Predestined - Bab 149 Kamu Tidak Boleh Meninggalkanku

Everett Leng menengok sekilas lengan bajunya yang ditarik Selena Xu, “Aku tidak pergi ke mana-mana, lepaskan tanganmu.”

Selena Xu tetap kekeuh seperti seorang anak yang tidak mau mendengar kata-kata orangtuanya. Nada bicaranya agak manja, “Tidak mau, kamu tidak boleh pergi.”

“Aku tidak pergi.” Berhadapan dengan orang yang sedang mabuk, Everett Leng tidak bisa berbuat apa-apa. Ia membuang nafas panjang, lalu kembali duduk di pinggir ranjang, “Kamu tidur duluan, aku disini menemanimu, oke?”

Tetapi Selena Xu langsung memberontak. Ia kesal, “Tidak mau, aku mau kamu tidur denganku!”

Everett Leng terkejut, namun ia memutuskan mengikuti alur pembicaraan wanita itu: “Mengapa?”

“Kalau tidak kamu sebentar lagi juga pergi!” Selena Xu dengan lantang berseru, “Pergi menemani Mandy Li, pergi menemani Jessica Yu, pergi menemani wanita-wanita yang sebenarnya sama sekali tidak mencintaimu!”

Everett Leng tertawa sambil mengelus-elus rambut Selena Xu. Ia melanjutkan ledekannya: “Bagaimana kamu bisa tahu mereka tidak mencintaiku? Siapa tahu mereka semua sangat cinta denganku?”

“Mereka, cinta mereka padamu, tidak akan lebih besar dari cintaku padamu!” jawab Selena Xu.

Everett Leng terdiam.

Kata-kata “aku suka kamu” seperti ini sudah sangat lama tidak pernah ia dengar dari mulut Selena Xu. Yang ia terima setiap kali bertemu wanita itu adalah penolakan. Everett Leng bahkan nyaris mengganggap semua penolakan Selena Xu adalah benar adanya. Dengan kata lain, ia sudah hampir yakin wanita itu memang tidak menyukai dirinya. Tidak heran ia langsung kaget begitu mendengar “pernyataan cinta”-nya yang tiba-tiba.

“Selena Xu, kamu paham apa yang sedang kamu katakan?” tanya Everett Leng sambil mendekatkan badannya ke Selena Xu.

Wanita itu berkedip was-was, “Paham. Kamu sungguh keterlaluan. Aku mencintaimu sedalam ini, tetapi ketika aku terluka kamu bahkan tidak rela menengokku barang untuk sebentar saja!”

Selena Xu semakin lama semakin marah. Ia kini bahkan mencengkeram kerah baju Everett Leng, “Benarkah kamu saat itu sedang berkencan dengan Mandy Li? Sepenting itukah dia?”

Everett Leng memperingatkan dirinya sendiri untuk sabar. Wanita itu sedang mabuk, ia jelas sama sekali tidak paham dengan apa yang dirinya sendiri katakana. Ia barusan agak menganggap serius pengakuan cinta wanita itu, tetapi sekarang semua kata-katanya nampaknya hanya asal terucap, masak iya wanita itu sama sekali belum paham bahwa ia dan Mandy Li sudah berpisah sejak jauh-jauh hari?

“Aku sudah putus dengannya,” jawab Everett Leng tenang.

Selena Xu menunjukkan ekspresi bingung, “Kalau begitu mengapa kamu tidak datang menengokku?”

Baiklah, nampaknya pertanyaan itu terus terngiang-ngiang dalam benaknya.

Meskipun Everett Leng sebelumnya sudah memberikan jawaban yang panjang lebar, tetapi wanita itu nampaknya masih belum puas. Melihatnya terus bertanya seperti ini, Everett Leng merasa iba dan terpikir untuk menguraikan alasan-alasan yang masih ia sembunyikan.

“Karena…… aku tidak ingin menambah kerepotan dan masalahmu.”

Everett Leng berbicara tenang. Ia tidak peduli apakah wanita itu benar-benar mendengarkannya atau tidak, yang jelas ia sudah berusaha menjelaskan sejelas mungkin.

“Mandy Li pasti juga melepaskanmu karena permintaanku padanya. Lagipula sikapku padamu juga membuatmu terluka, jadi menjauhimu adalah cara yang paling baik untuk mencegah rasa sakitmu bertambah dalam.”

Tuhan tahu bagaimana hancurnya perasaan Everett Leng ketika tahu Selena Xu kecelakaan. Ia saat itu ingin segera bertemu si pelaku dan menghabisinya, tetapi ketika tahu pelakunya adalah Mandy Li, ia langsung sadar kecelakaan itu ada kaitannya dengan dirinya.

Kalau keberadaannya hanya membuat Selena Xu selalu dihantui bahaya, ia dengan besar hati rela memilih pergi. Lagipula wanita itu selalu menolak dirinya. Ketika bersama dengan Parker Ji, mereka berdua selalu terlihat seperti pasangan yang ditakdirkan berjodoh.

Saat itu ia benar-benar telah membulatkan tekad untuk melepaskannya. Tetapi, sekarang, bagaimana bisa ia melakukan itu?

Wajah Selena Xu sangat bingung. Ia tidak paham penjelasan Everett Leng.

“Mengapa kamu mau jauh-jauh dariku? Bukannya kamu harusnya ada di sampingku dan melindungiku?”

Everett Leng tetap iseng, “Bukankah kamu bilang kamu sudah dewasa, sudah mandiri, dan tidak butuh perlindungan keluarga Leng lagi?”

Selena Xu menjawab, “Aku memang tidak butuh perlindungan keluarga Leng. Aku hanya ingin kamu berada di sampingku, itu saja. Tanpa kamu melakukan apa-apa, aku pasti sudah merasa sangat senang kok……”

Setelah mengucapkan ini ia tiba-tiba bersandar pada Everett Leng, “Kamu tidak boleh meninggalkanku, oke?”

Everett Leng bisa merasakan nafas Selena Xu. Pertanyaannya barusan terdengar sama seperti permintaan untuk menyatakan cinta. Ia bertanya pada wanita itu, “Kamu sadar siapa aku kan? Lihat baik-baik dulu baru berbicara.”

Selena Xu menatapnya bingung, “Ya kamu Everett Leng, aku bisa melihatnya dengan sangat jelas.”

“Kamu yakin aku bukan Parker Ji?” tanya Everett Leng pelan.

Selena Xu memiringkan kepalanya, “Memang kenapa kalau dia?”

Everett Leng memicingkan mata. Meski Selena Xu mengucapkan semua ini dalam kondisi mabuk dan mungkin besok pagi sudah lupa sepenuhnya, namun ia tetap ingin menganggap semua ini sebagai kata-kata yang sungguhan dan serius.

“Baiklah kalau ini yang kamu inginkan, Selena Xu.”

Everett Leng semakin mendekat dan memegang bibir merah Selena Xu yang beraroma bir. Kelembutan tubuh wanita itu, yang disenderkan ke dadanya, membuat Everett Leng tidak bisa lebih lama lagi menahan nafsu birahi.

Selena Xu biasanya menolak godaan Everett Leng, atau setidaknya menanggapinya secara perlahan. Tetapi kali ini ia dengan agresifnya langsung memeluk leher pria itu, lalu menciuminya.

Menyadari keagresifan Selena Xu, Everett Leng semakin lupa diri. Ia balas menciumi wanita itu dengan sangat nafsu. Ia seolah sedang memberitahu pada dunia bahwa Selena Xu hanya miliknya seorang.

Hormon yang menggebu-gebu membuat mereka berdua bertindak semakin jauh. Seelna Xu tidak tahu tubuhnya ada di mana, tetapi ia yakin betul pria di hadapannya adalah Everett Leng.

Ini sudah lebih dari cukup. Asalkan ada pria itu, ia tidak akan mengkhawatirkan apa-apa.

Di bawah sinar rembulan malam yang terang, jendela kamar memantulkan bayangan tubuh mereka berdua yang bertindihan dan beradegan panas……

Keesokan siang.

Ketika Selena Xu perlahan membuka mata, ia merasa sekujur tubuhnya pegal. Pikirannya kacau. Ketika ia melihat benda-benda di sekitarnya, ia langsung terbelalak kaget.

Aroma bercinta yang masih tercium di udara, tubuh yang telanjang, sprei yang berantakan……

Apa yang sebenarnya ia lakukan semalam!

Ia menatap lelaki yang tidak pernah ia bersedia hadapi, pikirannya semakin kacau.

Ia dan Everett Leng semalam ternyata……

Setelah memproses ingatannya semalam, ia kurang lebih ingat bahwa dirinya, yang sangat lemah dengan minuman keras, agak mabuk di pesta. Ia hanya mabuk sedikit, tidak sampai merasa mabuk berat, jadi ia bisa dengan jelas mengingat apa yang ia katakan.

Benar-benar memalukan dan menjijikan!

Ia mendudukkan tubuhnya di kasur, lalu sadar bahwa gaun pestanya yang hanya satu itu sudah tersobek-sobek hebat. Sungguh tidak etis baginya untuk keluar kamar dengan pakaian seperti ini.

“Tidak tidur lagi sebentar?”

Pria di sampingnya bersuara serak. Suara itu mengagetkan Selena Xu.

Everett Leng menatapnya tenang. Pria itu sepertinya masih linglung karena terbangun tadi subuh. Nada bicaranya kali ini agak malas dan tidak dingin seperti biasanya.

“Sakit tidak?

Selena Xu terdiam. Setelah sadar apa maksud pertanyaan pria itu, wajahnya langsung merah.

“Tidak…… Huft.”

Sekalinya buka suara, ia langsung tenggorokannya serak cukup parah.

Everett Leng berdiri, memberi kecupan selamat pagi di pipi Selena Xu, lalu mencium jidatnya: “Tidak saja sebentar lagi, aku siapkan pakaianmu.”

“Tidak perlu!” Selena Xu refleks menolak.

Everett Leng mengernyitkan alis, “Jadi kamu maunya menunggu penjaga rumah dan asisten rumah tangga datang menyapu sekaligus menyiapkan pakaianmu?

Selena Xu nyaris tersedak. Itu jelas tidak boleh terjadi. Meskipun semalam ia memasang wajah tebal, tetapi di hadapan orang luar ia tetap harus menjaga imej baiknya!

“Yasudah, yasudah kamu saja yang bantu ambilkan……” Selena Xu menjawab ragu tanda terpaksa.

Selena Xu kembali berbaring sambil menatap Everett Leng yang tengah berganti pakaian. Ia merasa kejadian semalam sungguh absurd.

Ia tanpa sadar sudah mengungkapkan semua isi hatinya, bahkan dengan alasan mabuk bersikap manja!

Tetapi apa Everett Leng masih mengingat kata-kata yang ia sendiri ucapkan semalam? Atau jangan-jangan ia hanya sebatas berkompromi dan memenuhi permintaan seseorang yang sedang mabuk?

Membingungkan ini semua saat ini tidak ada gunanya lagi. Ia bahkan tidak bisa memanfaatkan kata-kata yang Everett Leng ucapkan semalam untuk memaksa pria itu melakukan sesuatu.

Melihat Everett Leng yang sedang merapikan pakaian, Selena Xu agak terpesona.

Lekukan pinggang pria itu sangat sempurna, sementara bahunya terlihat sangat bidang dan seksi. Selena Xu agak kehilangan fokus. Ketika Everett Leng berbalik badan, ia baru sadar di punggungnya ada bekas cubitan merah. Ia bertanya kaget, “Punggungmu kenapa?”

Everett Leng mengenakan baju, lalu menengok sambil tersenyum, “Coba tebak sendiri.”

Selena Xu kebingungan beberapa saat, lalu sadar siapa yang membuat bekas itu. Ia sungguh malu hingga menutup wajah dengan selimut.

Benar-benar sialan, ia sih pakai penasaran segala!

“Pakaianmu ada di sini, tidur lagi saja sebentar.” Suara Everett Leng terdengar dari balik selimut.

Selena Xu terdiam, lalu mengeluarkan kepalanya dari celah selimut, “Kamu ambil pakaianku dari mana? Aku tidak mungkin pakai lagi pakaian yang kemarin……”

“Ada pakaianmu dalam lemari ini,” jawab Everett Leng datar.

Selena Xu langsung menyadari sesuatu. Dulu ada periode waktu di mana ia terus-menerus tidur di kamar ini dan berbagi bantal dengan Everett Leng, bagaimana mungkin ia bisa lupa?

Yang paling mengesalkan adalah pria itu tidak bilang apa-apa. Ia pikir pria itu akan keluar kamar mencarikan pakaiannya!

“Kamu, kamu kenapa tidak bilang ini sejak awal?” Selena Xu bertanya kesal.

Everett Leng mendekat, lalu dengan lembut mengelus-elus kepala Selena Xu, “Kalau aku bilang, kamu nanti jadinya akan keluar lebih dulu.”

Selena Xu terdiam. Ia menunduk malu.

Apa pun yang Everett Leng katakan terdengar seperti sedang menyindir dirinya. Ini membuat jantungnya berdegup kencang.

“Tidak perlu buru-buru bangun,” pesan Everett Leng sebelum keluar dari kamar.

Kalau boleh jujur, Selena Xu merasa badannya masih terlalu lemas untuk bangun. Dengan penampilan yang berantakan seperti ini, semua penghuni kediaman keluarga Leng pasti bisa menebak apa yang terjadi di antara mereka berdua semalam. Tetapi, kalau ia tidur lebih lama lagi dan tidak keluar-keluar, mereka pun juga akan tahu. Ia serba salah.

Novel Terkait

Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu