keburu pulang waktu itu!”

Everett Leng langsung paham apa yang terjadi setelah Mandy Li menyatakan kejujurannya.

Melihat pria itu tidak juga melepaskannya, Mandy Li buru-buru menimpali: “Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi hari itu. Pada waktu itu bukannya hanya ada kamu dan Selena Xu berdua? Aku sungguh tidak sedang berbohong!”

Mandy Li jelas sedang berbohong, tetapi itu jalan keluar satu-satunya. Wanita itu sebenarnya tahu apa yang terjadi antara Everett Leng dan Selena Xu malam itu, tetapi kalau ia membongkarnya, ia akan menghadapi masalah besar!

Meski posisi tubuh keduanya saat ini sangat intim, namun yang ada dalam pikiran Mandy Li hanya ketakutan dan kepanikan.

Everett Leng bangun dan melepaskan Mandy Li. Wanita itu langsung berguling ke sisi kasur yang lainnya untuk menghindari Everett Leng.

Selena Xu juga kesulitan tidur malam itu.

Menidurkan anak sungguh sulit. Ia menatap bolak-balik langit-langit kamarnya.

Everett Leng bisa jadi akan menelusuri kejadian waktu itu. Bagaimana kalau…… Bagaimana kalau ia bawa anaknya kabur?

Pikiran Selena Xu kini menjadi sangat jelas. Sebelum Everett Leng melakukan penelusuran, ia lebih baik duluan kabur ke tempat di mana pria itu tidak akan bisa menemukan dirinya. Di dalam negeri mungkin pria itu akan tahu, tetapi di dunia ini ada begitu banyak negara, jadi ia bisa kabur sejauh-jauhnya.

Meski sudah meneguhkan tekad untuk kabur, namun Selena Xu tetap mengkhawatirkan hal ini semalaman. Keesokan harinya, ketika bangun, ia lihat kantung matanya cukup besar.

Ketika turun tangga bersama anaknya, Selena Xu juga melihat kantung mata yang sama pada wajah Mandy Li. Kantung mata itu tetap terlihat jelas meski Mandy Li berdandan cukup tebal.

Hati Selena Xu tidak enak.

Nampaknya ia berpikir terlalu jauh. Ia semalam terus curiga mengapa Everett Leng menanyakan kejadian malam itu padanya, namun pria itu masih bisa bercinta semalaman dengan Mandy Li seperti biasanya. Jadi, apa lagi yang perlu ia khawatirkan?

Sudut bibir Selena Xu terangkat, ia menertawai kebodohannya sendiri.

Ketika melihat Selena Xu, hati Mandy Li langsung dipenuhi kedengkian.

Kalau bukan karena wanita ini, ia semalam pasti tidak akan diperlakukan seperti itu oleh Everett Leng!

“Tante Li, selamat pagi.” Selena Xu mendudukkan Carol di kursi meja makan. Anak itu lalu menyapa Mandy Li ramah.

Wanita itu tersenyum kecil:” “Pagi, Carol.”

Tangan Mandy Li memegang semangkuk bubur panas. Ia mengambil tempat duduk di samping Carol, lalu mengangkat mangkuk itu ke atas kepala Carol lalu memiringkannya.

Tepat ketika bubur panas itu akan tumpah mengenai kepala Carol, Selena Xu langsung buru-buru mendorong mangkuk itu!

“Prang!”

Suara mangkuk pecah langsung mengagetkan Bibi Mei, penjaga rumah, dan Everett Leng.

“Ah, sakit sekali!” Mandy Li buru-buru membasuh luka di punggung tangannya dengan air keran.

“Ada apa?” tanya Bibi Mei dan penjaga rumah panik.

Ketika Selena Xu ingin buka suara, Mandy Li langsung buru-buru menyergap: “Selena Xu, aku tahu kamu tidak suka denganku dan tidak suka dengan keberadaanku di sini, tetapi kamu tidak boleh menyakitiku seperti ini! Aku memang melakukan kesalahan apa sampai kamu tega seperti ini?

Selena Xu langsung terpancing. Usaha wanita itu memutarbalikkan fakta sama sempurnanya seperti waktu dulu!

“Kamu jelas-jelas ingin menumpahkan bubur ke tubuh Carol!” ujar Selena Xu murka.

Barusan, kalau saja ia tidak keburu mendorong mangkuk itu, bubur panas di dalamnya pasti akan langsung mengenai Carol! Mandy Li mengapa sekejam ini sampai tega menyakiti anak kecil?

Mandy Li berkata serak dengan wajah sedih dan tidak bersalah: “Selena Xu, aku mengakui ada friksi di antara kita berdua, tetapi aku tidak sejahat itu sampai tega melukai Carol. Kamu memfitnahku seperti ini bukankah kelewatan?”

Selena Xu meninggikan suara: “Kelewatan? Kamu……”

“Cukup.”

Suara itu datang dari Everett Leng. Wajahnya muram.

“Pagi-pagi meributkan apa? Cepat balik ke tempat duduk masing-masing!”

Dua kalimat itu langsung dengan mudahnya menghapuskan tindakan jahat Mandy Li. Selena Xu terperangah.

Ia benar-benar tidak menyangka Everett Leng bisa melindungi Mandy Li hingga seperti ini! Tidak peduli siapa yang jujur dan siapa yang bohong, tetapi pria itu harusnya bertanya satu dua kalimat! Masak iya seluruh kejadian langsung diabaikan begitu saja?

Kalau hanya menyangkut dirinya sendiri, Selena Xu masih bisa menahan diri. Tetapi kalau sudah menyangkut anaknya, ia tidak akan dengan mudah menyerah begitu saja. Ini sungguh tidak adil!

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu