Predestined - Bab 153 Siapa Saja yang Datang Sendiri ke Pelukanmu?

Selena Xu jelas tidak akan mengkritisi mimpi dan angan-angan besar anaknya. Ia hanya menimpali pelan: “Itu bagus sekali, Mommy tidak sabar lihat Carol jadi pelukis.”

Carol dengan riang menyapa Adele Xu “tante”, lalu memberikan lukisannya ke penjaga rumah dan Bibi Mei untuk “dinikmati”.

Selena Xu tersenyum senang melihat tingkah anaknya yang sangat ekspresif.

Adele Xu menatap Selena Xu lalu berbisik: “Kak, kamu harus sedini mungkin melatih kerendahan hati anak. Kamu jangan selalu memuji dia.”

Selena Xu tidak setuju: “Carol masih kecil. Kalau terlalu sering ditekan kepercayaan dirinya, ia nanti malah akan rendah diri.”

Ketika Adele Xu ingin menceramahinya, Everett Leng tiba-tiba datang, “Selena Xu, hari ini kamu mau makan apa?”

“Makan sup ikan sirip ikan.” Selena Xu menjawab pertanyaan itu santai seolah sudah sangat terbiasa.

Ia belakangan selalu ditanya seperti itu oleh Everett Leng. Tanpa berkeluh kesah, pria itu setiap kali makan selalu dengan sigap memastikan makanan yang diinginkan Selena Xu tersedia di atas meja.

Awalnya Selena Xu merasa tidak enak hati dengan perhatian Everett Leng yang agak berlebihan ini. Tetapi ia kini sudah menganggapnya hal yang biasa.

Mendengar percakapan mereka berdua, hati Adele Xu berdesir.

Parker Ji dari dulu tidak pernah bertanya ia ingin makan apa, senang makan apa……

Adele Xu ikut makan bersama ketika jam makan tiba.

Asisten rumah tangga dengan sabar menyendokkan nasi dan menyiapkan alat makan untuk setiap orang. Ketika tiba giliran Selena Xu, Everett Leng malah berinisiatif sendiri menyendokkannya sup.

“Hati-hati panas.”

Selena Xu mengangguk, “Iya tahu kok, sini aku sendokkan untukmu juga!”

Everett Leng malah menghalangi gerakan tangannya, “Tidak perlu, aku bisa melakukannya sendiri. Kamu nikmati saja makananmu.”

Selena Xu cemberut. Ketika melihat anaknya sedang menyendok sup, ia buru-buru buka suara lagi: “Carol, sini Mommy sendokkan kamu.”

Tetapi anaknya malah menggeleng: “Tidak perlu. Daddy bilang lakukan sendiri apa yang bisa kita sendiri lakukan, tidak perlu merepotkan orang lain.”

Selena Xu mengernyitkan alis: “Mommy saja bukan orang lain.”

“Itu juga tidak boleh. Mommy saja sekarang dibantu Daddy, bagaimana Mommy bisa bantu aku coba.” Carol bukan hanya tidak mau mengalah, ia malah sekalian memperolok Mommy-nya sendiri.

Selena Xu mengalihkan pandangan ke Everett Leng “Biar aku lanjutkan sendiri.”

Everett Leng sekilas menatapnya dengan datar, “Perhitungan apa coba aku denganmu......”

“……” Selena Xu tidak tahu harus berkata apa.

Carol semakin lama semakin mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Sekarang ia bukan hanya tidak merengek minta diceritakan dongeng sebelum tidur, tetapi juga tidak membutuhkan bantuan Mommy-nya di meja makan. Ia tidak tahu ini bagus atau buruk, tetapi yang jelas ia tidak terbiasa dengan perubahan ini.

Adele Xu mendengarkan percakapan tiga orang itu dalam diam. Ia semakin rendah diri saja.

Kalau Parker Ji bersikap sepeduli ini pada dirinya, bahkan menyendokkan sup dan lauk untuk dirinya barang hanya untuk sekali saja, ia pasti tidak akan merasa iri seperti ini.

Di tengah makan, Everett Leng tiba-tiba berbicara pada Adele Xu yang daritadi diam saja.

“Berhubung Nyonya Ji datang, tolong ketika pulang beritahukan satu pesanku pada Walikota Ji. Tanggal pernikahan aku dan Selena Xu sudah diputuskan, pada waktunya nanti kami akan memberikanmu kartu undangan. Datanglah kalau kalian ada waktu luang.”

Adele Xu terperangah, Selena Xu lebih terperangah lagi.

Memutuskan tanggal pernikahan? Kapan mereka pernah memutuskan itu? Bagaimana mungkin ia tidak tahu?

Setelah dipikir-pikir ia paham juga. Everett Leng tengah memainkan trik lamanya. Ia orang yang bertindak dulu baru berpikir kemudian.

Wajah Adele Xu kemudian berubah sumringah: “Wah, benarkah?”

Everett Leng menengok Selena Xu seolah menyuruhnya menjawab.

Tidak peduli apakah ia bersedia menjawab atau tidak, ia mau tidak mau harus sejalan dengan Everett Leng: “Benar dong. Nanti kalian harus ikut pesta makan-makannya ya.”

Adele Xu terlihat sangat senang seolah yang akan menikah adalah dirinya sendiri.

“Pernikahan kakak kami tentu akan ikut.”

Meja makan itu dalam sekejap berubah menjadi area canda-tawa.

Setelah makan, Adele Xu merasa sangat puas dengan smeua menu yang disajikan Bibi Mei. Hanya saja, ketika lagi-lagi teringat seberapa beda perlakuan yang diterima Selena Xu di rumah keluarga Leng dengan apa yang dibayangkannya, ia merasa ia tidak bisa menginap di sini. Jadi, ia memutuskan untuk pamit.

Setelah mengantar Adele Xu ke depan pintu, Selena Xu mendatangi Everett Leng: “Mengapa kamu tiba-tiba bilang sudah memutuskan tanggal pernikahan? Kita memang sudah pernah membicarakan ini sebelumnya?”

Everett Leng tetap tenang: “Kamu dari mana tahu kita tidak pernah membicarakan ini sebelumnya?”

Selena Xu terdiam. Ia tidak tahu harus bilang apa.

Perkembangan hubungannya dengan Everett Leng sudah sampai di tahap di mana mereka sudah tidak patut tiba-tiba berpisah. Demi anaknya, ia rela menerima kenyataan bahwa ia harus hidup bersama dengan Everett Leng. Tetapi, kalau teringat bahwa itu artinya ia juga harus menyerahkan dirinya sepenuhnya untuk Everett Leng, ia tidak terlalu percaya diri.

“Kalau kamu merasa belum mau menerima lamaranku karena merasa selama ini aku kurang maksimal mengejarmu, aku bisa lebih giat lagi. Tetapi kabar pernikahan ini harus cepat-cepat diberitahukan pada Parker Ji. Ia sekarang seorang pria beristri, ia tidak boleh memikirkanmu terus-menerus lagi.”

Selena Xu membuka mata lebar-lebar. Ia mengabaikan kata-kata Everett Leng yang menyinggung Parker Ji, “Kamu, kamu selama ini sedang mengejarku?”

Everett Leng mengangkat alis, “Iya lah, kalau bukan memang apa?”

“Iya……” Selena Xu menundukkan kepala, “Tebakanku berarti tidak salah.”

“Kamu harusnya tidak akan berpikir aku bisa menghabiskan segini banyak energi untuk setiap wanita kan?” Everett Leng memiringkan badan mendekatinya.

Selena Xu relfeks mundur dua langkah, “Bukan begitu juga…… Aku hanya agak sedikit tidak menyangka seorang CEO Leng bisa mengejar-ngejar wanita seperti ini. Aku kira para wanita datang sendiri ke pelukanmu.”

“Kamu juga mau datang sendiri ke pelukanku? Itu juga boleh.”

Selena Xu tidak senang mendengarnya, “Apa yang kamu maksud dengan “juga”? Memang ada siapa lagi yang datang sendiri ke pelukanmu?”

“Ada sangat banyak,” jawab Everett Leng yakin.

Selena Xu kesal dan bersiap beranjak pergi ke ruang tamu, “Ya sudah kamu bersama dengan mereka-mereka yang datang sendiri ke pelukanmu saja. Aku tidak jago dalam bidang ini!”

Melihat kecemburuan pada diri Selena Xu, Everett Leng senyum-senyum sendiri. Ia kemudian mendekati wanita itu dan mendekapnya, “Kamu kok marah seperti ini? Cemburu ya?”

“Kamu berpikir terlalu jauh!” Selena Xu berusaha melepaskan diri.

Tetapi pelukan Everett Leng bukan pelukan yang bisa dilepaskan begitu saja dengan mudah.

“Anak yang tidak jujur bukan anak baik.” Aroma tubuh Everett Leng langsung memenuhi lubang hidungnya. Pria itu kemudian melanjutkan kalimatnya: “Tidak peduli seberapa banyak wanita yang datang sendiri ke pelukanku, aku hanya ingin kamu seorang. Lagipula kita sudah memutuskan tanggal pernikahan, kamu sudah tidak mungkin kabur lagi!”

Wajah Selena Xu memerah, “Ini ruang tamu, jangan sampai Carol lihat ini. Lepaskan aku!”

“Kamu jadi menerima lamaranku tidak?” Everett Leng tetap keras kepala dan tidak mau melepaskannya.

Selena Xu buru-buru menjawab: “Iya aku terima! Sekarang lepaskan aku.”

Everett Leng kemudian melepaskannya. Selena Xu memegang pinggang dengan kesal. Ia mendengus: “Kamu sadar tidak dirimu seberaa kuat? Pinggangku bisa jadi sekarang memar!”

Tatapan Everett Leng langsung berubah iba, “Coba sini aku bantu lihat.”

“Tidak perlu!”

Penolakan Selena Xu diabaikan. Pada saat mereka kembali ke kamar, Everett Leng memaksa wanita itu mengangkat bajunya untuk dicek.

Kulit Selena Xu pada dasarnya sudah putih bersinar, jadi luka “kekerasan” yang disebabkan Everett Leng terlihat sangat menonjol dan menarik perhatian mata.

“Tuh lihat sendiri, ini mirip tidak dengan kekerasan dalam rumah tangga? Kalau aku kasih tahu orang lain mereka semua pasti akan percaya.” Selena Xu mengeluh dengan wajah yang terlihat mengibakan.

Everett Leng merasa kasihan, tetapi pada waktu yang bersamaan juga merasa ini lucu. Ia tertawa, lalu membasuh luka di tubuh wanita itu dengan obat. Ia kemudian berkata, “Kamu bisa sebut itu kekerasaan rumah tangga kalau kamu sudah menjadi anggota keluarga ini.”

Selena Xu langsung protes: “Apalah artinya ini semua, bukankah kita sebentar lagi akan menikah?”

Selena Xu kemudian baru sadar sesuatu: pria itu lagi-lagi sedang menjebaknya!

Melihat Everett Leng dari tadi menahan tawa, ia semakin kesal, “Kamu bahkan sekarang sudah bisa menjebakku. Kamu sudah berubah, dulu kamu tidak seperti ini!”

“Kamu juga berubah, dulu kamu sangat terikat denganku!” balas Everett Leng.

Wajah Selena Xu memerah, “Kamu ingin membuatku bilang “aku sekarang juga sangat terikat denganmu ya? Tidak semudah itu!”

“Kamu sudah mengatakannya.” Everett Leng menjawab tenang sambil menatapnya sekilas.

“……”

Percakapan ini tidak perlu dilanjutkan lagi!

Posisi mereka berdua semakin lama semakin dekat. Mereka seperti dua pasangan resmi yang tidak berjarak sama sekali. Semua celah di antara mereka berdua seolah musnah satu demi satu.

Untung Adele Xu tidak melihat adegan ini, kalau tidak hatinya pasti akan semakin panas.

Adele Xu pada saat itu sudah pulang ke kediaman keluarga Ji. Rumah yang sejuk dan dingin itu hanya berisi asisten rumah tangga saja, sisanya kosong melompong. Ayah Ji dan Ibu Ji bahkan juga sedang tidak di rumah.

Adele Xu menunduk. Kebahagiaan yang ia dapatkan di rumah Selena Xu barusan terasa semakin lama semakin pudar. Hatinya kini dingin, sama dinginnya dengan rumah itu.

Selena Xu selalu memiliki orang kesayangan yang selalu memperhatikannya setiap saat, sementara dia ketika hamil pun hanya didampingi asisten rumah tangga.

Mengapa bisa seperti ini?!

Adele Xu bertanya kesal pada asisten rumah tangga: “Parker Ji kapan tiba?”

Asisten rumah tangga menjawab sopan: “Tuan Muda akan tiba sesaat setelah pulang kerja.”

“Masuk kerja pulang kerja, setiap hari saja begini. Ia memang tidak bisa meluangkan waktu sejenak untuk menemaniku?!” ujar Adele Xu dengan suara tinggi. Ia kemudian duduk di sofa untuk menenangkan diri.

Suara Parker Ji yang bernada khawatir tiba-tiba terdengar dari balik pintu: “Kamu ada apa?”

Novel Terkait

More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu