Predestined - Bab 431 Kantong Jerami dan Tongkat

Louis terlihat sangat mabuk berat, jalannya saja sedikit berbelok-belok.

"Selena, setelah menikah nanti kami ingin berbulan madu ke Provence, urusan kantor...... semua kami serahkan padamu, jangan malas ya!"

Begitu ia membuka mulutnya, aroma alkohol yang sangat kuat keluar dari mulutnya, sambil tersenyum kecut Selena berkata, "Laura, lihat suamimu mabuk sampai seperti apa ini, bagaimana kalau sampai ia ketiduran di hari besar besok?"

Dengan lantang Laura berkata, "Mana berani dia, pokoknya aku besok akan menikah tepat waktu, kalau dia tidak datang, aku menikah dengan orang lain."

Selena melihat jamnya sejenak, "Sudahlah, sudah larut malam, kalian harus pulang."

Di tempat yang tak jauh dari mereka bertiga.

Seorang wanita yang sangat cantik berjalan keluar dari bar, kemeja putihnya yang sangat cantik membuat tubuhnya terlihat sangat molek, ia melangkahkan kakinya dengan sepatu hak tingginya yang indah, di belakangnya, ada seorang pria yang mengejarnya dengan terburu-buru.

"Nona Aileen, mohon tunggu sebentar!"

Aileen menghentikan langkah kakinya, lalu melihat ke arah pria di belakangnya itu, "Untuk apa kau mengikutiku?"

Rupa pria itu lumayan tampan, namun jas bermotif macan tutulnya itu membuatnya terlihat sangat tidak biasa, antingnya yang berwarna silver itu membuat wajahnya terlihat sangat tidak sopan.

"Aku kan hanya ingin mentraktirmu minum saja, apa Nona Aileen tidak mau?"

Aileen tertawa.

Ia hanya kebetulan ingin duduk dan minum di bar itu saja setelah pulang dari kantor, tapi tak disangka ia malah digodai oleh anak orang kaya ini, benar-benar menyebalkan.

"Maaf, aku tidak minum dengan orang lain."

"Apa kau tahu aku ini siapa?" tanya pria berjas motif macan tutul itu sambil tersenyum, "Aku adalah tuan muda Keluarga Cheng di Kota Bin, kalau kau mau menemaniku, aku akan memberimu semua yang kau mau!"

Tentu saja Aileen tahu siapa dia.

Tuan muda keluarga kaya di Kota Bin yang paling nakal, tidak suka belajar di sekolah, bahkan sering masuk ke penjara karena sering bertengkar, meskipun ia adalah anak muda kelas atas, namun nama baiknya benar-benar buruk.

"Tapi aku tidak kekurangan apapun, selamat tinggal."

Melihat wanita yang disukainya hendak pergi, pria itu pun tidak rela, namun tak bisa berbuat apa-apa, hanya bisa membalikkan badan dan melihatnya pergi begitu saja.

Aileen menghela nafasnya, bibirnya tampak sedang tersenyum, namun sedikit kesal.

Dasar pria-pria bajingan, kenapa mereka selalu merasa kalau wanita pasti akan tergila-gila pada uangnya?

Benar-benar tidak tahu malu!

Ia hendak naik ke atas mobil, tanpa sengaja ia melihat ke arah sana.

Ia melihat ke arah Selena, wanita itu sedang berdiri di tempat yang tak jauh darinya dan sedang menelepon seseorang.

Sorotan mata Aileen mendalam, wajahnya juga memucat.

Kata orang setiap kali bertemu dengan musuh, kita pasti akan merasa tidak nyaman, begitu pula dengannya, setelah melihat Selena, ia merasa sangat kesal.

Tepat saat ia sedang melihat ke sana, tiba-tiba Selena menutup teleponnya, lalu Selena berjalan pelan-pelan seorang diri di jalan yang sangat sepi itu.

Seketika, sebuah ide yang sangat berani merasuki kepalanya.

Ia berbalik melihat ke arah pria berjas motif macan tutul yang hendak pergi itu lalu memanggilnya dari belakang, suaranya terdengar sangat manja.

"Tuan Muda Cheng, tunggu sebentar."

Pria berjas motif macan tutul itu membalikkan kepalanya, lalu terkejut dan langsung berjalan kembali ke arah Aileen.

"Nona Aileen, apa kau berubah pikiran?"

"Kau suka padaku, iya kan?"

Aileen menatapnya dengan mesra, suaranya sangat lembut, pria yang mendengar perkataannya itu sungguh terpesona dan langsung mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Tentu saja! Aku jatuh cinta pada Nona Aileen di pandangan yang pertama!"

Aileen tersenyum manis, namun tak ada seorang pun yang bisa melihat kelicikannya di dalam senyuman manis itu.

"Aku boleh berpacaran denganmu, tapi kau harus menolongku."

Selena sendirian berjalan di jalanan yang gelap.

Karena sudah larut malam, di jalanan itu tidak ada orang lagi, udara yang dingin membuatnya mengeratkan jaket luarnya.

Setelah ia mengantarkan Louis dan Laura naik taksi tadi, ia menelepon pengurus rumah, si pengurus rumah akan menjemputnya, hanya saja berdiri di sana tanpa bergerak rasanya terlalu dingin, oleh karena itu ia berjalan-jalan di sekitar sana.

Besok adalah hari pernikahan pasangan musuh bebuyutan ini, dia benar-benar sangat berharap, ia sedang berpikir gaun apa yang akan ia kenakan besok.

Tiba-tiba sebuah suara langkah kaki terdengar dari belakangnya.

Mendengar suara itu, Selena pun membalikkan kepalanya.

Ia melihat sebuah bayangan hitam berjalan ke arahnya, belum sempat Selena melihat siapa yang datang, pandangannya pun berubah gelap.

Kantong jerami! Ada orang yang menangkapnya dengan kantong jerami!

Selena sungguh terkejut, namun ia tidak kehilangan kesadarannya, ia langsung melawan sekuat tenaga dan berteriak.

"Ah! Lepaskan aku..... Siapa kau!"

"Diam!" ancam pria itu.

Di dalam keributan itu, Selena terus berusaha melawan, ia menjambak rambut pria itu sekuat tenaga.

"Cari mati kau!"

Pria itu berteriak kesakitan, jelas, ia sekarang sangat marah.

"Tolong, tolong!"

Teriak Selena, tiba-tiba ia merasa ada sebuah tongkat yang memukul leher belakangnya, seketika ia merasa sangat sakit, kepalanya juga terasa pusing.

Ia terjatuh ke tanah, dan kehilangan kesadarannya.

Di sebuah jembatan sekitar sana yang gelap.

Selena yang tertangkap dalam kantong jerami dibuang ke tanah yang dingin, rambut pria berjas motif macan tutul itu berantakan, ada beberapa bekas luka cakaran di wajahnya.

Ia mengusap-usap lukanya, dengan kesal ia memaki Selena, "Wanita ini bershio kucing ya!"

Adele berdiri manis di sampingnya sambil tertawa dingin,

Pria itu menyobek kantong jeraminya lalu berkata, "Nona Aileen, siapa wanita ini?"

Aileen tertawa.

Kalau sampai ia tahu wanita yang ia ikat itu adalah wanita milik Everett Leng, pria terkaya di Kota Bin, ia pasti akan ketakutan setengah mati.

"Bukan siapa-siapa, seorang musuh biasa saja."

"Musuh? Wanita feminim seperti Nona Aileen ini juga punya musuh?"

"Tentu saja. Wanita ini sangat licik, kalau tidak memberinya pelajaran, aku tidak akan tenang."

Pria itu ingin mengejar Aileen, setelah mendengar perkataan itu, tentu saja ia merasa sangat bangga.

"Nona Aileen, musuhmu berarti musuhku juga, katakan saja, mau diapakan dia?"

Aileen menyipitkan matanya, sebuah tatapan yang licik terbesit di wajahnya.

"Tuan Muda Cheng, wanita ini lumayan cantik, apa kau tidak tertarik?"

Pria itu tercengang, lalu bertanya, "Maksudmu, kau minta aku......"

"Iya."

"Nona Aileen, jangan bercanda." tawa pria itu, "Yang kucinta itu kau, aku tidak tertarik pada wanita manapun. Lagipula, kalau aku melakukan itu padanya, polisi pasti akan mencariku, aku boleh membantumu, tapi aku tidak ingin membuat masalah."

Mendengar ucapan pria itu, Aileen pun tertawa dingin.

Pria brengsek ini ternyata tidak bodoh juga.

Ia berjalan ke arah Selena dan jongkok, lalu menyobek bajunya.

Suara sobekan kain bajunya itu terdengar sangat lantang, Aileen merasa semakin puas!

Pria itu bertanya padanya, "Kau ini sedang......"

"Perlu ditanya? Aku ingin merusak nama baiknya."

Itulah yang benar-benar ia inginkan.

Kalau sampai tersebar berita bahwa istri Keluarga Leng yang tersohor itu diperkosa oleh seseorang di bawah sebuah jembatan gelap, apa yang akan terjadi?

Tentu saja kehidupannya akan hancur.

Kalaupun ia tidak diperkosa, tapi pasti tidak akan ada yang percaya, dan Keluarga Leng paling mementingkan nama baik keluarga mereka, seorang wanita kotor yang diperkosa orang lain pasti akan membuat dirinya tidak disegani oleh anggota keluarga lainnya!

Tak lama, Aileen pun merobek habis baju Selena, Selena terlihat sangat berantakan dan tak berdaya.

Ia menegakkan tubuhnya perlahan-lahan, lalu menghela nafasnya, rasanya ia sangat lega melakukannya!

Ia menoleh dan berkata pada pria itu, "Tuan Muda Cheng, kau boleh pergi sekarang, terima kasih sudah membantuku."

"Nona Aileen sungkan sekali, hanya pekerjaan mudah saja, tapi...... Jangan lupa perjanjian kita ya!"

"Tentu saja."

Setelah pria itu pergi, Aileen melirik ke arah Selena yang bajunya terkoyak-koyak dan berbaring di bawah itu, lalu menelepon polisi.

"Kantor polisi? Aku ingin melapor, aku lihat seorang pria bertopeng menculik seorang gadis...... Iya, ia membawa gadis itu ke bawah jembatan dekat sungai."

Setelah terkena pukulan tongkat itu, ia tertidur cukup lama.

Saat ia membuka matanya lagi, ia melihat langit-langit putih yang sangat menusuk mata.

Ini di...... rumah sakit?

Kepalanya berputar sejenak, ia teringat pada kejadian semalam tadi, seketika wajahnya pun memucat.

Melihat ia terbangun, perawat di sebelahnya pun langsung berlari keluar.

"Dia sudah bangun!"

Dua orang polisi pun masuk ke dalam, salah satu polisi itu membawa sebuah buku catatan kecil.

"Hai, kami dari kepolisian."

Selena melihat sekelilingnya, lalu bertanya dengan bingung, "Kenapa aku bisa di sini? Aku ingat aku dipukul seseorang sampai pingsan, lalu......"

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu