Predestined - Bab 373 Penguntit Maniak

Selena mengenal plat mobil itu, ialah supir kediaman Len, Ben.

“Paman Chen sudah datang menjemput ku.” Kata Carol.

Baru bersama begitu singkat pun sudah harus berpisah, Selena sedikit tidak rela.

Dia menggandeng tangan anak berjalan kesana, ingin berbicara sebentar dengan Ben, untuk memberi nya waktu untuk dia dan anaknya makan siang.

Tapi, masih belum berjalan kesana, langkah kakinya tiba-tiba berhenti.

Badannya keluar dari dalam mobil, ternyata Everett!

Bagaimana bisa, bagaimana bisa dia yang datang menjemput Carol?

Pria tanpa ekspresi turun dari mobil, mengangkat tangan menyeka jas bagian bahu, dengan sisiran rambut ke belakang yang rapi, pandangan yang tajam mengarah kemari.

Pada momen ini, pandangan kedua orang itu saling bertemu, meskipun dibatasi puluhan meter, dari mata masing-masing dapat dilihan ekspresi tertegun.

“Selena!”

Alis Everett mengerut, dengan langkah besar berjalan kemari, gayanya terburu-buru.

“Jadi itu.....Carol, kamu ingat harus baik-baik ya, ibu mau pergi berlibur, pulang pasti akan membawakan mu oleh-oleh!”

Ia mengatakan kalimat itu dengan sangat cepat, dia melepaskan tangan Carol, berbalik, lalu berjalan dengan cepat.

“Selena, kamu berhenti!”

Melihat nya ingin pergi, kerutan alis pria itu semakin dalam, dia berlari mengejar kemari!

Selena berpaling dan melihat, juga dengan segera mulai berlari, dia melihat di sisi sekeliling tembok taman kanak-kanak ada sebuah pintu besi, dengan tergesa-gesa masuk ke dalam, lalu membalik badan dan mengunci pintu itu.

Ketika ia selesai mengunci pintu itu, Everett juga sudah tiba di depan pintu besi.

Melihat wanita ini akan segera pergi dari pandangannya, Everett memasukkan lengannya melalui pagar besi, langsung menarik ujung baju Selena.

“Kenapa kamu lari?! ”

Dia menegangkan wajahnya, dalam matanya tersirat api yang tidak bisa diungkapkan.

Selena terkejut, dia dengan sekuat tenaga bajunya sendiri, karena terlalu bertenaga, wajah nya pun mengerut.

“Aku tidak ingin berjumpa dengan mu bisa tidak, lepaskan aku!”

“Selena, kamu dengarkan aku, masalah ini tidak seperti yang kamu bayangkan!”

“Tidak usah menjelaskan nya pada ku, aku tidak ingin dengar!”

Dia menggigit giginya, mengerahkan semua otot, barulah ia bisa menarik ujung bajunya.

Tapi, karena terlalu mengeluarkan tenaga, membuat dia dalam sekejap kehilangan keseimbangannya, pantatnya yang kecil bersentuhan dengan tanah yang dingin dan keras.

“Ssss------!”

Dia merasa sakit hingga mengerutkan alis, melihat pria yang berada di luar pagar lagi, Everett termenung, segera ujung bibirnya tertawa lucu.

“Apa yang kamu tawakan!”

Selena jengkel, dengan kesusahan bangkit, mengelus-elus pantatnya yang kesakitan.

Everett menyimpan tawaannya, pandangannya mendalam, “Kamu sungguh sama sekali tidak mau mendengar 1 kalimat penjelasan?”

“Tidak mau!”

“Bagus sekali!”

Ekspresi wajah pria itu dalam sekejap memusatkan perhatian, dengan kuat memanjat pagar itu, ternyata dia berani memanjat melewati pintu!

“Kamu.. kamu jangan kemari!”

Selena tidak peduli pantatnya sakit, melangkah kaki kecil dan berlari ke depan, sambil terengah-engah menjerit.

“Everett, kamu jangan kejar aku lagi, meskipun kamu mendapatkan ku, aku juga tidak akan ikut pulang bersama mu!”

Everett mendengus dingin, “Jika perlu diikaf aku juga akan mengikat mu pulang!”

Selena tersedak, dan berkata “Kamu bisa menangkap aku, tapi tidak bisa merampas hati ku!”

“Itu sudah cukup bagiku untuk memilikimu!”

“.....”Selena tidak bisa berkata apa-apa.

Pria ini, sejak kapan berubah menjadi tidak tahu malu seperti ini?!

Mata nya tiba-tiba ada secercah cahaya, dia menerobos ke sebuah gang kecil, sampai ke jalan raya.

Sungguh Tuhan membuka mata, 2 polisi sedang patroli.

Selena seperti melihat bintang penyelamat, dengan tergesa-gesa meminta pertolongan pada polisi itu.

“Pak polisi! To... tolong! Ada seorang penguntit maniak mengejar ku!”

Polisi melindungi dia dibelakang badannya, dengan siaga melihat ke arah gang, Everett keluar.

“Berhenti! Ya kamu! Tidak boleh bergerak!”

2 polisi yang tegas untuk keadilan menerobos kesana, tanpa diberi kesempatan berbicara langsung mengendalikan Everett, dia marah karena malu dan berjuang untuk lepas, pergelangan tangannya diikat dengan borgol.

“Kenapa tangkap aku?!” Nada bicara yang dingin, seperti terhimpit keluar dari celah giginya.

“Ada seorang nyonya menuduh kamu adalah penguntit maniak! Ikut kami!”

Wajah Everett sekejap suram karena emosi, pandangan yang tajam bagai pisau mengarah ke wanita itu, jika sebuah pandangan bisa membunuh orang, dia dari awal sudah menjadi briket arang sarang lebah.

Selena menghela nafas,menjulurkan lidah kecil, menyelinap untuk pergi.

“Selena, tidak boleh pergi!” Dia meronta, malah ditahan dengan begitu erat oleh polisi, sangat cepat di dikawal ke mobil polisi.

“Berani menangkap ku, kalian tahu aku siapa tidak!”

“Peduli kamu siapa! Bawa pergi!”

“.....” Everett tidak senang.

Melihat mobil polisi pelan-pelan menjauh, Selena dari sudut keluar, berpikir Everett akan marah seperti apa saat dibawa pergi, dia merasa sangat senang.

Pada akhirnya, siapa yang menyuruhnya berbuat hal jahat seperti itu pada Selena ? Hukuman ini, sudah termasuk ringan untuk nya!

Menepuk-nepuk debu di badannya, baru saja dia ingin pergi, malah tiba-tiba terpikirkan sesuatu.

Astaga! Carol masih di taman kanak-kanak!

Ketika Selena kembali ke taman kanak-kanak untuk mencari Carol, gadis kecil itu duduk di atas ayunan mengayun-ayun, gulali di tangan nya sudah habis, berulang kali melihat matahari sore yang turun di bagian barat, wajah kecil itu memang sedikit kebingungan.

Juga, bertemu dengan ayah ibu seperti ini...... Siapa yang tidak sedih?

“Ibu, mana ayah......”

“Um, dia... dia diajak temannya minum teh, ayo, ibu membawa mu pergi makan enak!”

Membahas tentang makanan, Carol selalu bersemangat.

“Ibu, aku ingin makan steak sapi, hamburger, dan juga pie apel!”

“Ok ok ok, semua turuti kamu, tapi ibu harus menelepon memberitahu kakek pengurus rumah ya.”

Untung saja Everett di ajak polisi minum teh, Selena juga akhirnya mempunyai kesempatan untuk baik-baik menemani anaknya sebelum pergi, meskipun hanya makan malam, pergi ke taman bermain, gadis kecil itu sudah cukup bahagia.

Malam hari, dia terus tidak rela untuk mengantar Carol kembali ke kediaman Leng, setelah itu kembali ke kediaman Johnny, malam hari menyusun baju, lalu memesankan beberapa hal perusahaan kepada Louis dan Laura.

Ia kembali harus meminta bantuan orang lain namun sendiri tidak melakukan apa-apa, dia awalnya merasa sedikit malu, tapi, prilaku kedua orang itu sama-sama tidak biasa.

Dengan nada bicara santai Laura mengatakan memilih untuk keluar untuk menghilangkan rasa bosan juga bagus. Dan Louis untuk pertama kalinya tidak mengungkapkan protes atau marah,malah mengatakan selamat berlibur pada nya.

Hal ini tentu membuatnya curiga, mungkinkah 2 orang yang sedang kasmaran ini merasa tidak ada kehadirannya sebagai orang ketiga yang tidak diundang lebih baik?

Semua sudah dipersiapkan dengan baik, Selena memasukkan paspornya, mendorong koper yang sudah diisi beberapa baju sederhana, lalu sendiri memulai perjalanan itu.

Setelah naik pesawat selama 6 jam, pesawat mendarat di bandara Marcopolo.

Selena pertama kali datang ke Venice, terhadap kota di atas air ini semuanya terasa baru dan unik,setelah meletakkan kopernya di hotel, ia pun tidak sabar untuk mulai berbelanja dan berjalan-jalan.

Jelas-jelas sebuah kota, namun disini malah tidak ada mobil, satu-satunya alat trasportasi adalah sampan yang dinamakan “Gondola” .

Ketika dia memegang sebuah panduan perjalanan yang ia beli seharga 2 euro di kios dan berdiri di samping sungai untuk mempelajarinya, terdengar suara seorang wanita yang sangat merdu.

“Halo, apakah kamu pertama kali mengunjungi Venice?”

Selena tidak tahan untuk melihat ke arah itu, ialah seorang nona berambut pirang dengan bola mata berwarna hijau, memakai seragam berwarna putih tersenyum pada nya, tangannya memegang dayung.

Bahasa yang digunakan pihak lain ialah Bahasa Inggris, dia mengerti, jadi mengangguk-anggukkan kepala.

“Kesini berlibur, dibanding dengan gambar di panduan perjalanan, lebih baik jika dirasakan sendiri.”

Nona itu menunjukkan sebuah sampan kecil yang berlabuh di samping, lalu dengan ramah menjulurkan tangannya yang memakai sarung tangan putih yang indah.

“Elisabeth pemandu Perusahaan Sofia, berharap bisa menjadi pemandu anda.”

“Mohon saran dan komentarnya.”

Duduk di atas sampan yang indah, berlaju di atas ombak-ombak kecil, bangunan di kedua sisi memantul di atas air, gerakan nona pendayung ketika menggerakkan dayungnya juga ialah pemandangan yang indah dan elegan.

Itu dinamakan kepuasan.

Di tengah hembusan angin kecil, Selena merasakan santai dan keleluasaan yang sebelumnya tidak ada, untuk sesaat tidak tahan untuk ber-selfie, mengambil handphone lalu berfoto, dengan segera meng-uploadnya ke momen Wechat.

Baru saja di upload, Johnny dengan cepat meng-klik suka pada foto itu.

Bukankah dia pergi bekerja ke Korea, apakah begitu santai?

Tidak lama, Laura menelepon.

“Wah, Lena, aku sudah melihat foto mu, sungguh indah!”

Selena tersenyum dengan rendah hati, “Hai ya, juga tidak, aku hanya menghidupkan efek foto.”

“Yang aku katakan ialah pemandangan belakang mu.”

“........Laura, kamu keterlaluan.”

“Ha ha, bercanda. Oh ya, ada sesuatu yang mau aku sampaikan.” Laura berubah tegas, “Everett tadi datang lagi.”

“Dia?” Selena dengan pose duduk yang lesu, ekspresi wajahnya berubah serius, “Dia pergi ke perusahaan?”

“Ya, dia datang mencari mu, dan, tampaknya di kediaman Johnny tidak menemukan mu makanya langsung kemari.”

“Dia sekarang masih ada tidak?”

“He, sudah aku usir!”

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu