Predestined - Bab 466 Malam yang Kacau Balau

Selena Xu tercekik hingga sulit untuk bernafas, wajahnya juga seketika menjadi merah, di tengah kepanikan, dia mengangkat tangan dan mencekik leher Aileen Ya juga.

"Dasar kamu orang gila, aku tidak mau mati bersama denganmu."

Selena Xu berkata dengan begitu susah payah, suaranya begitu serak.

Pada detik-detik yang kritis, sepasang tangan terulurkan dengan begitu tepat waktu.

Tulang dari sepasang tangan itu terlihat jelas, putih bagaikan giok, jelas-jelas adalah tangan dari seorang pria, tapi malah lebih indah daripada tangan wanita.

Tangan yang indah itu mencengkram pergelangan tangannya Aileen Ya, di ujung lengannya, terlihat ekspresi Johnny Lin yang begitu serius.

Dia menarik ke belakang dengan kuat, sampai membuat Aileen Ya mundur ke belakang dengan sempoyongan beberapa langkah.

"Kak Johnny."

Selena Xu memanggilnya dengan kaget, sedetik kemudian, langsung memasuki pelukannya sang pria, aroma parfum cologne water dari sang pria memasuki hidung.

Johnny Lin memeluk pinggangnya, pandangan mata begitu serius, dan lebih banyak mengandung kekhawatiran.

"Gadis Kecil, kamu baik-baik saja?"

Selena Xu menggelengkan kepalanya, tapi wajahnya yang pucat masih menandakan jiwanya yang belum kembali tenang, jejak merah sepuluh jari di lehernya, terlihat jelas di mata.

Sang pria mengerutkan keningnya, dengan pandangan mata yang merasa bersalah melototi Aileen Ya.

"Aileen, kamu tahu tidak apa yang sedang kamu lakukan?"

Aileen Ya batuk dengan berat untuk sejenak, senyumannya bagaikan bunga opium yang mengandung racun, "Kakak, aku ingin membuat dia menemaniku mati, kamu tidak seharusnya menghentikanku."

Ekspresi wajah Johnny Lin terlihat begitu murung, berjalan mendekat, dan menghempaskan tamparannya sekali.

"Pak"

Suaranya begitu nyaring.

Aileen Ya telah dipukul hingga melongo, dia pergi menyentuh pipinya yang membengkak, mata yang terbenangi air mata, dengan pandangan sulit untuk percaya, menatap sosok pria yang hampir terasa asing di hadapan mata ini.

"Kakak, kamu... kamu memukulku"

"Aku sedang membuatmu sadar" Johnny Lin berkata, "Ketika tiba di tahap seperti ini, aku kira kamu akan mengintropeksi dirimu sendiri, tapi kelihatannya sekarang, kamu sudah tidak bisa diselamatkan lagi."

"Hanya demi seorang Selena Xu?"

Suasana hati Aileen Ya telah ambruk, dia menangis keras, "Everett mencintainya, kamu melindunginya, bahkan Parker Ji pun bersedia membantunya dengan suka rela, atas dasar apa? Atas dasar apa Selena Xu bisa mendapatkan semuanya, sedangkan aku harus kehilangan segalanya?

"Cukup sudah." Johnny Lin memotongnya dengan berteriak, "Kamu sungguh tidak bisa sadar."

Aileen Ya mengusap ingusnya sejenak, wajah yang lemah pucat sudah dipenuhi dengan air mata.

"Baik, kalau kalian semua begitu menyukai dia, dan membenciku, maka aku akan mati di hadapan kalian."

Aileen, kalau kamu ingin mati, tidak akan ada yang menghalangimu, tapi aku harap kamu bisa mengerti terhadap satu hal, kamu sendirilah yang membuat dirimu terasa begitu menyebalkan."

"Jangan mengajariku, Selena"

Aileen Ya menggertakkan giginya, air mata mengalir melewati pipi yang pucat memasuki sudut bibir, dia menahan kepahitan.

"Dengarkan baik-baik, kalaupun aku telah mati, aku juga tidak akan melepaskanmu begitu saja, aku akan membuatmu bahkan tidak bisa tenang dalam mimpi."

Serangkaian kalimat, membuat Selena Xu tak tahu harus bagaimana menanggapinya.

Wanita ini telah gila, benar-benar gila.

Aileen Ya berjalan ke pinggir rooftop dengan tertatih-tatih, di tengah hembusan angin dingin, tubuhnya gemetaran hebat, helaian rambut yang menari semakin menambah kesannya yang penuh rasa putus asa.

"Aileen." Johnny Lin berjalan mendekat selangkah, "Kamu jangan bersikap gegabah."

"Kamu jangan kemari." Aileen Ya menatapnya dengan mata yang tergenangi air mata, Johnny Lin menghentikan langkah kakinya, "Baik, Aku tidak akan ke sana, dinginkan kepalamu dan mundurlah dulu, boleh tidak?"

Menarik nafas yang dalam sejenak, Johnny Lin kembali menasihatinya dengan hati-hati, "Papa mamamu telah datang, sekarang berada di belakang, mereka akan segera datang, mereka hanya memiliki kamu sebagai putri mereka satu-satunya, kalau kamu mati, bagaimana dengan mereka berdua?"

"Aku tidak peduli lagi." Suasana hati Aileen Ya telah hancur berantakan, "Aku tidak ingin peduli terhadap apapun lagi, kehidupanku sudah berantakan, dan membusuk, aku sudah tidak sanggup untuk hidup lagi."

Perkataannya baru terlontarkan, Aileen Ya telah naik ke dinding pinggir rooftop, badan yang kurus berdiri di tengah hempasan angin dingin.

"Aileen." Johnny Lin memanggilnya dengan panik, "Turun, aku tidak mengizinkanmu untuk bersikap gegabah."

Di detik-detik menjelang batas kehidupannya, Aileen Ya bersuara dengan suara serak.

"Selena, aku membencimu, aku menbenci kalian semua, ingatlah, ingatlah terhadap penampilanku saat mati, ini akan menjadi mimpi buruk untuk seumur hidup kalian."

Perkataan baru dilontarkan, wanita yang gila penuh dengan putus asa telah melompat, dan sudah tidak lagi tertarik dengan kehidupan duniawi.

"Aileen."

Johnny Lin langsung berlari ke samping rooftop, mengulurkan tangan hendak menangkap sesuatu, tapi hanya mampu melihat sosok Aileen Ya yang kurus melesat jatuh ke bawah melalui celah diantara sela-sela jarinya.

Selena Xu telah sangat kaget, dengan panik berlari hingga ke sampingnya Johnny Lin, melihat ke bawah, jantungnya berdebar kencang tanpa henti, kedua kakinya terasa lemah, dan nyaris tumbang.

Seseorang yang tadinya masih hidup melompat ke bawah di hadapan matanya, pukulan seperti ini tidak bisa ditanggung oleh siapapun.

Dan gambaran ini, kebetulan disaksikan oleh orang tuanya Aileen Ya yang baru saja membuka pintu rooftop.

Seorang wanita yang tua itu langsung pingsan di tempat, dan seorang bapak membahu istrinya, memandang ke arah di mana putrinya melompat, di wajah yang telah menua, telah terdapat dua jejak tangisan.

Waktu yang hanya beberapa detik ini, malah terasa begitu lama dan panjang.

Hingga, terdengar suara terjatuhnya sesuatu di bawah beserta teriakan histeris dari kerumunan orang.

Memandang gumpalan kegelapan di bawah, Selena Xu dengan penuh kerisauan sempoyongan ke belakang, jelas-jelas merupakan gambaran yang terjadi di depan mata kepalanya sendiri, tapi malah terlihat begitu nyata hingga membuat orang sulit untuk percaya.

Aileen Ya, dia telah mati begitu saja.

Kutukan penuh kebencian yang diucapkan wanita itu sebelum melompat, masih terus terngiang di pikirannya, yang berkata meskipun dia telah mati, dia tetap tidak akan membiarkan Selena Xu merasa tenang di dalam mimpi.

Seketika, Selena Xu gemetaran, sebuah rasa dingin menjalar dari lubuk hatinya, dan menjalar ke sekujur tubuhnya secara perlahan.

"Gawat."

Johnny Lin dengan panik membalikkan badan, dengan wajah yang serius berkata, "Lena, mari kita cepat turun ke bawah."

Dia berlari sejenak, dan terdengar suara bicara yang lemah dari belakang.

"Kak Johnny."

Pria itu seketika membalikkan kepalanya, terlihat Selena Xu sudah sangat terkejut hingga wajahnya berubah pucat seputih kertas, dan merebah di lantai, tidak mampu bergerak.

"Aku... Aku tidak bisa bergerak." Suaranya gemetaran.

Johnny Lin langsung bergerak mendekat tanpa ragu, dan menggendong sang wanita yang telah tak bertenaga, saat melewati kedua orang tua Aileen Ya, dia berkata.

"Paman, tante, anda berdua tenanglah dulu, aku pergi ke bawah dulu untuk melihat keadaan."

Di lantai bawah, orang yang pergi menyaksikan telah berkerumun, penuh dengan kepala, dalam kegelapan, tak mampu melihat apapun.

Johnny Lin dengan panik mencoba melihat, Selena Xu yang berada di gendongannya berkata dengan lemah, "Kak Johnny, turunkan saja aku."

"Tapi kamu."

Bibirnya yang pucat gemetaran, "Aku bisa."

Johnny Lin menurunkannya, dia mencoba untuk berdiri, tapi tetap merasa kakinya begitu lemah bagaikan tak memiliki tulang.

"Tunggulah aku di sini."

Setelah berpesan sejenak, Johnny Lin mendesak memasuki kerumunan, dan segera menghilang.

Selena Xu awalnya ingin menunggu di luar kerumunan, tapi dia sendiri tetap ingin tahu bagaimana dengan keadaan Aileen Ya. Setelah perasaannya bergejolak sesaat, dia mulai menggerakkan badannya dan berjalan dengan susah payah.

"Mohon permisi sebentar, terima kasih."

Dia mendesak masuk sedikit demi sedikit di tengah kerumunan, jantungnya juga terus berdebar menjadi semakin kencang.

Ketika dia telah berhasil keluar dari kerumunan orang, dia membuka mata dengan memaksakan dirinya sendiri, menekadkan diri untuk melihat keadaan.

Namun, gambaran di hadapan mata tidaklah semengerikan dan semenggentarkan seperti yang dia bayangkan.

Di atas tanah telah diletakkan matras penyelamat, beberapa petugas medis sedang mengangkat Aileen Ya naik ke tandu.

Wanita itu memejamkan matanya, tidak tahu apakah telah mati atau tidak.

Johnny Lin juga berada di sana.

Dia membantu para pihak medis untuk mengangkat Aileen Ya naik ke mobil ambulans, dan menyadari Selena Xu secara tidak sengaja, berjalan mendekat dengan cepat.

"Kak Johnny, bagaimana keadaannya?" Dia bertanya dengan panik.

Johnny Lin membalikkan kepala melihat Aileen Ya sejenak, lalu kembali menarik pandangannya, menghela nafas lega sejenak.

"Piihak penyelamat telah duluan meletakkan matras penyelamat, tapi setelah terjatuh dari tempat setinggi itu, shock membuatnya jatuh pingsan. Untung saja tidak terjadi apapun, kalau tidak, aku tidak tahu harus bagaimana menyampaikan ini semua terhadap orang tuanya."

Mendengar perkataannya, Selena Xu juga menghela nafas.

Meskipun Aileen Ya begitu licik, tapi ini juga merupakan sebuah nyawa, kalau hari ini dia benar-benar mati di hadapan matanya, takutnya, kalaupun gambaran ini tidak akan muncul dalam mimpinya, juga bisa membuatnya sulit untuk melupakannya seumur hidup.

Dia tidak ingin terus mengingat Aileen Ya untuk seumur hidup.

"Aku minta maaf, Gadis Kecil." Tiba-tiba, Johnny Lin meminta maaf.

Dia bertanya, "Ada apa?"

Pria yang tampan menunjukkan ekspresi penuh rasa bersalah, "Adik sepupuku ini, sungguh telah gila, aku benar-benar tidak menyangka dia akan... Lupakan saja, untung saja, kamu tidak kenapa-napa."

Selena Xu tersenyum, "Apa hubunganya ini dengan kak Johnny, kalau bukan karena kamu yang telah menyelamatkanku, mungkin aku akan kehilnangan nyawa, kamulah penyelamatku."

Johnny Lin memandang mobil ambulans yang telah pergi menjauh, menghela nafas sejenak.

"Berharap semoga pengamalan berada di batas hidup dan mati ini, bisa membuatnya kembali mengintropeksi kesalahannya dengan baik."

"Mungkin saja."

Tepat pada saat ini, terdengar suara yang lemah dari belakang.

"Johnny, Johnny."

Kedua orang itu mengalihkan pandangan, terlihat paman tua itu memapah istrinya berjalan kemari, tante itu terlihat jelas baru saja kembali sadar setelah pingsan sesaat, dan ekspresinya penuh dengan kesedihan dan keresahan.

Johnny Lin segera mendekat, "Paman, tante."

Nyonya Besar bertanya dengan sedih, "Bagaimana dengan keadaan Aileen? Bagaimana keadaannya?"

Johnny Lin menenangkan mereka, "Tenang saja, dia tidak kenapa-napa."

Bersyukur pada Tuhan."

Saat mengetahui Aileen Ya tidak kenapa-napa, pasangan orang tua itu saling berpelukan dan menangis.

Selena Xu merasa ragu sejenak, lalu berjalan mendekat dengan perlahan, berkata dengan suara kecil, "Kakek, Nenek."

Kedua orang tua itu menghentikan tangisannya, dengan mata penuh tangisan menatapnya, berkata dengan suara serak.

"Gadis, mohon maaf, aku mewakili putriku yang bodoh ini, meminta maaf terhadapmu."

Perkataan baru terlontarkan, kedua orang tua ini malah hendak berlutut terhadap Selena Xu.

Hal ini telah membuatnya sangat kaget, dan langsung mendekat membahu mereka, "Kakek, Nenek, apa yang kalian lakukan, aku tidak sanggup menerimanya."

Tuan Besar berkata dengan suara yang berat, "Dalam perjalanan menuju kemari, Johnny Lin telah mengatakan seluruh permasalahannya pada kami. Dalam hal ini, memang merupakan kesalahan dari putriku, kami sebagai orang tuanya, tidak akan menghindar dari tanggung jawab yang harus ditanggung."

Serangkaian kalimat, membuat hati Selena Xu menjadi tak karuan, dan segera menggelengkan kepalanya.

"Kakek, Nenek, masalah ini telah berlalu, ini sama seperti apa yang kak Johnny katakan, semoga dia bisa melepaskannya dengan rela setelah mengalami kejadian kali ini."

Selena Xu penuh dengan toleransi, membuat kedua orang tua itu merasa sangat terharu, setelah mengucapkan permohonan maaf sekali lagi, mereka pergi ke rumah sakit melihat keadaan Aileen ya dengan dampingan Johnny Lin.

Selena Xu membuka mobil dan naik, pulang dengan mengemudikan mobil di jalan yang penuh dengan meteor lampu.

Tapi, meskipun masalahnya telah dianggap selesai, namun ketika teringat gambaran di mana Aileen Ya ingin membuatnya mati bersama saat jiwanya yang menjadi gila, hatinya tetap merasa trauma.

Dia tidak menyangka Aileen Ya bisa menjadi segila itu saat perasaannya tak terkendalikan, kalau tahu dari awal, dia tidak akan datang.

Selena Xu menundukkan kepala melihat perutnya sejenak, mengulurkan tangan dan mengelusnya, nada bicaranya mengandung rasa bersyukur.

"Sayangku, malam ini sungguh sangat berbahaya, kamu terkejut ya."

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu