Predestined - Bab 156 Bagaimana Bisa Luka?

Selena Xu membuka lebar-lebar mata. Ia tidak percaya apa yang ia dengar barusan, “Apa kamu bilang? Bagaimana bisa......"

"Maaf, aku-lah yang terlalu teledor. Tetapi aku benar-benar tidak sengaja......" Parker Ji hanya bisa memejamkan mata ketika mengungkit-ungkit kejadian tadi. Nada bicaranya penuh keputusasaan dan kekecewaan.

Kalau ia tenang seperti biasanya, kejadian seperti ini tidak akan terjadi. Sayang sekarang semuanya sudah terlambat……

Selena Xu mengangkat alis, "Mendengar ini aku malah jadi semakin ingin lihat dia."

Selena Xu kemudian berjalan mendekati pintu ruang pasien, tetapi Parker JI dengan sigap langsung menghalanginya: "Lebih baik jangan dulu, nanti kalau kondisinya sudah membaik kamu baru datang lagi saja."

"Mengapa aku tidak boleh masuk?" Selena Xu sangat bingung. Ia tiba-tiba teringat pesan singkat yang dikirim Adele Xu semalam, lalu langsung menyadari sesuatu. Ia mengangkat alis dan bertanya ragu: "Jangan bilang semua ini aku penyebabnya?"

Pandangan Parker Ji tiba-tiba seperti terlintas sesuatu.

Melihat ekspresi Parker Ji, Selena Xu tahu tebakannya tidak keliru.

"Parker Ji, kamu sudah bertunangan dengan Adele Xu. Kamu seharusnya menyayangi dia sepenuh hati. Meskipun dulu kita pernah menjalin hubungan, namun kamu harus mengubur dalam-dalam semua memori kita. Kamu tidak boleh mengungkit-ungkitnya di depan Adele Xu."

Meski tidak melihat secara langsung Parker Ji dan Adele Xu bertengkar, tetapi Selena Xu bisa membayangkan masalah apa yang menjadi pemicu pertengkaran mereka berdua. Akar masalahnya tidak lain dan tidak bukan adalah Parker Ji tidak mau melepaskan dirinya.

"Aku juga tidak mau mengungkit-ungkitnya, tetapi memang kenanan indah semacam ini bisa dilupakan begitu saja?" Parker Ji tersenyum kecut, "Jangan-jangan hanya orang yang sebenarnya tidak sayang saja yang bisa melakukannya dengan mudah."

Selena Xu gigit-gigit bibir dengan canggung. Ia kemudian berkata pelan: "Aku ingin sembunyi-sembunyi lihat dia. Ini tidak akan mengagetkannya."

Selena Xu tahu persis Adele Xu saat ini sedang sangat tidak rasional. Di mata adiknya itu, ia hanya pesaing yang merebut pasangan orang lain. Untuk itu, ia tidak boleh semakin memancing kemarahan adiknya dengan terang-terangan menunjukkan muka.

Karena Selena Xu terus mendekat, Parker Ji akhirnya mengajaknya naik ke lantai atas dan melihat ruang pasien dari jendela kaca luar.

Adele Xu sedang berbaring menatap jendela di seberangnya dengan wajah tanpa ekspresi. Wanita itu terlihat kehilangan semangat hidup. Melihat pemandangan adiknya yang sangat menyedihkan, Selena Xu teringat dirinya dulu. Ia dulu juga pernah menatap jendela di seberangnya dengan pikiran kosong seperti tidak punya masa depan.

"Selena Xu......" Parker Ji refleks mengelus-elus bahu Selena Xu, "Jangan bersedih."

Selena Xu mengumpulkan kembali konsentrasi, mundur dua langkah, lalu menyingkirkan tangan Parker Ji: "Aku tidak apa-apa. Kamu bawa masuk saja keranjang buah ini. Aku tidak mau mengganggunya."

"Selena Xu." Parker Ji memegang tangan Selena Xu, "Kita sudah tidak mungkin bersama lagi?"

Selena Xu menatap Parker Ji lekat-lekat, "Menurutmu?"

Dari tatapan Selena Xu, Parker Ji bisa melihat ketenangan dan kehambaran rasa sayang. Ia sadar ia selama ini benar-benar terlalu keras kepala.

Sejak berpisah dari Selena Xu, ia seharusnya hari itu juga melepaskan wanita itu.

"Parker Ji, tiga tahun belakangan aku sungguh-sungguh berusaha menerimamu, tetapi maaf, aku tidak bisa terus menipu diriku sendiri. Kamu juga tidak mungkin terus berpura-pura bodoh kan? Karena dulu aku sudah berusaha, sekarang aku tidak menyesali apa-apa. Lupakan aku, lupakan semua cerita kita, coba terima orang lain."

Selena Xu menatap Parker Ji dengan penuh ketegasan dan keseriusan.

Dari tadi sibuk berdebat, Parker Ji dan Selena Xu tidak sadar Adele Xu sudah menyadari kehadiran mereka di luar. Tatapan wanita itu sungguh marah dan benci.

"Prang!" Terdengar bunyi pecahan gelas di lantai.

Selena Xu dan Parker Ji buru-buru masuk. Mereka langsung mendapati Adele Xu tengah menatap mereka berdua dalam-dalam sambil tersenyum dingin, "Aku belum mati, dan kalian berdua malah bercengkerama di luar?"

Adele Xu tahu adiknya salah paham, jadi ia buru-buru menjelaskan: "Adele Xu, aku dan Tuan Ji sudah tidak hubungan apa-apa. Kamu jangan berpikiran terlalu jauh."

"Sekarang memang waktunya membicarakan apakah aku berpikir terlalu jauh? Kalian-lah yang memaksaku berpikir terlalu jauh!" Adele Xu meninggikan suara, "Atas dasar apa kamu memiliki kehidupan yang lebih baik dariku? Atas dasar apa kamu lebih disayang-sayang dariku? Kita sama-sama keluarga Xu, mengapa nasibmu lebih baik dari aku?!"

Selena Xu terdiam.

Selena Xu tahu ayahnya lah yang bersalah pada Adele Xu. Kebaikannya pada Adele Xu selama ini ditujukan untuk memperbaiki kesalahan itu, dan itu bukan berarti ia benar-benar mau menerima Adele Xu dan menanggung kesalahpahaman yang dulu terjadi. Toh ini semua ayahnya yang sebabkan, bukan dirinya sendiri. Air muka Selena Xu berubah serius.

"Kalau kamu sekarang rajin-rajin bersekolah, kamu nanti pasti bisa seperti aku, bahkan lebih dari aku. Adele Xu, peluangmu mungkin datang lebih terlambat, tetapi itu bukan berarti kamu tidak punya peluang sama sekali. Aku jelas-jelas sudah memberimu pilihan, tetapi kamu mengabaikannya, jadi sekarang mengapa kamu malah menyalahkan aku?"

Melihat Selena Xu tidak menunjukkan rasa bersalah sama sekali dan bahkan malah menceramahinya, mata Adele Xu memerah.

"Tutup mulutmu! Jelas-jelas kamu yang merebut segalanya dariku!"

Selena Xu tertawa mendengar kalimat barusan: "Kamu jangan keliru, ibumu-lah yang mengacaukan pernikahan ayahmu. Dengan dosa ibumu yang seperti itu, aku malah masih tetap bersikap baik dan menyediakan ini-itu untukmu. Bukankah kamu seharusnya bersyukur dan berterimakasih?"

Selena Xu merasa ia tidak pernah memaki-maki orang separah ini sebelumnya. Tetapi sikap Adele Xu padanya terus memancing batas kesabarannya hingga ia tidak tahan. Kata-kata yang vulgar dan keras akhirnya mau tidak mau terucap!

Mendengar pertengkaran dua wanita di sampingnya, Parker Ji buru-buru menengahi: "Sudah, Adele Xu, Selena Xu, kalian berdua diam."

Adele Xu menatap pria itu dengan raut tidak percaya, "Kamu bahkan sampai saat ini masih memanggil dia "Selena Xu?" Parker Ji, kamu benar-benar tidak punya hati!"

Panggilan “Selena Xu” bagaimana mungkin bisa diubah dalam sekejap? Parker Ji menggunakan panggilan ini sudah tiga tahun lamanya, pasti ia butuh waktu untuk menyesuaikan diri dengan panggilan yang baru bukan?

"Adele Xu, maaf......" Parker Ji mendekat dan menatapnya dengan penuh penyesalan.

Adele Xu tertawa, "Parker Ji, kamu sadar tidak apa yang paling banyak kamu katakan setelah kita menikah? Hanya satu kata: maaf! Setiap hari kamu bilang maaf, tetapi kamu tetap melakukan hal-hal yang menyakiti hatiku. Apa gunanya maaf-maafmu selama ini?"

Adele Xu semakin lama semakin emosional. Ia mengambil bantal di sebelahnya dan melemparkannya ke pria yang selama ini ia sayangi. Parker Ji bisa menghindar dengan mudah, dan ketika pria itu mendekatinya untuk menghentikan gerakannya, Adele Xu tiba-tiba malah mengambil cangkir yang ada di laci sebelah ranjang dan kembali melemparkannya kencang-kencang!

"Adele Xu, kamu diam dulu!" Parker Ji menghindari dari lemparan cangkir itu. Ia menahan tangan Adele Xu, lalu menatap Selena Xu dan berseru: "Panggil dokter."

Tetapi, ketika ia menengok, ia malah melihat Selena Xu sedang memegangi jidat sambil menahan sakit. Dari celah jari Selena Xu mengalir darah segar yang cukup banyak. Parker Ji sungguh terkejut, "Kamu kenapa?"

Selena Xu benar-benar tidak tahu dirinya sial atau bagaimana. Gelas tidak pecah mengenai Parker Ji memang benar adanya, tetapi pecahan gelas itu di lantai memantul tepat mengenai jidatnya. Jidatnya kini luka cukup panjang dan darah terus bercucuran.

"Tidak apa-apa. Aku keluar sebentar."

Ketika Selena Xu ingin keluar, Adele Xu malah bangkit berdiri dari ranjang dan menahannya. Ia belum puas memaki wanita itu: "Kamu begini saja sudah langsung mau keluar? Tidak boleh keluar! Sini berhadapan denganku!"

Adele Xu kali ini seperti tengah kemasukan sesuatu, bahkan Parker Ji saja tidak kuat menahan dirinya.

Tiba-tiba dari pintu kamar, yang dari tadi dibiarkan tidak tertutup, datang sesosok pria. Mereka bertiga sungguh terperangah.

Mereka kira yang datang dokter atau perawat, tetapi nyatanya adalah Everett Leng!

"Kamu......" Selena Xu baru ingin bertanya mengapa pria itu bisa datang secepat ini, namun Everett Leng selangkah lebih cepat: "Jidatmu kenapa?"

"Ehm......" Selena Xu mengernyitkan alis dengan wajah ragu-ragu. Ia melawan hati nuraninya sendiri: "Tidak apa-apa. Aku hanya tidak sengaja menabrak sesuatu."

Everett Leng menyapu pandangannya ke tiga orang yang ada di kamar satu per satu. Bahkan Adele Xu, yang dari tadi mengamuk, bisa merasakan keperkasaan dan kekuatan pria ini hingga terdiam dengan tubuh kaku.

Everett Leng tidak berkata apa-apa lagi. Ia langsung membawa Selena Xu keluar kamar dan pergi ke ruang cek di lantai bawah.

"Bagaimana bisa luka?" tanya dokter ruang cek.

Selena Xu tetap mempertahankan kebohongannya: "Aku tadi menabrak sesuatu."

Dokter tersenyum kecut tanda tidak percaya, "Nyonya, lukamu ini luka sobekan, bukan memar."

Selena Xu gigit-gigit bibir dengan sangat canggung. Ia melirik Everett Leng hati-hati. Pria itu dari tadi mengamati jidatnya.

Dokte tidak bertanya lagi dan langsung mengoleskan obat anti-infeksi.

Meski lukanya tidak terlalu dalam, dokter tetap menempelkan perban yang cukup tebal di luka itu. Selena Xu kini terlihat sangat mengibakan.

"Apa Parker Ji yang menyakitimu?" Ketika Selena Xu pikir Everett Leng tidak akan lanjut menginterogasi, pria itu malah kembali bertanya.

Selena Xu membuang nafas panjang: "Bukan, sungguh bukan mereka. Ini hanya luka kecil, kamu tidak perlu mempermasalahkannya. Beberapa hari lagi bekasnya bahkan pasti sudah hilang kok."

Everett Leng tetap tidak puas, "Kalau begitu Adele Xu?"

"Everett Leng, kamu tidak perlu menanyakan ini lagi......" Sebelum Selena Xu menyelesaikan kalimatnya, Everett Leng langsung membawa wanita itu kembali ke lantai atas, ke ruang pasien Adele Xu.

Selena Xu tidak berani melawan, sekelilingnya semua adalah ruang pasien yang perlu ketenangan.

"Everett Leng, tunggu sebentar, kamu mau melakukan apa?" Selena Xu mencoba bertanya.

Parker Ji baru berhasil membujuk Adele Xu kembali ke ranjang. Sebelum menenangkan wanita itu, ia mendengar teriakan Selena Xu dari luar, lalu kemudian terlihatlah seorang pria tinggi besar tiba-tiba masuk mendobrak pintu. Pria itu dengan langkah cepat berjalan ke sisi ranjang dan mencekik leher Adele Xu!

Selena Xu kaget setengah mati. Ia langsung menggoyang-goyang tangan Everett Leng, "Kamu mau apa? Lepaskan dia!"

Everett Leng kemudian menatap lekat-lekat Adele Xu, yang ia lepaskan karena bujukan Selena Xu. Ia memperingatkan wanita itu: "Kamu harusnya berterima kasih Selena Xu masih berbaik hati padamu, kalau tidak aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri saat ini juga."

Selena Xu terhenyak mendengar kata-kata Everett Leng. Maksud pria itu sungguh jelas: Kalau sampai Everett Leng sudah malas mengasihani dan bernegosiasi lagi, nasib Adele Xu selanjutnya akan sangat tragis.

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu