Predestined - Bab 465 Mari Kita Mati Bersama

Nama yang keluar dari mulutnya pengurus rumah, seketika membuat wajah Selena Xu menjadi murung.

Wanita ini, kenapa arwahnya terus muncul tiada habis-habisnya, bahkan sampai menelpon ke rumah.

"Apa yang dia katakan?"

Pengurus rumah menunjukkan ekspresi wajah yang kesulitan, hendak berkata malah tak jadi, Selena Xu kembali bertanya, "Paman pengurus rumah, katakanlah."

Pengurus rumah berkata dengan penuh kerisauan, "Dia mengatakan, harus bertemu, juga... juga mengatakan dia sekarang berada di rooftop Hotel Imperial."

"Rooftop?" Selena Xu melongo, segera bertanya, "Apa yang ingin dilakukannya?"

"Aileen berkata, jika Tuan tidak pergi melihatnya, dia akan melompat dari sana."

"......" Selena Xu terbungkam.

Aileen Ya ini, semakin lama semakin keterlaluan, dan menjadi semakin gila.

"Nyonya, anda rasa, harus bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana, Everett Leng saat ini harusnya masih berada di dalam pesawat, bagaimana bisa pergi menemuinya."

"Itulah permasalahannya, aku rasa, Aileen pasti telah menghubungi Tuan lebih dahulu, tapi tidak ada tanggapan, makanya dia menelpon ke telpon rumah."

"Mati ya mati saja, jangan hiraukan dia."

"Baik."

Setelah pengurus rumah keluar, Selena Xu mondar mandir di dalam kamar, hatinya merasa sangatlah resah.

Dia tidak ingin memiliki hubungan apapun lagi dengan wanita itu, tapi ketika memikirkannya kembali, wanita itu pernah menekadkan diri untuk bunuh diri sekali, kali ini takutnya bukanlah sebuah permainan.

Dia tidak mungkin melihatnya pergi mati begitu saja, kalau begini, takutnya kedepannya dia akan mengalami mimpi buruk.

Semakin lama dia memikirkannya, semakin resah hatinya, akhirnya pergi mencoba menelpon kepada Everett Leng, ingin menanyakan sarannya sejenak.

Namun, ponselnya telah dinonaktifkan, takutnya masih belum turun dari pesawat.

"Sungguh merepotkan."

Selena Xu memakai jaket, turun ke ruang tamu, mengemudikan mobil melaju menuju arah Hotel Imperial berada.

Sepuluh menit kemudian, dia membuka pintu mobil dan turun, mengangkat pandangannya dan melihat ke lantai teratas dari gedung hotel itu.

Sebuah kegelapan malam yang pekat, tak terlihat adanya hal apapun.

Sebelum naik ke atas, Selena Xu menelpon sebanyak dua kali, yang satunya tertuju pada Johnny Lin, yang satunya lagi kepada polisi.

Kemudian menaiki lift hingga lantai teratas, dia membuka pintu dari rooftop.

Angin malam berhembus kemari, melalui pandangan mata dari sela-sela rambut yang tertiup berantakan, dia telah melihat wanita yang berdiri di rooftop sana.

Hanya tidak bertemu dalam setengah hari, Aileen Ya telah terlihat sangat lemah, hanya memakai sehelai baju berbulu putih, di tengah tiupan angin dingin, dia memeluk dirinya dengan erat, badannya gemetaran.

Saat mendengar suara terbukanya pintu, Aileen Ya mengira yang datang adalah Everett Leng, dan langsung membalikkan kepalanya.

"Everett."

Sepasang tangan Selena Xu berada di dalam kantong baju, berkata dengan dingin, "Aku bukanlah Everett-mu, sungguh mohon maaf."

"Kenapa malah kamu?" Pandangan Aileen Ya seketika langsung menjadi muram.

"Kamu kelihatannya sangatlah kecewa."

Di mana Everett, aku ingin pergi menemuinya."

Selena Xu pergi mendekat dengan perlahan, menggelengkan kepala, "Menyerahlah, dia tidak akan bisa datang, karena dia telah menaiki pesawat pergi ke Hongkong."

"Kamu berbohong."

"Untuk apa aku membohongimu?" Selena Xu memandang ke arah wanita yang wajahnya sangatlah lemah.

Rambut yang berantakan, wajah yang pucat, sudah terlihat tidak seperti dirinya yang dulu cantik mempesona, bahkan, terlihat sedikit menyedihkan.

"Dasar kamu, sebelumnya menyayat pergelangan tangan, sekarang ingin melompat dari gedung tinggi, terus berusaha untuk bunuh diri, tidak lelah?"

Ekspresi wajah Aileen Ya tidak begitu baik, "Bukan urusanmu."

Selena Xu tersenyum, mengangkat tangan dan memindahkan helaian rambutnya ke belakang telinga, nada bicaranya terdengar begitu santai.

"Akulah yang tidak ingin mengurusimu. Aku seharusnya pernah berkata padamu, jika ingin mati, carilah tempat yang lebih terpencil dan tenang, dan matilah dengan diam-diam, kenapa masih harus membuatnya menjadi begitu heboh, takut orang lain tidak mengetahuinya."

"Aku hanya ingin bertemu dengannya sekali." Aileen Ya berkata dengan lemah.

"Menemuinya sekali, lalu menangis tersedu-sedu, pura-pura bersikap menyedihkan, berniat mendapatkan rasa kasihannya dengan kematianmu, lalu memohonnya untuk menikahimu"

"Selena!" Aileen Ya langsung merasa marah, "Kukatakan padamu, aku hanya ingin bertemu dengannya untuk terakhir kalinya sebelum aku mati, tidak seburuk apa yang kamu pikirkan."

"Benarkah? Aku tidak percaya."

"Kamu!" Wajah Aileen Ya menjadi semakin pucat, pandangan matanya begitu tajam bagaikan ular berbisa.

"Baik, karena kamu tidak membiarkanku untuk pergi menemuinya, aku akan pergi menanyakannya sendiri."

Setelah mengatakannya, Aileen Ya tetap tidak menyerah dan mengeluarkan ponselnya, kelihatannya dia hendak kembali menghubungi Everett Leng.

Beberapa menit kemudian, Selena Xu melihat wanita itu telah menggigit bibirnya yang putih pucat, dan meletakkan ponselnya, tertawa dingin.

"Menyerahlah. Sudah kukatakan, Everett telah pergi ke Hongkong, saat ini masih berada di dalam pesawat."

"Aku mengerti."

Aileen Ya memperlihatkan sebuah senyuman yang pahit, matanya memancarkan air mata keputus asaan, "Apanya yang pergi ke Hongkong, semua ini hanyalah alasan. Kelihatannya, Everett benar-benar tidak ingin datang menemuiku lagi."

Selena Xu membalikkan kelopak mata putihnya.

Yang benar saja, dirinya sungguh tidak mengerti wanita ini sebenarnya begitu menyedihkan atau begitu lucu.

Aileen Ya mengusap air mata di kelopak matanya, wajahnya penuh dengan ekspresi yang murung, "Ya sudahlah jika tidak bertemu, kali ini, aku juga telah menyerah."

"Bagus jika telah menyerah, ini lebih baik daripada terus tidak menyerah dan menambah masalah bagi orang lain."

Setelah perkataan ini terlontarkan, pandangan mata Aileen Ya yang penuh amarah melototinya dengan tajam.

"Selena, kamu tahu tidak seberapa besar aku membencimu? Kamu tahu tidak?"

"Tahu kok, bukankah kamu membenciku hingga ke tulang rusuk?"

"Benar, membencimu hingga ke tulang rusuk." Aileen Ya tersenyum dengan menyedihkan, lalu pandangan matanya mulai kembali tajam, seakan-akan ingin menusuk badannya.

"Dulu, kamu jelas-jelas telah putus dengan Everett, tapi kenapa tetap terus melengket dengannya? Bagaimana perasaanku sebagai pacarnya? Apakah kamu pernah merenungkannya?"

Selena Xu hanya Tertawa.

"Apa yang kamu tertawakan?" Aileen Ya bertanya dengan kesal.

"Meskipun telah putus, yang dia cintai tetaplah aku. Aileen, kamu bahkan tidak mampu mengerti dengan hal sesederhana seperti ini?"

"Kamu!"

"Everett bukanlah tidak memberikanmu sebuah kesempatan, kamu sebagai pacarnya, auramu lah yang tidak cukup untuk memikat hatinya, ini adalah kegagalanmu sendiri."

"Kamu omong kosong." Aileen Ya merasa sangat marah hingga wajahnya terlihat garang.

Dia menyentuh kalung di lehernya, di bawah sinar rembulan, memancarkan cahaya yang berkilauan.

"Aku tidak gagal, dia pernah memberikanku kalung dengan harga selangit ini di hadapan semua orang pada saat pelelangan, dia pernah memiliki perasaan terhadapku."

"Jika dikatakan keluar, aku takut hal ini akan membuatmu terpukul. Dia memberikan kalung ini untukmu, bukanlah tanda dia telah mencintaimu, melainkan untuk membuatku cemburu."

Setelah mendengarnya, Aileen Ya seakan-akan telah mendapat pukulan yang besar, bibir yang pucat gemetaran, penuh dengan ekspresi sulit untuk percaya.

"A... Apa?"

"Sekarang, kamu seharusnya telah mengerti bukan?"

Selena tersenyum dingin, "Dia tidak pernah mencintaimu, meskipun telah putus denganku, dan bersama denganmu, kamu juga tidak pernah berhasil memasuki hatinya sedetik pun. Tapi kamu sendiri malah tidak menyadarinya, bahkan terus melengket padanya hingga saat ini, Aileen, kamu sungguh menyedihkan."

"Cukup sudah."

Aileen Ya seketika menjadi bergejolak, suasana hatinya berantakan dan berteriak dengan suara serak, "Kamu membohongiku, kamu sedang membohongiku, ini hanyalah perkataanmu, bukan perkataan Everett, aku tidak percaya."

"Tidak apa jika tidak mampu mengerti, tapi kalau kamu terus menerus membohongi dirimu sendiri, kamu tidak akan bisa diselamatkan lagi."

Selena Xu berkata dengan dingin, sambil mengangkat tangan melihat jam tangan, hatinya seketika merasa sedikit gelisah.

Tadi saat naik ke atas, dia pernah menghubungi Johnny Lin, meminta sebuah bantuan padanya, yaitu untuk membawakan orang tuanya Aileen Ya ke sini, agar mudah untuk menasihatinya nantinya.

Tapi melihat waktu telah berlalu begitu lama, kenapa masih belum tiba juga?

Tepat pada saat ini, terdengar suara gaduh dari lantai terbawah hotel, begitu ricuh.

Ekspresi wajah Aileen Ya telah berubah, membalikkan badan dan berjalan hingga ke samping rooftop, melihat ke bawah.

Terlihat di lantai bawah telah terdapat kerumunan orang, petugas pengamanan telah tiba, petugas polisi yang memegang megafon berteriak terhadap Aileen Ya.

"Nona, mohon kamu tenang sejenak, jangan begitu gegabah, jangan sampai."

Aileen Ya menarik kembali pandangan matanya, pandangan matanya mengarah pada Selena Xu, "Kamu pergi melapor polisi."

"Memangnya kenapa kalau benar?"

"Haha" Aileen Ya tertawa dingin" Bukankah kamu selalu berharap agar aku mati? Kenapa berbuat seperti ini?"

"Kamu jangan salah paham." Selena Xu mengatakan, "Kamu ingin mengakhirinya dengan sebuah kematian, dan aku tidak akan membiarkannya terjadi, aku ingin membuatmu menikmati makanan penjara, dan merenungkan tindakan bodohmu di penjara, dengan begini baru mampu meredakan amarahku."

Aileen Ya dibuat emosi hingga menggertakkan giginya, "Selena, kamu sungguh licik."

"Akhirnya kamu mengetahuinya? Apa yang kamu lakukan di masa dulu?"

Aileen Ya telah dibuat emosi hingga meluap-luap.

Dia awalnya hanya ingin bertemu dengan Everett Leng sekali saja, tapi tidak hanya tidak bertemu, malah ditambah dengan penertawaan dari Selena Xu sebagai orang yang sok telah menang, dia tidak mampu menelan kembali amarah dalam lubuk hati ini.

Dalam emosi di bawah pengaruh kecemburuan, Aileen Ya yang telah kehilangan segalanya dan memasuki keputus asaan, secara perlahan mulai kehilangan akal sehatnya.

Dia berjalan mengarah ke Selena Xu selangkah demi selangkah, ekspresi wajahnya sangatlah murung.

"Kamu ingin melihat leluconku, kukatakan padamu, aku tidak akan membiarkan impianmu terwujudkan."

Pandangan mata Aileen Ya memancarkan ekspresi kebencian, membuat hati Selena Xu menjadi panik, dan rasa kewaspadaannya mulai muncul.

Dia spontan mundur ke belakang, Aileen Ya malah menyerbu bagaikan telah menjadi gila, dengan erat mencengkram pergelangan tangannya.

"Aileen, apa yang kamu lakukan?"

"Aku ingin kamu menemaniku mati bersama."

Selena Xu merasa sangat kaget, ekspresi Aileen Ya yang telah didominasi oleh kebencian, menyatakan ucapannya bukanlah sekedar candaan.

Dia melakukan perlawanan dengan sekuat tenaga, tapi semakin merasa panik dalam perlawanan, kelima jari Aileen Ya yang mencengkram pergelangan tangannya malah semakin mengerat, kuku yang indah dan menawan tertusuk ke kulit pergelangan tangannya dengan sangat mendalam.

Rasa sakit membuat Selena Xu mengerutkan kening karena kesakitan, dan berteriak dengan panik.

"Lepaskan aku."

"Jangan mimpi, aku sudah tidak memiliki apapun lagi, hidupku sudah tak berarti lagi, Selena, temanilah aku pergi mati."

Aileen, kamu sudah gila ya?"

Dia menahan rasa sakit di pergelangan tangannya, tapi entah dari mana datangnya ledakan kekuatan sebesar ini dari dalam tubuh Aileen Ya, bahkan mampu menariknya secara paksa hingga ke samping rooftop.

Angin di samping rooftop ini, lebih terasa kencang dan dingin.

Rambutnya Aileen Ya menari hingga berantakan, di antara helaian rambutnya, pandangan matanya yang penuh kebencian terpancar bagaikan tatapan ular berbisa.

"Selena, jangan menyalahkanku, ini semua adalah masalah yang kamu carikan sendiri, karena kamu pantas mati."

"Aileen, dasar kamu wanita gila."

Aileen Ya menyuarakan tawaan keputus asaan, lekukan sudut bibirnya membuat orang merinding, "Benar, aku memang sudah gila, tapi aku menjadi gila karena didesak olehmu"

Di tengah perkelahian, Aileen Ya mencengkram lehernya Selena Xu, membuatnya bersandar di pinggir dinding rooftop.

"Bukankah Everett tidak ingin menemuiku? Baiklah kalau begitu, dia tidak datang menemuiku, aku juga akan membuatnya tidak mampu menemuimu, dan membuat sisa kehidupannya penuh dengan rasa bersalah dan kepahitan."

Aileen Ya berkata dengan penuh kebencian, dan juga terus menambah tenaganya.

Setengah badan dari Selena Xu telah mengarah ke belakang, angin dingin di belakang menghembus kencang dari bawah ke atas, hingga membuatnya mengeluarkan keringat dingin.

Gambaran yang begitu mencengangkan ini, membuat kerumunan di bawah menjadi kaget dan heboh.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu