Predestined - Bab 72 Mencari Kerja (2)

"Mommy, Paman Leng sepertinya marah......" tanya Carol lemah sambil tengkurap dalam pelukan ibunya.

Selena Xu tersenyum kecut: "Bukan sepertinya marah, tapi sudah pasti marah."

Perpisahan tiga tahun telah membuatnya tumbuh sebagai orang yang berani mendebat Everett Leng langsung di hadapan pria itu. Ia awalnya mengira Everett Leng akan langsung murka, atau setidaknya langsung menghinanya dengan kalimat-kalimat yang menyakitkan. Sungguh tidak disangka, pria itu ternyata langsung pergi tanpa berkata apa pun. Ini sungguh di luar dugaan.

Ia tidak paham apa isi hatinya. Yang jelas pria itu marah namun tidak mau langsung melampiaskan amarahnya.

Selena Xu membuang nafas panjang. Keinginannya untuk segera meninggalkan rumah keluarga Leng, tempat yang selalu bermasalah, semakin kuat. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon Parker Ji.

Kali ini ia tidak menyinggung sama sekali kelakuan Ibu Ji pada dirinya. Ia dan Ibu Ji baru saja bertengkar barusan, jadi akan sangat aneh jika wanita itu menerimanya begitu saja untuk masuk dan tinggal ke kediamannya. Yang ia angkat saat ini adalah membicarakan urusan yang sudah ia putuskan jauh-jauh hari.

"Kerja?" Parker Ji sangat terkejut mendengar kata-kata Selena Xu, namun ia bisa dengan cepat menanggapi: "Tidak perlu cari kerja, itu sangat melelahkan. Kamu jadi ibu rumah tangga saja, tidak masalah kok."

Selena Xu gundah. Keputusan ini ia ambil bukan murni untuk menghindar dari keluarga Leng dan mengurangi frekuensi pertemuannya dengan Everett Leng, namun lebih untuk mengerahkan semua kemampuan dan ilmunya. Ia sudah sekolah segini lama, masa sesudah lulus malah menjadi ibu rumah tangga?

"Parker Ji, aku benar-benar murni ingin bekerja, tidak ada alasan lain. Apakah pekerjaan itu melelahkan atau tidak, aku akan mengurusnya sendiri dan tidak akan merepotkanmu, sungguh."

Suasana menghening, lalu terdengar jawaban: “Ya sudah, silahkan saja asal kamu senang.”

Selama beberapa hari kemudian Selena Xu sibuk mengirimkan CV ke berbagai perusahaan. Ia sangat lihai dalam bidang keuangan publik, riwayat pendidikannya juga tinggi, jadi dalam satu hari ia langsung mendapat undangan wawancara ke beberapa perusahaan besar ternama. Ketika melihat surat undangan Leng’s Corp, hatinya langsung bergejolak.

Lulusan top yang melamar di Leng’s Corp tidak terhitung jumlahnya. Everett Leng selaku CEO pasti tidak mengurusi hal remeh-temeh ini, jadi…… Karena undangan ini didapat melalui jalur resmi, mengapa ia tidak mencobanya?

Ketika ia memikirkan ini, tiba-tiba terdengar suara tawa dari ruang tamu di lantai bawah.

Tanpa berpikir panjang ia langsung tahu itu tawa Carol dan Ibu Leng yang sedang bermain bersama.

Sejak percakapannya dengan Everett Leng berakhir canggung, pria itu jarang pulang ke rumah. Everett Leng pada dasarnya memang sangat sibuk, namun entah kenapa Selena Xu merasa pria itu juga sengaja menghindar bertemu dengannya. Sebaliknya, Ayah Leng dan Ibu Leng malah sering datang untuk menemui Selena Xu dan Carol. Ibu Leng sangat suka dengan Carol, ia memperlakukan anak itu seperti cucu kandung sendiri.

Sementara itu, Mandy Li, yang akan menjadi nyonya besar rumah ini berikutnya, selalu datang dan pergi bersama Everett Leng. Ia tidak pernah lepas dari pria itu, toh Ayah Leng dan Ibu Leng memang tidak mengharapkan kehadirannya.

Carol melihat Everett Leng dan Mandy Li sudah pulang. Ia berseru riang.

“Paman Leng, Tante Li, selamat pulang kerja!”

Carol membuka matanya lebar-lebar. Raut wajahnya sangat lucu hingga sanggup membuat Mandy Li, yang sebenarnya tidak mengharapkan kehadiran anak itu, ikut terenyuh.

"Hari ini kamu penurut tidak?" tanya Everett Leng sambil mengelus-elus kepala Carol.

Anak itu mengangguk yakin: "Carol hari ini sangat baik, tidak naik ke lantai atas dan mengganggu Mommy. Tetapi Mommy sepanjang siang tidak turun untuk mengajak Carol bermain...... Nenek memang yang paling baik!"

Anak itu kemudian berlari ke dekapan Ibu Leng.

Selena Xu menatap anaknya lekat-lekat.

Kalau ada nenek, anak ini pasti lupa akan dirinya, bahkan malah iseng padanya. Anak ini sungguh senang bertingkah, entah belajar dari mana coba!

Everett Leng mengalihkan pandangannya ke Selena Xu: "Kamu sepanjang siang tidak keluar? Kamu sibuk apa?"

Lagi-lagi nada bicara yang menginterogasi!

Selena Xu menjawab sambil salah tingkah: "Ya bukan sama sekali tidak keluar juga. Aku sempat keluar untuk minum teh kok."

Melihat ketegangan di antara mereka berdua, Ibu Leng merasa anaknya seperti tengah memarahi Selena Xu, jadi ia buru-buru memotong: “Ia sedang sibuk cari kerja. Kamu jangan terlalu khawatir. Kalian mandi dan bersiap makan dulu sana.”

Mendengar nada bicara ibu yang sangat ramah, Everett Leng memutuskan menghentikan “interogasi”-nya. Selena Xu membuang nafas lega. Instingnya berkata kalau sampai pria itu tahu ia berniat segera minggat, ia pasti tidak akan melepaskannya begitu saja.

Ibu Leng berangkat setelah makan malam. Ia dan Ayah Leng memang tidak tinggal di sini. Meski vila itu sangat besar dan tidak masalah untuk menampung mereka berdua, mereka sudah terlanjur terbiasa hidup berdua.

Setelah Ibu Leng pergi, Selena Xu masuk ke kamar tidur untuk menemani putrinya. Ia tidak menyangka akan berpapasan dengan Everett Leng dan Mandy Li yang sedang bercengkerama manis.

“Everett , suasana hatimu belakangan ini sepertinya kurang baik?”

Di dalam kamar tidur utama, Mandy Li, yang mengenakan pakaian tidur tipis, duduk di samping Everett Leng. Ia bertanya pelan.

Mandy Li sebenarnya hanya menebak. Wajah kekasihnya itu pada dasarnya memang sudah datar, bahkan ketika sedang tersenyum. Selama bersanding beberapa tahun ini saja ia selalu hanya bisa mengandalkan petunjuk untuk menebak isi hatinya.

“Raut wajahku terlihat tidak baik?” Everett tidak langsung menjawab. Nada bicaranya lebih mirip mendebat dibanding bertanya.

Mandy Li tersenyum manis: “Aku hanya khawatir denganmu tahu.”

“Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.” Everett mengedip, lalu lanjut membaca koran berita keuangan yang ia pegang.

Sejak Selena Xu tinggal di sini, interaksi mereka berdua agak berkurang. Mandy Li merasa canggung berdiam-diaman dengan Everett Leng, jadi ia memulai topik baru.

“Everett, kamu nampaknya sangat suka dengan Carol. Bagaimana kalau…… Bagaimana kalau kita pertimbangkan untuk punya anak juga?”

Novel Terkait

The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu