Predestined - Bab 406 Tawanan

Suara tangisan putrinya yang tak berdaya menusuk-nusuk hati Selena Xu, membuat hatinya hancur.

“Sayang, apakah kamu baik-baik saja?” ia bertanya dengan panik sambil menangis.

David Zhong mencibir, “Nyonya Leng, jangan terlalu berpikiran, aku tidak akan melakukan apapun pada dua bocah ini, asalkan aku mendapatkan apa yang kuinginkan.”

Raut wajah Everett Leng sangat dingin, matanya suram.

“40 miliar, tak kurang sepeser pun.”

“Aku harus melihatnya dulu.”

Everett Leng mengangkat 2 koper itu dan berjalan maju. Ia baru berjalan 2 langkah, David Zhong membentak, “Berhenti!”

Ia menghentikan langkahnya, “Kenapa?”

“Kau taruh uang itu, suruh istrimu memberikannya padaku.”

Everett Leng jauh lebih tinggi daripada pria itu, namun mendengar pria itu mempunyai kekuatan yang luar biasa, ia tak berani mengambil resiko.

Everett Leng hampir tak bisa menoleransinya, matanya berapi-api.

Saat ia akan mengatakan sesuatu, Selena Xu telah berbicara.

“Akan kulakukan.”

Pria itu menatapnya, terlihat sedikit khawatir, dan ia tersenyum pahit, “Kita tidak punya pilihan, bukan?”

Ia mencoba mengangkat koper itu, dan berat barang itu membuatnya terbungkuk.

Terlalu berat.

Untuk uang total 40 miliar, sebuah koper biasa sama sekali tak muat. Koper ini beberapa kali lipat lebih besar dari koper biasa, yang tentu saja terlalu berat bagi wanita sepertinya.

“Jangan membuang waktu! Cepat kemari!” David Zhong mendesak.

Sambil menarik nafas dalam, Selena Xu menggertakkan giginya dan menggunakan hampir seluruh kekuatannya, namun tetap tak bisa mengangkatnya.

Akhirnya ia hanya menyeretnya di tanah.

Kedua koper itu diletakkannya di hadapan David Zhong. Ia bernafas terengah-engah dan menatap David Zhong.

“Sudah kubawa uangnya, lepaskan kedua anak itu.”

“Buka, aku akan memeriksanya.”

Selena Xu membuka kopernya sesuai permintaannya, ketika ia melihat tumpukan lembaran uang kertas itu, David Zhong menyengir.

“Aku tidak akan melukai anak-anak ini, tapi Nyonya Leng akan sedikit repot.”

“Apa maksudmu?” Selena Xu membeku.

“Tidakkah kau lihat, aku telah menyiapkan sebuah kapal. Aku tak ingin diikuti oleh polisi.”

“David Zhong, jangan terus-terusan menuntut!” Dahi Everett Leng berkedut, menandakan ia akan murka.

“Tuan Leng, jangan marah, aku hanya meminta istrimu untuk mengantarkanku ke kapal. Kalau kamu tidak setuju, maaf, aku hanya bisa melukai anak-anak ini.”

“Akan kulakukan!” Selena Xu menjawab tanpa berpikir. “Aku akan menemanimu berjalan, tapi kau harus melepaskan anakku.”

“Tentu.”

David Zhong melepaskan kedua anak itu, lalu dengan cepat ia menangkap Selena Xu, dan mengeluarkan sebilah pisau tajam.

“Ibu!” Carol menangis, “Orang jahat, jangan mencelakai ibuku!”

Selena Xu menahan rasa sedih dan berteriak dengan suara serak, “Pergi! Pergilah ke samping ayahmu!”

“Ibu...”

“Pergi! Kalau kamu tidak pergi, ibu tidak akan menyayangimu lagi!” ia mengatakannya dengan pedih.

Carol menangis dengan sangat sedih, Robby jauh lebih tenang. Ia menggandeng tangan Carol dan membawanya ke sebelah Everett Leng.

David Zhong memerintahkan dengan garang, “Kau! Pindahkan uangnya ke atas kapal.”

“Baik, akan kulakukan, akan kulakukan.”

Melihat tubuhnya yang kurus bersusah payah mengangkat koper itu ke kapal, emosi Everett Leng tak dapat dibendung lagi, ia mengepalkan kedua tinjunya hingga menimbulkan bunyi “klak klak”.

Ia melangkah maju sedikit.

David Zhong memperingatkannya dengan dingin, “Tuan Leng, kusarankan untuk membatalkan pemikiran konyol itu.”

Lalu ia melambaikan pisau di tangannya, dan Everett Leng pun melangkah mundur.

“Sudah selesai.” Kata Selena Xu terengah-engah.

“Everett Leng, dengarkan aku. Aku tidak ingin melihat ada yang mengejarku, atau, aku tak menjamin keselamatan istrimu!”

David Zhong mengancam, lalu mencengkeram Selena Xu dan membawanya naik ke kapal, dan pergi dengan cepat.

“Lena!”

Raut wajah Everett Leng menjadi panik, ia berlari ke ujung dermaga, memandang kapal yang dengan cepat lenyap dalam kegelapan, dan terus berteriak.

“Kurang ajar!”

Saat ini, pihak kepolisian menelepon.

“Tuan Leng, kita telah sampai di paviliun, bagaimana denganmu?”

Everett Leng menggenggam telepon itu dan menumpahkan tiga kata.

“Dermaga.”

Setelah menyelesaikan percakapan dengan polisi di telepon, ia menatap Carol yang sedang menangis. Tangisannya sungguh menghancurkan hati, ia terus memanggil ibunya.

“Carol, jangan menangis. Tante akan baik-baik saja.” Robby menenangkannya.

“Tapi ibuku ditangkap oleh orang jahat, hua hua huaaa...”

Everett Leng berjongkok dan memeluk gadis kecil itu.

“Jangan menangis, aku akan menyelamatkan ibumu.”

Carol terisak, “Benarkah...”

“Ayah berjanji padamu.”

Ia menatap cakrawala yang tertutup kabut gelap, bibirnya mengencang, matanya menatap dingin.

Di laut di tengah kabut, sebuah kapal kecil melaju cepat di tengah ombak.

David Zhong sedang memegang setumpuk uang di tangannya, matanya penuh rasa antusias.

“Uang... uangku tercinta telah kembali kepadaku!”

Selena Xu menatapnya dengan penuh kebencian, rambutnya berantakan diterpa angin.

“Demi uang, hal seperti apa yang tak bisa kau lakukan?”

“Diam!” David Zhong menjadi marah dan menatapnya dengan tajam.

“Apakah yang kukatakan salah?” ia berkata dengan dingin.

“Kalau benar kenapa, kalau salah kenapa? Jangan lupa, keluarga Leng lah yang membuatku sampai ke titik ini, kalian yang menekanku!”

Emosinya perlahan meningkat, matanya memerah, seperti hendak menelan seseorang.

Selena Xu mencibir, “Permasalahan itu, pada dasarnya istrimu juga harus bertanggung jawab.”

“Lalu kenapa! Sekarang, aku telah berhasil membalas dendam pada Everett Leng! Apakah kau melihatnya? Saat aku pergi, ia terlihat begitu marah menggertakkan giginya. Pemandangan itu membuatku sangat senang.”

“Kau sungguh menyedihkan.”

“Kau bilang apa? Wanita busuk, kuperingatkan, sekali lagi kau membuatku marah, akan kulempar kau ke laut untuk menjadi makanan hiu.”

Selena Xu terkejut, ia melirik ke samping, melihat ombak yang menghantam tubuh kapal, dan hamparan laut yang tak ada habisnya.

Ia dengan patuh menutup mulutnya, namun dalam hati merasa khawatir akan nasibnya.

Sekarang, ia menjadi tawanan David Zhong, dan karena dia, Everett Leng dan polisi tak berani mengejarnya.

Lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Kapankah ia akan membebaskannya? Lagipula ini di tengah laut, ia tak mungkin melemparnya ke laut, bukan?

Memikirkan hal ini, ia merasa ketakutan.

“Itu...” ia bertanya dengan suara lirih, “Kapankah kau akan membebaskanku? Dan dimana?”

“Jangan cerewet! Apa yang kau khawatirkan?”

Dijawab seperti ini, Selena Xu merasa frustasi, namun tak ada jalan lain.

Saat ini, di dermaga terjadi kepanikan.

Sebuah peta laut dijabarkan di atas kap depan mobil polisi. Parker Ji dan serombongan polisi mengelilinginya, memberi beberapa tanda di atas peta.

Kepala polisi berkata, “Saat ini tidak diketahui posisi lawan dimana, melakukan hal ini tak ada gunanya, lebih baik aku membawa beberapa orang dan mengendarai perahu motor ...”

“Tidak bisa!” alis Parker Ji berkerut, “David Zhong mengancam, jika ia melihat seorang pengejar, tawanannya akan celaka.”

“Bagaimana kalau perahu motor kami mematikan lampu dan mengikuti diam-diam dari jauh?”

“Tidak bisa juga! Suara mesin perahunya akan mengejutkan pihak lawan, kau tidak bisa mempertaruhkan nyawa tawanan dengan cara ini.”

“Sungguh repot. Tawanannya adalah istri Everett Leng. Dalam posisinya, jika tawanan membuat sedikit saja kesalahan, akibatnya akan...”

Parker Ji merengut, ia yang biasanya tenang, sekarang dahinya dipenuhi keringat.

Kepala polisi mengkhawatirkan karir dan reputasinya di kota Bin, namun bagi Parker Ji, bukan itu.

Ia hanya mengkhawatirkan Selena Xu, itu saja.

Saat ini, Lena menjadi tawanan. Walaupun polisi dan polisi angkatan laut telah berkumpul, tapi mereka tidak bisa mengejar!

Perasaan memiliki kemampuan namun tak bisa melakukan apa-apa ini, ditambah kekhawatirannya akan Lena, membuatnya kehilangan kendali.

“Kurang ajar!”

Ia memukul peta itu dengan tinjunya, dan kap depan mobil menimbulkan suara teredam.

“Walikota Ji, apa yang harus kita lakukan?”

“Bagaimana aku tahu!”

Ia menarik-narik dasinya dengan cemas, dan dengan langkah cepat berjalan menuju tempat yang tak banyak orang, dan mengusap wajahnya yang lelah.

Tak sengaja pandangan matanya melihat Everett Leng.

Pria itu berdiri dengan ekspresi datar di dermaga, mengisap rokoknya dengan diam, ia terlihat tenang, tak seperti orang-orang lain.

Tanpa tahu sebabnya, Parker Ji merasa marah melihat sikap tenang pria itu.

Ia berjalan dengan cepat, dan bertanya dengan suara rendah.

“Tuan Leng, aku ingin menanyakan sesuatu.”

Di tengah kabut yang meninggi, wajah tajam pria itu terlihat kabur.

“Tuan walikota ada usulan apa?”

Novel Terkait

My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu