Predestined - Bab 44 Kamu Adalah Wanita Tercantik Yang Pernah Aku Temui (1)

Kira-kira keheningan menyelimuti suasana diantara mereka berdua, Everett Leng menjadi yang pertama mencairkan suasana yang mencekam itu.

“Kamu menjadi sangat kurus, apa kamu di luar sana tidak makan?”

Wajah wanita itu sering menjadi sangat putih pucat, tampak tidak ada semangat, lagipula itu sangat kurus, sebagai penjaganya, Everett mau tidak mau harus menanyainya.

Selena menjawabnya dengan perasaan tidak senang: “Makan, kok.”

“Kalau begitu apakah makanannya tidak sesuai selera?” Everett mengerutkan keningnya, memperlambat langkah membiarkan Selena menyusulnya.

“Tidak juga, aku di rumah Laura Wen baik-baik saja.” Selena tampak menjelaskan dengan tergesa-gesa, tidak membiarkan kesalahan ada pada temannya.

Everett mengamatinya sekilas, “Menjadi kurus sampai seperti ini kamu bilang baik-baik saja?”

“......” Selena tidak bisa membalas perkataan Everett, hanya merasa kenapa Everett jadi banyak bicara, bukannya dia suka LuoLiBaSuo ?

“Pulang saja ke rumah.” Langkah pria itu melambat, nada bicaranya turun, “Di rumah ada pelayan yang mengurus, akan lebih baik daripada tinggal di tempat lain.”

Selena berkata, “Paman Kecil, aku tidak bisa terus tinggal di rumah keluarga Leng, selagi aku masih kuliah, biarkan aku belajar hidup mandiri, lagipula...... kamu bukannya persiapan menikah? Kalau aku tinggal disana nanti akan menjadi pihak ketiga.”

Sangat jarang seorang wanita bisa mengatakan sangat detail terhadap sebuah masalah, dibanding masa lalu, Everett bisa menganggap bahwa dia sudah tumbuh dewasa dan mengerti kehidupan, tetapi dalam situasi kali ini, dia hanya mengerutkan keningnya dan berkata, “Kamu segitunya tidak ingin kembali ?”

Selena mengeratkan giginya, “Bukannya aku tidak ingin kembali, hanya saja, syaratku itu.”

Menyuruh Mandy Li pergi, ini adalah syarat satu-satunya. Dia jelas tidak bisa tahan jika orang yang disukainya bermesraan dengan wanita lain di hadapannya, terlebih Mandy Li adalah orang yang bisa membuat orang sangat kesal.

Tetapi, Everett hanya berkata, “Sebenarnya, kuliah benar-benar mengajarkan kemandirian, maka kamu di kampus nanti baik-baiklah adaptasi dengan lingkungan disana.”

...... Ada apa ini, kenapa pria ini selalu menjawab tidak sesuai dengan yang seharusnya?!

Selena mengeluh dan menutup mulutnya.

Setelah itu mereka berjalan tanpa bicara apapun, akhirnya sampai di depan asrama, Selena menerima koper yang telah dibawakan oleh Everett, dia menganggukan kepala, “Terima kasih Paman Kecil, sampai jumpa.”

Everett menganggukan kepala, menasehatinya : “Di luar jadilah cerdas sedikit, begitu menemui masalah jangan menunjukkan keahlianmu, selalu berhati-hati dalam segala hal, paham ?”

“Paham.” Selena mengangguk, seperti layaknya anak kecil yang menurut.

Everett mengangguk dengan puas, kemudian mengeluarkan kartu memberikan kepada wanita itu, “Ada masalah apapun segera hubungi pelayan.”

Selena membalas, “Tidak bisa langsung menghubungimu saja ?”

Everett tercengang, lalu merespon, “Hubungi ke pelayan rumah lebih baik, terkadang aku sedang ada rapat, tidak bisa segera mengurusnya.”

Selena mengedipkan matanya beberapa kali, ekspresinya tampak tak bisa dipahami.

“Tetapi kalau aku rindu denganmu, menghubungi pelayan rumah juga tidak ada gunanya.”

“......”

Everett entah merasa detak jantungnya seperti mendapat serangan, berdetak cepat sekali, tetapi tidak tampak dari luar : “Kamu ini bicara apa? Lain kali jangan mengatakan hal yang membuat salah paham seperti ini.”

Selena tidak bersuara apapun, Everett mencium kening gadis itu : “Baiklah, aku masih ada urusan harus pergi, kamu jaga diri baik-baik.”

Mengangguk dengan berat hati, matanya mengantar kepergian pria itu, kemudian barulah dia kembali ke asramanya.

Pada saat dia masuk, terlihat tempat tidurnya sudah diberesi oleh orang lain, dan lagi meja belajarnya penuh dengan makanan kesukaannya, dan ada sebuah pesan yang tertempel di kantong plastik itu.

Huruf tulisannya berantakan, tetapi ciri khas tulisan Everett masih terlihat, dan Selena masih mengenali tulisan Everett.

“Jangan makan terlalu banyak setiap hari.”

Melihat sebaris tulisna ini, ujung bibir Selena pun tertekuk, tetapi beberapa saat setelahnya, dia membuang kartu yang diberikan oleh Paman Kecil itu ke arah tempat tidurnya dengan kesal.

Dia begitu baik memperlakukannya, sangat teliti, melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai keluarga, tetapi yang jadi alasannya adalah karena Everett melihat Selena sebagai keponakannya, atau bahkan seorang gadis kecil!

Selena meraasa sangat bingung, jelas sekali diantara mereka sudah pernah melakukan hal yang paling intim, bahkan sampai memiliki keturunan, tetapi Everett tidak tahu apapun!

Laura Wen masuk kamar, melihat sahabatnya tampak gundah.

“Kenapa? Bertengkar lagi dengan Paman Kecil mu?”

Novel Terkait

Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu