Predestined - Bab 477 Tidak Diizinkan Berhubungan Dengan Keluarga Leng

Selena Xu menghela nafas.

Karena anak ini masih belum mengetahunya, maka dia juga menganggap masalah ini tidak pernah terjadi. Bagaimanapun juga, ini adalah masalah orang dewasa, tidak ada hubungannya dengan anak.

Melihat Dave Mo, bahkan Everett Leng juga agak terkejut.

“Paman Leng, maaf mengganggu.” Dave yang mengerti sopan santun memberi hormat pada Everett Leng.

Everett Leng menyimpan kembali rasa terkejut dalam matanya, mengangguk pelan, “Duduk dan makanlah.”

“Baik.”

Dave Mo duduk di samping Carol. Setiap pergerakannya menunjukkan didikan dan tata krama yang sangat bagus, bahkan masih dengan perhatiannya memberikan sapu tangan makan kepada Carol.

Kalau dilihat, dia seperti abang yang sangat menyukai adik perempuannya.

“Carol, hari ini taman kanak-kanak sudah ujian, kan?” Tanya Selena Xu di meja makan.

“Hmm, sudah ujian.”

“Kakau begitu, nilaimu?”

Carol mengatakan dengan bangga, “Mama, nilai setiap pelajaranku sangat bagus, loh.”

Selena Xu bertnaya dengan senyuman, “Benarkah? Bagaimana dengan Bahasa Inggris? Dulu kamu sering tidak lulus.”

“Mama meremehkanku. Nilai Bahasa Inggrisku kali ini juga bagus. Kak Dave mengajariku.” Carol mengerucutkan bibirnya merasa tidak adil.

“Baiklah, baiklah. Aku tahu kamu hebat. Nah, kue mousse kesukaanmu sebagai hadiah.”

Selena Xu memebrikan kue mousse ke piring gadis kecil itu. Gadis kecil itu senang seketika.

“Dave, ada bagianmu juga, loh. Terima kasih sudah mengajari Carol.”

“Terima kasih, Tante.” Dave yang sopan mengucapkan terima kasih.

Selena Xu melihat kedua anak kecil yang berada di seberang meja makan, seperti persahabatan antara laki-laki dan perempuan dari kecil. Hanya saja, memikirkan kebencian antara keluarga Leng dan keluarga Mo, perasaannya menjadi kacau.

Kalau Dave mengetahu semua masalahnya, apakah dia masih bisa berteman dengan Carol? Apakah dia masih akan ke kediaman Leng?

Tentu saja tidak mungkin.

Tiba-tiba dai merasa agak kasihan kepada dua anak kecil ini. Jelas-jelas bisa menjadi tempan yang paling baik, malah karena kebencian antara orang dewasa, suatu hari nanti akan perlahan saling menjauh.

Hatinya agak berat. Selena Xu menatap ke pria yang berada di sampingnya.

Tatapan Everett Leng serius, tidak tahu sedang memikirkan apa, kecuali memikirkan hal yang sama dengannya.

“Dave, ada yang ingin paman tanyakan padamu.” Everett Leng tiba-tiba berbicara.

Dave meletakkan garpu dan pisau, dengan sopan berkata, “Tanyalah, Paman.”

Setelah sesaat, dia bertanya, “Benar ayahmu sakit?”

“Hmm. Sebelumnya masih di rumah sakit. Tapi katanya besok pulang dan dirawat dirumah.”

“Penyakit apa? Apakah parah?”

Dave menggeleng, “Tidak tahu. Tidak ada yang memberi tahuku. Aku bertanya pada ayah tapi dia tidak ingin mengataknnya. Dia tidak pernah ingin mengatakan hal ini padaku.”

Selena Xu melihat kesepian dari anak ini, membuatnya sakit hati.

Dia bertanya, “Dave, bagaimana hubunganmu dengan papa

Untuk sesaat, wajah kecil Dave sangat sedih, “Ayah, dia sngat keras. Tidak terlalu berbicara padaku, bahkan sangat jarang bertemu. Dia selalu mengatakan sangat sibuk.”

Selena Xu berkata dengan sakit hati, “Sudahlah, Dave, kita tidak membicarakannya lagi. Cepat makan.”

“Hmm.”

Selesai makan, waktu sudah larut. Everett Leng memerintahkan supir Ben untuk mengantar Dave Mo pulang.

Bagaimanapun juga dia pasti pergi keluar diam-diam.

Di luar pintu, Ben membuka mobil Rolls-Royce, menunggu dengan berdiri di samping.

“Paman, Tante, sudah merepotkan kalian.” Anak yang mengerti sopan santun ini berpamitan dengan keduanya.

“Pulanglah. Jangan biarkan orang rumah khawatir.” Kata Everett Leng

“Baiklah.”

“Tunggu, Dave.” Selena Xu mengejarnya, memberikannya sebuah hadiah.

Itu adalah sebuah apel dengan dasi kupu-kupu yang indah.

"Tante.”

“Kamu lupa? Hari ini malam Natal. Terimalah. Ini hadiah dari tante untukmu.”

Dave Mo menggenggam apel tersebut pada telapak tangannya, tersenyum sangat indah.

“Terima kasih, Tante. Sampai jumpa.”

Matanya melihat mobil yang dikendarai oleh Ben mengantar pergi Dave. Sampai tidak terlihat lagi, Selena Xu menyimpan kembali tatapannya, kembali ke ruang tengah bersama Everett Leng.

“Suamiku, tadi Dave mengatakan serigala tua itu pulang besok, kan?”

“Hmm.”

Selena Xu tidak berbicara lagi, seperti ada yang dipikirkan.

“Apa yang kamu pikirkan?”

“Bukan apa-apa. Kita istirahat, ya.”

Dia menarik lengan Everett Leng. Keduanya berjalan dengan pelan ke anak tangga yang berbentuk spiral, seperti tidak terjadi apa-apa.

Kenyataannya, saat itu dalam hati ada yang dipikirkan Selena Xu.

Saat itu, kediaman Mo masih dalam kekacauan. Dari pengurus rumah sampai pelayan, semuanya sedang sangat panik.

Karena Tuan Muda hilang.

Pengurus rumah memanggil supir, bertanya dengan lantang, “Aku tanya padamu, sebenarnya ke mana Tuan Muda?”

Sang supir terkejut sampai wajahnya pucat, menjawab dengan bimbang.

“Aku…… Aku tidak tahu. Saat ban mobil kempes dan berhenti di tengah jalan, saat setelah aku selesai mengganti ban dan pergi menjemput Tuan Muda di taman kanak-kanak, aku malah tidak menemukannya.”

“Mampus sudah. Tuan tidak ingin tinggal di rumah sakit, ingin pulang hari ini. Sekarang Tuan Muda malah hilang. Ini……”

Dan dalam keputusasaan, tidak tahu siapa yang menjerit.

“Tuan Muda sudah kembali!”

Mendengarnya, pengurus rumah membawa sekumpulan pelayan menuruni anak tangga dengan sibuk dan melihat Dave Mo yang dijaga oleh penjaga.

“Tuan Muda,” Pengurus rumah hampir menangis, “Kamu pergi kemana?”

Dave Mo tersenyum, “Aku pergi bermain ke rumah teman sekolah. Awalnya ingin memberitahu paman supir, tapi dia tidak datang. Aku tidak ingin membiarkan teman sekolahku menunggu lama.”

“Ya, Tuhan. Baguslah kalau sudah pulang. Baguslah kalau sudah pulang.”

Saat berbicara, sebuah mobil sedan berwarna hitam memasuki halaman rumah dengan perlahan. Sekumpulan pelayan dengan sibuknya memapah Roy Mo.

“Tuan Mo, Anda pelan-pelan saja.”

Roy Mo terlihat sangat lemah. Ekspresinya juga tidak terlalu bagus. Wajahnya putih pucat karena sakit.

Dia mengambil matel yang ada di pundaknya, berjalan dengan tongkat dan melangkah maju dengan pelan ke hadapan Dave Mo.

“Ayah, Anda sudah pulang?”

“Hmm.”

Roy Mo melihat anaknya sekejap. Melihatnya yang masih menggunakan segaram sekolah, tas sekolah yang masih tergantung di punggungnya, jelas sekali belum memasuki rumah, membuatnya bertanya.

“Hari ini taman kanak-kanak pulang sangat malam?””

Dave Mo menjawab dengan jujur, “Aku pergi bermain di rumah teman sekolah bahkan makan malam di sana.”

Mendengarnya, tatapan Roy Mo menjadi serius.

Dia sangat mengerti anak laki-lakinya ini.

Sifatnya tidak bersosialisasi dan tertutup. Bahkan di taman kanak-kanak juga tidak memiliki teman. Satu-satunya yang memiliki hubungan baik dan bisa pergi ke rumahnya hanya

Berpikir demikian, dia bertanya dengan mengerutkan alisnya, “Apa kamu pergi lagi ke rumah Carol?”

“Iya, Ayah.”

“Kamu!” Ry Mo marah. Alisnya bertautan, “Seharusnya aku sudah pernah memberitahumu, jangan pernah lagi pergi ke kediaman Leng. Kenapa kamu tidak patuh?”

“Tapi Carol adalah teman baikku. Aku tidak mengerti kenapa Ayah seperti ini.”

Ekspresi Roy Mo menunjukkan ketidakpuasan pada anaknya, “Kamu ini”

Peter berkata dengan sangat benci, “Tuan Muda. Apa kamu tahu, Tuan dibuat marah sampai sakit seperti ini karena keluarga Leng. Keluarga mereka dan keluarga Mo kita ini adalah musuh. Walaupun usiamu masih muda, tapi ada hal yang harus kamu mengerti.”

Ini pertama kali Dave Mo mendengarnya. Dia tercengang seketika.

Roy Mo marah sampai bernafas dengan kasar. Melihat lagi apel yang digenggam oleh anak itu, alisnya semakin berkerut.

“Ini juga pemberian keluarga Leng?”

Dave Mo mengatakan dengan suara pelan, “Ini adalah hadiah malam Natal.”

“Bawa kemari.” Roy Mo mengulurkan tangan. Melihat ujung tangannya, wajahnya terlihat marah.

“Ayah.”

“Aku menyuruhmu bawa kemari. Apa tidak mendengarku?”

Dibawah tekanan sang ayah, Dave tidak berani untuk tidak.

Dia melangkah maju ke depan dengan tidak senang, memberikan apel ke tangan ayahnya.

Semakin dipikirkan, Roy Mo semakin marah. Kelima jarinya tiba-tiba mengepal, ujung jarinya memasuki ke daging buah apel tersebut, dipenuhi dengan air jus.

“Everett Leng.”

Dia menyebutkan dia kata itu dengan menggerutu. Tatapannya memancarkan amarah, membanting buah apel ke lantai di depan anakanya dan terbelah secara langsung.

Dave Mo terkejut karena sikap ayahnya, mundur dua langkah dengan terhuyung-huyung, menatap kekacauan di lantai dan panik.

“Anak kurang ajar. Kamu dengar bagus-bagus. Mulai hari ini tidak boleh berteman dengan anak sialan keluarga Leng, terlebih tidak boleh lagi menginjak kediaman Leng! Kalau sampai aku tahu, aku”

Dengan cepat Peter mengatakan, “Tuan, redam amarah Anda. Tolong redam amarah. Tuan Muda sudah tahu. Dia tidak akan melakukannya lagi.”

Roy Mo memejamkan matanya dengan pelan, menarik nafas yang dalam, baru bisa membuat emosinya yang bergejolak menjadi lebih tenang.

“Ayo.”

“Minggir, minggir. Tuan ingin masuk.”

Dave Mo berdiri termenung di tempatnya, menatap apel yang sudah sepenuhnya hancur di lantai. Mata birunya perlahan kabur karena air.

Walaupun dia jauh lebih dewasa daripada anak seusianya, tapi dia tetaplah anak-anak.

Jadi, dia tidak mengerti kata “musuh” yang dikatakan Peter, terlebih tidak tahu mengapa ayahnya sangat membenci keluarga Carol, membenci sampai tidak mengizinkannya berteman dengan Carol, tidak mengizinkannya untuk pergi bertamu ke rumah Carol lagi, bahkan apel yang diberikan Tante Xu juga dihancurkan oleh ayahnya tanpa perasaan.

Melihatnya, hati pengurus rumah hancur. Dia menariknya dan menenangkannya dengan kata-kata yang bagus.

“Tuan Muda, di luar dingin. kita masuk ke dalam rumah, ya.”

Dave Mo ditarik masuk ke rumah oleh pengurus rumah. Dia yang kecil tidak mengerti apa-apa.

Esoknya, kediaman Leng.

Setelah Selena Xu selesai menghabiskan sarapan yang diantar Bibi Mei ke dalam kamar, dia duduk di depan meja rias untuk berias.

Wajah yang aslinya sudah anggun dilapisi lagi riasan tipis, ditambah lip gloss berwarna merah muda yan menambah keindahan. Rambut yang lembut diikat satu menjadi ekor kuda. Memberikan nuansa wajah polos tanpa riasan yang tetap natural dan segar.

Di belakangnya, pelayan wanita Evita masuk, membereskan mangkok dan sumpit di meja.

Dia melihat ke arah wanita lembut yang ada di pantulan cermin, bertanya dengan penasaran, “Kakak, apa kamu mau keluar?”

“Hmm, iya.”

Selesai berias, dia berdiri, mengganti celana jeans biru tua dan sepasang sepatu kanvas berwarna krem.

Udara dipenuhi aroma parfum yang ringan, penggabungan aroma mawar dan melati, seperti ada aroma jeruk. Jelas sangat wangi.

Evita menciumnya, berkata dengan mendengus, “Wangi sekali. Kakak, kamu membeli parfum baru lagi?”

Mendengarnya, Selena Xu hanya tersenyum. Dia langsung mengambil barang dari meja rias, berbalik dan berjalan ke depan Evita dan berdiri.

“Sini, ulurkan tangan.”

Evita mengulurkan tangan dengan tidak sadar dan barang tersebut berada dalam telapak tangannya.

Itu adalah parfum Chane nomor lima. Botol merah yang indah dan jarang ditemui ini membuat orang tidak dapat mengalihkan pandangan.

“Warna merah yang edisi terbatas, loh. Ini diberikan untukmu.”

“Ahh, edisi terbatas pasti sangat mahal. Tidak, aku tidak mau.”

Selena Xu berkata dengan murah hati, “Aiya. Ambil, lah. Katanya sih edisi terbatas, tapi harganya sangat murah. Hanya sebuah imbalan untuk kerja keras saja.”

Evita menggenggam erat parfum itu, “Kalau begitu, terima kasih, Kak.”

“Terima kasih untuk apa. Keluarga sendiri, jangan sungkan.”

Setelah bermurah hati memberikan parfum kepada Evita, Selena Xu mengambil tas dan berjalan pergi dengan langkah yang cepat.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu