Predestined - Bab 398 Hari Ulang Tahun Carol

Keesokan harinya adalah hari ulang tahun Carol.

Everett Leng tidak pergi ke kantor. Selena Xu juga tidak pergi. Carol, gadis itu sedang merengek ingin pergi ke taman hiburan. Jadi mereka berdua membawanya pergi ke sana.

Di atas kuda komedi putar, Carol memegang tangan ibunya. Suara tawanya terdengar sangat merdu seperti bel perak.

Di bawah kuda komedi putar, seorang pria tampan bersandar ke pagar. Dia merokok dengan tenang. Pandangan matanya yang dalam menatap ibu dan anak perempuan yang sedang bermain bergembira. Dia perlahan-lahan mengangkat bibirnya yang tipis.

Ketika musik berhenti, Selena Xu menuntun Carol keluar.

“Sayang, hati-hati ya.”

“Aku mengerti, bu!”

Everett Leng mematikan rokok di tangannya, kemudian memeluk anak kecil yang menghampirinya itu.

“Kamu bermain sangat senang?” Dia bertanya.

“Senang! Hanya saja, ayah tidak bermain bersama denganku...”

Melihat mulut kecil bocah itu yang cemberut di pelukannya, Everett Leng tertawa tanpa mengatakan sepatah kata pun.

Selena Xu bercanda, “Lihat, kamu menolak untuk ikut naik, sekarang kamu membuat si kecil sayang kita marah kan?”

“Ada kamu yang menemani saja sudah cukup.”

Setelah selesai berbicara, Everett Leng menggendong putrinya dan pergi.

Bercanda.

Dia adalah tuan muda tertua dari Leng’s Corp. Jika dia difoto oleh paparazi sedang tertawa cekikikan naik fasilitas hiburan, nanti apa masih ada wibawanya?

Gadis kecil di pelukan Everett Leng membuka matanya yang hitam dan besar, melihat ke sekelilingnya, dan tergesa-gesa menunjuk.

“Aku ingin bermain itu!”

Selena Xu tertawa, “Bukankah kamu sudah pernah main itu?”

“Iya, kalau begitu… bagaimana dengan yang ini?”

“Kamu juga pernah memainkan ini.”

Carol dengan polosnya berkata, “Aku sudah main terlalu banyak, Carol sudah lupa semua.”

Keluarga yang beranggotakan tiga orang itu menghabiskan waktu seharian di taman hiburan. Mereka memainkan semua permainan di taman hiburan itu satu kali. Mereka sangat gembira.

Selanjutnya, sekeluarga makan malam di restoran di taman hiburan. Everett Leng menyiapkan sekotak kue yang cantik untuk putrinya. Selena Xu memberinya sebuah boneka Mickey Mouse yang lucu untuknya.

Ketika dia keluar, Carol berlari sangat cepat sambil memeluk boneka. Selena Xu dari belakang mengingatkan dia dengan perhatian.

“Sayang, tidak boleh berlari begitu cepat!”

Namun, dalam sekejap mata sosok si kecil itu sudah menghilang.

“Dia benar-benar semakin nakal. Aku tidak tahu dia mirip siapa.” Dia berbicara sambil tersenyum masam, tapi dia merasakan tatapan tidak dikenal di sebelahnya.

Everett Leng menyipitkan matanya dan menatapnya, di bibirnya terpasang senyum yang terpaksa.

“Apa maksud ekspresimu ini?” Dia bertanya.

“Memang bisa mirip siapa lagi?” Everett Leng tidak menatapnya lagi. “Dia itu menurun darimu.”

“Masa, kapan aku pernah nakal ketika aku masih kecil. Kerabat-kerabatku memuji aku pendiam dan lembut. Aku pasti akan tumbuh besar menjadi seorang wanita bermartabat.”

“Fakta itu harus dibuktikan, tampaknya kerabatmu itu tidak memiliki mata yang bagus.”

“Kamu ...” Selena Xu sedikit marah, mengepalkan tinju kecil nya dan memukul pria itu.

“Kamu sungguh menyebalkan, menggodaku setiap hari.”

Setelah merenung sejenak, nada suara Everett Leng menghalus, “Pada hari ini tiga tahun yang lalu, hidupmu sama sekali tidak lancar kan.”

Perkataannya yang tiba-tiba ini membuat Selena Xu berhenti. Pikirannya perlahan menjadi semakin rumit.

Dia masih ingat begitu jelas hari di tiga tahun lalu yang lalu.

“Lebih dari tidak lancar.” Dia tersenyum pahit, “apakah kamu tahu tentang distosia?”

Pria itu berhenti, pandangan matanya yang dalam dan tenang sekali lagi menatapnya. Ekspresinya murung tanpa sebab.

“Benarkah?” Dia bertanya.

“Betul sekali. Dokter bilang rahimku kuat. Dia menyarankan agar aku melahirkan secara alami. Tapi aku sudah mencobanya lebih dari empat jam. Aku sudah sampai pingsan dan bangun lagi. Rasa sakitnya itu seperti masuk ke neraka.”

Topik ini, mereka berdua tidak pernah membicarakannya. Ini adalah pertama kalinya mereka membicarakannya.

Bahkan jika dia hanya menggambarkannya secara kasar, Everett Leng dapat membayangkan bagaimana perasaannya saat itu.

Kesepian, tidak ada yang bisa diandalkan, putus asa dan tak berdaya.

Hatinya yang dingin terasa sedikit sakit seperti ada yang menusuk. Dia menghela napas tipis yang hampir tidak terlihat.

“Kamu seharusnya memberitahuku dari awal.”

“Memangnya bisa apa dengan memberitahumu?”

Setelah merenungkan selama lima detik, Everett Leng berkata, “Setidaknya aku bisa menemanimu.”

Selena Xu terdiam mendengar perkataan ini.

Ada suatu hal yang sampai saat ini dia belum berani katakan kepada Everett Leng.

Ketika dia melahirkan bayinya, dia sebenarnya tidak sendirian. Yang menemani di sampingnya adalah Parker Ji.

Dokter keliru berpikir bahwa Parker Ji adalah suaminya. Jadi pada saat yang paling kritis, dia menariknya dan memintanya untuk menyemangati istrinya.

Tapi Parker Ji juga sangat amat ketakutan. Dia mana pernah melihat, memegang tangannya yang bergetar dan seluruh wajahnya yang berkeringat, sama seperti orang yang sedang melahirkan seorang anak.

Kemudian, dalam keadaan setengah sadar, dia malah memanggil nama Everett Leng. Sedangkan Parker Ji yang patah hati lah yang menjawabnya.

“Lupakan, semuanya sudah berakhir. Sekarang setelah melihat penampilan gadis ini yang cerdas dan ceria, aku berpikir bahwa penderitaan yang kuterima bukanlah apa-apa.”

Selena Xu tersenyum dan mengejar Carol.

Melihat sosok punggungnya yang langsing dan kecil, pandangan mata Everett Leng mendalam, seakan ada pemikiran sesuatu.

Tidak jauh pada suatu sudut, Carol bertabrakan dengan seorang bocah lelaki dan kedua anak ini jatuh.

“Aduh...”

Boneka Carol jatuh ke samping dan es krim yang ada di tangannya semuanya mengenai setelan jas putih anak lelaki itu.

Rasa sakit dari lututnya membuat Carol mengerutkan kening. Akhirnya dia tidak sanggup menahannya. S uara menangis “Waa!” keluar .

Bocah itu malah menghirup udara dingin kemudian dia berdiri dengan susah payah.

Dia terlihat dua atau tiga tahun lebih besar dari Carol. Tetapi walau dia muda, tetapi dia berparaskan tampan.

Rambut coklat yang sedikit keriting dan matanya yang biru seperti gelombang Laut Aegea. Jas putih nya yang sangat pas sekali dengannya menampilkan sebuah ketenangan dan wibawa yang tidak sesuai dengan umurnya.

“Kamu, apa kamu baik-baik saja?” Tanya bocah itu dengan prihatin.

Carol berkata dengan muka memelas, “Sakit, sakit sekali!”

Melihat gadis kecil yang lucu di depan matanya menangis, bocah laki-laki itu spontan merasa bersalah.

Dia melihat boneka Mickey di lantai, dia mengambilnya dan menyerahkannya padanya, dan mulai berbicara seperti boneka Mickey.

“Misga, musga, Mickey Mouse! Kenapa kamu menangis? Ah, aku pikir kita harus memanggil kentang, kan?”

Bocah lelaki itu berkata, sambil dengan serius memainkan boneka itu, mulut boneka itu terbuka sama layaknya seperti Mickey yang berbicara.

Kemudian Carol berhenti menangis dan tersenyum.

“Kamu juga menyukai Mickey?” Dia bertanya sambil menyeka air matanya.

“Iya, aku… suka.”

Jawaban bocah itu sangat terpaksa, tetapi Carol menganggapnya serius dan dia tersenyum lebih senang.

Selena Xu berlari dengan cepat menghampirinya. Tadi dia mendengar tangisan putrinya. Dia sangat amat khawatir.

“Sayang, bagaimana kamu ...”

Dia tertegun sejenak, tetapi gadis kecil ini kemudian tertawa lagi.

Bocah itu mengembalikan boneka itu ke Carol dan dengan sopan dia membungkuk kepada Selena Xu.

“Maafkan aku Bibi. Tadi aku tidak sengaja menabraknya. Ini semua adalah salahku.”

Melihat anak laki-laki yang sopan di depan matanya, Selena Xu spontan hanya menghela napas.

Bocah kecil ini sangat tampan, dia terlihat seperti anak blasteran yang jarang ada.

“Tidak apa-apa. Tapi pakaianmu ...”

Bocah itu menundukan kepalanya dan melihat es krim yang mengotori pakaiannya. Kemudian dia tersenyum dan berkata, “Tidak apa-apa, cukup dicuci saja.”

“Ada apa?” Everett Leng yang selesai membayar juga datang menghampiri.

Selena Xu menggendong putrinya dan berkata, “Gadis ini pasti berlari begitu cepat sampai dia menabrak bocah laki-laki ini.”

Everett Leng memandang bocah itu dan bertanya, “Apakah ada yang sakit?”

“Aku baik-baik saja, terima kasih atas perhatianmu.”

“Di mana orang tuamu?” Everett Leng bertanya, “Tolong panggil mereka kemari, aku akan mengganti rugi pakaianmu.”

“Sungguh tidak perlu, paman, aku pergi dulu. Bye bye.”

Bocah itu pergi dengan cepat.

Selena Xu menoleh kepada Everett Leng dan berseru, “Aku tidak tahu anak siapa itu. Dia dididik dengan sangat baik.”

Everett Leng hanya tersenyum, “Ayo pulang.”

Kedua lelaki berbaju hitam dengan panik bergegas menembus kerumunan dan menemukan bocah kecil itu. Mereka akhirnya menghembuskan napas lega.

“Tuan muda, ayo kita pulang.”

“Tapi aku masih ingin main sebentar lagi.” Bagaimanapun sangat sulit untuk keluar sekali.

Kedua lelaki berbaju hitam itu saling memandang dan tidak tahu harus bagaimana, mereka hanya bisa menelpon ayah bocah itu untuk mendapatkan instruksi.

“Tuan Mo, tuan muda, dia belum ingin pulang.”

“Omong kosong! Dia sudah lama berada di Italia. Ibunya memanjakannya. Cepat bawa dia kembali.” Suara yang berwibawa itu tidak bisa dibantah.

Pria berpakaian hitam itu menutup telepon sambil menundukan kepalanya menunjukan rasa minta maaf.

“Maaf, tuan muda, Ayah anda ingin anda kembali.”

Bocah itu melihat taman bermain. Lampu terang yang bergemerlapan di malam hari mewarnai matanya yang indah.

“Baiklah.” Dia mengangguk kecewa.

Setelah merayakan ulang tahun untuk putrinya, Selena Xu kembali ke kantor untuk bekerja. Sore hari itu, dia pergi makan malam keluar bersama Laura Wen.

Setelah makan, kedua teman baik itu jalan-jalan sambil bergandengan tangan, menikmati sinar matahari sore yang hangat di waktu luang mereka.

“Apa? Kamu mau menikah?” Dia bertanya dengan terkejut.

Laura Wen mengangguk dengan malu-malu.

“Ini adalah hal yang sangat baik, tapi… kupikir kamu akan bertunangan dulu.”

“Pokoknya, kita akan menikah cepat atau lambat. Pertungangan, lebih baik dihindari jika bisa.”

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu