Predestined - Bab 150 Balas Kejahatan dengan Kejahatan

Selena Xu pada akhirnya mau tidak mau harus tetap bingung. Ia merapikan pakaian perlahan, mandi, lalu bersiap turun ke lantai bawah. Ketika turun, ia melihat Everett Leng tengah menggendong dan mendudukkan Carol di kursi makan.

Hatinya berdesir. Pemandangan seperti ini sudah sering terjadi hingga tidak terhitung jumlahnya, seolah ia dan Everett Leng sudah menikah bertahun-tahun.

“Mommy, kamu hari ini ternyata malas-malasan di ranjang!” Melihat kemunculan Selena Xu, Carol langsung memanggil-manggil.

Selena Xu berbatuk demi menghilangkan kecanggungan di wajahnya. Everett Leng, yang duduk di samping Carol, tiba-tiba berkata: “Carol juga suka malas-malasan di ranjang, masak Mommy tidak boleh melakukannya?”

Carol langsung mengangguk pelan, “Boleh-boleh saja kok, tetapi aku kan ingin sarapan bersama Mommy.”

Selena Xu duduk di kursi makan, “Ah, Mommy bangunnya juga tidak siang-siang amat kok. Yuk kita sarapan, setelah itu kita pergi ke taman bermain.”

“Tetapi aku hari ini harus sekolah, ke taman bermainnya nanti-nanti saja,” jawab Carol serius.

Selena Xu terkejut, lalu terdengar suara Everett Leng: “Aku sudah berbicara dengan guru Carol, ia akan masuk sekolah lagi mulai hari ini.”

“Secepat ini……” Selena Xu agak kurang senang. Anaknya butuh waktu cukup lama untuk membaik, dan kini ketika sudah membaik anak itu malah tidak diberi kesempatan bersantai dan disuruh langsung masuk sekolah lagi.

“Mommy, ini hitungannya tidak cepat kok. Aku juga sudah lama tidak bertemu teman-teman.”

Selena Xu hanya bisa mengiyakan kata-kata Carol. Anak itu sepertinya sudah sangat rindu teman-temannya. Ia akhirnya mengalihkan topik pembicaraan.

Yang Selena Xu tidak ketahui adalah, Everett Leng membuat Carol secepat ini sekolah lagi karena ada motif pribadi. Semakin cepat Carol kembali ke sekolah, bukankah semakin banyak juga waktu berdua mereka?

Everett Leng dan Selena Xu kemudian mengantar Carol ke sekolah. Sekembalinya mereka berdua ke mobil, Selena Xu tidak langsung masuk. Ia berdiri di depan mobil, lalu dengan penuh perhatian berkata: “Kamu bukannya harus kerja? Aku pulang bisa naik taksi kok, tidak perlu merepotkanmu.”

“Hari ini aku tidak kerja.”

Jawaban ini membuat Selena Xu bingung, “Bukannya kamu sudah cuti lumayan lama?”

“Memang, jadi tambah satu hari lagi juga tidak masalah.”

…… Ya sudahlah, CEO memang bebas.

Selena Xu dalam hati merespon seperti ini. Everett Leng berkata lagi: “Kita jalan-jalan saja.”

“Jalan-jalan? Maksudmu jalan-jalan ke mal?” Selena Xu sangat terkejut, “Kamu mau menemaniku jalan-jalan ke mal?”

Everett Leng tidak menjawab pertanyaan Selena Xu. Ia langsung menarik wanita itu masuk, lalu menyetir ke arah pusat kota.

Selena Xu bertanya bingung, “Mengapa kamu mau menemaniku jalan-jalan ke mal?”

“Karena aku terlalu bosan di rumah,” jawab Everett Leng sambil tetap memandang depan.

“……” Selena Xu tidak tahu harus menjawab apa.

Hari ini hari kerja, jadi mal-mal di pusat kota tidak begitu ramai. Everett Leng sama sekali tidak membawa asisten dan pengawal, jadi mereka berdua berjalan-jalan di mal-mal itu seperti pasangan pada umumnya.

Dibandingkan pria lain, Everett Leng harus diakui tergolong pria pendamping jalan-jalan yang sabar. Selena Xu dari tadi sudah mencoba banyak sekali pakaian, namun ia tidak mengeluh. Raut kebosanan bahkan sama sekali tidak muncul dari wajahnya.

“Yang ini bagaimana?” Selena Xu mencoba sebuah gaun terusan, lalu bertanya pada Everett Leng yang sedang duduk di sofa.

Everett Leng mengamati dengan teliti, “Tidak terlalu cocok denganmu.”

Selena Xu bingung, “Bagian mananya yang kurang cocok?”

“Terlalu pendek.”

“……” Selena Xu mengernyitkan alis dengan raut tidak berdaya, “Ini kan pakaian kerja, mana ada bagian yang terlalu pendek? Kalau mendengarkanmu terus, nampaknya tidak akan ada orang yang memakai rok lagi?”

Everett Leng malah menjawab dingin: “Orang lain ya orang lain, kamu adalah nyonya muda keluarga Leng.”

Selena Xu protes, “Kita belum pernah membicarakan ini sebelumnya. Yang kamu katakan di pesta waktu itu benar-benar serius? Bukan untuk berkompromi demi menyelesaikan perdebatan?”

Everett Leng memicingkan mata, “Memang kamu pikir aku tipe orang yang bisa berkompromi demi menyelesaikan perdebatan?”

Lipatan alis Selena Xu semakin tajam. Ia selama ini tidak pernah bisa mendefinisikan hubungannya dengan Everett Leng. Di tengah kebingungannya tiba-tiba terdengar suara seorang wanita.

“Wah, kebetulan sekali Kak.”

Selena Xu mencari sumber suara itu. Ia melihat Parker Ji dan Adele Xu tengah berjalan mendekat. Sama seperti dirinya, dua orang itu nampaknya juga sedang mau membeli baju.

Nampaknya hubungan mereka berdua cukup oke, kalau tidak oke tidak mungkin Parker Ji mau menemani Adele Xu jalan-jalan ke mal.

Pada kenyataannya, hari ini Parker Ji bersedia menemani Adele Xu murni karena wanita itu datang ke kantor kerjanya. Adele Xu menunggu Parker Ji kelar bekerja. Ketika mereka ingin pulang ke rumah, Adele Xu memohon mampir sebentar ke mal. Pria itu pun hanya bisa mengiyakan.

Melihat orang yang pernah disayanginya, mata Parker Ji langsung berbinar-binar. Ia mempercepat langkahnya, “Selena Xu.”

Tiba-tiba Everett Leng langsung menegurnya tegas: “Parker Ji, ganti panggilanmu pada Selena Xu.”

Tersadar Selena Xu ternyata datang ditemani Everett Leng, Parker Ji langsung kecewa. Ia gigit-gigit bibir, “Aku dan Selena Xu bagaimana pun juga adalah teman, masa panggilan yang sangat umum seperti ini juga harus diganti?”

Adele Xu mendengar percakapan ini dari belakang. Hatinya terasa pecah berkeping-keping.

Parker Ji berperilaku seolah dirinya tidak ada di situ. Pria itu dengan antusias meneriakkan nama wanita lain, mau ditaruh di mana wajah dirinya yang notabene merupakan istri sah?

“Tuan Ji, maaf.” Selena Xu mencoba menenangkan suasana, “Sebagai seseorang yang sudah beristri, kamu bukannya harus lebih berhati-hati ketika berhadapan dengan wanita lain? Lagipula aku sudah tidak jomblo lagi. Untuk menghindari kesalahpahaman orang lain, tolong kamu panggil aku Nona Xu atau nyonya muda keluarga Leng saja.”

Parker Ji menatap mata Selena Xu. Ia melihat ada keterpaksaan dari matanya. Tetapi, kalau bicara wajahnya, wajah Selena Xu sungguh tegas dan serius. Wanita itu tidak sedang bercanda sama sekali.

Ia tersenyum kecut pasrah. Mengucapkan apa pun sekarang sudah terlambat, toh iya sudah punya tunangan.

“Eh, Tuan Leng, kakak, halo.” Adele Xu kemudian mendekat dan tersenyum.

“Kamu bukannya ingin beli pakaian? Kamu keliling-keliling saja area ini.” Parker Ji tersadar ia daritadi mengabaikan Adele Xu, jadi ia mencoba bicara kepadanya.

Wajah Adele Xu langsung senang. Ia mengangguk: “Baiklah, kamu tunggu disini sebentar.”

Omongan Parker Ji berikutnya sangat mengejutkan: “Tidak perlu dicoba dulu. Langsung pisahkan saja pakaian-pakaian di sini yang tidak kamu suka, sisanya bisa kita beli dan bawa pulang.”

Selena Xu tersentak. Ia langsung sadar apa maksud Parker Ji berkata begini. Pria itu nampaknya ingin memberi suatu penegasan: apa yang bisa diberikan Everett Leng, ia juga bisa beri.

Selena Xu berbalik badan dan bersiap pergi ke kasir untuk membayar gaun ini, namun Adele Xu tiba-tiba memanggilnya: “Kak, pakaian yang kamu pakai ini cantik sekali. Aku juga ingin mencobanya, ambilnya di mana ya?”

Staf toko kemudian berdiri dan dengan wajah tidak enak berkata, “Maaf Nyonya, yang model ini hanya sisa satu saja. Ini pakaian edisi terbatas musim panas tahun ini.”

Adele Xu menatap Selena Xu kecewa.

Selena Xu berpikir, untuk apa Adele Xu basa-basi bilang ingin mencoba pakaian yang sama dengannya? Lebih baik katakan langsung saja ia ingin pakaian itu.

“Kamu benar-benar sangat suka?” tanya Selena Xu serius.

Adele Xu mengangguk, “Iya, warna ini cantik sekali.”

Parker Ji tiba-tiba menimpali: “Adele Xu, pakaian ini adalah Selena… Eh, kakakmu, yang ambil duluan. Sudahlah, kita bisa lihat-lihat yang lain.”

Adele Xu menatap Parker Ji dengan kesal dan kecewa, “Tetapi bukannya kamu barusan bilang akan membelikanku semua pakaian yang aku suka? Aku sukanya ya model yang satu ini.”

Selena Xu tidak ingin pasangan ini bertengkar hanya karena satu gaun saja. Ia mengalah, “Baiklah, karena kamu sangat suka, aku rela memberikannya padamu.”

Adiknya baru beberapa belas tahun dan belum cukup dewasa, ia tidak boleh perhitungan dengannya.

Selena Xu ke ruang ganti dan melepas gaun itu. Ketika keluar, ia melihat Everett Leng tengah membicarakan sesuatu dengan staf toko. Pria itu kemudian menelepon seseorang. Setelah berjalan mendekatinya, Selena Xu merasa apa yang dibicarakan Everett Leng dalam telepon bukanlah urusan pekerjaan.

“Benar, istriku sangat tertarik dengan rancangan Tuan Feng, khususnya yang edisi “sinar biru”.” Nada bicara Everett Leng santai namun tetap serius, “Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak ya Tuan Feng.”

Setelah mematikan telepon, Everett Leng merangkul bahu Selena Xu, “Selena Xu, kalau kamu suka model yang barusan, Tuan Charlie Feng bisa mendesainkannya khusus untukmu. Kalau kamu tidak begitu suka, ia bisa mendesainkan model baru sesuai permintaanmu.”

Selena Xu terkaget-kaget hingga ragu dengan pendengarannya sendiri.

Tuan Feng yang disebut-sebut Everett Leng ini bukan sosok main-main. Ia adalah seorang perancang terkemuka yang terkenal di dalam dan di luar negeri. Ia dianggap sebagai salah satu orang paling bertalenta dalam industri desain pakaian. Pakaian apa pun yang ia rancang pasti akan langsung menjadi tren terbaru.

Tuan Feng bisa dikatakan nama lain dari fashion terkini, dan edisi “sinar biru” yang disebut-sebut Everett Leng kebetulan adalah rancangannya yang paling ekslusif.

Pengetahuan Adele Xu tentang dunia fashion terbatas, ia sama sekali tidak tahu siapa itu Tuan Feng. Ia pikir Everett Leng mencari orang untuk mendesainkan pakaian sejenis karena tidak sanggup membeli gaun itu. Ia pun tertawa meledek, “Kak, disini bukannya masih ada banyak pakaian lain? Kamu coba lihat-lihat yang lain lagi saja, dengan begitu kita pasti tidak akan sama-sama tertarik satu model yang sama.”

“Cukup, Adele Xu.” Parker Ji dengan tegas meminta Adele Xu diam. Ia sepenuhnya paham mengapa Everett Leng sengaja menelepon Tuan Charlie Feng di hadapannya.

Selena Xu tidak ingin lanjut bersitegang dengan mereka. Ia memegang bahu Everett Leng, “Kami duluan ya, kalian selamat jalan-jalan.”

Everett Leng tidak langsung jalan, melainkan menengok Parker Ji dulu: “Istriku akan selalu mendapatkan apa pun yang ia mau. Kalau pun ada barang ya ia hanya miliki hanya sementara, itu sepenuhnya karena kerelaannya untuk memberikannya pada orang lain. Tuan Ji harus paham, ia bisa menariknya kembali sewaktu-waktu.”

Pria itu kemudian berjalan pergi dengan Selena Xu.

Parker Ji berulang kali mengepalkan tangan dan melepaskannya sambil menatap kedua orang itu pergi.

Ia paham apa maksud kata-kata Everett Leng. Pria itu tidak lain dan tidak bukan sedang memperingatkannya untuk tidak berharap bisa mendapatkan cinta Selena Xu lagi. Selena Xu sekarang sudah bergabung dalam keluarga Leng, dan perasaan wanita itu padanya sudah ditarik dan tidak akan diberikan lagi.

“Parker Ji, aku…… Aku barusan ada salah bicara?” Adele Xu bertanya cemas.

Parker Ji menunduk menatap Adele Xu. Ia siap menumpahkan segala kekesalannya, tetapi melihat wajah Adele Xu yang mirip dengan Selena Xu, ia akhirnya memilih menahan diri.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Adore You

Adore You

Elina
Percintaan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu