Predestined - Bab 214 Surat Ayah Dan Ibu Sebelum Meninggal

Melihatnya menangis, paman Bobby memberinya saputangan dan menghibur.

"Gadis bodoh, jangan bersedih lagi, ini adalah keinginan orang tuamu, yang juga merupakan hal terakhir yang bisa mereka lakukan untukmu."

Selena Xu langsung mengambil sapu tangan tersebut, setelah menyeka air mata dan membersihkan hidungnya, dengan sekuat tenaga dia mengendalikan perasaannya.

Mobil telah tiba di bank, Teddy menunggu di luar sementara paman Bobby dan Selena Xu masuk ke ruangan utama.

Setelah memberi tahu maksud kedatangan mereka, pelayan segera membawa Selena Xu dan paman Bobby ke ruang tunggu tamu VIP, sebuah ruangan dengan dilengkapi dengan peredam bunyi, pelayan menyuguhkan makanan ringan dan buah-buahan.

Tidak lama berselang,  seorang pria yang  berpenampilan seperti manajer berjalan mXuk ke ruangan, dia dengan susah payah manenteng tas koper yang kelihatannya sangat berat

Setelah meletakkan koper di atas meja, manajer bank tersebut mengeluarkan sebuah surat yang sudah menguningan dari dalam amplop, kemudian meletakkannya di hadapan keduanya.

“Sebelumnya, aku harus memastikan, apakah sidik jari yang ada di dalam amplop ini benar merupakan sidik jari tuan Wang.”

Ekspresi wajah paman Bobby berubah berat, dia mencelupkan tangan pada tinta, kemudian menempelkan jarinya pada kertas putih.

Manajer kemudian mengambil kertas tersebut, dan menggunakan mesin untuk mencocokkannya dengan sampel sidik jari yang berada di dalam amplop tersebut, hasil menunjukkan sidik jari tersebut sama.

“Sudah dipastikan, tuan Wang adalah orang yang menitipkan uang ke bank pada saat itu.”

Setelah membuat pernyataan tersebut manajer itu kemudian mengulurkan tangannya kepada Selena Xu, “Nona Xu, untuk memastikan bahwa anda memang benar adalah pewaris sesungguhnya harta ini, mohon keluarkan dokumen yang dapat membuktikan identitas anda.”

Selena Xu mengeluarkan dokumen dari tasnya, dia juga mengeluarkan surat kematian orang tuanya dan menyerahkannya kepada pria di depan.

Setelah mencermati dokumen-dokumen tersebut, dia kemudian mengembalikannya kepada Selena Xu.

“Tidak perlu diragukan lagi, anda adalah pemilik dari benda, ini silakan anda buka kopernya.”

Melihat koper perak di depannya, hati Selena Xu yang sudah lebih tenang kembali bergejolak.

Dia tidak peduli berapa banyak uang di dalamnya, yang dia pedulikan sekarang hanyalah, inilah peninggalan orangtuanya kepadanya sesaat sebelum mereka menemui ajal.

Koper perak tersebut terkunci password, Selena Xu memasukkan password, dan itu adalah tanggal kelahirannya dan hari pertamanya masuk sekolah.

“Kachak”, terdengar suara kunci yang terbuka.

Degup jantung Serena Xu semakin kencang, sepasang tangannya bergetar hebat, disampingnya paman Bobby tertawa memberitahu, “Buka dan lihatlah.”

Menarik nafas panjang, Selena Xu dengan susah payah membuka koper tersebut, saat itu juga matanya disilaukan oleh setumpuk uang Dolar Amerika di depannya.

Selena Xu tertegun sesaat, bahkan paman Bobby yang duduk di sebelahnya ikut menarik nafas.

Manajer mengatakan, “Semua uang ada di sini, jika di tukar ke mata uang Renminbi nominalnya mencapai 100 miliar.”

Selena Xu sudah mempersiapkan hatinya, tapi ini benar-benar di luar dugaan. 100 miliar......nominalnya sebesar ini?

Sesaat, muncul kembali perasaan sedih dalam hatinya yang disertai dengan ketidakpahaman.

“Ayah dan ibu saat itu benar-benar sangat miskin, mereka bahkan rela menggadaikan harga diri mereka untuk meminjam uang, tetapi mengapa mereka tidak menggunakan uang 100 miliar ini? Mengapa harus menyisakan nya untukku?”

Mendengar suaranya yang serak, paman Bobby menghela nafas, mengangkat tangan menepuk-nepuk pundaknya, dengan lembut menghiburnya.

“Jangan terlalu bersedih. Tanpa menutupi kenyataan darimu, saat itu kerugian perusahaan orang tuamu telah mencapai angka 2 triliun, meskipun 100 miliar bukanlah angka yang sedikit, jika digunakan untuk menutupi kerugian tidak akan cukup dan tidak akan membawa perubahan apapun!”

Manajer bank mengingatkan, “Mohon dihitung jumlahnya, jika jumlahnya sama, silakan menandatangani formulir penarikan dananya.”

Selena Xu mengeluarkan tangannya yang gemetar, mengambil dua tumpukan uang, hatinya sangat tertekan sampai dia kesulitan bernafas.

Tiba-tiba saja, hal diluar dugaan kembali terjadi, di bawa 2 tumpukan uang tersebut terdapat sepucuk surat.

Dia segera mengambil surat tersebut, di atasnya tertulis.

Untuk putriku tersayang.

Melihat kata-kata ini, hati Selena Xu kembali berkecamuk. Tidak diragukan bahwa ini adalah surat tulisan tangan kedua orang tuanya yang ditujukan padanya.

Dia membersihkan hidungnya, merobek amplop surat tersebut, dari dalam dia menarik keluar selembar kertas, terlihat tulisan tangan yang begitu kuat.

“Untuk Lena.

Lena, ini ayah. Ketika kamu melihat surat ini, aku dan ibumu tidak ada lagi di dunia ini. Tidak ada hal apapun di dunia ini yang membuat kami tidak tenang selain dirimu, gadis bodoh. Maafkan ayah yang tidak bisa selamanya kamu andalakan, maafkan juga, ayah tidak bisa menggandeng tanganmu berjalan menuju altar pelaminan, tapi kamu harus percaya, ayah akan selalu mencintaimu selamanya.

--Kata-kata terakhir Thomson Xu

Surat Ayah berakhir di sini, di bawah masih ada sepucuk surat, tulisan tangan yang indah tidak diragukan adalah milik ibu.

Selena Xu, menahan kesedihannya,  menghapus air matanya dan meneruskan membaca.

“Untuk putriku tersayang.

Putriku tersayang, maafkan ibumu yang tidak sempat berpamitan, satu-satunya yang sulit ibu tinggalkan didunia ini adalah dirimu, tapi semuanya telah berakhir, meskipun tidak rela, ayah dan ibu telah meninggalkan dunia ini. Kita tidak memiliki apapun lagi, hanya sedikit uang ini, kami sisakan sebagai hadiah pernikahan kelak saat kamu menikah nanti. Semoga kamu bisa menemukan seorang pria yang pantas dan bisa diandalkan, hidup bersama, saling mendukung. Ibu mendoakanmu nak.

--Kata-kata terakhir Maria Lan

Selena Xu sekuat tenaga menahan rasa sakit di dadanya, ketika membacanya sampai setengah, hatinya sudah tidak tahan. Sekarang setelah membaca semuanya, Selena Xu tidak mampu mengendalikan dirinya, dia mencengkram erat kertas tersebut, sedih yang tidak tertahankan, dia menangis sejadi-jadinya.

Melihatnya menangis sejadi-jadinya, paman Bobby merasa tidak tega, dengan lembut dia menghibur, “Gadis bodoh, berhentilah menangis, kesehatan jauh lebih penting.”

“Akhirnya aku menemukan jawabannya!” ucap Selena Xu tersedu-sedu sambil menghapus air matanya.

“Orang tuaku tidak bunuh diri, mereka meninggal bukan karena kecelakaan, mereka dibunuh!!”

“Tidak, itu tidak mungkin, hasil penyelidikan polisi menyatakan bahwa mereka meninggal murni karena kecelakaan, mereka tidak dibunuh.”

“Paman Bobby, aku tidak sedang mengadakan-ada, bacalah surat ini, setelah dibaca anda akan memahaminya!”

Paman Bobby dengan gemetar mengambil surat dari tangan Selena Xu, dengan cepat dia membaca tulisan di atasnya.

Dengan keraguan dia bertanya, “Di dalam sini oraangtuamu juga tidak mengatakan apapun, bagaimana kamu bisa mengambil kesimpulan bahwa mereka dibunuh?”

“Bukankah sudah sangat jelas?” Selena Xu dengan sedih menjawab, “Ketika mereka menulis surat ini, ayah dan ibu tahu bahwa mereka akan segera meninggal, bahkan di akhir surat ini, mereka menambahkan tulisan kata-kata terakhir, ini jelas adalah surat ayah dan ibu sebelum meninggal!”

Ragu-ragi sesaat, ekspresi paman Bobby berubah berat.

“Akan tetapi, apa hasil akhir penyelidikan kepolisian? berita kematian ayah dan ibumu sangat menggemparkan, pihak kepolisian oleh karena itu sangat berhati-hati menangani kasus ini, butuh waktu beberapa bulan sampai akhirnya mereka menarik suatu kesimpulan, mungkin Ayah dan ibumu telah kehilangan harapan untuk hidup, sehingga mereka memutuskan mengakhiri hidup mereka.”

“Meskipun ini adalah keputusan mereka, segala sesuatu tentu ada sebabnya! Yang mencelakai mereka adalah orang yang sama yang membuat keluarga kami bangkrut.”

Suara Selena Xu bergetar hebat, dia menggenggam surat di tangannya dengan lebih erat.

“Ini...,” paman Bobby seolah-olah masih ingin menambahkan sesuatu, tapi melihat pergolakan dalam diri Selena Xu, dia menahan diri dan menghela nafas panjang.

“Sudahlah, mengenai hal ini, lain hari saja kita bicarakan. Kamu tanda tangan, kita lanjutkan lagi di rumah.”

Dengan hati yang sangat berat,  Selena Xu dengan gemetar menandatangani suratnya, sambil menenteng koper perak itu mereka meninggalkan bank.

Sepanjang perjalanan, hati Selena Xu masih berkecamuk, matanya merah, dia tampak kebingungan.

“Nona Xu, setelah kembali aku akan membantumu melakukan penyelidikan, menyelidiki alasan kebangkrutan Ayah dan ibumu, aku pasti akan menemukan kebenarannya.”

Bahunya gemetar, Selena Xu menangis menanggukan kepalanya.

Tiba-tiba saja, kemudi mobil mereka dibanting, Selena Xu dan paman Bobby yang berada di jok belakang mobil saling bertubrukan.

“Aduh!” paman Bobby berseru kesakitan, dan segera menjaga keseimbangan tubuhnya, menyalahkan dan memarahi Teddy, “Teddy, bagaimana cara kamu menyetir?!”

Mendadak direm, dan mobil pun berhenti.

Teddy tanpa berdosa menjawab, “Bukan salahku, tuan! Ada mobil yang menyalipku didepan dan sekarang dia menghalangi jalan!”

Selena Xu mengusap-usap kepalanya yang sakit kemudian melihat ke depan.

Dari kaca depan dia dapat melihat sebuah mobil hitam tanpa nomor polisi, menutupi jalan mereka. Beberapa pria dengan topeng dan bersenjata turun dari mobil, mengelilingi mobil mereka.

Novel Terkait

Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu