Predestined - Bab 292 Bahaya Ritual

“Aku sudah mengingatkan kamu dari awal, Roy Mo bukanlah orang biasa, dia adalah orang kelompok kriminal Italia, kamu menyentuh ‘keju’ nya, dia akan membuatmu mati seperti mencubit semut, apa kamu menganggap perkataanku sebagai angin di telinga?”

Hati Selena Xu sedikit emosi, saat ingin membantah, terdengar suara pengurus rumah dari luar pintu.

“Tuan, Nona besar, sudah bisa mulai makan.”

Everett Leng mendengus dingin, dia bangkit dengan ekspresi keruh, dan pergi.

Selena Xu merasa muram seketika.

Tiba-tiba memanggil dia kembali merayakan hari raya, hasilnya hanya untuk memaki dia, bila tahu dari awal, lebih baik tidak datang!

Makan kali ini, suasananya sangat muram.

Tidak tahu kenapa Everett Leng bisa semarah ini, dia tidak berkata apapun, hanya memasang wajah dingin, bahkan lebih dingin dari potongan ikan kakap dingin di atas meja makan.

Tidak mudah menyelesaikan makan, Selena Xu akhirnya tidak tahan, dia berencana pergi.

Tapi, saat dia baru saja menjinjing tasnya, Everett Leng tiba-tiba berkata.

“Sore ada persembahan untuk Dewa Laut, Carol ingin melihat.”

Selesai berbicara, pria itu melihat ke arahnya dengan tatapan tak menentu. Setelah terdiam sesaat, dia meletakkan tas nya.

Sudahlah, anggap saja menemani anak!

Pelabuhan Xihai di sore hari, sangat ramai dan berisik.

Kota Bin adalah kota di samping laut, dahulu, orang-orang di sini mengandalkan mencari ikan untuk hidup, sangat menghormati laut.

Akhirnya, setiap pertengahan musim panas setiap tahunnya ditetapkan sebagai “Festival Yemanja”, lomba perahu naga, persembahan pada dewa laut, dengan harapan untuk menghilangkan kesialan, juga bisa dianggap sebagai hari raya Kota Bin yang dilestarikan.

Carol tidak pernah melihat lomba perahu naga, gadis kecil ini sangat bersemangat, seperti burung gereja yang berkicau, kalau bukan Selena Xu menariknya erat, bisa seketika hilang.

Seiring beberapa kali letupan petasan, Festival Yamanja pun dimulai.

Sebuah kapal naga yang mewah dan cemerlang perlahan-lahan memasuki laut, kerumunan orang mengerumuni seorang pria berjalan ke arah kepala kapal, menuangkan kepala babi dan ceker ayam,bebek dan barang-barang persembahan lainnya ke dalam laut.

Jarak sedikit jauh, Selena Xu menjinjitkan kakinya melihat, tapi tiba-tiba merasa sosok orang yang di atas kapal itu sedikit familiar.

“Roy Mo.” Everett Leng mengenalinya.

Selena Xu tertegun, langsung bertanya, “Kenapa dia bisa ada di sini?”

“Kira-kira, para nelayan yang mengundangnya.”

Selena Xu mengerti.

Roy Mo sebagai orang kaya, melambangkan uang dan harta, yang memberi persembahan pada dewa laut, harus orang yang kaya raya dan moral yang tinggi, ini adalah aturan tidak tertulis di Festival Yemanja.”

Melihat ke arah sana, Selena Xu memutar bola matanya.

Huh, Roy Mo rubah tua ini, kali ini dia bisa kabur, anggap saja dia beruntung!

Ritual persembahan pun berakhir, lomba perahu naga yang ramai pun dimulai.

Carol berusaha menjinjitkan kaki, tapi masih saja tidak melihat apapun, dia menarik-narik ujung baju Everett Leng dengan sedih.

“Ayah, aku tidak bisa melihatnya.”

Melihat muka gadis kecil yang sedih itu, alis Everett Leng sedikit terbuka.

Tangannya yang bertenaga mengangkat gadis cilik ini, dan mendudukkannya di bahunya yang yang lebar itu, berkat Carol, sosoknya seperti raksasa yang kekar.

Carol gembira, dia juga mencium wangi takoyaki di udara, “Ibu, aku ingin makan itu!”

“Tunggu, aku pergi beli.”

Selena Xu meninggalkan Everett Leng dan anaknya, dan melewati kerumunan orang dengan susah, sampai di depan stand makanan.

“Pak, aku pesan tiga bungkus.”

Saat sedang menunggu, terdengar suara Roy Mo dari belakang.

“Gadis kecil, kamu juga di sini, benar-benar kebetulan!”

Selena Xu melirik, dan melihat wajah Roy Mo yang menyebalkan.

“Rubah tua, kamu juga ada?” Dia tertawa dingin.

Roy Mo memakai jas biru, tangannya memegang tongkat, berjalan perlahan ke depan, dan menatapnya dengan tatapan licik seperti rubah.

“Omong-omong, aku harus mengucapkan selamat padamu.”

“Selamat? Selamat apa?” Dia mengernyitkan hidungnya, rubah tua ini, apa dia bodoh?

“Tentu saja, selamat kamu sukses membuatku rugi banyak, apakah, ini tidak patut diberi selamat?”

Selena Xu tertegun, langsung sedikit mengerutkan bibir.

“He he, kali ini kamu bisa lari, anggap kamu beruntung. Tapi, suatu saat, aku akan mengantarmu sendiri ke penjara!”

Mata Roy Mo memancarkan sedikit menikmati, tersenyum dalam.

“Kalau begitu, izinkan aku memiliki harapan.”

Selesai mengucapkan, Roy Mo juga tidak diam lama, dia berbalik dan pergi.

Saat berbalik, di sudut pandang yang tidak terlihat oleh Selena Xu, mukanya sedingin es, matanya memiliki tatapan membunuh.

Setelah Selena Xu membeli takoyaki, dia berdesakan di kerumunan orang mencari Everett Leng dan Carol.

Terdengar hiruk pikuk.

“Nomor satu, nomor satu hampir menang!”

Selena Xu datang ke pinggir pantai, tatapannya mengarah ke arah pantai, melihat kapal nomor dua yang dia sukai jatuh terbawa angin, dia tidak tahan meneriakkan sorakan.

“Nomor dua, semangat, nomor dua!”

Lalu, saat dia sedang semangat bersorak, tiba-tiba tanpa disadari ada orang dari belakang yang mendesak.

Dari dalam kerumunan orang, kedua tangan terulur, dengan mudah mendorong punggung Selena Xu.

“Ah!!”

Seiring teriakan kaget, Selena Xu seketika jatuh ke air, air laut di bawah kaki kerumunan orang ada gelombang setinggi satu kaki.

Selena Xu terombang ambing di pasang surut gelombang air laut, dia tidak bisa berenang, hentakan yang menakutkan beberapa kali, di bawah kepanikannya dia minum beberapa kali air laut, sangat menderita.

“To...Tolong!” Dia berteriak terengah-engah, pipinya memerah.

“Celaka, ada orang yang tenggelam!”

“Siapa yang bisa berenang? Tolong, cepat tolong dia!”

Baru berucap, sesosok tubuh panjang yang bugar melompat, langsung melompat ke dalam air.

Selena Xu sangat panik, paru-parunya hampir meledak, di saat dia perlahan-lahan tenggelam, tiba-tiba ada sepasang tangan yang memeluk pinggangnya.

Dia sangat terkejut, mencengkram erat orang itu seperti tangan gurita, seperti menangkap jerami penyelamat.

Gelombang ombak menampar wajah dingin pria itu, dia melirik ke bawah melihat wanita yang mencengkram erat dirinya, alisnya berkerut dalam.

“Selena Xu, lepaskan aku!”

Orang ini, mencengkram dia dengan sangat erat, apakah ingin membuatnya tenggelam?!

Dalam kebingungan, Selena Xu mendengar suara ini sedikit familiar, tapi dia sudah meminum tidak sedikit air, kesadarannya perlahan-lahan menjauh.

Dia pun pingsan.

“Huek----Huk huk!”

Dia terbangun di atas pantai, memuntahkan beberapa air laut yang amis dan asin dengan menderita, kepalanya sangat sakit.

“Hu hu hu....Ibu, Ibu sudah bangun!” Di telinganya, terdengar suara tangis Carol.

Si pria berjongkok di samping, melirik ke bawah ke arahnya.

Bajunya basah semua, air yang menitik “Tik tik tik”, ekspresinya tenang di wajahnya yang dingin, tidak terlihat sedikitpun cemas.

Tapi dia, adalah orang pertama yang terjun, juga tidak hentinya memberikan cpr kepadanya, sampai dia terbangun.

“Sudah bangun?” Dia memainkan alis.

Selena Xu berusaha duduk, melihat ke sekelilingnya, lalu kembali melihat pria yang basah kuyup, matanya memancarkan sedikit keterkejutan.

“Paman kecil, apa orang yang menolong aku adalah kamu?”

“Kalau tidak?”

Pria perlahan-lahan bangkit, melepas jaket jas, memeras mengeluarkan banyak air.

“Apa perlu pergi ke rumah sakit.” Dia bertanya.

Mengambil beberapa napas, Selena Xu merasa selain kepalanya sedikit sakit, sepertinya tidak ada masalah yang terlalu besar.

Akhirnya dia menggelengkan kepala.

“Membeli barang pun bisa terjadi kecelakaan, Selena Xu, kamu benar-benar tidak berguna.”Dia tidak tahan mengejek.

Seluruh tubuh Selena Xu tidak bertenaga, dia sudah malas bertengkar dengan pria ini.

“Bukan aku yang jatuh sendiri, ada orang yang mendorongku.”

Mendengar ini, kening Everett Leng sedikit berkerut, tatapannya hampir seketika memikirkan sesuatu.

Dia mengangkat mata melihat ke arah pantai. Sebuah mobil Rolls-Royce terbuka pintunya, supir menyambut Roy Mo dengan hormat.

“Huh, akhirnya bisa dibilang, ini semua akibat ulahmu sendiri!” Dia tertawa dingin, tapi di dalammatanya ada pancaran cahaya yang sulit dijelaskan.

Di siang hari bolong, dia berani melakukan hal seperti ini, Roy Mo, kamu benar-benar semakin berani!

Hati Selena Xu mengerti sendiri, dia berusaha bangkit.

“Kamu mau pergi kemana?” Pria menatapnya dengan dingin.

“Memeriksa kamera pengawas, aku mau mencari orang yang mendorongku.” Dia berkata sambil menggertakkan gigi.

“Selena Xu, mohon kamu pakai otakmu.” Pria tertawa dingin, lekungan bibirnya begitu mengejek.

“Begitu banyak orang berdesakkan, walaupun ada kamera pengawas, bagaimana kamu tahu siapa? Roy Mo tidak akan ceroboh dalam melakukan sesuatu, apa dia bisa membuat dirinya ketahuan bersalah?”

“........” Selena Xu terdiam.

Teringat perasaan tersiksa dan putus asa diombang-ambingkan barusan, tanpa sadar dia merinding, masih merasa takut.

Roy Mo rubah tua ini memang sangat kejam. Terakhir kali saat menaiki balon udara saat liburan, hampir dicelakai olehnya, kali ini kembali seperti ini....

Dia lebih baik tidak turun tangan, begitu turun tangan, langsung menerjang nyawa nya!

“Selena Xu, sekarang kamu sudah mengerti?” Roy Mo mengangkat tangan menopang dagunya, tatapannya yang dingin dan tenang memancarkan ketenangan.

“Kamu rasa, berapa banyak nyawa yang kamu punya untuk bertarung dengannya?”

Dia melepaskan tangannya sambil tersenyum dingin, memeluk anaknya dan pergi, meninggalkan Selena Xu di pantai ketakutan.

Novel Terkait

Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu