Cinta Di Balik Awan - Bab 88 Lempar Batu Sembunyi Tangan

Di pagi hari, tidak ada janjian, beberapa pintu suite room terbuka pada saat yang bersamaan.

Yang tidak terduga adalah, Jesan keluar dari kamar Dion

“Hai, nona Kelly, selamat pagi. “

Maxim sibuk menyapa, berusaha mengalihkan perhatian Kelly.

“Selamat pagi. “

Dia menundukkan kepalanya, dan tersenyum dengan pucat.

“Kalian semua bangun begitu awal. “

Jesan menguap, sengaja bermalas-malasan.

Dion jalan keluar dari belakang, ekspresi dia sedikit terheran, tapi dalam sekejap, dia segera kembali tenang.

“Makan pagi, lalu pergi ke bandara. “

Dia mengatakan dua kalimat pendek, memimpin turun ke bawah.

Sarapan mewah ada di depan mereka, tapi itu tidak menarik sama sekali, agar tidak menimbulkan kecurigaan, Kelly memaksakan diri untuk tetap makan.

Untuk pertemuan tak terduga ini, sebenarnya, hatinya sedikit tidak nyaman, kalau Dion kemarin malam tidak datang ke kamarnya untuk menciumnya, karena ini sudah berlalu, apa lagi yang perlu dikatakan, pagi ini kembali membuatnya melihat sebuah adegan, yang semacam ada perasaan dipermainkan.

Dalam perjalanan ke bandara, dia diam dan bertanya-tanya dalam hati, setelah naik pesawat bisa seberapa jauh dengan kedua pria ini.

Sesampai di waiting room, melewati check point, Maxim datang kemarin dan berkata: “nanti kita berdua duduk bersama. “

Dia mengendus ‘hmph’dengan marah: “nanti kita bicarakan lagi. “

Waktu itu sewaktu datang kemari, Maxim ingin duduk bersamanya, alhasil dikerjai oleh dia, kali ini, siapa tahu trik apa lagi yang dia mainkan.

Sengaja menyelinap, berjalan di ujung kerumunan, mencari tempat duduk sesuai dengan nomor tiket di tangannya, sebenarnya posisi ini dekat jendela, dan terasa jauh lebih baik.

Selama tidak bersama dengan Dion, baginya perjalanan ini, sama sekali tidak panjang.

Dengan tangan menempel pada rahangnya, dia menatap kosong ke luar jendela, sama sekali tidak menyadari bahwa sosok yang cantik datang ke arahnya.

Mendengar suara itu, dia secara naluriah meliriknya. Tiba-tiba, dia menatap dengan heran: “Nona Jesan, kamu……kenapa kamu duduk di sini? “

Jesan memegang tiketnya: “mencocokan nomor kursi. “

Kepalanya penuh dengan suara guntur, suasana hatinya yang baik menghilang, meskipun dia tidak ingin duduk dengan Dion, tapi tidak ada yang tahu, dia akan duduk bersama dengan Jesan!

Maxim duduk disamping Dion, Dion mengerutkan kening dan bertanya: “Kenapa kamu bertukar tempat duduk dengan Jesan? “

“Ei, aku terpaksa. Dia bilang dia bertengkar denganmu dan tidak ingin duduk denganmu. Apa yang bisa ku lakukan……“

“Kata ini kamu juga percaya? “

Dion balik bertanya dengan suara dingin, dia tahu jelas tujuan Jesan.

“Aku tidak percaya, tapi kalau dia ingin mencari masalah dengan nona Kelly, ada begitu banyak kesempatan, tukar atau tidak tukar nomor kursi tidak masalah. “

Wajahnya kusam: “kuberi waktu sepuluh menit, tukar kembali. “

Tidak peduli kedepannya Jesan ada kesempatan atau tidak mencari masalah dengan Kelly, tapi di matanya, dia tidak menginjinkan itu terjadi, membiarkannya dianiaya di hadapannya.

Ketika pesawat lepas landas, hati Kelly menggantung di udara.

“Aku sangat penasaran, kenapa kamu bisa datang bersama dengan Dion ke Shanghai? “

“Karena aku orang Shanghai. “

Jesan tersenyum sarkastik: “ini juga bisa jadi alasan? Di Zurich ada puluh ribuan orang dari Shanghai, kenapa bukan orang lain yang datang, kenapa harus kamu yang kemari? “

“Masalah ini seharusnya kamu tanyakan pada tunanganmu. “

“Tunangan? Kamu masih tahu Dion tunanganku? Kalau tahu, kenapa masih mau menggoda priaku?“

“Aku tidak ada ganggu! “

“Tengah malam menggoda priaku ke kamarmu, kamu masih bilang tidak ada? Mana ada gadis baik yang berperilaku seperti ini? Kamu pernah dengan pepatah lempar batu sembunyi tangan? Kalau pernah dengar, seharusnya kamu tahu, kamu tidak hanya membohongi dirimu sendiri. “

Novel Terkait