Predestined - Bab 152 Aku Telah Hamil

Selena Xu merasa bagian tubuhnya yang disentuh Everett Leng sangat hangat. Wajahnya kini berubah merah. Ia dengan kesal menentang: “Siapa bilang aku harus terbiasa dengan semua ini…… Kamu bukannya tadi bilang ingin istirahat? Cepat menjauhlah.”

“Kamu belum menjawab lamaranku.” Everett Leng mengangkat alis.

Selena Xu berdeham, lalu protes: “Lamaran harus formal sedikit, masak iya diucapkannya asal begini? Kamu bahkan tidak memberikan aku mawar dan cincin……”

Penolakan Selena Xu ini hanya bisa menghentikan pembahasan topik itu untuk sementara. Benda-benda fisik itu hanya alasan saja, toh tanpa benda-benda itu ia waktu itu juga tetap mempertahankan Carol dan melahirkannya.

Everett Leng memutuskan berhenti mengganggu Selena Xu. Ia melepaskan wanita itu, menyelimutinya, lalu bertanya: “Kalau begitu, kalau aku siapkan prosesi lamaran, kamu pasti akan menerima lamaranku?”

Selena Xu menatap kesal: “Itu juga belum cukup. Dulu banyak sekali hal yang tidak terjadi dan itu membuatku kecewa, misalnya kamu tidak mengejarku.”

Everett Leng mengernyitkan alis. Ia tidak senang.

Selena Xu tidak enak hati, “Eh, aku hanya bercanda. Sudah sana cepat tidur”

Selena Xu memang benar-benar hanya asal bicara saja barusan. Berharap dikejar-kejar seorang Everett Leng bukankah sesuatu yang mustahil?

“Oh ya, aku sedang lanjut cari kerja.” Selena Xu tiba-tiba teringat sesuatu, “Aku tidak betah terus-terusan di rumah setiap hari. Carol sudah mulai sekolah lagi, aku sangat bosan setengah mati kalau tidak kerja.”

Selena Xu memutuskan membicarakan ini sekarang.

Everett Leng menjawab, “Aku berikan kamu jabatan.”

Selena Xu tidak tahu harus bagaimana, “Tidak perlu, aku bisa mencarinya sendiri. Kalau berbicara Leng’s Corp…… Aku rasa aku kurang cocok di sana.”

Everett Leng tidak memaksanya lagi.

Setelah malam itu, Selena Xu merasa perilaku Everett Leng benar-benar berubah padanya.

Pria itu sering membawakannya berbagai jenis bunga, khususnya mawar. Ia juga diberi kejutan kado-kado mahal, misalnya kalung, baju, dan kosmetik.

Selena Xu pernah menolak beberapa kali saking banyaknya kado yang diterima, tetapi penolakannya sia-sia. Ia pada dasarnya memang tinggal di rumah keluarga Leng, jadi barang-barang ini pada akhirnya pasti harus ia terima.

Selena Xu semakin lama semakin terbiasa dengan hadiah-hadiah itu. Ia perlahan berpikir, bisa jadi Everett Leng tengah mengejar-ngejar dirinya?

Kalau tidak bagaimana mungkin Everett Leng tiba-tiba sering mengajaknya jalan-jalan selama cuti kerja? Bukankah ini bisa disebut sedang mengajaknya kencan?

Hari ini libur akhir pekan. Selena Xu tiba-tiba mendapat pesan diterima kerja dari perusahaan yang ia lamar. Ia dengan senang hati keluar dari ruang baca dan turun ke lantai bawah mencari Everett Leng. “Kalau begitu besok aku sudah bisa mulai bekerja!” Selena Xu benar-benar sangat gembira.

Everett Leng bertanya: “Perusahaan apa?”

“Golden Age Corp. Waktu itu saat baca-baca profilnya kelihatannya lumayan oke.” Selena Xu fokus membayangkan hari pertamanya kerja. Ia tidak sadar Everett Leng mengernyitkan alis setelah mendengar nama perusahaan yang ia sebutkan.

Entah sedang memperingatkan atau hanya asal bicara, Everett Leng tiba-tiba berkata, “Itu salah satu perusahaan milik keluarga Yu.”

Selena Xu terdiam. Ketika ia ingin menjawab, tiba-tiba terdengar bunyi bel rumah.

Pembantu rumah tangga kebetulan tidak sedang di ruang tamu, jadi Selena Xu bergegas membukakan pintu itu sendiri. Orang yang hadir benar-benar tidak disangka. Selena Xu berseru, “Adele Xu?”

Tamu yang ada di balik pintu adalah Adele Xu. Wanita itu tersenyum ramah. Supir pribadi keluarga Ji, yang berdiri di belakangnya sambil membawa oleh-oleh, ikut mengangguk sopan.

Selena Xu mempersilahkan Adele Xu masuk. Ia sangat bingung. Mengapa adik yang tidak terlalu akrab dengannya ini tiba-tiba datang mencarinya?

“Kakak, kedatanganku yang tiba-tiba ini tidak merepotkanmu kan?” Adele Xu perlahan duduk di sofa. Melihat Everett Leng ikutan mendekat, hatinya agak gundah.

Ia masih ingat apa yang dilakukan pria itu di acara pesta malam. Pria itu kini menatapnya dengan wajah yang sulit ditebak, entah apa yang sedang dipikirkannya.

Selena Xu tersenyum, “Tidak apa-apa kok, kita sudah lama tidak bertemu. Kamu sudah makan siang belum? Mau coba masakan karya Bibi Mei tidak?”

“Tidak perlu repot-repot. Aku datang ke sini karena aku bosan di rumah.” Adele Xu membalas senyumannya, “Kalau kamu hari ini ada urusan lain, aku bisa datang lagi lain waktu.”

Selena Xu buru-buru ikut duduk, “Tidak apa-apa, aku kebetulan hari ini tidak ada urusan apa-apa. Kalau kamu besok baru datang ke sini, kamu kelihatannya tidak akan bisa bertemu denganku. Aku besok mulai kerja.”

Adele Rang terkejut. Ia sekilas menatap Everett Leng, lalu bertanya hati-hati: “Kakak, kamu bukannya Nona Muda? Mengapa kamu harus kerja?”

Selena Xu mengedip bingung, “Memang mengapa tidak boleh?”

Adele Xu menatap kakaknya sendiri dengan raut simpati. Mendapati dirinya ditatap seperti ini, Selena Xu langsung tersadar sesuatu.

Dua orang dengan nilai hidup dan pola pikir yang berbeda sangat sulit berbicara satu sama lain. Ia merasa memiliki pekerjaan sendiri adalah sesuatu yang wajar, sementara menurut adiknya, seorang pasangan pria kaya-raya seharusnya bersantai di rumah menikmati hidup dan tidak perlu susah-susah bekerja.

Selena Xu memilih tidak melanjutkan lagi topik ini. Ia dan adiknya tidak akrab, dan kini adiknya datang kemari untuk mengakrabkan diri, masak iya mereka malah membahas topik-topik yang bisa memancing perdebatan? Ia mengalihkan topik pembicaraan.

“Aku bosan di rumah, jadi aku memutuskan cari kerja. Ngomong-ngomong, kamu pasti sibuk di rumah keluarga Ji? Kamu betah tinggal di sana tidak?”

Adele Xu tertawa, “Aku sudah lama tinggal di sana, jadi sudah familiar dengan semuanya. Tetapi, sejak berubah jadi istri walikota, perasaanku agak susah dijelaskan……”

Selena Xu dan Adele Xu semakin lama semakin larut dalam pembicaraan. Melihat pemandangan ini, Everett Leng memilih pergi ke ruang main menemani Carol.

Ia sebenarnya sangat tidak senang dengan kedatangan Adele Xu yang tiba-tiba ini. Ia sebenarnya ingin mengajak Selena Xu jalan-jalan dan menikmati waktu mereka berdua. Siapa pun yang diganggu seperti ini pasti akan merasa tidak senang.

Setelah gairah berbicara mereka berdua mulai reda, Adele Xu baru masuk ke topik utamanya. Ia menunduk lalu mengelus-elus perutnya.

“Kakak, sebenarnya kedatanganku kemari untuk memberitahumu sesuatu. Aku…… Aku hamil.”

Selena Xu terperangah dengan mata terbelalak. Melihat perut adiknya, ia kemudian tersenyum, “Benarkah? Sudah berapa bulan?”

“Setengah bulan lebih……” Adele Xu menjawab malu-malu. Ia sepertinya sangat bahagia membayangkan akan segera jadi ibu.

Selena Xu tidak tahu, anak itu diciptakan ketika Parker Ji salah mengira Adele Xu sebagai dirinya.

“Kalau begitu selamat! Tuan Ji pasti sangat bahagia?” Selena Xu kemudian menatap perut adiknya lekat-lekat, “Masa tiga bulan pertama kehamilan adalah masa yang paling kritis, jadi kamu harus banyak-banyak istirahat di rumah. Kalau kamu butuh aku kamu langsung telepon saja, aku pasti datang.”

Semua keceriaan Selena Xu ini membuat Adele Xu refleks garuk-garuk kepala.

Ia dulunya juga mengira Parker Ji akan bahagia, tetapi kenyataannya tidak sama sekali.

Pria itu bukan hanya tidak bahagia, tetapi juga menolak kehadiran bayi ini. Meskipun ia tidak mengatakannya secara eksplisit, tetapi itu terlihat dari perilakunya beberapa hari ini.

Pagi-pagi buta hari ini, ia dan Parker Ji bertengkar hebat hanya karena masalah sepele. Parker Ji kemudian mengusirnya keluar dari rumah. Adele Xu untuk sementara tidak berani kembali ke rumah pria itu karena suasananya masih tegang dan dingin.

Di tengah kebingungannya harus menghabiskan waktu ke mana, Adele Xu tiba-tiba teringat Selena Xu. Mumpung sejalan, ia lantas memutuskan mampir ke rumah kakaknya itu. Jadi, basa-basi bahwa ia datang khusus untuk berbincang-bincang dengannya tidak lebih dari bualan belaka.

Adele Xu hanya ingin melihat-lihat apakah kehidupan Selena Xu sekarang lebih baik dari dirinya.

Sekarang kelihatannya kehidupan kakaknya itu tidak semenyenangkan kehidupannya. Meskipun sudah menjadi nona muda, Selena Xu ternyata masih harus bersusah-payah bekerja.

Melihat adiknya tiba-tiba terdiam, Selena Xu langsung bertanya khawatir: “Ada apa? Kamu tidak enak badan?”

Adele Xu menggeleng, ia berbicara ragu-ragu: “Aku rasa…… Aku rasa Parker Ji tidak begitu suka dengan kehadiran bayi ini.”

“Bagaimana bisa?” Dari nada bicaranya, Selena Xu bisa tahu adiknya tidak sedang bercanda. Wajahnya kini berubah serius, “Pasti itu karena ini pertama kalinya Tuan Ji jadi ayah, jadi ia gugup dan bingung harus berbuat apa. Kamu jangan berpikir terlalu jauh.”

Adele Xu menggeleng dengan wajah penuh kesedihan dan kekecewaan: “Aku tidak berpikir terlalu jauh. Waktu itu, saat aku memberitahukannya kehamilanku, yang ada di raut wajahnya hanya kekagetan. Ia tidak menunjukan kebahagiaan atau penantian sama sekali!”

Mengingat momen itu membuat mata Adele Xu merah.

Adele Xu sangat senang mengetahui kehamilannya, sementara Parker Ji malah menaggapinya datar. Pria itu bahkan hingga saat ini tidak memberinya perhatian apa pun. Suami-suami lain, ketika mengetahui istrinya hamil, pasti akan menemani istrinya cek kehamilan dan memberikan makanan-makanan enak. Parker Ji sekali pun tidak pernah melakukan hal-hal ini.

Bagaimana bisa ia baik-baik saja dengan perlakuan seperti ini?

Selena Xu menepuk-nepuk bahu adiknya, “Sebenarnya terkadang respon mereka agak lambat. Ia mungkin tidak tahu harus bagaimana menanggapi ini. Kamu berilah ia waktu.”

“Tidak tahu harus bagaimana menanggapi ini?” Adele Xu mendeham dingin, “Apa yang harus dipusingkan memang? Jangan-jangan ia tidak pernah berpikir aku akan hamil, jadi ia tidak tahu sekarang harus bagaimana? Ia bahkan tidak pernah menantikan sama sekali kehadiran anak di tengah-tengah kami. Ia tidak peduli dengan semua ini!”

Selena Xu tiba-tiba juga terdiam. Ia tidak tahu bagaimana harus menenangkan Adele Xu.

Waktu ia tahu ia hamil Carol, ia juga sempat kebingungan cukup lama, tetapi Parker Ji malah langsung selalu ada di dekatnya dan terus menunjukkan perhatian pada kehamilannya. Pria itu tidak pernah menunjukkan ekspresi tidak sabar. Jadi, apa Parker Ji memang tidak suka dengan kehadiran bayi dalam perut Adele Xu?

“Adele Xu……” Selena Xu menatapnya Ibu. Ia ingin berkata sesuatu, tetapi tidak tahu bagaimana mengungkapkannya.

Carol tiba-tiba datang sambil digandeng Everett Mo. Melihat wajah Selena Xu yang muram, pria itu melirik Adele Xu sejenak dengan raut tidak senang.

“Mommy!” Carol melepas pegangan tangan ayahnya, mendekat ke arah Carol, lalu menunjukkan gambar karyanya sendiri, “Ini gambarku, bagus tidak?”

Gambar itu adalah gambar taman bermain. Meskipun gambarnya terlihat sangat kekanak-kanakan, tetapi gambar itu sedikit banyak bisa menyiratkan bakat Carol dalam bidang melukis. Selena Xu lantas langsung memuji putrinya setinggi langit: “Bagus sekali, Carol sangat hebat dan luar biasa!”

Carol bergumam bangga, “Iya dong! Guru bilang aku sangat jago gambar, aku nanti kalau sudah dewasa mau jadi pelukis!”

Novel Terkait

Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu