Predestined - Bab 374 Bertemu Teman Lama Di Tempat Yang Jauh

Selena tertawa, “Wajah dia yang sedingin es, kamu berani mengusirnya?”

“Aku tidak takut! Dia telah melakukan hal yang bersalah pada mu, aku sekarang menggantikan mu marah, aku beritahu kamu, aku menyuruh bibi pembersih menggunakan sapu bersama mengusir nya pergi!”

“Hei, ternyata memang sahabat baik yang paling bisa diandalkan, terima kasih!”

“Kamu main dengan tenang, jangan pikirkan si brengsek itu lagi, merusak kesenangan!”

“Sudah tahu, kamu dan Louis juga baik-baik ya, tolong jangan bertengkar ya.”

“Tidak akan.” Kata itu baru keluar, terdengar jeritan Laura yang memekakkan telinga, “Louis, tidak boleh berbicara dengan Sharon Li!”

“Tuut----- ”

Telepon sudah ditutup, Selena tertawa pahit.

Dalam divisi sekretaris, Sharon Li ialah yang paling cantik dan sexy, bisa dibilang dia adalah dewi perusahaan, tampaknya,Laura cemburu besar kah?

Dibawah panduan dari nona pendayung itu, Selena duduk kapal berkeliling 1 putaran, mendengarkan dia bercerita tentang asal dan sejarah kota ini, waktu berjalan sangat cepat, dia bahkan berharap bisa terus melanjutkannya, hingga sore hari.

Di tepi, kedua orang itu berpamitan, Selena menelusuri jalanan yang diselimuti cahaya lampu berwarna kuning oranye, mencoba makanan khas daerah itu, lalu ia kembali ke hotel dalam keadaan kenyang.

Setelah mandi, dia berbalut handuk mandi terbaring di atas ranjang, mulai membalas komentar di momen Wechat, hari ini, dia cukup banyak berfoto.

Tiba-tiba, dari sebelah terdengar suara tangisan bayi, di tengah malam seperti ini, sangat keras.

Tangisan anak itu tidak berhenti, dia bahkan mendengar suara pertengkaran pria dan wanita dan juga suara bantingan gelas.

Sial, tengah malam seperti ini ,jangan-jangan berantam?

Menurut Selena,ingin mendengar sedikit artinya penasaran, jika secara langsung maka artiya suka mengurusi urusan orang lain.

Ia pun mengenakan jaket, dengan ringan ia meraba dan keluar.

Baru saja berjalan sampai di koridor, pintu sebelah dihempas dengan sekuat tenaga, dia terkejut, dengan segera menarik diri.

Pria dengan kemeja putih itu keluar dengan langkah besar, dengan gelisah menarik-narik dasinya, sembari menghidupkan sebatang rokok, menghadap ke balkoni.

Dia tidak melihat Selena, namun Selena melihat nya.

“Parker Ji?” Dia menghadap ke bagian belakang tubuh pria itu dan mencoba memanggilnya.

Langkah kaki pria itu berhenti dengan tiba-tiba.

Perlahan ia berbalik melihat, setelah melihat dia , mata nya tersirat rasa terkejut dan senang.

“Lena? Kenapa kamu disini?”

“Aku keluar bertamasya, kamu?

“Sungguh kebetulan, aku juga!”

Selena tersenyum, asap kabut terbang mengenainya, dia tidak tahan untuk batuk.

“Ah, maaf!”

Parker dengan segera memadamkan rokoknya, “Ke balkoni depan lah, udara sana bagus.”

Di balkoni, tertanam beberapa pot bunga daisy, ada putih, pink, dan ungu,jika dilihat dari jauh, dan juga bisa terlihat seluruh pemandangan malam kota Venice.

Selena menyimpan kembali pandangannya, menatap ke sisi wajah pria tampan yang berada di sampingnya.

Bibir nya menahan senyuman, juga seperti saat pertama kali jumpa di awal masa kuliah, tadi saat dia keluar dari kamar wajah nya masam, sepertinya dia sedang berilusi.

“Kamu dulu, tidak pernah merokok.”

“Ah, tidak ada jalan lain, hari biasa banyak pesta pertemuan, tidak bisa dihindari. Lagipula , ada kalanya, pria perlu merokok.”

Dia tertawa jenaka.“Merokok untuk mengurangi kecemasan?”

Parker hanya tersenyum, tidak berkata apa-apa.

Selena berbalik dan melihat, bertanya lagi, “Kamu disini, jika begitu, Adele dan anak juga datang kan? Suara tangisan tadi.....”

Senyum di bibir pria itu sedikit berkurang, setelah beberapa detik, dia mengangguk-anggukkan kepala.

“Ya, kami datang bersama.”

“Bagus juga, kamu hari biasa sibuk, jarang ada kesempatan 1 keluarga 3 orang berlibur bersama, tadi kenapa bertengkar?”

Membahas hal ini, senyuman Parker sudah menghilang.

Di tengah pandangan Selena yang ragu, nada bicara dia juga sulit menutupi keterpurukannya.

“Lena, berterus terang pada mu juga tidak takut di tertawakan, aku dan Adele, benar-benar tidak bisa bersama lagi.”

“Ha?” Selena termenung sesaat, “Apa maksudnya?”

Parker melihatnya, menghela nafas.

“Menjadikannya manager bagian keuangan, akhirnya bahkan ketika perusahaan kehilangan 80.000.000 lebih dia juga tahu apa-apa, lalu ketika aku mengutusnya ke bagian ketenagakerjaan, sekretaris ku juga kebetulan mengundurkan diri, kamu juga tahu aku untuk waktu yang panjang tidak berada di perusahaan, adakalanya perlu sekretaris untuk melaporkan sesuatu pada ku, akhirnya sekretaris yang ia carikan untuk ku sungguh......”

Tiba-tiba ia tidak bisa menlanjutkannya, melihat ekspres wajahnya yang sulit untuk mengungkapkan penderitaanya itu, Selena sedikit bisa menebaknya.

“Dia mencarikan mu sekretaris yang wajahnya sangat jelek?”

Parker menggeleng-geleng kan kepala, “ Wajah sungguh bukan suatu masalah, aku hanya tidak tahan dia punya hati dan pikiran untuk bermain-main,yang lebih keterlaluan ialah, sekretaris baru itu bahkan kemampuan bisnis dasar juga tidak memadai .”

“Kalau begitu kamu biarkan dia dirumah menjaga anak saja, anak butuh dijaga, yang menjadi ibu juga sendiri melakukannya, begini lebih baik.”

“Aku memang berbuat demikian, namun hasilnya, dirumah hanya tahu bermain mahjong bersama 1 grup nyonya kaya, semua tanggung jawab anak ia serahkan ke pengasuh,sampai sekarang bahkan untuk mengganti popok juga tidak bisa!”

Mendengarkan hal ini, Selena ingin tertawa, namun ia tahan.

Adele Xu ini, sungguh tidak mempunyai hati bertanggung jawab sama sekali, cermat terhadap sesuatu baik buruknya pada anak?

“Kali ini, dia ribut ingin berlibur di Venice, aku melepaskan pekerjaan ku untuk menemani nya, namun dia karena tidak bisa menghibur anak lantas emosi, dan melempar gelas dengan tidak jelas.”

Sejenak, Parker mengelus-elus bagian tengah alisnya yang sakit, cukup lama, ia berkata 1 kalimat.

“Jika begini lagi, aku takut, ingin berce......”

“Jangan!”Selena segera menghentikannya, wajahnya suram menggeleng-gelengkan kepala, “Tidak boleh mengatakan hal seperti ini,Parker.”

“Jadi aku bisa apa? Pernikahan ini, aku tidak mempunyai semangat untuk mempertahankkannya lagi.”

“Bagaimana bisa tidak ? Kamu mencintai anak mu kah?”

Parker mengangguk-angguk kan kepala.

“Itu bukannya sudah ada jawaban, anak masih begitu kecil, kamu tega membuatnya kehilangan ibu?”

Dia dengan cepat berbicara, sepasang mata besarnya yang hitam menatap Parker, seperti ada sedikit cemas.

Bagaimanapun juga, seharusnya menasehati untuk tetap akur, anak kecil tidak bersalah.

“Lena....” Parker untuk sesaat tidak tahu harus berkata apa, hanya saja ekspresi matanya pelan-pelan menjadi rumit.

Angin berhembus, beberapa helai daun kering terbang , sebutir pasir terbang masuk ke mata bulatnya yang sedang terbuka lebar.

Dia mengusapnya, malah sakit hingga mengendus ringan.

“Jangan bergerak!” Parker berkata dengan gugup, “Jangan di usap, mungkin bisa melukai lapisan mata.”

Dia menyampingkan tangan Selena, tubuhnya mendekati Selena, dengan ringan membuka kelopak mata Selena, ia melihat pasir kecil itu.

“Mungkin bisa sedikit dingin, tahan sebentar.”

Dia menggantikan Selena dengan ringan menghembus pergi pasir itu, rasa dingin dan asam itu terasa sangat aneh, menusuk hingga air matanya keluar.

Tepat pada saat ini, pintu yang letak nya tidak jauh terbuka, Adele terburu-buru mencari keluar.

“Parker, kamu kemana sebenarnya.....”

Perkataan baru diselesaikan, bayangan tubuh yang menempel yang berada di balkon itu, membuat sekujur tubuhnya kaku.

Dia membesarkan matanya bagai disambar petir, langkah kakinya yang kaku berjalan kesana, mata nya penuh dengan rasa tidak percaya.

Setelah menghembus keluar pasir itu, Selena merasa sekujur tubuhnya lega, Parker membantu nya mengusap air mata di sudut matanya, suara nya lembut dan dipenuhi rasa peduli.

“Sudah selesai, gimana rasanya?”

“Ya, sudah nyaman, terima kasih.”

Dari belakang badan, terdengar nada bicara yang gemetar.

“Parker......”

Pria itu mengerutkan alis, mengarahkan matanya memandang kesana, ekspresinya sedikit dingin.

Dia tidak berkata apa-apa, hanya tanpa ekspresi mundur ke belakang 1 langkah, “Kenapa kamu keluar, tidak menjaga anak kah?”

Adele sudah hampir di buat marah hingga hampir tertawa.

Menjaga anak?

Dia di dalam rumah menjaga anak, dia keluar ke balkon bersama Selena wanita ini membuat sebuah pemandangan pasangan ideal benar tidak?!

“Adik, begitu kebetulan, tidak menyangka kita juga bisa bertemu di sini.”

Selena sungguh tidak menyadari perbedaan Adele, masih tersenyum padanya.

Hanya senyuman ini dilihat oleh Adele , namun sangat jelas ini adalah provokasi dan lelucon yang tidak tahu malu.

“He, kakakku yang baik, kenapa kamu juga disini?”

Wajahnya sedang tersenyum, namun di mata nya terdapat api yang membara, mengigit erat bibirnya, seperti sedang berusaha menahan sesuatu.

“Aku juga datang berlibur, hari ini baru tiba. Tidak sangka kalian juga datang, dan tinggal di sebelah sini, sungguh jodoh itu sangat gaib.”

Adele mengigit gigi, sungguh sudah di batas kesabarannya, baru saja berniat untuk menyerang nya 1 kalimat, suara tangisan anaknya sepertinya semakin keras.

“Untuk apa termenung lagi, cepat pergi menghibur-hibur anak, kamu ingin kita diusir bos hotel ini?” Parker mengerutkan alis.

“Aku tidak sanggup menjaganya! Terus-terusan menangis, aku juga sudah mau gila kamu tahu tidak?”

Adele sekejap merasa hancur, langsung melepaskan tangan dan tidak peduli lagi, seluruh perasaan tertekan juga 1 otaknya mau lepas.

“He, jika bukan ibu mu yang bersikeras ingin kita membawa anak, perlukah seperti ini? Aku lihat, di mata ibumu dia memang tidak tahan dengan anak ini, akan baik jika tidak usah melihat supaya tidak usah gusar!”

“Cukup!”

Parker menegur dengan suara dingin, “Kamu selalu berkata ibu kita tidak menyukai anak ini, jadi kamu? Sebagai ibunya, sampai sekarang untuk mengganti popok juga tidak bisa, sejak kapan kamu bertanggung jawab?”

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu