Predestined - Bab 434 Aku Tidak Bersalah

"Paman-paman dan bibi-bibi sekalian, kalau ada masalah, langsung katakan padaku saja, untuk apa kalian mengganggu istriku saat aku tidak ada di rumah?"

Suaranya terdengar sangat dingin, pandangan matanya yang dingin juga terasa sangat menekan, udara di dalam ruang tamu itu pun terasa sangat dingin dan kaku.

Orang-orang di ruang tamu itu adalah paman dan bibi Everett, namun hati mereka tetap saja merasa takut saat menatap sorotan mata Everett yang menekan itu.

Nyonya Gui pun maju ke depan dan menunjukkan bekas jari tangan di wajahnya sambil berkata.

"Everett, siapa yang mengganggu dia, jelas-jelas dia yang memukulku!"

Everett pun berkata, "Kalau bukan kau yang mencari perkara, apa dia akan memukulmu?"

Princeton pun mengerutkan keningnya dan berkata, "Everett, kau benar-benar tidak sopan, berani-beraninya kau bicara seperti itu pada bibimu?"

"Paman, kau tak perlu berpura-pura bijak dihadapanku, kalau kau begitu, aku merasa sangat tidak suka."

"Kau......" Princeton terkejut, lalu dengan tegas ia berkata, "Kau harus tahu, hari ini kami datang ke sini bukan untuk diri kami sendiri, tapi demi nama baik Keluarga Leng! Kami sudah merundingkannya, kau harus bercerai dengannya!"

"Oh?" Everett menaikkan alisnya sambil tersenyum.

"Sejak kapan paman-paman dan bibi-bibi sekalian ikut campur dalam urusan pernikahanku?"

"Apa kau tidak peduli pada martabat Keluarga Leng! Sesuka apapun kau pada wanita ini, dia sudah bukanlah seorang wanita yang suci, kalau kau terus mempertahankannya, Keluarga Leng akan menjadi ejekan dan cemoohan bagi orang-orang, apa kau rela kami ikut diolok-olok?!"

"Iya, Everett, kau tidak boleh seenaknya sendiri, semua ini demi nama baik Keluarga Leng!"

"Iya benar!"

Orang-orang itu terus menekan Everett, mereka sama sekali tidak mau mengalah, sikapnya sangat keras dan tegas.

Selena bisa merasakan ketegangan di dalam ruang tamu itu, ia pun merasa ketakutan dan tanpa sadar langsung memeluk Everett dengan erat.

Orang-orang di ruang tamu itu tidak sekedar anggota Keluarga Leng biasa saja, mereka juga memegang banyak saham milik Leng's Corp., oleh karena itu mereka berani berkata dengan sangat tegas dan dingin.

Meskipun Selena tahu jelas sifat Everett, tapi apa Everett bisa menerima semua tekanan ini?

Jantungnya terus berdebar kencang, tiba-tiba Everett berkata.

"Kalau kalian malu menggunakan nama Keluarga Leng, ganti saja marga kalian."

Ucapan Everett itu tak hanya membuat para anggota Keluarga Leng terkejut, Selena yang mendengarnya pun merasa sangat terharu.

Ternyata demi membelanya, Everett berani berkata seperti itu pada keluarganya.

Everett sudah terlihat sangat tak tertarik untuk bercakap-cakap dengan mereka, sambil memeluk wanita dalam dekapannya itu, ia naik ke ats.

"Everett, kau...... berani-beraninya kau!"

Wajah para anggota Keluarga Leng itu pun memucat, mereka sungguh sangat kesal, namun tak bisa berbuat apa-apa.

Everett meletakkan Selena pelan-pelan ke atas ranjang, ia masih menangis, matanya sampai membengkak.

Everett pun mengusap air mata Selena dengan jari-jarinya yang kasar, dengan sangat amat lembut ia berkata.

"Kalau terus menangis nanti jadi jelek lho."

"Everett......"

Ia menangis sambil memeluk pria itu, memeluknya dengan sangat erat, air matanya terus berlinang, membasahi baju pria itu.

Namun, Everett yang sangat suka kebersihan itu sama sekali tidak peduli, malah mengelus-elus kepala Selena.

"Sudah, sudah."

Selena pun menatap ke arah Everett, lalu berkata, "Aku masih suci, aku tidak diapa-apakan, percayalah padaku, aku sudah pernah diperiksa dokter......"

Wajahnya yang penuh air mata dan suaranya yang sangat memelas itu membuat hati dingin sang pria mulai meleleh.

Ia mengangkat kepalanya sedikit dan berkata, "Aku tahu."

"Jelas-jelas aku korbannya, kenapa mereka menghinaku seperti itu......"

Ternyata Selena sedih karena perkataan anggota Keluarga Leng lainnya, wajah Everett tampak sangat tenang, namun hatinya berapi-api.

Ia melihat ke arah pintu, "Pengurus rumah!"

Sang pengurus rumah pun segera masuk ke dalam kamar, dengan hormat ia berkata, "Tuan, ada apa?"

"Apa mereka sudah pergi?"

"Baru saja pergi."

Everett mengerutkan keningnya, lalu berkata, "Perintahkan pada semua bawahanmu, mulai hari ini, jangan ada anggota keluarga manapun yang datang kemari."

"Akan segera saya laksanakan." sang pengurus rumah pun pergi dari kamar itu.

"Sekarang sudah kan?" kata Everett sambil mencubit pipi Selena, "Jadi, jangan menangis lagi."

Selena benar-benar terharu, ia mengisak air ingus di hidung merahnya lalu berkata, "Everett, kau baik sekali......"

"Bodoh, ayo tidur."

"Iya."

Selena pun membaringkan tubuhnya, Everett menyelimutinya lalu hendak bangkit berdiri.

Selena segera menangkap tangannya dan berkata.

"Tunggu aku tertidur baru kau pergi, ya?"

Everett tidak berkata apa-apa, hanya duduk di samping ranjang, menggenggam tangan Selena yang dingin itu, memandanginya memasuki dunia mimpi.

Tak lama, Black pun muncul di depan pintu.

"Tuan, di New York sana......"

Everett mengangkat tangannya dan menyuruhnya untuk diam, Black pun langsung menghentikan perkataannya.

Melihat wanita di atas ranjang itu tertidur dengan pulas, ia pun melepaskan tangannya perlahan-lahan dan pergi keluar kamar.

Di dalam lorong, Everett mengeluarkan sepuntung rokok, Black pun menyalakan korek api untuknya.

Di kepulan asap rokok itu, Black bisa mencium aroma mint yang sangat segar.

"Oh, Tuan, kau ganti rokok?"

"Iya."

"Apa enaknya menghisap rokok itu, cerutu Cuba jauh lebih enak daripada itu."

Everett hanya tersenyum dan tidak berkata apa-apa.

Sebenarnya tidak ada apa-apa, namun tiba-tiba ia merasa, sekarang hidupnya sangat indah dan sempurna.

Bisnisnya lancar dan sangat berhasil, memiliki anak perempuan yang sangat lucu, ada wanita yang ia cintai juga di dalam kamarnya, meskipun ia selalu mengejek dirinya sendiri dan merasa kalau nyalinya semakin kecil, namun ia ingin hidup lebih lama.

"Bagaimana soal pembelian perusahaan energi baru di Amerika?" tanyanya.

"Soalnya Tuan, sebelumnya Anda sudah pernah membicarakannya kan, sekarang juga sudah berhasil membelinya, mulai saat ini, semua merek dagang dan teknologi milik mereka bisa kita pakai."

"Bagus. Satu lagi, tolong bantu aku menyelidiki sesuatu."

"Apa?"

Wajah Everett pun menyuram, sorotan matanya tampak sangat dingin.

"Selidiki dengan seksama, siapa yang pertama kali mengedarkan foto itu."

"Baik!"

Black pun langsung pergi dari sana, wajah Everett tampak sangat dingin.

Ia tak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja.

Keesokan harinya, Selena pergi menuju kantor polisi sendirian.

Ia menemui penanggung jawab perkara ini, Polisi Chen, lalu bertanya tentang perkembangan perkara ini.

"Karena saat para polisi sampai di TKP sang pelaku sudah melarikan diri, di sekitar sungai situ juga tidak ada kamera pengawas, sulit sekali untuk menemukan petunjuk." kata Polisi Chen.

Selena pun merasa sedikit kecewa mendengarnya.

"Nona Xu, tak perlu khawatir, kasus ini sangat penting bagi kami, kami juga sudah membentuk tim penyelidikan khusus, kami pasti akan menemukan petunjuknya."

"Terima kasih banyak, oh ya......"

Selena pun mengeluarkan sesuatu yang dibungkus dengan tisu, setelah membukanya, ia pun menyodorkannya pada Polisi Chen.

Sehelai rambut.

"Rambut ini......"

Selena menjelaskan, "Setelah kejadian itu, aku menemukannya di rumah, aku curiga jangan-jangan ini adalah rambut si pelaku."

"Oh ya?" kata Polisi Chen sambil menerimanya dengan pelan-pelan lalu melihatnya.

"Rambut ini sangat pendek, seperti rambut pria, rambut ini juga jauh lebih tebal dari rambutku, oleh karena itu aku yakin ini bukan rambutku, kalau boleh, apa rambut ini boleh diperiksa?"

Sebenarnya Selena sama sekali tidak mengerti soal ini, namun ia pernah mendengar bahwa polisi bisa mencari pelaku dengan sebuah sidik jari atau sehelai rambut saja, oleh karena itu ia ingin mencobanya.

"Tentu saja bisa, kalau rambut ini adalah rambut si pelaku, kami bisa mendapatkan DNA pelaku, dengan begitu kami bisa mencari siapa pelakunya!"

Sehelai rambut itu membuat Polisi Chen kembali bersemangat, ia memasukkannya ke dalam kantong barang bukti, lalu ia serahkan pada bawahannya.

"Cepat periksa."

Selena bertanya lagi, "Berapa lama hasil pemeriksaan ini akan keluar?"

"Tenang saja, kami akan melakukannya secepatnya, kalau sudah ada hasilnya kami akan langsung menghubungi Anda."

"Terima kasih, aku akan menunggu kabar dari kalian."

Selena pergi dari kantor polisi, suhu udara di luar sangat dingin, ia pun merapatkan jaket luarnya.

Baru saja ia pergi dari sana, sebuah mobil Audi berhenti di depannya, lalu jendela mobil itu pun terbuka, wajah Parker yang sangat tampan itu pun tampak dari dalam mobil.

"Lena?" katanya kaget, "Kenapa kau di sini?"

Selena tersenyum, "Aku menemukan sehelai rambut, mungkin rambut itu milik si pelaku yang menculikku, oleh karena itu kubawa kemari untuk diperiksa."

"Begitu." kata Parker sambil turun dari mobil.

"Kau......"

"Begini, aku datang ke kantor polisi untuk mengambil sebuah dokumen."

"Kalau begitu pergilah."

"Tunggu, Lena." kata Parker, "Apa kau punya waktu, kita minum teh bersama?"

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu