Predestined - Bab 51 Flu Semakin Parah (2)

Mandy Li diam-diam menggenggam tangannya, matanya menunjukkan rasa marah, setiap kali selalu seperti ini, setiap kali dia membahas ingin berdua untuk membangkitkan suasana, Everett Leng secara sengaja atau tidak sengaja menolak dia!

Setelah itu dalam 1 bulan ini, Selena Xu sungguh mendengar kata-kata Everett Leng, semakin lama semakin jarang pulang, dan lagi setiap kali pulang selalu membawa Parker Ji, 2 orang ini seperti bayi kembar siam selalu tidak terpisahkan.

Sedangkan Everertt Leng hanya 1 tujuan selalu sibuk dengan pekerjaannya, sekali dia melihat pasangan kekasih itu bermesraan mengungkapkan kata-kata manis, hatinya selalu merasa tidak tenang dan tidak sabaran.

“Hatchiu!”

Setelah selesai kelas hari ini, Lauren Wen terus mendengar Selena Xu bersin, perjalanan kembali ke asrama, dia langsung mengomelinya.

“Kamu ini flu kan? Kemarin lihat kamu menendang selimut, aku tengah malam bangun untuk minum air, aku sudah menyelimutimu beberapa kali.”

Selena Xu pasrah dan berkata, “Aku kan sudah ketiduran, mana tahu aku ada tendang kaki atau tidak.”

Lauren Wen menghela napas. “Kamu mau cepat sembuh gak? Mau gak kubelikan kamu obat flu?”

Selena Xu menggelengkan kepala berkali-kali. “Tidak perlu, tidak perlu, aku saat ini hanya tidak enak badan saja, tidur sebentar besok juga sudah sembuh.”

Lauren Wen tahu, Selena Xu sebenarnya cukup takut minum obat, walaupun obat pil juga merasa ujung lidah terasa sangat pahit, jadi setiap kali merasakan akan sakit, dia langsung mencoba menyembuhkan diri sendiri dengan cara menstabilkan kondisi tubuhnya, lagi pula hanya flu saja, mereka berdua sungguh tidak menanggapnya hal besar.

Sesampai di asrama, Lauren Wen, ke arah tas ranselnya menyimpan beberapa baju yang sudah dicuci, lalu berkata kepada sahabatnya, “Hari ini aku tidak akan pulang ke asraama, rumah kedatangan beberapa saudara, menyuruhku untuk pulang melihatnya.”

Selena Xu mengangguk tersenyum bahagia berkata, “Baik, aku tidak mengantar kamunya nona besar Lauran, sebentar lagi masih harus ke ruang belajar untuk cari tempat duduk.”

“Heng, aku juga tidak berharap diantarin, sebentar lagi bukannya kamu harus kencan dengan Parker Ji?”

“Sudah mau ujian, aku dan dia sama-sama sedang larut dalam mempersiapkan ujian sudah tidak bebas.”

Selena Xu berkata seperti itu, tapi hatinya justru sama sekali bukan tampak seperti itu.

Dia dan Parker Ji pacaran satu bulan lebih, dipandangan orang lain seperti air yang mengalir dengan tenang, perasaan sangat stabil baik, tapi kenyataannya, hanya mereka berdua tahu, mereka sama sekali tidak senang, setidaknya Selena Xu terhadap pasangan tetap sama seperti dulu hatinya tidak pernah tergerak.

Apalagi mereka adalah pasangan kekasih, dapat dibilang perasaan dan kekompakkan lebih baik dengan sahabatnya sendiri dibandingkan pasangannya.

Setelah Lauren Wen meninggalkan asrama, Selena Xu dandan sebentar, lalu sendirian pergi ke ruang belajar membaca pr.

Perubahan musim gugur ke musim dingin, suhu udara ada perubahan sangat besar, banyak murid juga yang seperti Selena Xu yang mulai flu, ruang belajar yang sunyi jadi sering terdengar bunyi batuk ataupun bersin.

Tidak tahu apakah karena suasana seperti ini mempengaruhi suasana hati, Selena Xu ingin membaca buku sebentar, kepalanya merasa semakin berat, awalnya berniat tahan dulu terus belajar, tapi tubuhnya merasa meriang semakin membuatnya semakin tidak nyaman.

Dengan pasrah, dia hanya bisa kembali ke asrama cepat istirahat.

Hawa dingin musim gugur terus terasa mengalir seluruh asrama, Selena Xu yang berada dalam asrama kadang merasa panas kadang merasa dingin, sangat menyiksa dirinya.

Saat dia bersiap ingin membalikkan badannya, ponselnya berbunyi, telepom dari Lauren Wen.

“Halo, Lauren?”

Lauren Wen mendengar bunyi telepon, suara temannya yang tersdengar serak tak bertenaga, dengan cepat bertenaga, “Lena, kenapa suaramu jadi beigini? Kenapa?”

Saat ini benaknya sedang kacau, walaupun merasa tidak nyaman, tapi masih berusaha untuk menjawabnya. “Tidak kenapa-kenapa, kamu ada masalah apa?”

Saat ini, tidak ragu lagi kalau flunya semakin parah, ditambah lagi sekarang dia sedang tidak disampingnya, apalagi sekarang sudah sangat malam, sudah tidak bisa keluar rumah.

“Aku lihat kondisimu sekarang, sudah sesuai dengan perkataanku kan, suruh kamu minum obat flu, kamu masih tidak minum! Sekarang kamu bagaimana?”

Walaupun perkataan dan nada bicaranya kasar, tapi masih tidak bisa disembunyikan rasa khawatirnya, Selena Xu yang mendengarnya tertawa. “Tenang saja, tidak akan mati.”

“Amit-amit, jangan bilang kata-kata yang tidak baik!” Lauren Wen kesal, “Atau tidak sekarang aku pulang antar kamu ke rumah sakit? Kamu sebenarnya bagaimana?”

Sekali mendengar akan merepotkan dia, Selena Xu langsung dengan cepat berkata, “Tidak perlu, beneran tidak perlu, Aku sekarang baik-baik saja, hanya saja hidung sedikit tersumbat,nanti aku sendiri akan ke rumah sakit untuk periksa akan baik-baik saja.”

Lauren Wen sangat pasrah, dia tahu sekarang bicara apapun juga tidak bisa membantu sahabat baiknya ini, hanya bisa berkata, “Baiklah, kamu istirahat dengan baik, aku tidak ganggu kamu lagi.”

Mereka berdua menutup telepon, Lauren Wen tetap saja tidak tenang, berpikir sejenak masih terpaksa mengambil ponsel lalu menelepon Parker Ji.

Selena Xu yang berada dalam asrama menutup diri di dalam selimut berkeringat hebat, tapi masih saja merasa kepalanya sangat pusing, dia berpikir kata-kata Lauren Wen, hanya bisa menguatkan diri berusaha keluar dari asrama beli obat.

Keluar dari asrama hanya perlu berapa belas menit, Selena Xu berpikir sesegera mungkin kembali, tapi jusru semakin lama semakin merasa tidak sanggup, perjalanan yang tidak begitu panjang, justru merasa sangat panjang.

Setelah keluar tertiup udara luar yang begitu dingin, sudah lumayan sadar, tapi sangat amat tidak nyaman kepalanya semakin sakit.

Novel Terkait

Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu