Predestined - Bab 417 Selamat, Anda Hamil

Mendengar perkataan tersebut membuat Selena Xu memoncongkan bibirnya.

Tahu seperti ini, dia tidak seharusnya berharap terlalu banyak dari pria tersebut.

Dalam sekejap, beberapa hari telah berlalu.

Selena Xu tetap tidak mendapat telepon dari Everett Leng, jangankan melihatnya, pria itu seolah-olah telah merelakan kepergian istri lemahnya ini.

Hal ini membuatnya semakin gelisah.

Apakah sebuah telepon, ataupun jemputan, dia sekarang sangat ingin kembali, dia juga sangat merindukan putrinya.

Apakah benar-benar tidak ada jalan keluar lagi?

Sore ini, sebuah telepon membangunkan Selena Xu yang berbaring tidak bergairah disofa.

Dia kemudian mengambil teleponnya, dengan lemah menjawab, “Halo……”

“Lena, Everett Leng tidak mencarimu juga hari ini.” Diujung sana, Laura Wen mengatakan hal ini.

“Untuk apa melaporkan hal ini padaku……”

“Aku takut kamu tidak sabar menanti. Lagipula jika aku tidak menghubungimu, kamu juga akan meneleponku dan menanyakan hal ini padaku bukan?”

“Aku tidak akan menanyakannya lagi, dia sudah tidak menginginkan diriku, untuk apa aku harus memikirkannya……”

Dengan lemah dia melanjutkan, suaranya terdengar lemah dan tidak bersemangat.

“Suaramu terdengar tidak bersemangat, apa kamu tidak enak badan?” Laura Wen bertanya dengan penuh perhatian.

“Tidak apa-apa, aku hanya merasa sangat tidak bertenaga, makan siang yang kamu tinggalkan padaku juga sudah kumuntahkan.”

“Berhati-hatilah, hari ini dingin sekali, apa kamu memakai pakaian yang terlalu tipis…… ah ada yang tidak beres, tunggu sebentar!”

Suara Laura Wen berubah sangat keras, membuat Selena Xu sangat terkejut.

“Ada apa, tiba-tiba berteriak seperti ini.”

“Maksudku, mungkinkah kamu sedang hamil?”

Selena Xu tertegun, tubuh lemahnya tiba-tiba saja memperoleh kekuatan, dia pun bangkit dan duduk.

“Kamu……kamu jangan membuatku takut.”

“Aku sedang serius. Aku ingat kamu juga sudah lama belum datang bulan bukan?”

“Benar sekali, tapi sejak melahirkan Carol, terlambat datang bulan sudah menjadi hal yang lumrah……”

“Begini saja. Kamu tunggu aku, aku akan membawamu kerumah sakit untuk melakukan pemeriksaan.”

“Kalau begitu ……baiklah, aku tunggu kamu.”

Mematikan teleponnya, Selena Xu kembali bermalas-malasan disofanya, dia tanpa sadar menyentuh perut ratanya.

Jangan-jangan……benar-benar hamil?

Setengah jam kemudian, Laura Wen mengendarai mobil membawa Selena Xu kerumah sakit.

Dia menguurkan tangannya, melihat jarum suntik, Selena Xu merasa ketakutan.

“Mohon tunggu sebentar!”

“Ada apa?”

“Tidak mengapa, hanya pusing melihat darah.” Dia menggunakan sebelah tangannya untuk menutup matanya, dan menggigit bibirnya, terlihat seperti menguatkan dirinya.

“Sudah bisa. Ayo……”

Cairan merah telihat memasuki botol suntik, waktu sesingkat beberapa detik, terasa seperti sebuah siksaan lama untuknya.

Ketika jarum dingin tersebut ditarik kembali, Selena Xu akhirnya bisa bernafas lega.

Melihat wajahnya yang sedikit pucat, Laura Wen dengan penuh perhatian bertanya, “Kamu baik-baik saja?”

“Masih lumayan, hanya sangar lemas……”

Untunglah Laura Wen sahabat yang baik, dia memapahnya keluar, duduk diatas kursi, keduanya menunggu dengan sabar.

“Laura Wen, mengapa aku jadi segugup ini?” tanya Selena Xu.

“Hei, ini hal yang baik, untuk apa gugup?”

Selena Xu tidak mengatakan apapun, dia tidak bisa mengatakannya, dia merasa gugup, meskipun dia merasa Laura Wen terlalu berlebihan, dia merasa dirinya tidak hamil.

Kemudian.

“Nona Xu, selamat, anda hamil!” dokter mengatakan demikian.

“Apa?” Selena Xu terkejut.

“Haha, apa kubilang?!” Laura Wen merasa sangat puas.

“Dokter, kamu yakin?”

“Tentu saja, tidak mungkin bisa salah.”

Selena Xu mengambil hasil tes pemeriksaan, berikutnya, suasana hatinya perlahan berubah.

Meskipun dia sudah pernah melahirkan Carol, tapi mengetahui ada bayi di dalam perutnya, membuat perasaannya bercampur aduk antara gugup dan penuh harapan, perasaan ajaib yang sulit di lukiskan.

Mengambil obat Folic acid dan progestoeron, Selena Xu duduk di kursi di koridor, dan melamun.

Laura Wen segera berjalan mendekatinya, dan duduk disebelahnya.

“Kemana saja kamu?” Selena Xu bertanya dengan penasaran.

“Ada apa? Takut aku meninggalkanmu?” Laura Wen tersenyum, tanpa mengubah ekspresi wajahnya menyimpan handphonenya ke dalam sakunya.

“Ah, betul sekali!” dia tiba-tiba bersemangat mengatakan, “Sebentar lagi kamu akan menjadi ibu dari dua anak yang lucu, kali ini, akan lebih bagus jika dia adalah bayi laki-laki!”

“Mengapa?”

“Dengan begini, jika aku dan Louis Li mempunyai anak baik itu laki-laki ataupun perempuan, kita tetap bisa menjodohkan mereka, dengan begitu hubungan yang sudah erat akan menjadi semakin erat.”

Selena Xu merasa sangat lucu, “Laura Wen, dulu kamu menyembunyikannya, sekarang wajahmu tidak lagi merah, aku rasa, Louis Li telah mengajarkanmu hal yang tidak baik!”

“Hei hei. Menurutmu, bagaimana kalau kita jadi besan?”

“Boleh, bagaimana kalau nanti kita jodohkan anak-anak kita?”

“Ide bagus!”

Keduanya saling menepuk tangan mereka, dan diam-daim berharap.

Selena Xu melihat kearah jam. “Laura Wen kita pulang yuk.”

“Baik-baik.” Terdiam sejenk, Laura Wen bertanya, “Apa kamu tidak ingin memberitahukan kabar ini pada tuan Leng?”

Terhadap pria yang telah merelakan kepergiannya selama satu minggu lebih, bahkan tidak menghubungi maupun mengirim pesan singkat untuknya, memikirkannya atau menyebutnya membuat Selena Xu merasa sakit.

“Dia sudah tidak menginginkanku, aku tidak memberitahunya.” Dia mengatakan dengan amat marah.

Baru saja menyelesaikan perkataanya, terdengar suara rendah dan menarik mengatakan.

“Siapa bilang aku sudah tidak menginginkanmu?”

Suara ini……

Selena Xu tertegun sejenak, dengan perlahan dan tidak percaya mengangkat kepalanya, dia pun bertatapan dengan Everett Leng.

Pria cuek tampan itu berdiri disana, dengan setelan jas yang rapi, memancarkan aura kebangsawanan, sepasang matanya seperti memiliki kemampuan untuk melihat menembus objek yang ada dihadapannya.

Setelah terdiam beberapa detik, Selena Xu kembali menyembunyikan raut kebahagiaanya, dan memasang ekspresi dingin.

“Untuk apa kamu datang?”

“Dengar-dengar istri tercinta sedang mengandung, tentu aku ingin menjemputnya pulang.” Pria itu menjawab dengan santai, sudut bibirnya menukik, seolah mengejek.

Dengar-dengar?

Apa-apaan, aku belum bermaksud memberitahunya secepat ini, dari siapa dia mendengar kabar ini?

Sadar, dia melihat Laura Wen yang berada di sampingnya.

Wajah wanita itu dipenuhi dengan “senyum jahat”, dia teringat tadi Laura Wen menghilang sejenak……

Baiklah, ternyata telah muncul pengkhianat di sisinya!

“Baiklah Laura Wen, kamu……”

Belum selesasi menyelesaikan perkataanya, Laura Wen mengangkat tangannya mengatakan, “Aku akui, aku yang mengatakannya. Tapi sekarang kamu sedang mengandung, aku mana berani menampungmu?”

Sepatu kulit hitam melangkah diatas lantai, langkah kaki yang berat dan kuat, Everett Leng kemudian berdiri di hadapan Selena Xu.

“Lena, sudah selesai marah-marahnya, sudah waktunya untuk pulang bukan?”

Jalan keluar!

Seperti jalan bebas hambatan, jalan keluar yang sangat di harapkan olehnya!

Saat ini, adalah saat saat yang di nantikan Selena Xu, sampai-sampai dia telah memimpikan Everett Leng membujuknya untuk pulang ke “istana” mereka.

Mencoba menyembunyikan perasaan bahagianya, dia tetap bersikap dingin.

“Kamu ingin aku pulang dan aku pun menurutimu, bukannya akan sangat mempermalukanku?” Dia memanyunkan bibirnya.

Everett Leng mengernyitkan dahinya, “Kalau begitu, kamu ingin aku bagaimana?”

“Minta maaf, minta maaf telah mengatakan kata-kata yang menyakitkan tersebut.” Selena Xu mengatakan dengan tegas.

Laura Wen melihat hal ini, juga ikut merasa gugup.

Yang benar saja! Siapa yang selama ini mengharapkan Everett Leng menjemputnya pulang, sekarang harapannya sudah terkabul, dia masih saja bersikap seperti ini mengetes kesabaran tuan Leng…… dia benar-benar “cari mati”!

Khawatir sahabatnya “cari mati” sendiri, Laura Wen diam-diam menarik baju Selena Xu.

“Kamu ingin aku meminta maaf?” Everett Leng memicingkan matanya, dia memancarkan aura ancaman.

Selena Xu dapat merasakannya, tapi dia tetap bersikeras dengan pendiriannya.

Bagaimanapun mengatakannya mempermalukan keluarga Leng, hal ini sangat keterlaluan, minta maaf adalah sebuah keharusan.

Raut wajah Everett leng berubah serius, dia tidak mengatakan apapun kemudian menggendongnya dalam pelukannya.

“Everett Leng!” Selena Xu memberontak dalam pelukan pria tersebut, “Apa yang kamu lakukan!”

“Ssst!” bibir pria itu dekat sekali dengan telinganya, membuatnya merasa geli.

“Urusan minta maaf, bisa dibahas di lain hari. Jika sekarang kamu tidak bisa bersikap tenang, aku akan menghukummu sekarang juga.”

“Hu……hukuman apa?” dia bertanya dengan gugup.

Everett Leng berpikir sejenak, bibirnya melengkung jahat, “Misalnya, memukul pantatmu disini.”

“……” wajah Selena Xu merah padam, membiarkannya menggendongnya, berjalan keluar melewati hall.

Diluar pintu, sebuah mobil Maybach berhenti didepan, pengurus rumah tua membuka pintu mobil dengan hormat.

“Nyonya, selamat datang.”

Novel Terkait

My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu