Predestined - Bab 151 Kalian Sebenarnya Sudah Menikah Belum?

Hari itu, Everett Leng bukan hanya menemani Selena Xu jalan-jalan keluar masuk mal, tapi juga membelikannya banyak camilan. Hingga tiba saatnya menjemput Carol, Selena Xu baru masuk ke mobil dengan sedikit tidak rela.

“Senang tidak jalan-jalan hari ini?” tanya Everett Leng antusias.

Selena Xu mengangguk dengan wajah penuh senyum, “Senang sekali, terima kasih ya kamu sudah menemaniku!”

Ini ucapan terima kasih yang tulus dan benar-benar dari hati. Ini pertama kalinya Selena Xu bisa sebahagia ini sepulang dari luar negeri. Hari ini ita tidak perlu mengkhawatirkan apa-apa, yang ada di pikirannya hanya beli, beli, beli dan makan, makan, makan. Hari ini seolah menjadi titik puncak hidupnya.

Yang paling penting, orang yang menemaninya hari ini adalah orang yang ia suka, jadi bagaimana mungkin ia tidak bahagia?

Tetapi ia masih belum bisa menebak motif Everett Leng, masak iya pria itu tidak punya motif tertentu?

“Itu…… Everett Leng, bolehkah aku bertanya mengapa kamu tiba-tiba mau menemaniku jalan-jalan?” Selena Xu tidak tahan untuk bertanya.

Everett Leng membalas tanpa menengok: “Tidak ada alasan apa-apa. Aku hanya ingin membuatmu senang.”

Selena Xu terdiam.

Ini saja motifnya? Mana mungkin semurni ini?

“Kamu…… Kamu benar-benar tidak ada yang ingin dikatakan lagi?” Selena Xu memiringkan kepala menatap pria di sampingnya yang sedang menyetir itu.

“Ada.”

Tuh kan!

Selena Xu langsung duduk tegap, “Apa itu? Katakan saja.”

Everett Leng meliriknya sekilas, “Tunggu nanti malam.”

Kata-kata seperti ini bukannya sama saja dengan membiarkan orang lain kelaparan? Selena Xu tidak terima, “Sekarang saja, untuk apa tunggu nanti malam?”

“Kamu sedang memohon-mohon padaku?” Nada bicara Everett Leng agak meledek.

Selena Xu memilih bermuka tebal, ia buru-buru mengangguk: “Iya! Jadi bisakah kamu beritahu sekarang?”

“Kalau kamu menciumku, aku bisa mempertimbangkannya,” ujar Everett Leng tanpa ekspresi.

Jantung Selena Xu langsung berdetak kencang. Setelah mempertimbangkan tawaran itu, ia perlahan mengumpulkan keberanian. Ketika mobil berhenti di lampu merah, ia akhirnya memberi Everett Leng sebuah kecupan basah.

“Sekarang sudah bisa kasih tahu kan?”

Ada suatu pepatah yang berbunyi “orang yang penasaran akan nekat berbuat apa saja”. Di satu sisi, Selena Xu memang kehilangan rasionalitas karena rasa penasarannya. Tetapi, di sisi lain, ia juga merasa ciuman itu bukan sesuatu yang mengejutkan, toh semalam saja melakukan yang jauh lebih mesra dari itu.

Tetapi jawaban Everett Leng sungguh tidak bisa ditebak, “Barusan aku sudah pertimbangkan, tetap nanti malam saja deh. Sekarang kita harus jemput Carol.”

“Everett! Leng!” Selena Xu menggertakan gigi kesal. Pria itu jelas tengah bermain-main dengannya!

Tetapi ia tidak bisa memaksanya. Everett Leng tadi hanya bilang “akan mempertimbangkan”, ia tidak bilang “pasti”.

Sesampainya di sekolah, Selena Xu turun mobil dengan kesal bersama Everett Leng.

“Daddy, Mommy!” seru Carol melihat Everett Leng dan Selena Xu.

Everett Leng menggendong Carol ke arah mobil. Sepanjang perjalanan, Carol menengok menatap Mommy-nya dengan tatapan ragu.

Raut wajah anaknya ini membuat Selena Xu bingung, jadi sesampainya di mobil ia langsung bertanya: “Carol, bagaimana sekolahmu hari ini?”

Ini pertanyaan yang ia ajukan setiap hari. Anak itu biasanya akan menceritakan kejadian-kejadian yang menarik dan apa yang ia pelajari hari itu dengan sangat antusias, tetapi hari ini raut wajahnya malah seperti orang sedih: “Daddy, Mommy, kalian sebenarnya sudah menikah belum sih?”

Sekujur tubuh Selena Xu kaku.

“Mengapa tiba-tiba bertanya seperti ini? Ada orang yang bilang apa dengan Carol?” Selena Xu mencoba menjaga raut wajahnya tetap rileks.

Carol menggeleng, “Tidak ada, Mommy. Hari ini kami di sekolah belajar tentang ayah dan ibu. Ibu guru bilang, ayah dan ibu harus menikah dulu baru bisa punya kami. Tetapi Daddy dan Mommy tidak punya foto pernikahan, jadi sebenarnya kalian sudah menikah belum sih? Kalau belum, aku ini lahirnya dari mana?”

Jantung Selena Xu berdebar-debar.

Kalau dipikir-pikir, ini hal yang normal. Semakin besar Carol, anak itu tanpa disuruh orang lain juga pasti akan semakin banyak mempertanyakan hal-hal di sekitarnya, apalagi hubungan dirinya dengan Everett Leng.

Melihat Selena Xu bingung harus bagaimana menjelaskan, Everett Leng langsung menimpali: “Daddy dan Mommy waktu itu lupa mengadakan sesi foto pernikahan. Beberapa hari ini kami akan foto.”

Carol sumringah, “Oh ternyata begitu!”

Everett Leng melanjutkan kalimatnya, “Yuk kita adakan suatu pesta untuk merayakan pernikahan Daddy dan Mommy sekaligus kelahiran Carol! Carol nanti harus ikut ya.”

“Iya, aku pasti itu!” Anak itu mengangguk riang, “Kalau begitu aku akan bisa lihat Mommy pakai gaun, luar biasa! Daddy, aku boleh undang teman-temanku tidak?”

“Jelas boleh,” jawab Everett Leng sambil mengelus rambut Carol.

Selena Xu kemudian hanya diam menyimak pembicaraan ayah dan anak itu. Pertanyaan serius barusan kini berubah menjadi pertanyaan-pertanyaan santai, misalnya cuaca apa yang bagus untuk mengadakan pesta itu dan siapa saja teman Carol yang akan datang.

Berkomunikasi mau tidak mau harus diakui sebagai suatu seni. Kalau Selena Xu hanya sendirian ketika disodori pertanyaan itu, ia kemungkinan besar akan memilih mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, dan itu akan menyakiti hati Carol dalam-dalam. Atau mungkin ia akan terpaksa membohongi anak itu untuk kesekian kalinya.

Tetapi, Everett Leng, pria itu sama sekali tidak membohongi Carol. Everett Leng hanya bilang akan mengadakan pesta perayaan. Kata-katanya tidak langsung menjawab pertanyaan Carol, tetapi itu cukup ampuh untuk mengalihkan perhatiannya.

Suasana mobil menjadi sangat riang sepanjang perjalanan. Apa yang menjadi beban pikiran Carol dalam sekejap langsung diatasi Everett Leng. Setibanya di rumah, melihat anaknya mengerjakan pekerjaan rumah dengan riang di kamar, Selena Xu menghembuskan nafas lega.

“Everett Leng, terima kasih.” Selena Xu menengok menatap Everett Leng.

Everett Leng mengernyitkan alis, “Terima kasihmu hari ini nampaknya banyak sekali.”

Selena Xu berbatuk, “Aku mengucapkan semua itu dari hati terdalam.”

“Yang kuucapkan pada Carol barusan juga dari hati terdalam.” Nada bicara Everett Leng langsung berubah dari santai menjadi serius.

Selena Xu menatap Everett Leng bingung, tetapi ia langsung sadar apa yang dimaksudkannya.

Jadi maksud Everett Leng…… Dia benar-benar ingin menikah denganku?

“Everett Leng, kamu…… sebenarnya kamu tidak perlu menyulitkan dirimu sendiri.” Selena Xu menundukkan kepala dengan muram.

Ia juga tahu, tidak ada seorang pun yang sanggup membuat Everett Leng kesulitan.

“Aku tidak sedang menyulitkan diriku sendiri.” Everett Leng berkata yakin: “Yang tadi aku ingin katakan padamu ya ini…… Selena Xu, menikahlah denganku.”

Selena Xu langsung terhentak mendengar penuturan yang sangat tiba-tiba itu.

Suara penjaga rumah tiba-tiba memotong kecanggungan di antara mereka berdua, “Tuan Muda, Nona Xu, makan malam sudah siap.”

Everett Leng menatap penjaga rumah, “Sejak hari ini, Selena Xu adalah nona muda keluarga Leng.”

Penjaga rumah terdiam sejenak, lalu mengangguk-angguk, “Silahkan menikmati hidangan, Nona Muda.”

Selena Xu berjalan ke meja makan dengan perasaan campur aduk. Carol sudah dibawa penjaga rumah ke sana dari tadi. Melihat ayahnya, anak itu langsung tersenyum riang.

Demi anaknya, menikah dengan Everett Leng sebenarnya bukan masalah besar. Tetapi, kalau dipikir-pikir lagi, masa ia benar-benar menikah hanya karena anak?

Selena Xu menyantap makanannya tanpa nafsu makan. Semua makanan terasa hambar. Dalam sekejap, tanpa ia sangka-sangka waktu istirahat telah tiba.

Carol kini sudah bisa tidur tanpa harus ditemani dirinya. Selama dirawat di rumah sakit, anak itu sudah dididik Everett Leng untuk bisa tidur tanpa harus merepotkan mereka berdua.

Setelah mandi, Selena Xu balik ke kamar dengan rambut yang masih sedikit basah. Ia mengeringkan rambut itu dengan mesin pengering sambil menatap pintu lekat-lekat. Ia tidak paham apakah ia sedang menantikan atau malah merasa canggung dengan kedatangan Everett Leng.

Pintu kamar terbuka, Everett Leng masuk ke kamar dengan mengenakan piyama tidur. Badannya yang sangat mempesona membuat Selena Xu hampir menjatuhkan mesin pengering yang dipegangnya.

Everett Leng mendekatinya dan memegang mesin pengering itu. Pria itu ingin membantunya.

Selena Xu agak kurang nyaman, “Aku bisa lakukan sendiri kok.”

Tetapi, entah benar-benar tidak mendengar atau pura-pura tuli, Everett Leng tetap mengambil alih mesin pengering.

Selena Xu hanya bisa membiarkan pria itu melakukan apa yang diinginkannya. Bau harum rambutnya, yang tercium di udara kamar, membuatnya tiba-tiba teringat masa lalu. Everett Leng dulu sering membantunya mengeringkan rambut seperti ini. Kala itu, hatinya tidak pernah sekacau ini, yang ia pikirkan hanya kehangatan dan rasa sayang.

Setelah beberapa lama, mesin pengering dimatikan.

“Sudah, sudah waktunya istirahat,” ujar Everett Leng.

“Iya…… terima kasih,” jawab Selena Xu.

Everett Leng menatapnya tidak senang, “Aku sudah bilang, kamu jangan sungkan-sungkan padaku. Selena Xu, kamu dulu tidak pernah sesungkan ini.”

Selena Xu gugup dan takut, “Kamu pernah bilang, aku dulu masih kekanak-kanakan dan mengganggap semua yang kamu lakukan padaku adalah sesuatu yang normal. Sekarang aku sudah dewasa dan ingin lebih banyak berterimakasih padamu.”

“Jadi begitu? Ternyata Selena Xu bisa sadar juga.” Everett Leng menatapnya seperti ini memangsanya, “Kalau begitu kamu silahkan banyak-banyak berterimakasih padaku. Aku pernah cerita padamu tidak seberapa khawatirnya aku padamu saat kecelakaan itu?”

Tubuh Selena Xu langsung gemetar. Ayah Leng dan Ibu Leng tidak pernah menceritakan ini padanya.

“Everett Leng, kamu tidak perlu terlalu dekat-dekat begini.” Selena Xu merasa kurang nyaman tiba-tiba didekap oleh Everett Leng.

Everett Leng tidak mau melepaskannya, “Kamu sedang gugup kenapa sih?”

Bagaimana bisa tidak gugup? Selena Xu dari tadi masih teringat kejadian tadi malam!

“Aku tidak sedang gugup. Aku hanya tidak terbiasa berbicara dengan orang lain sedekat ini.” Selena Xu mencoba tenang.

Seolah menemukan alasan yang tepat, Everett Leng tidak hanya melepaskan Selena Xu, tetapi juga mengelus-elus pipinya lembut.

“Karena kamu tidak biasa, kita harus mulai membiasakannya. Kamu cepat atau lambat harus terbiasa.”

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu