Predestined - Bab 467 Nyonya, Hati-Hati, Raut Wajah Tuan Begitu Buruk
Tiga hari kemudian, pihak pengadilan telah mengadakan proses pengadilan, Selena Xu tidak muncul, karena dia tidak ingin hadir.
Di dalam rapat perusahaan siang hari, Wakil CEO, Loius Li sedang berbicara di depan dalam ruang dapat, Selena Xu menopang dagunya dengan sebelah tangan, pikirannya melayang-layang.
Dia melamun di sini, seluruh pandangan dari petinggi perusahaan tertuju padanya.
Louis Li batuk sejenak, dan memberikan isyarat pandangan mata terhadap Laura Wen yang duduk di sampingnya.
Laura Wen mendekat, memanggilnya dengan suara kecil." CEO Xu."
Selena Xu kembali sadar, baru mulai menyadari dia telah dibanjiri dengan pandangan mata banyak orang.
"Apakah ada masalah?" Dia bertanya.
Louis Li bertanya, "Proposal yang kubahas dengan semua orang ini barusan, anda rasa bagaimana?"
"Apa yang telah kalian bahas?" Dia menunjukkan sebuah wajah yang memancarkan tanda tanya.
Louis Li dengan tak berdaya menunjuk ke ppt di layar belakangnya, baru Selena Xu kembali mengerti.
"Oh, yang ini ya, boleh, lakukan seperti yang kalian katakan." Dia menganggukkan kepalanya sejenak.
Akhirnya telah bubar rapat, Selena Xu menutup laptopnya, dan pergi dengan pikiran yang penuh masalah.
Di belakangnya, Laura Wen bertanya dengan penuh perhatian, "Lena, apakah kamu sedang memiliki masalah?"
Selena Xu tersenyum, "Tidak ada kok."
"Bohong." Laura Wen tidak percaya, "Kalau tidak ada masalah, kenapa kamu terlihat begitu murung, saat rapat pun sering melamun, dulu, kamu tidak akan seperti itu."
"Sungguh tidak ada. Sudahlah, bukankah masalah mengenai proposalnya telah diputuskan? Pergi bantulah Louis Li, dan segera merancang prosesnya."
Dia berusaha menutupinya dengan alasan kerja.
"Oh, baiklah."
Melihat dia tidak bersedia untuk mengatakannya, Laura Wen tidak menanyakannya lebih lanjut, setelah menjawabnya sejenak, dia langsung pergi.
Selena Xu kembali ke kantornya, duduk di kursi bos, sepasang tangannya menopang dagu, dan lanjut melamun.
Hingga, pengacaranya menelponnya.
"Nona Xu, pengadilan telah berlalu."
"Benarkah?" Selena Xu bertanya dengan tegang, "Bagaimana?"
Sang pengacara berkata, "Aileen Ya telah mengakui kesalahannya sendiri di pengadilan, dan juga telah menyampaikan perbuatannya yang telah menuduhmu."
Selena Xu kembali bertanya, "Bagaimana fonisnya?"
"Begini. Karena Aileen Ya menuduhmu bertujuan untuk membuatmu bertanggung jawab, awalnya pihak pengadilan tidak akan memberikan toleransi terhadap perbuatan ini, tapi mengingat usahanya tidaklah berhasil, maka fonisnya di kurangi, dan memfonisnya selama setahun penjara."
"Begitu."
Saat mendengar kabar ini, Selena Xu menghela nafas lega sejenak.
Aileen Ya begitu licik, dia yang awalnya ingin membuat dirinya masuk penjara, tapi hasilnya, malah dia sendiri yang berujung menikmati makanan penjara, jika dibahas kembali, hal ini sudah cukup untuk meredakan amarah.
"Oh iya, apakah dia menerima fonis hukumannya?" Dia merasa tidak tenang dan kembali memastikannya.
"Dia tidak menyatakan keberatan sama sekali."
"Bagus kalau begitu. Pengacara Zhou, sungguh berterima kasih terhadapmu untuk kali ini. Oh iya, bayaranmu, akan kutransfer kepadamu sesuai kesepakatan."
"Nona Su terlalu sungkan, kalau begitu, sampai jumpa."
Setelah menutup panggilan, suasana hati Selena Xu sangatlah baik.
Dia membukakan tirai jendela kantornya, cahaya matahari musim dingin menyinari wajahnya, terasa begitu hangat.
Laura Wen masuk dengan membawakan sebuah dokumen, "Lena, mohon tanda tangan sebentar di sini."
Selena Xu berjalan hingga ke samping rak bir, mengambil sebotol wine, dan menuangkan cairan berwarna merah dengan aroma murni kedalam dua buah gelas berkaki panjang yang tembus pandang berkilau.
Salah satu gelas, disodorkan ke hadapan Laura Wen.
"Mari, temani aku meminum segelas."
Laura Wen sama sekali tidak mengerti dengan situasinya, dia menerima gelas anggur itu, lalu kembali melihat orang yang penuh dengan senyuman di hadapan matanya ini, sangat kebingungan.
"Lena, kamu tidak demam bukan?"
"Tidak."
Jadi kenapa kamu merasa murung untuk sesaat, lalu tiba-tiba malah menjadi senang?"
"Tidak apa, hanya saja hari ini telah diadakan proses pengadilan, Aileen Ya difonis selama setahun." Dia berkata sambil tersenyum manis.
"Wah, benarkah?"
"Tentu saja, aku baru saja mendapat telpon dari pengacara."
"Bagus sekali, wanita itu kali ini pasti akan mengalami balasannya, hal ini memang sebuah hal yang patut disenangkan, tapi, waktu setahun terasa begitu sedikit, kalau bisa, lebih bagus kalau sepuluh tahun."
"Bersulang."
"Bersulang."
Kedua gelas berkaki panjang saling berbenturan bersama, dan mengeluarkan suara nyaring yang merdu.
Kasus telah berakhir, kebenaran juga telah terkuak, lalu terhadap upacara pernikahan konyol diantara Everett Leng dan Aileen Ya, pihak media sosial juga memberitakannya dengan heboh, Aileen Ya dalam sekejab telah hancur, bahkan, nama baiknya telah menjadi buruk.
Yang menarik adalah, yang mengkritik Aileen Ya dengan komentar yang begitu negatif, bukanlah kalangan warganet biasa, melainkan berasal dari fans Aileen Ya yang terdiri dari ribuan bahkan puluhan ribu.
Di tengah kritikan dan komentar negatif terhadap Aileen Ya, para fans itu berebutan untuk memarahinya duluan, membuat orang merasa sangat menyedihkan.
Mungkin, karena faktor pengharapan yang terlalu tinggi, maka kekecewaan yang dirasakan akan besar juga. Aileen Ya pernah menjadi dewi sempurna di mata para fans ini, tapi saat ilusi ini hancur dan musnah, cinta telah menjadi benci, membuat orang spontan menghela nafas sedih.
Malam hari, Selena Xu pergi menjemput putrinya karena searah, dan akan segera tiba di kediaman Keluarga Leng.
Carol memikul tas kecil, melompat turun dari mobil, menggosok tangannya di tengah tiupan angin dingin.
"Mama, dingin sekali."
Selena Xu mengelus wajahnya sejenak, "Cepat masuklah ke dalam, paman pengurus rumah harusnya telah menyalakan perapian."
"Hmm" Carol menarik tangan mamanya, matanya berkedip sambil bertanya, "Mama, kapan akan turun salju?"
"Kamu suka terhadap salju?"
"Suka, Salju sangat indah, bagaikan dongeng."
"Dasar kamu, sepertinya kamu tidak begitu takut dingin."
Sepasang ibu dan anak saling bergenggaman tangan, saat masuk ke ruang tamu, terlihat adanya percikan api di dalam perapian dinding yang sederhana, seluruh ruang tamu, menjadi hangat bagaikan musim semi.
Pengurus rumah segera menyambut, "Nyonya, anda telah pulang."
"Hmm."
Pengurus rumah membalikkan kepala melihat ke arah ruang kerja sejenak, lalu kembali menarik pandangan, berkata dengan suara kecil.
"Tuan telah kembali."
"Everett?" Selena Xu bertanya dengan gembira, "Kapan dia kembali?"
"Saat petang hari, baru saja tiba."
"Bagus sekali." Selena Xu merasa begitu gembira dan menaiki tangga spiral sambil melompat riang, terlihat jelas dia telah merasa sangat tak sabaran untuk bertemu dengannya.
Di belakangnya, pengurus rumah kembali berkata, "Nyonya, mohon berhati-hati, raut wajah Tuan tidak begitu baik."
Langkah kaki menuju ke atas telah terhenti sejenak, Selena Xu bertanya dengan penasaran, "Apakah kamu tahu apa alasannya?"
Pengurus rumah menggelengkan kepala, "Mohon maaf, aku tidak tahu."
"Sudahlah, aku akan pergi melihatnya sendiri. Paman, mohon anda bantu mengawasi Carol untuk mengerjakan PR dia, kalau tidak, dia akan bermain hingga melupakannya."
"Baik,Nyonya."
Selena berjalan dengan langkah kaki yang pelan menuju ruang kerja, lalu berdiri di depan pintu, dan tidak langsung masuk ke dalam, melainkan membukakan kupingnya lebar-lebar untuk mendengar.
Di dalam ruangan sangatlah hening, dia mencoba untuk memanggil sang pria.
"Everett."
"Masuk." Suara yang rendah menembus pintu dan terdengar, tidak bisa mengetahui seperti apa suasana hatinya dari nada bicaranya ini.
Menarik nafas yang dalam, dan memberanikan diri, Selena Xu membuka pintu dan masuk.
Sang pria sedang duduk di samping meja melihat laptop, parasnya dengan lekukan wajah yang terlihat jelas sangatlah menawan, tapi malah tidak terdapat ekspresi apapun, saat melihatnya, membuat orang merasa sangat menyesakkan.
Sang wanita berjalan dengan perlahan, tersenyum, "Sudah pulang ya."
Sang pria dengan datar menatapnya sejenak, dan segera menarik pandangannya kembali, tidak mengatakan apapun.
Hal ini sungguh membuat Selena Xu merasa bingung. Jelas-jelas saat sebelum dia pergi, dia masih baik-baik saja, bahkan mengatakan akan membawakan hadiah untuknya, tapi kenapa malah menjadi seperti ini setelah pulang.
"Kamu tidak merasa senang?" Sang wanita duduk di depan sang pria, sepasang tangan menopang dagunya.
Everett Leng tidak melihatnya, bibirnya mulai terbuka, "Benar."
"Biarkan aku menebaknya." Selena Xu merenungkannya, "Apakah, pekerjaan kali ini ke Hongkong tidak begitu lancar, dan kerja sama bisnisnya tidak berhasil?"
Everett Leng menutup laptopnya, mengganti posisi tubuhnya menjadi lebih santai, dan menatapnya dengan pandangan tanpa ekspresi.
"Tebak lagi."
Kalau tidak benar, memangnya bisa karena alasan apa lagi?
Selena Xu kembali menebak, "Harga sahamnya menurun? Ataupun penyakit mag mu kambuh? Ataupun kamu telah mendengar kabar tentang Aileen Ya masuk penjara, makanya tidak senang?"
"Cukup sudah."
Sudut bibir sang pria melekuk, memotong perkataannya dengan dingin, "Selena, tebakanmu semakin lama semakin tidak benar."
Selena Xu berkata dengan senyuman manis, "Kalau begitu, jangan membuatku menebaknya lagi, langsung katakan padaku."
"Ingin mengetahuinya?"
"Hmm. Aku adalah istrimu, jika kamu memiliki hal yang membuatmu tidak senang, tentu saja boleh membaginya bersamaku, agar aku bisa membantumu mengatasi kemurunganmu." Sang wanita berkata dengan diiringi rasa malu, bersikap bagaikan seorang istri yang pengertian.
Everett Leng memandangnya dengan tatapan yang mendalam, "Hmph!" menghela nafas kesal.
"Baiklah. Aku tanyakan padamu, sebelum aku pergi, apa pesanku terhadapmu?"
Selena Xu berpikir sejenak, dan berkata dengan spontan, "Kamu menyuruhku untuk menunggumu pulang dengan penurut."
"Lalu, apa kamu telah melakukannya?"
"Sudah kulakukan."
"Masih berani mengatakannya." Kening sang pria sedikit berkerut, pandangan mata sedikit dingin, "3 hari lalu, kamu telah pergi menemui Aileen Ya bukan?"
Ketika mendengarnya, Selena Xu seketika gemetaran, dalam hati bergumam, "Gawat."
"Ah, kamu sudah lapar bukan? Aku coba pergi melihat apakah Bibi Mei telah selesai masak atau belum."
Dia segera mencari sebuah alasan secara sembarangan, dan bangun dengan berhati-hati.
Namun, dia belum melangkah begitu jauh, langsung terdengar suara sang pria yang tidak senang.
"Berhenti. Apakah aku telah menyuruhmu pergi?"
Langkah kakinya seketika mengkaku, dia berhenti dengan penurut, suasana hatinya langsung tak karuan, perasaan tak tenang seketika menjalar ke hatinya.
Memalingkan kepalanya dengan diiringi sebuah senyuman, tapi senyuman itu malah begitu tegang.
"Begini ceritanya. Aileen Ya mengatakan dia ingin melompat bunuh diri, aku berpikir, nyawa seseorang sangatlah penting, meskipun memiliki dendam terhadapnya, tapi aku tetap tidak boleh membiarkannya mati begitu saja."
Everett Leng dengan wajah yang kaku, duduk di sana, terlihat bagaikan seorang "Kaisar" yang memerintah seluruh penjuru dunia.
Tapi "Kaisar" Ini, terlihat jelas sangat tidak senang.
"Dia ingin melompat bunuh diri, kamu cukup dengan pergi melapor ke polisi, untuk apa pergi menemuinya? Bahkan nyaris saja kehilangan nyawamu sendiri."
"......" Selena Xu terbungkam.
Aneh, ini sungguh aneh.
Saat kejadian ini berlangsung, Everett Leng jelas-jelas sedang berada di Hongkong, jadi bagaimana caranya dia mengetahui seluruh kejadian ini dengan begitu rinci?
Di tengah melamunnya dia, sang pria berjalan dengan perlahan ke hadapannya, wajahnya begitu gelap bagaikan abu.
"Tidak apa jika kamu pergi ke sana, tapi kamu malah tidak membawa satu orang pun menemanimu, dan bahkan tidak mengabarkan pengurus rumah sedikit pun, Selena, kamu menganggap perkataanku sebagai angin lalu?"
"Aku... Aku mengaku salah." Dia menyusutkan kepalanya, bersikap bagaikan seorang anak kecil yang telah melakukan kesalahan.
Sang pria mengangkat sebelah alisnya, "Mengaku salah?"
"Mengaku salah, mengaku salah."
Penampilan wajahnya yang begitu murung seperti ini, sangatlah mengerikan, jadi bagaimana mungkin Selena Xu masih berani untuk tidak mengakui kesalahannya.
Hati Everett Mo penuh dengan bara amarah. Tentu saja, wajar jika dia marah.
Kejadian yang terjadi pada malam hari itu, membuatnya yang sangat khawatir dan jantungnya berdebar kencang. Untung saja Johnny Lin menyelamatkannya tepat waktu, kalau tidak, takutnya gadis ini akan ikut tertarik jatuh bersama dengan Aileen Ya dari rooftop.
Dia tidak mempedulikan dirinya sendiri, tapi apakah dia tidak mempedulikan anak yang berada di dalam perutnya?
Novel Terkait
That Night
Star AngelMy Cold Wedding
MevitaGet Back To You
LexyPenyucian Pernikahan
Glen ValoraBlooming at that time
White RoseBretta’s Diary
DanielleLove From Arrogant CEO
Melisa StephaniePredestined×
- Bab 1 Siapa Wanita Itu
- Bab 2 Dirinya Bukanlah Peliharaan
- Bab 3 Tertangkap
- Bab 4 Selena Xu, Aku Telah Bersikap Sangat Segan Terhadapmu!
- Bab 5 Telah Datang Bulan
- Bab 6 Tidak Biasanya Demi Dia
- Bab 7 Pemuda Yang Tersenyum Ceria
- Bab 8 Pemuda Yang Tidak Punya Mata
- Bab 9 Gadis Baik, Selamat Malam
- Bab 10 Telah Dilupakan, Bagaimana Ini
- Bab 11 Kekecewaan Saat Di Tinggalkan Di Tengah Jalan
- Bab 12 Keterlaluan ! Sungguh Keterlaluan !
- Bab 13 Pemandangan Di Dalam Kantor Terlalu Menyakitkan
- Bab 14 Kehilangan Kendali Saat Mabuk
- Bab 15 Merindukannya Hingga Gila
- Bab 16 Bocah Bodoh Yang Tidak Paham
- Bab 17 Jebakan Yang Dibuat Selena Xu
- Bab 18 Uang Penutup Mulut
- Bab 19 Efek Setelah Itu
- Bab 20 Wanita Itu Lagi
- Bab 21 Rencana Laura Wen
- Bab 22 Mengapa Dia Yang Di Salahkan
- Bab 23 Membaca Laporan Introspeksi Diri
- Bab 24 Menonton Flim
- Bab 25 Sia-sia
- Bab 26 Nona Selena Berkelahi Dengan Orang lain!
- Bab 27 Masuk Kantor Polisi
- Bab 28 Paman Kecil, Mengapa Kamu Bisa Kemari?
- Bab 29 Masalah Sudah Selesai
- Bab 30 Aku Lebih Memilih Untuk Tidak Mendengarkannya
- Bab 31 Mempermalukan Dirinya (1)
- Bab 31 Mempermalukan Dirinya (2)
- Bab 32 Ia Benar-benar Melupakannya! (1)
- Bab 32 Ia Benar-benar Melupakannya! (2)
- Bab 33 Aku Rindu Padamu Hingga Aku Tidak Bisa Tidur (1)
- Bab 33 Aku Rindu Padamu Hingga Aku Tidak Bisa Tidur (2)
- Bab 34 Mengapa Anak Ini Tidak Mampu Untuk Mengerti (1)
- Bab 34 Mengapa Anak Ini Tidak Mampu Untuk Mengerti (2)
- Bab 35 Tidak Membocorkan Apa Yang Telah Diketahui (1)
- Bab 35 Tidak Membocorkan Apa Yang Telah Diketahui (2)
- Bab 36 Tidak Ingin Membuat Perhatiannya Diketahui
- Bab 36 Tidak Ingin Perhatiannya Diketahui (2)
- Bab 37 Kepiluan Hati (1)
- Bab 37 Kepiluan Hati (2)
- Bab 38 Minggat Dari Kediaman Leng (1)
- Bab 38 Minggat Dari Kediaman Leng (2)
- Chapter 39 Dia masih memilih untuk meninggalkannya (1)
- Chapter 39 Dia masih memilih untuk meninggalkannya (2)
- Chapter 40 Hasil ujian masuk perguruan tinggi sudah keluar (1)
- Chapter 40 Hasil ujian masuk perguruan tinggi sudah keluar (2)
- Chapter 41 Hamil? (1)
- Chapter 41 Hamil? (2)
- Chapter 42 Paman kecil, Apakah kamu suka anak-anak? (1)
- Chapter 42 Paman kecil, Apakah kamu suka anak-anak? (2)
- Bab 43 Mengaborsi Anak (1)
- Bab 43 Mengaborsi Anak (2)
- Bab 44 Kamu Adalah Wanita Tercantik Yang Pernah Aku Temui (1)
- Bab 44 Kamu Adalah Wanita Tercantik Yang Pernah Aku Temui (2)
- Bab 45 Aku Tahu, Kamu Tidak Ada Perasaan Padaku (1)
- Bab 45 Aku Tahu, Kamu Tidak Ada Perasaan Padaku (2)
- Bab 46 Fasih Berbicara (1)
- Bab 46 Fasih Berbicara (2)
- Bab 47 Maukah Kamu Menjadi Kekasihku? (1)
- Bab 47 Apakah Kamu Mau Menjadi Pacarku? (2)
- Bab 48 Membawa Pacarku ke Rumah Keluarga Leng (1)
- Bab 48 Membawa Pacar Kerumah Keluarga Leng (2)
- Bab 49 Leng’s Corp Selamanya Adalah Rumahnya (1)
- Bab 49 Leng’s Corp Selamanya Adalah Rumahnya (2)
- Bab 50 Lena, Jangan Menolakku (1)
- Bab 50 Lena, Jangan Menolakku (2)
- Bab 51 Flu Semakin Parah (1)
- Bab 51 Flu Semakin Parah (2)
- Bab 52 Siapa Orang Yang Berada Di Hatimu? (1)
- Bab 52 Siapa Orang Yang Berada Di Hatimu? (2)
- Bab 53 Bersikap Sangat Dingin
- Bab 54 Sikap Ibu Ji
- Bab 55 Kata-Kata Yang Menusuk Hati
- Bab 56 Meledak
- Bab 57 Tempat Yang Akan Dikunjungi Saat Merasa Sedih
- Bab 58 Surat Putus Cinta
- Bab 59 Cara Untuk Kembali
- Bab 60 Menggunakan Cara Lama
- Bab 61 Pergi
- Bab 62 Kembali
- Bab 63 Anak Ini Bermarga Xu? (1)
- Bab 63 Anak Ini Bermarga Xu? (2)
- Bab 64 Pulang Ke Kediaman Leng
- Bab 65 Kamu Bukan Paman Kecilku!
- Bab 66 Kembali Bertemu Dengan Keluarga Ji
- Bab 67 Paman Kecil, Kamu Tidak Perlu Memedulikanku Lagi
- Bab 69 Kekhawatiran Ibu Leng
- Bab 69 Kecuali Jika Aku Menikah dengan Anggota Keluarga Leng
- Bab 70 Dikalahkan Anak Sendiri
- Bab 71 Paman Leng, Aku Ingin Kamu Jadi Daddy-ku
- Bab 72 Mencari Kerja (1)
- Bab 72 Mencari Kerja (2)
- Bab 73 Ia Tidak Boleh Tahu
- Bab 74 Kembali Berdebat
- Bab 75 Jangan Berikan Celah
- Bab 76 Demam Tinggi
- Bab 77 Pengungkapan
- Bab 78 Pulang Denganku!
- Bab 79 Keluarkan Mandy Li
- Bab 80 Apakah Aku Perlu Mengaku kepada Carol?
- Bab 81 Apakah Kamu Ingin Melarikan Diri? Tidak Akan Bisa!
- Bab 82 Ayah dan Ibu dari Leng's Corp. Ikut Hadir
- Bab 83 "Kebahagian Sekeluarga"
- Bab 84 Pagi Yang Bahagia
- Bab 85 Menyediakan Barang Keperluan Sekolah
- Bab 86 Memutuskan Untuk Pindah Keluar
- Bab 87 Jangan Berharap Untuk Meninggalkanku Seumur Hidupmu
- Bab 88 Pikiran Yang Kacau
- Bab 89 Daddy Telah Mencium Mami!
- Bab 90 Terimakasih, Everett Leng!
- Bab 91 Aku Dan Parker Ji, Pelukkan Siapa Yang Lebih Nyaman?
- Bab 92 Aku Akan Membuatmu Menyukai Aku Lagi
- Bab 93 Apakah Kamu Harus Membuatku Membencimu?
- Bab 94 Aku Rela Kamu Membenciku
- Bab 95 Tidur Di Tempat Tidur Yang Sama
- Bab 96 Aku Tidak Pernah Mengatakan Akan Menikah Denganmu
- Bab 97 Apakah Kamu Begitu Perhatian Kepada Wanita Lain
- Bab 98 Memutuskan Untuk Mengatakan Yang Sebenarnya
- Bab 99 Senang Rasanya Dipercaya Oleh Everett Leng
- Bab 100 Apa Yang Sudah Berlalu Bisakah Berlalu ?
- Bab 101 Apa Kualitas Kalian Sebagi Karyawan?
- Bab 102 Memilih Tempat Pernikahan?
- Bab 103 Kekosongan Tiga Tahun Harus Diisi Perlahan
- Bab 104 Kamu Adalah Orangku, Kamu Tidak Bisa Pergi Dengan Orang Lain.
- Bab 105 Dari Dulu Dia Tidak Pernah Menghapuskan Cintanya
- Bab 106 Memperlakukanmu Sebagaimana Kamu Memperlakukanku
- Bab 107 Jadilah Pacarku Selena !
- Bab 108 Tidak Mengecewakan Harapanku
- Bab 109 Berikan Aku Sedikit Waktu Lagi (1)
- Bab 110 Berikan Aku Sedikit Waktu Lagi (2)
- Bab 110 Keterampilan Menghibur Anak
- Bab 111 Tidak Ingin Carol Membencimu? Menikahlah Denganku
- Bab 112 Aku Menyesal Karena Telah Pernah Mencintaimu
- Bab 113 Ini Adalah Masalah Harga Diri
- Bab 114 Aku Memilih Untuk Membela Mommy
- Bab 115 Mimpi Buruk
- Bab 116 Tanpa Diduga Hubungan Ayah Dan Putrinya Menjadi Harmonis
- Bab 117 Memasang Perangkap
- Bab 118 Kamu Begitu Memperhatikan Dia?
- Bab 119 Mari Kita Mengumumkan Kepada Publik
- Bab 120 Mulai Curiga Lagi
- Bab 121 Membuat Malu Di Kamar Mandi
- Bab 122 Mommy, Lehermu Digigit Nyamuk
- Bab 123 Mommy Sangat Suka
- Bab 124 Kamu Belum Meminta Maaf Secara Resmi
- Bab 125 Sedang Melihat Apa?
- Bab 126 Harap Kerja Sama Anda
- Bab 127 Wanita Seperti Kamu Memang Pantas Mati!
- Bab 128 Mungkin Sudah Harus Melepaskannya
- Bab 129 Wajah Yang Mirip
- Bab 130 Jangan Memberitahu Kepadanya Kalau Aku Kemari
- Bab 131 Kenapa Kamu Bisa Disini?
- Bab 132 Kami Tidak Memiliki Rumah
- Bab 133 Apakah Kamu Masih Mencintaiku?
- Bab 134 Pergi
- Bab 135 Preferensi
- Bab 136 Perjalanan Ke Kantor Polisi
- Bab137 Pergi Ke Beijing
- Bab 138 Bukan Sengaja Mencurigai Kamu
- Bab 139 Jangan Sengaja Menghindariku lagi
- Bab 140 Pasti Hanya Ilusi
- Bab 141 Kesalahan Karena Berbagai Sebab
- Bab 142 Aku Akan Bertanggung Jawab
- Bab 143 Hubungan Yang Damai
- Bab 144 Aku Tidak Selalu Berada Di Sisimu
- Bab 145 Bersenang-senang
- Bab 146 Lagipula Tidak Bisa Kembali Bersama
- Bsab 147 Pesta Pertunangan
- Bab 148 Lebih Baik Memanggilku Dengan Panggilan Nyonya Leng
- Bab 149 Kamu Tidak Boleh Meninggalkanku
- Bab 150 Balas Kejahatan dengan Kejahatan
- Bab 151 Kalian Sebenarnya Sudah Menikah Belum?
- Bab 152 Aku Telah Hamil
- Bab 153 Siapa Saja yang Datang Sendiri ke Pelukanmu?
- Bab 154 Minta Maaf Sekarang Apa Gunanya?
- Bab 155 Penyebab Utama Semua Masalah
- Bab 156 Bagaimana Bisa Luka?
- Chapter 157 Bukannya Masih Ada Kamu?
- Chapter 158 Tidak Ingin Berdebat Denganmu
- Chapter 159 Cukup Jujur
- Chapter 160 Kesalahpahaman
- Chapter 161 Wanita yang Mengenakan Topi
- Chapter 162 Terima Kasih Bibi
- Chapter 163 Membalikkan Hitam Dan Putih.
- Chapter 164 Langkah Yang Sangat Buruk
- Chapter 165 Datang Meminta Maaf
- Chapter 166 Apa Tujuanmu
- Chapter 167 Acara Ulang Tahun
- Chapter 168 Sabrina Chen
- Bab 169 Memanjakannya Sampai Ke Langit
- Bab 170 Tidak Ada Yang Mengetahuinya
- Bab 171 Berinisiatif Untuk Mengaku
- Bab 172 Terlihat Mesra Padahal Tidak
- Bab 173 Bencana Besar
- Bab 174 Kamu Akan Menyesal
- Bab 175 Waktu Telah Terlambat
- Bab 176 Tidak Ingin Mendengar Namanya
- Bab 177 Tokoh Pembantu
- Bab 178 Kepergian
- Bab 179 Yang Namanya Kebenaran
- Bab 180 Menyukainya Tidak?
- Bab 181 Kebenarannya
- Bab 182 Tidak Menolong Orang Yang Sedang Kesusahan
- Bab 183 Menyelesaikan Semuanya
- Bab 48 Jangan Kelewatan
- Bab 185 Terjatuh dan Tak Mampu Bangkit Kembali
- Bab 186 Gosip
- Bab 187 Terbuka dan Jujur
- Bab 188 Jika Kamu Membicarakannya
- Bab 189 Semuanya Menenang
- Bab 190 Wawancara yang Mengesalkan
- Bab 191 Pergi Ke Leng’s Corp.
- Bab 192 Semua Hanyalah Omong Kosong
- Bab 193 “Silakan” bawa Nona Selena Xu Keluar
- Bab 194 Tidak Masalah Jika Aku Diperalat
- Bab 195 Tamu Tak Terduga
- Bab 196 Datang Untuk Mengambil Barangku
- Bab 197 Menjadi Mata-Mataku
- Bab 198 Permintaan Pengurus Rumah
- Bab 199 Aku Memang Sengaja
- Bab 200 Pemegang Kekuasaan
- Bab 201 Penghinaan Di Ruang Ganti Baju
- Bab 202 Perlombaan Olahraga
- Bab 203 Anak Yang Kuat
- Bab 204 Ayah Bisa Menghidupi Kita
- Bab 205 Kembali Lagi Ke Rumah Leng
- Bab 206 Harimau Ganas Sehabis Mabuk
- Bab 207 Kerugian Yang Tidak Dapat Diungkapkan
- Bab 208 Laporan Yang Aneh
- Bab 209 Hubungan Saudara Yang Renggang
- Bab 210 Tamu Misterius
- Bab 211 Pergi Ke Swiss
- Bab 212 Pengawal Pribadi
- Bab 213 Hadiah Pernikahan
- Bab 214 Surat Ayah Dan Ibu Sebelum Meninggal
- Bab 125 Perampokan Yang Tiba-tiba Terjadi
- Bab 216 Gadis Kecil Ini Adalah Wanitaku
- Bab 217 Ayah dan Anak Yang Berbahaya
- Bab 218 Sarapan Yang Berbahaya
- Bab 219 Kebenaran Terungkap
- Bab 220 Semua Perbuatan Akan Ada Balasan
- Bab 221 Masa Lalu Yang Tertutupi
- Bab 220 Melupakan Orang Yang Telah Berbuat Baik
- Bab 223 Berpisah Dengan Kamu, Aku Tidak Bisa Mendapatkan Wanita Lain Lagi?
- Bab 224 Benih Keirian
- Bab 225 Sengaja Menyusahkan
- Bab 226 Masuk Penjara
- Bab 227 Dijenguk
- Bab 228 Keluar Penjara
- Bab 229 Bisakah Jangan Putus
- Bab 230 Tagihan Utang
- Bab 231 Host Televisi Wanita
- Bab 232 Merekrut Pekerja Baru
- Bab 233 Acara Televisi Tengah Malam
- Bab 234 Bertahan Hidup di Pulau Terpencil
- Bab 235 Biarkan Aku Mati Saja
- Bab 236 Menghadiri Perjamuan Sendiri
- Bab 237 Perangkap Lembut
- Bab 238 Rubah Tua Yang Licik
- Bab 239 Pulang Kerumah Kita
- Bab 240 Surat Cinta
- Bab 241 Ada Penyakit,Ada Obat
- Bab 242 Pembukaan Bisnis Yang Menguntungkan
- Bab 243 Perusuh Dalam Acara Perjamuan
- Bab 244 Sudah Selesai Marahnya, Pulanglah
- Bab 245 Berita Buruk Tiba-Tiba Datang
- Bab 246 Aku Tidak Ingin Melihatmu Lagi
- Bab 247 Pemakaman Di Tengah Hujan
- Bab 248 Tidak Perlu Belas Kasihan Palsu
- Bab 249 Tangisan Mengalir
- Bab 250 Malam Pelelangan Amal
- Bab 251 Air Mata Dewi Laut
- Bab 252 Lelang Yang Meriah
- Bab 253 Harapan Konyol
- Bab 254 Dia Adalah Penipu!
- Bab 255 Apa Hubungannya Dengan Aku?
- Bab 256 Bekas Luka.
- Bab 257 Kamu Akan Menyesal.
- Bab 258 Bertemu Rubah Tua.
- Bab 259 Datang Sendiri Mencariku.
- Bab 260 Everett Leng Menyerang Secara Tiba-tiba
- Bab 261 Membaca Situasi
- Bab 262 Menempuh Bahaya Di Ketinggian
- Bab 263 Terdampar di Pulau Terpencil
- Bab 264 Malam Hari di Pulau Terpencil
- Bab 265 Hubungan Mereka Berdua
- Bab 266 Situasi Menegangkan di Ruang Rawat
- Bab 267 Apakah Kamu Menyukainya?
- Bab 268 Menunjukkan Kekuasaan
- Bab 269 Wujud Sesungguhnya
- Bab 270 Kamu Tidak Sedang Berbicara Omong Kosong Bukan?
- Bab 271 Lipstik
- Bab 272 Pengamat Hati
- Bab 273 Reuni Kecil
- Bab 274 Perhitungan
- Bab 275 Aku Tidak Memerlukan Belas Kasihanmu
- Bab 276 Ular Berbisa
- Bab 277 Penonton Yang Terlambat
- Bab 278 Tidak Pernah
- Bab 279 Jangan Tanya Pertanyaan Yang Bodoh
- Bab 280 Simpanan Dirumah Mewah?
- Bab 281 Perjodohan
- Bab 282 Tidak Ada Aturannya Sama Sekali
- Bab 283: Apakah Ada Yang Salah Dengan Otaknya?
- Bab 284 Ciuman Yang Kasar
- Bab 285 Bajingan
- Bab 286 Wali
- Bab 287 Ini Adalah Caraku Meminta Maaf
- Bab 288 Masuk Ke Kediaman Mo
- Bab 289 Aku Adalah Istri Keponakanmu
- Bab 290 Kabur Dengan Kuda
- Bab 291 Undangan Dari Kediaman Leng
- Bab 292 Bahaya Ritual
- Bab 293 Memohon Kepadaku Untuk Menikahimu
- Bab 294 Situasi Serius
- Bab 295 Tamu Tak Diundang
- Bab 296 Saudara Bajingan (1)
- Bab 297 Saudara Bajingan (2)
- Bab 298 Pakar Hubungan Masyarakat
- Bab 299 Memeras Rubah Tua
- Bab 300 Keanehan Dalam Masalah Yang Tidak Biasa
- Bab 301 Pertikaian
- Bab 302 Dia Adalah Milikku
- Bab 303 Berpura-Pura Hilang Ingatan Sangat Menyenangkankah?
- Bab 304 Menginginkan Permintaan Maaf Dariku, Dalam Mimpi!
- Bab 305 Wanita Tua yang Kasar
- Bab 306 Kesadaran yang Hilang
- Bab 307 Ini Adalah Keinginanmu Sendiri
- Bab 308 Makan Malam Bertiga
- Bab 309 Mickey Yang Menggila
- Bab 310 Pelayan Kecil Tuan Muda
- Bab 311 Masalah Di Atas Meja Rapat
- Bab 312 Beri Tahu Aku Isi Hatimu
- Bab 313 Apati
- Bab 314 Dia Melamar Orang Lain
- Bab 316 Aksi di Tepi Pantai
- Bab 316 Pesan Singkat Menyatakan Putus
- Bab 317 Sekarang Kamu Milikku
- Chapter 318 Wanita Munafik
- Bab 319 Temani Aku Tidur
- Bab 320 Hotel Ambigu
- Bab 321 Peraturan Rumah
- Bab 322 Aku Tahu Maksudmu
- Bab 323 Email Misterius
- Bab 324 Bolehkah Aku Meminjam Pundakmu?
- Bab 325 Perjalanan Misterius
- Bab 326 Harta Yang Terpendam
- Bab 327 Lukisan Putri Gunung Salju
- Bab 328 Perjalanan Ke Gunung Salju
- Bab 329 Pria Yang Patut Dicurigai
- Bab 320 Tenggelam Di Dalam Situasi Berputus Asa
- Bab 331 Dunia Mimpi Dan Kenyataan
- Bab 322 Harta Tersembunyi Keluarga Bei
- Bab 333 Sukacita Dan Hal Tak Terduga
- Bab 334 Jangan Lagi Mengajukan Pertanyaan Bodoh
- Bab 335 Nyonya Nakal Sekali
- Bab 336 Lebih Baik Diamputasi
- Bab 337 Takdir Hidup Atau Mati
- Bab 338 Orang Hebat Cukup Satu, Untuk Apa Ada Yang Lain
- Bab 339 Johnny Lin
- Bab 340 Menjinakkan Kuda
- Bab 341 Tanda Lahir Di Pinggul
- Bab 342 Pemilihan Suara Yang Menegangkan
- Bab 343 Gadis Kecil
- Bab 344 Ibu Everett Leng Siuman
- Bab 345 Mimpi Kembali Ke Musim Panas
- Bab 346 Kepercayaan Parker Ji
- Bab 347 Melakukannya Dengan Muka Tebal
- Bab 348 Malam Yang Mengejutkan Di Perusahaan
- Bab 349 “Wanitaku"
- Bab 350 Kamu Ini Sedang Memaksa Menikahkah?
- Bab 351 Abang A Fei Pulang Kembali
- Bab 352 Rencana Cemburu
- Bab 353 Hujan akan datang
- Bab 354 Pernikahan Yang Semakin Jauh
- Bab 355 Memutuskan Untuk Meminta Maaf
- Bab 356 Bekas Ciuman Yang Mencolok
- Bab 357 Seusai Mabuk
- Bab 358 Pertemuan Di Hotel
- Bab 359 Tunggu Aku Kembali Kemudian Menikah
- Bab 360 Orang Dibelakang Layar
- Bab 361 Menghilang Tanpa Jejak
- Bab 362 Malam Penuh Ilusi
- Bab 363 Tony Dan Gaun Pengantin
- Bab 364 Kenyataan Yang Pahit
- Bab 365 Malam Terakhir Bujangan
- Bab 366 Pernikahan Yang Mewah
- Bab 367 Pengantin Wanita Yang Melarikan Diri Dari Pernikahan
- Bab 368 Bersembunyi
- Bab 369 Tanda Tangan Yang Mengekspos Keberadaan
- Bab 370 Tamu Yang Tak Diundang
- Bab 371 Sangat Jahat
- Bab 372 Pergi Berliburlah
- Bab 373 Penguntit Maniak
- Bab 374 Bertemu Teman Lama Di Tempat Yang Jauh
- Bab 375 Ingin Berbincang, Datang Carilah Aku
- Bab 376 Terjebak Di Sebuah Pulau
- Bab 377 Kuburan Yang Menyeramkan
- Bab 378 Apakah Kamu Akan Memaafkanku Jika Aku Menciummu?
- Bab 379 Penjaga Kuburan
- Bab 380 Ibunya Tidak Setuju
- Bab 381 Tiba-tiba Melamarnya
- Bab 382 Hubungan Kita Tidak Mungkin Terjalin
- Bab 383 Tebak Siapa Aku
- Bab 384 Kehilangan Berlian
- Bab 385 Tercela
- Bab 386 Selamat, Kamu Sudah Hamil
- Bab 387 Aileen Ya Yang Berbahaya
- Bab 388 Bisnis Yang Misterius
- Bab 389 Dia Ingin Membuatnya Sadar
- Bab 390 Jangan Mengucapkan Satu Kata Pun
- Bab 391 Keadaan Tiba-Tiba Berubah
- Bab 392 Rencana Everett Leng
- Bab 393 Tuan K Menghilang
- Bab 394 Serigala Tua Datang Bertamu
- Bab 395 Pesta Reuni Teman Sekelas
- Bab 396 Sebaiknya Kita Berbaikan
- Bab 397 Aku Bisa Membiarkanmu Mendapatkannya
- Bab 398 Hari Ulang Tahun Carol
- Bab 399 Pria Semuanya Adalah Kaki Babi
- Bab 400 Teman Baru Carol
- Bab 401 Menghilangkan Kesalahpahaman
- Bab 402 Anak-Anak Menghilang
- Bab 403 Pembalasan Tuan Zhong
- Bab 404 Bernegosiasi Dengan Penjahat
- Bab 405 Kemalangan
- Bab 406 Tawanan
- Bab 407 Operasi Penyelamatan
- Bab 408 Hilangnya Kabar Everett Leng
- Bab 409 Ingin Menutup Mulut Mereka
- Bab 410 Lebih Bagus Jika Dia Menghilang
- Bab 411 Kampung Putri Duyung
- Bab 412 Everret Leng Kembali
- Bab 413 Memiliki Maksud Yang Buruk
- Bab 414 Siapa Pemimpinnya
- Bab 415 Suasana Makan Malam Yang Aneh
- Bab 416 Aku Ingin Meninggalkan Rumah
- Bab 417 Selamat, Anda Hamil
- Bab 418 Hubungan Tuan Dan Nyonya Sangat Baik
- Bab 419 Kesadaran Akan Bahaya
- Bab 420 Tim Inspeksi
- Bab 421 Siapa Berani Menertawakanmu, Aku Akan Mengakuisisinya
- Bab 422 Tiba Di Kota N
- Bab 423 Surat Cerai
- Bab 424 Tidak Mungkin Kamu Belum Dewasa
- Bab 425 Membuat Masalah
- Bab 426 Lihat Bagaimana Dia Mati
- Bab 427 Everret Leng Datang
- Bab 428 Bibit Rasa Curiga
- Bab 429 Hanya Lelucon
- Bab 430 Bachelor Party yang Ramai
- Bab 431 Kantong Jerami dan Tongkat
- Bab 432 Keributan di Kediaman Keluarga Leng
- Bab 433 Siapa yang Mengganggu Istriku
- Bab 434 Aku Tidak Bersalah
- Bab 435 Wartawan-Wartawan Gila
- Bab 436 Wanita dan Parfum
- Bab 437 Tersangka
- Bab 438 Sindrom Hemophobia
- Bab 439 Apakah Pria Dan Wanita Hidup Bersama Selalu Membutuhkan Syarat
- Bab 440 Kebenaran Yang Terungkap
- Bab 441 Sudah Seharusnya Membayar Tagihan
- Bab 442 Perdebatan Pada Siaran Langsung
- Bab 443 Seorang Wanita di Telepon
- Bab 444 Malam Horor di Hotel
- Bab 445 Anda ditangkap
- Bab 446 Dia Membenciku
- Bab 447 Fitnah
- Bab 448 Obat Apa yang Dijual Didalam Hulu
- Bab 449 Ceraikan Dia, Nikahi Aku!
- Bab 450 Kamu Akan Menjadi Istriku Lagi
- Bab 451 Kamu Adalah Sampah !
- Bab 452 Dia Bukan Lagi Nyonya Leng !
- Bab 453 Berkemas Dan Pergi
- Bab 454 Pengantin Pria Yang Dingin
- Bab 455: Takdir, Sesuatu Yang Tidak Dapat Dijelaskan
- Bab 456: Pernikahan Palsu
- Bab 457 Menghadiri Pernikahan Orang Tercinta
- Bab 458 Malam Ini Harus Tinggal Sekamar
- Bab 456 Dia Masih Perawan?
- Bab 460 Nyonya Baru di Kediaman Keluarga Leng
- Bab 461 Ambang Batas Kematian
- Bab 462 Barang Bukti Pembuktian Kebenaran
- Bab 463 Black Tidak Berbasa-Basi, Langsung Melangkah Memasuki Celah Pintu
- Bab 464 Di Mohon Oleh Dewa Pun Tidak Akan Berguna
- Bab 465 Mari Kita Mati Bersama
- Bab 466 Malam yang Kacau Balau
- Bab 467 Nyonya, Hati-Hati, Raut Wajah Tuan Begitu Buruk
- Bab 468 Mulai Sekarang, Panggil Aku Suami
- Bab 469 Aku Ingin Menjadi Pegawai Cleaning Service
- Bab 70 Dasar Seekor Rubah Tua Yang Licik
- Bab 471 Memaafkanmu Jika Kamu Meminta Maaf
- Bab 472 Suami Memukuliku Demi Kebaikanku
- Bab 473 Semua Ada Dalam Rencananya
- Bab 474 Rapat Darurat
- Bab 475 Voting
- Bab 476 Lahirlah Orang Terkaya Yang Baru
- Bab 477 Tidak Diizinkan Berhubungan Dengan Keluarga Leng
- Bab 478 Menjenguk Orang Sakit
- Bab 479 Harus Memberikannya Cara Yang Licik
- Bab 480 Undangan Dari Rubah Tua
- Bab 481 Berhasil Mengakuisisinya
- Bab 482 Konspirasi Roy Mo
- Bab 483 Kecelakaan Yang Tiba-Tiba Terjadi
- Bab 484 Keraguan Yang Kuat
- Bab 485 Wanita Pengganti
- Bab 486 Kamu Sudah Bisa Pergi
- Bab 487 Kejahatan akan Dibalas Kejahatan Juga
- Bab 488 Pergolakan
- Bab 489 Pernikahan yang Hancur
- Bab 490 Kamu Harus Bersama Denganku
- Bab 491 Menyelinap Rumah Tahanan
- Bab 492 Bukti yang Mematikan
- Bab 493 Negosiasi Akhir
- Bab 494 Sebuah Hati Yang Jahat
- Bab 495 Ending