Cinta Di Balik Awan - Bab 355 Maaf
Kelly merasakan hawa dingin di tulang punggungnya, beberapa hari ini, Dion hanya bertanya Wanwan itu anaknya siapa, tapi malam ini, pertama kalinya dia bertanya apakah Wanwan itu putrinya atau bukan? Kelly menutup matanya dan tidak menjawab pertanyaan itu…….
“Jangan bohong padaku bilang Wanwan bukan anakku, karena aku tidak ingin menyakitimu, makanya aku tidak membawa anak itu untuk melakukan tes DNA, aku hanya berharap bisa mendengar dari mulut kamu sendiri, jadi, tolong katakan yang sebenarnya, oke?”
Suaranya Dion sangat jarang terdengar seperti itu, sangat rendah hati dan ada kesan memohon, Kelly mencibir: “apa kamu punya hak untuk menanyakan berulang kali siapa ayah anak itu? Bahkan kalau itu anakmu, apakah kamu pantas untuk bertanya? Apakah kamu sudah lupa bagaimana kamu menjawabku ketika aku bertanya kepadamu, apakah kamu menginginkan anak ini? Kamu menjawab dengan sangat jelas: “aku tidak menginginkan anak ini, bertahun-tahun aku lewatin, setiap kali aku selalu memikirkan kata-katamu, hati terasa berdarah karena sakit, tetapi aku tidak pernah menunjukkannya, karena kamu pernah memberi tahuku, jika ingin menjadi orang yang kuat, jangan sampai orang lain tahu betapa sakitnya hatimu, lebih baik menipu diri sendiri!”
Kata-kata sedih Kelly seperti pisau yang tajam menusuk hati Dion, Dion langsung memeluknya erat-erat, sambil terisak di leher Kelly : “apakah kamu pikir aku akan senang mengetahui bahwa anak itu milikku? kamu salah, Mengetahui bahwa anak itu milikku justru membuat aku lebih sengsara, Aku memang tidak tahu malu, Apa yang aku katakan pada saat itu bukan hanya membuat kamu tidak bisa melupakannya, tetapi aku juga tidak bisa melupakannya. Mengetahui bahwa anak itu milikku, rasa sakit itu serasa menampar wajahku sendiri, sakit ini tidak akan bisa dirasakan oleh orang lain. Dibandingkan dengan rasa sakit yang hebat saat ini, aku lebih suka kalau kamu bisa memiliki kehidupan yang baik seperti yang kamu katakan malam itu, ketika kamu meninggalkanku, aku memang tidak mengatakan apa-apa, tapi aku tidak rela, aku selalu tidak rela. Tidak terima dipermainkan nasib, tidak mau diatur oleh takdir, tidak mau menerima kepergianmu dalam kesunyian, walau aku tidak rela, aku bisa apa? Kamu tetap saja pergi, kamu tidak akan tahu kehidupan seperti apa yang aku jalani setelah kamu pergi, aku minum sampai keracunan alkohol tetap saja minum, sampai aku minum dan tidak bisa mabuk lagi baru berhenti. Lalu aku minum pil tidur kalau aku tidak bisa tidur, awalnya minum dua tablet, lalu sepuluh tablet, sampai suatu saat, aku minum sampai lima puluh tablet baru bisa tertidur, aku hampir tidak bangun lagi, dan kemudian mulai bisa tidur tanpa pil tidur, tetapi aku tidak berani mematikan lampu lagi, karena ketika lampu mati, aku akan jatuh ke dalam kegelapan tanpa batas, tidak peduli seberapa kerasnya aku mencoba, aku tidak dapat menemukan kamu…….”
Ada cairan dingin yang menetes di lehernya, Dion menangis, dan cairan itu mengalir turun ke bahu Kelly dan menuju ke hatinya.
“Aku tidak pernah memikirkan lima tahun itu berapa lama? Selama aku bisa ketemu kamu dan melihat kamu, asal kamu tahu saja, semua bunga Wisteria di taman bunga Wisteria sudah habis dicabut olehku. Di taman bunga sekarang sudah penuh, semua ditanam dengan bunga Dandelion ungu, karena Itu memang keinginanmu dulu. Kemudian, setelah kamu pergi, itu menjadi keinginanku, walaupun mengetahui bahwa kamu tidak akan pernah kembali, tetapi aku masih memegang sedikit harapan atau mengharapkan keberuntungan, suatu hari kamu mungkin akan tiba-tiba akan kembali ke tempat yang pernah kita tinggal bersama, karena melihat bunga Dandelion, kamu menjadi enggan untuk pergi lagi, Bahasa yang terkandung dalam bunga Dandelion artinya adalah tidak bisa berhenti mencintai, Sama seperti perasaanku padamu, tidak peduli seberapa dalam aku menyembunyikannya, cintaku tidak akan pudar seiring berjalannya waktu. Setiap tahun, pada hari peringatan kematian orang tuaku, aku tetap akan kembali ke taman bunga Wisteria, dan kemudian aku duduk sendirian sampai pagi, sendirian melihat matahari terbit, sendirian memikirkan pasanganku, dan bertanya kepada diri sendiri, apakah aku sudah melupakannya? Jawabannya adalah tidak, tahun demi tahun, semuanya telah berubah, tetapi hanya cintaku yang tidak berubah. Pada musim dingin tahun kelima, aku pergi ke taman bunga Wisteria untuk terakhir kalinya. Ketika matahari terbit, aku bertanya pada diri sendiri, selain bertanya apakah telah melupakan kamu, dan ada pertanyaan lain: jika aku bisa bertemu kamu lagi, apa yang ingin aku katakan kepadamu? Ribuan kata akan kuubah menjadi dua kalimat saja: Menjadi tua bersamamu, aku bersedia mati tua. Ini adalah satu-satunya hal yang ingin aku katakan kepadamu dalam kehidupan ini.”
Kelly tersenyum pahit: “keputusasaan aku selama lima tahun bukanlah sepatah dua patah kata dari kamu : “Menjadi tua bersamamu, aku bersedia mati tua”, lalu bisa hilang begitu saja……”
Kelly melepaskan diri dari pelukannya Dion, lalu bergegas ke arah pintu. Pada saat sosoknya akan menghilang, Kelly mendengar pengakuan yang sudah sangat terlambat: “Kelly, aku minta maaf…..”
Pada saat itu, semua kamuflase runtuh dan air mata mengalir di pipinya. Dalam beberapa tahun terakhir, yang dia tunggu ternyata hanya kalimat ini: “maaf.”
Bersembunyi di dalam lift, Kelly menangis histeris. Setelah bertahun-tahun mengasingkan diri, dia tidak pernah meneteskan air mata, tetapi karena malam ini, dia akhirnya mencurahkan semua air matanya selama lima tahun.
Duduk sendirian sampai pagi, dalam hatinya Kelly sudah bertekad, terpikir dalam lima tahun ini, dia dan Wanwan hidup suka dan duka bersama, dia merasa sudah tidak perlu terus menerus menjadi orang yang selalu bernostalgia tentang masa lalu.
Keesokkan pagi, Kelly ke perusahaan seperti biasa, Linda, rekan kerja Kelly yang satu kantor dengannya, melihat sepasang mata Kelly yang merah dan bengkak, terkejut dan bertanya: “apa yang terjadi?”
Kelly menggelengkan kepalanya: “Tidak ada apa-apa. Kelesuan mental yang tak bisa dijelaskan.”
“Karena Wanwan sakit lagi?”
Ketika Linda mengatakan ini, Kelly malah merasa lebih sedih lagi, Dia terbayang pada malam musim dingin lima tahun yang lalu, ketika dia sudah mau melahirkan, karena tidak ada orang dekat yang berada disisinya, dia harus mengesampingkan gengsinya dan menelepon Leheon. Memikirkan hal ini, dia tidak bisa memaafkan Dion, Memikirkan hal ini, dia selalu menghargai Leheon.
“Linda, perihal perkenalan yang kamu waktu itu pernah bantu aku atur, apakah sekarang sudah terlambat?”
Linda tertegun dan langsung mengangguk: “Tidak, belum terlambat sama sekali. Bagus sekali kalau pikiranmu sudah terbuka, aku akan mengatur waktu pertemuan untuk kamu.”
Kelly tersenyum pahit: “Ok, Maaf merepotkan kamu.”
Linda adalah orang yang berhati mulia, Dia tidak pernah bertanya pada Kelly mengapa dia menjadi ibu tunggal, Dia hanya melihat bahwa tidak mudah bagi Kelly untuk mengurus anak sendirian dalam beberapa tahun terakhir ini, jadi dia memberi tahu Kelly beberapa kali dengan tulus bahwa dia ingin membantunya memperkenalkan pasangan hidup. Di masa lalu, Kelly mungkin bisa tertawa, tetapi setelah semalam, untuk pertama kalinya Kelly mulai serius mempertimbangkan hal ini.
Wanita yang telah melewati masa pubertas, tidak akan berharap untuk memiliki cinta yang menggebu-gebu lagi. Mereka hanya ingin menemukan seorang pria yang bisa menemaninya untuk menjalani kehidupan dengan damai dan tenang.
Jika Dion tidak muncul, mungkin dia akan terus menjalani kehidupan bersama Wanwan, tapi dia telah muncul, Dia telah mengganggu hidupnya dan membuat kerja kerasnya selama lima tahun dalam menjalani kehidupan yang damai menjadi kacau lagi. Oleh karena itu, dia sekarang memiliki ide untuk mencari seseorang untuk menikah, tetapi orang ini pastinya bukan Dion, apalagi Leheon.
Meskipun kedua pria ini memiliki kriteria yang sangat baik, tapi mereka berdua tidak cocok untuknya.
Linda mengatakan bahwa Kelly akan dikenalkan dengan seorang dosen universitas. Istrinya meninggal dalam kecelakaan mobil dalam suatu perjalanan tamasya dan meninggalkan seorang putra yang baru berusia tujuh tahun. Kondisi ini paling cocok untuknya, Kelly bukan lagi wanita muda yang baru tumbuh dewasa, tentu saja tidak akan mencari pria muda.
Waktu dan tempat kencan buta telah ditentukan, jam 1:00 siang pada hari Minggu, lokasi di kafe kafe NOGO SHOP.
Di malam hari, setelah memandikan putrinya, Kelly dan Wanwan duduk bersama di sofa dan menonton TV, Dia merenung sejenak dan bertanya kepada putrinya dengan hati-hati: “Wanwan, apakah kamu ingin ada satu orang lagi di rumah kita, oh tidak, dua orang lagi?”
“Apakah Kakek dan Nenek akan kemari?” Wanwan bertanya dengan santai, sambil mengunyah apel.
“Tidak, ini laki-laki.”
“Laki-laki?” Matanya Wanwan berputar: “apakah itu paman Leheon dan paman yang jahat itu?”
“Bukan juga….”
“Jadi siapa?”
“Ehem…” Kelly berdehem dan berkata dengan jujur: “Aku ingin mencarikan seorang ayah untukmu…..”
Tiba-tiba, Wanwan terkejut dan membeku. Dia sampai lupa mengunyah apel dimulutnya. Melihat reaksinya, Kelly buru-buru menambahkan: "Tidak buruk juga memiliki seorang ayah, teman-teman di taman kanak-kanak tidak akan mengejek kamu yang tak punya ayah lagi."
“Tapi, berapa banyak ayah yang akan ibu cari untukku? Dua?”
Wanwan menundukkan kepalanya, terlihat tidak senang.
“Tidak, tidak, kamu salah paham. Satu lagi adalah anak ayahmu, nanti bisa jadi kakakmu, dia bisa bermain bersama denganmu nanti.”
Melihat putrinya tidak berbicara, Kelly dengan hati-hati bertanya: “Tidak mau?”
Sebenarnya, selama putrinya mengatakan tidak mau, Kelly tidak akan bersikeras memaksanya. Tapi Wanwan adalah anak yang sangat tahu diri, Dia tahu bahwa dia akan tumbuh dewasa kelak dan meninggalkan ibunya suatu hari. Berpikir bahwa dia akan meninggalkan ibunya di masa depan, ibunya kemungkinan akan sendirian, dia mengangguk dengan terpaksa: “aku bersedia……”
Kelly merasa lega dan mencium dahi putrinya dan berkata: “Terima kasih.”
Walaupun Kelly mengucapkan "Terima kasih", dalam hati Kelly berkata "Maafkan aku", ini semua demi menghindari keterikatan lebih lanjut dengan Dion dan untuk saat ini, hanya inilah cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.
Selama Kelly sudah menikah, Dion tidak akan pernah memiliki kesempatan dan alasan untuk mendekati dia dan anaknya lagi, hidup akan lebih damai dan semuanya akan baik-baik saja.
“Mama pergi mandi ya.”
“Oke.”
Kelly melangkah maju, dan Wanwan tenggelam dalam depresi. Dia berpikir terus menerus, semakin dia memikirkannya, dia semakin merasa tertekan, Dia merasa sangat tidak nyaman untuk menganggap orang asing sebagai ayahnya.
Wanwan merasa sedikit menyesal, tapi dia sudah menerima usul ibunya, karena sudah menerima, mana bisa menyesalinya lagi?
Namun, Wanwan tiba-tiba terpikir paman jahat yang tinggal di gedung yang sama dengan mereka, sambil menggerutu, Wanwan diam-diam membuka pintu untuk keluar ketika ibunya sedang mandi, dan datang ke lantai sembilan rumah Dion.
Menepuk pintu dengan keras, Sesaat kemudian, pintu terbuka.
Dion terkejut menatap anak yang berdiri di luar pintu, Dia bertanya dengan heran: “Wanwan, ada apa?”
“Whoaaa………”
Wanwan hanya menangis keras tanpa mengatakan apapun, setelah itu sambil terisak berkata: “Paman, bagaimana ini, ibu mau mencari seorang ayah untukku……”
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyThis Isn't Love
YuyuLelaki Greget
Rudy GoldMy Perfect Lady
AliciaBretta’s Diary
DanielleCinta Di Balik Awan×
- Bab 1 Pria Yang Dikejar Pembunuh
- Bab 2 Kesucian Atau Keadilan
- Bab 3 Sepertinya Kenal
- Bab 4 Jarak Antar Mereka
- Bab 5 Memilih Selir
- Bab 6 Kabur Sejauh Mungkin
- Bab 7 Berani Menentang
- Bab 8 Peraturan Keluarga Kaya
- Bab 9 Pesta Topeng
- Bab 10 Takdir Buruk
- Bab 11 Pria Ini Tak Mudah
- Bab 12 Niat Satu Pihak
- Bab 13 Apa Kita Kenal Dekat
- Bab 14 Perlu Mengubah Image
- Bab 15 Gerakan Kecil Romantis
- Bab 16 Tak Ada Yang Bisa Didapat
- Bab 17 Pura-Pura Tidak Kenal
- Bab 18 Daya Tarik
- Bab 19 Senyuman Spesial
- Bab 20 Jangan Jadi Wanita Yang Orang Harapkan
- Bab 21 Pemikiran Yang Melampaui Batas
- Bab 22 Cinta Sampai Tak Berdaya
- Bab 23 Gosip Yang Membuat Gusar
- Bab 24 Salah Kirim Pesan
- Bab 25 Sumpah Mati Pengabdian
- Bab 26 Mudah Dicintai
- Bab 27 Lesung Bunga Mekar
- Bab 28 Fragnant Night
- Bab 29 Perasaan Mistis Membuat Perasaan Kacau
- Bab 30 Antara Laki-Laki dan Perempuan
- Bab 31 Rahasia yang Harus Dijaga Baik
- Bab 32 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 33 Penyimpangan Perilaku
- Bab 34 Kemampuan Wanita Untuk Menjadi Pemenang
- Bab 35 Menjadi Yang Lain
- Bab 36 Pinggang Ramping Enak Di Peluk
- Bab 37 Orang Yang Berdansa Dengannya.
- Bab 38 Masalah Umum Pria
- Bab 39 Tidak Boleh Didekati
- Bab 40 Tidak Beda Dengan Binatang
- Bab 41 Hidup Dalam Kebahagiaan, Tidak Merasakan Bahagia
- Bab 42 Kita Jangan Kontak Lagi
- Bab 43 Ditakdirkan Hanya Sebagai Pengunjung
- Bab 44 Kebiasaan
- Bab 45 Dunia Kiamat
- Bab 46 Teman terbaik
- Bab 47 Ditakdirkan Bertemu Di Mana Saja
- Bab 48 Tatapan istimewa
- Bab 49 Tidak Ada Rahasia Yang Bisa Ditutupi Selamanya
- Bab 50 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 51 Memperlakukan Dengan Sopan
- Bab 52 Tak Bisa Dipisahkan Dan Dilupakan
- Bab 53 Jatuh Dalam Pelukan
- Bab 54 Napas Hangat
- Bab 55 Pria Tidak Berkomitmen
- Bab 56 Terluka
- Bab 57 Buka Bajunya
- Bab 58 Minta dia untuk melayani
- Bab 59 Menantang Batas Kesabaran
- Bab 60 Kamulah Protagonis
- Bab 61 Pilihan Terakhirnya
- Bab 62 : Jika Cinta Itu Bertahan Lama
- Bab 63: Sel-sel Yang Tidak Tenang
- Bab 64 Menggoda Hatinya
- Bab 65 Tanpa Sadar Perasaan Muncul
- Bab 66 Bertemu Di Jalan
- Bab 67 Apakah Kamu Menutupi Identitasku?
- Bab 68 Pernikahanku, Aku Yang Putuskan
- Bab 69 Tidak Jatuh Cinta
- Bab 70 Tidak Tega Melakukan Sesuatu Padamu
- Bab 71 Kekacauan Setelah Minum
- Bab 72 Tidak Menunggu Lama
- Bab 73 Kita Tidak Bisa
- Bab 74 Berjuang Meronta Akal Sehat
- Bab 75 Jatuh Ke Jurang
- Bab 76 Sementara Rahasia
- Bab 77 Cinta Yang Salah Seumur Hidup
- Bab 78 Ayam Goreng Kacang
- Bab 79 Rasa Buah Yang Segar
- Bab 80 Digosipkan Yang Tidak-Tidak
- Bab 81 Ketidaktahuan Juga Suatu Kebahagiaan
- Bab 82 Cinta Yang Unik
- Bab 83 Ciuman Berapi-Api
- Bab 84 Hati Akan Pergi Mengikuti Cinta
- Bab 85 Tinggallah Disisiku
- Bab 86 Sisi Gelap
- Bab 87 Tidak Masuk Kedalam hatinya
- Bab 88 Lempar Batu Sembunyi Tangan
- Bab 89 Makan Lalat
- Bab 90 Terbang Seperti Phoenix
- Bab 91 Pria Dia Pasti Kurebut
- Bab 92 Cari Pasangan Yang Cocok Untuknya
- Bab 93 Kamu Ganti Pacar Lagi?
- Bab 94 Tidak Pernah Menganggapmu Sebagai Orang Luar
- Bab 95 Pertengkaran yang Sengit
- Bab 96 Tunggu saja Hukumannya
- Bab 97 Lelucon Dingin
- Bab 98 Masuk Ketempat Yang Tidak Seharusnya
- Bab 99 Aturan Berbeda Karena Seseorang
- Bab 100 Panggilan Telepon Yang Tak Terduga
- Bab 101 Dia Bukan Mangsanya
- Bab 102 Tidak Bisa Dihentikan
- Bab 103 Sehari Tidak Bertemu Bagaikan Sembilan Bulan Tidak Bertemu
- Bab 104 Apa Yang Salah Dengan Sebuah Ciuman
- Bab 105 Kisah Coklat Dove
- Bab 106 Gengsi Membuatmu Menderita
- Bab 107 Penampilan Yang Kasar
- Bab 108 Godaan Selembar Cek
- Bab 109 Kita Putus Saja
- Bab 110 Mencintai Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Dia
- Bab 111 Bersedia mempertaruhkan semuanya untukmu
- Bab 112 Sepuluh Ribu Macam Jalan
- Bab 113 Menggunakan Kebaikan Untuk Mendapatkan Cinta
- Bab 114 Darimana
- Bab 115 Berciuman Dengan Lembut
- Bab 116 Garis Pertahanan Hati
- Bab 117 Menginjak Ketulusan Orang Lain
- Bab 118 Hambatan Hati
- Bab 119 Wanita Seharusnya Lebih Bisa Bawa Diri
- Bab 120 Haid Sialan
- Bab 121 Percuma Sudah Memperingatkan
- Bab 122 Mencintaimu Butuh Berapa Banyak Keberanian
- Bab 123 Jadi Penjahat
- Bab 124 Kabar Baik Kabar Buruk
- Bab 125 Perubahan
- Bab 126 Tidak Berjuang
- Bab 127 Dion Brengsek
- Bab 128 Dandelion Ungu
- Bab 129 Benar-Benar Ingin Memintamu
- Bab 130 Bersikeras Tidak Kembali Ke Rumah
- Bab 131 Pernikahan
- Bab 132 Menghilang
- Bab 133 Gaun Pengantin Dengan Berlian
- Bab 134 Kamu Tidak Ada Harapan
- Bab 135 Gen Keluarga
- Bab 136 Hidup Di Mata Orang Lain
- Bab 137 Kotak Pandora
- Bab 138 Jangan Mengecewakanku
- Bab 139 Bertaruh Kebahagiaan Seumur Hidup
- Bab 140 Menunggu
- Bab 141 Pertama Kali (1)
- Bab 141 Pertama Kali (2)
- Bab 142 Senasib (1)
- Bab 142 Senasib (2)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (1)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (2)
- Bab 144 Mengapa (1)
- Bab 144 Mengapa (2)
- Bab 145 Bandara (1)
- Bab 145 Bandara (2)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (1)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (2)
- Bab 147 Dalam Masalah
- Bab 148 Malam Yang Indah (1)
- Bab 148 Malam Yang Indah (2)
- Bab 149 Lemah (1)
- Bab 149 Lemah (2)
- Bab 150 Makan Bersama Setelah Pulang Kerja
- Bab 151 Konferensi Pers
- Bab 152 Pembubaran Kontrak Pernikahan
- Bab 153 Kakak Kedua
- Bab 154 Mabuk Berat
- Bab 155 Menikah
- Bab 156 Jelek
- Bab 157 Bertemu Leheon
- Bab 158 Pelayan Meminta Maaf
- Bab 159 Sembuh
- Bab 160 Kelupaan
- Bab 161 Makan Pangsit
- Bab 162 Sesuatu yang terjadi datang secara bersamaan
- Bab 163 Selamat Ulang Tahun
- Bab 164 Kesal Sekali 1
- Bab 164 Kebahagiaan 2
- Bab 165 Perkumpulan
- Bab 166 Makan
- Bab 167 Terus Terang
- Bab 168 Gaun Pesta
- Bab 169 Harapan Kedepan
- Bab 170 Diculik
- Bab 171 Berani
- Bab 172 Terkejut
- Bab 173 Besok Datang Lagi
- Bab 174 Aku Mau Balas Dendam
- Bab 175 Khawatir
- Bab 176 Tunggu aku
- Bab 177 Chatting
- Bab 178 Liburan
- Bab 179 Menangis
- Bab 180 Bercanda
- Bab 181 Rumah Sakit
- Bab 182 Operasi
- Bab 183 Sakit Hati (1)
- Bab 183 Sakit Hati (2)
- Bab 184 Sadar (1)
- Bab 184 Sadar (2)
- Bab 185 Melihat Sunrise (1)
- Bab 185 Melihat Sunrise (2)
- Bab 186 Bermuka Tebal (1)
- Bab 186 Bermuka Tebal (2)
- Bab 187 Aku Menikahimu (1)
- Bab 187 Aku Menikahimu (2)
- Bab 188 Serigala Datang (1)
- Bab 188 Serigala Datang (2)
- Bab 189 Ganti Rugi (1)
- Bab 189 Ganti Rugi (2)
- Bab 190 Tanpa Sadar mengetahui Rahasia (1)
- Bab 190 Tanpa sadar mengetahui Rahasia (2)
- Bab 191 Omong Kosong (1)
- Bab 191 Omong Kosong (2)
- Bab 192 Sedih (1)
- Bab 192 Sedih (2)
- Bab 193 Menumpang (1)
- Bab 193 Menumpang
- Bab 194 Tak Menyerah
- Bab 195 Dandelion Bertunas (1)
- Bab 195 Dandelion Bertunas (2)
- Bab 196 Membeli baju
- Bab 197 Punya Anak
- Bab 198 Dandelion Sepenuhnya Hancur
- Bab 199 Maaf (1)
- Bab 199 Maaf (2)
- Bab 200 Bercerita Lucu (1)
- Bab 200 Bercerita Lucu (2)
- Bab 201 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu (1)
- Bab 216 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu
- Bab 202 Pria Brengsek
- Bab 203 Diikuti Hantu
- Bab 204 Cara Terbaik Melarikan Diri.
- Bab 205 Perjamuan (1)
- Bab 205 Perjamuan (2)
- Bab 206 Dia Akan Menikah
- Bab 207 Jalang
- Bab 208 Gaun Pengantin
- Bab 209 Belum Tidur ? (1)
- Bab 209 Belum Tidur ? (2)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (1)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (2)
- Bab 211 Jangan Menangis (1)
- Bab 211 Jangan Menangis (2)
- Bab 212 Pembohong (1)
- Bab 212 Pembohong (2)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (1)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (2)
- Bab 214 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Kalah !
- Bab 215 Berbahaya
- Bab 216 Aku Berpikir Untukmu
- Bab 217 Nonton Film
- Bab 218 Tan
- Bab 219 Menyebalkan
- Bab 220 Pergi
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (1)
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (2)
- Bab 222 Istri Selingkuh Duluan
- Bab 223 Apa Kamu Mau Meninggalkan Dion
- Bab 224 Resah
- Bab 225 Menolak
- Bab 226 Malam Yang Sepi
- Bab 227 Tidak Ada Keberanian
- Bab 228 Antara Janji Dan Tanggung Jawab
- Bab 229 Cincin Nikah
- Bab 230 Cepat Pakai Baju
- Bab 231 Apa Cinta Itu Penting
- Bab 232 Karaoke
- Bab 233 Cinta Terakhir yang Berisi Air Mata
- Bab 234 Pembunuh (1)
- Bab 234 Pembunuh (2)
- Bab 235 Semalaman Tidak Pulang
- Bab 236 Selamat Jalan
- Bab 237 Berdoa
- Bab 238 Melihat Pernikahannya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 239 Aula Pernikahan
- Bab 240 Mimpi Yang Rusak
- Bab 241 Pembohong
- Bab 242 Terjadi Sesuatu
- Bab 243 Seumur Hidup
- Bab 244 Aku Tidak Meninggalkanmu
- Bab 245 Tetap Bersamaku
- Bab 246 Perpisahan
- Bab 247 Tan?
- Bab 248 Maafkan
- Bab 249 Bicarakan Soal Syarat
- Bab 250 Bertemu Lagi
- Bab 251 Permainan Kata-Kata Tulus
- Bab 252 Domino Idiom
- Bab 253 Kata-Kata Tulus
- Bab 254 Pameran Bursa Kerja
- Bab 255 Tidak Suka
- Bab 256 Wawancara
- Bab 257 Penghalang Cinta
- Bab 258 Lamaran
- Bab 259 Air Mata Dari Wanita
- Bab 260 Lembur
- Bab 261 Tamparan
- Bab 262 Memalukan
- Bab 263 Mau Tidak Coba Seberapa Keras
- Bab 264 Jangan Dikasih Hati Minta Jantung Ya
- Bab 265 Apa Ini Kejutan
- Bab 266 Bersekongkol
- Bab 267 Malam Natal
- Bab 268 Tan Hilang
- Bab 269 Tidak Tenang
- Bab 270 Tempat Judi
- Bab 271 Ambilah Hatiku
- Bab 272 Penundaan Pernikahan
- Bab 273 Kehidupan Sederhana
- Bab 274 Minum Anggur
- Bab 275 Marah
- Bab 276 Yang Paling Kejam Bukanlah Kegagalan
- Bab 277 Bunuh Diri
- Bab 278 Kematian Tan
- Bab 279 Kecelakaan Yang Tak Terduga
- Bab 280 Bertengkar
- Bab 281 Tidak Ada Akhir Ke Tiga
- Bab 282 Moodnya Sudah Bagus
- Bab 283 Fitting Gaun Pernikahan
- Bab 284 Berlama-Lama Sampai Mati
- Bab 285: Sindiran
- Bab 286 Kejadian di Hotel
- Bab 287 Berapa Lama?
- Bab 288 Mencium Kelly
- Bab 289 Aku Mencintaimu
- Bab 290 Lawan Kata Dari Aku Mencintaimu
- Bab 291 Menceritakan Kisah
- Bab 292 Aku Mencintaimu
- Bab 293 Jangan Katakan!
- Bab 294 Menggambar Lingkaran
- Bab 295 Rahasia
- Bab 296 Jangan Lepaskan Aku
- Bab 297 Mandi dan Tidurlah
- Bab 298 Kemarahan
- Bab 299 Lika-Liku Perjalanan
- Bab 300 Minum Alkohol
- Bab 301 Jebakan
- Bab 302 Kebenaran Selalu Pahit
- Bab 303 Cinta Yang Telah Mati
- Bab 304 Aku Membutuhkanmu!
- Bab 305 Mengambil Nyawanya!
- Bab 306 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 307 Mabuk
- Bab 308 Cinta Hingga Akhir
- Bab 309 Tidak Mengerti Arti Cinta
- Bab 310 Foto
- Bab 311 Perasaan Bersalah
- Bab 312 Sungguh Menderita
- Bab 313 Hamil
- Bab 314 Hidup Untuk Cinta
- Bab 315 Setia Pada Teman
- Bab 316 Hidup Dengan Baik
- Bab 317 Menggugurkan Anak
- Bab 318 Aku Tidak Mau Menggugurkan Anak
- Bab 319 Telah Pergi
- Bab 320 Identitas Asli Leheon Mozard
- Bab 321 Lupakan Saja
- Bab 322 Ada Pendukung
- Bab 323 Siapa Kamu Sebenarnya?
- Bab 324 Bersalah
- Bab 325 Hamil Diluar Nikah
- Bab 326 Mau Lahir (1)
- Bab 326 Mau Lahir (2)
- Bab 327 Aku Bersedia
- Bab 328 Keji
- Bab 329 : Langsung Berlari
- Bab 330 : Mencari Saudara
- Bab 331 : Loyalitas Bodoh !
- Bab 332 : Terlalu Kesepian
- Bab 333 : Perjanjian Lima Tahun
- Bab 334 : Pintar Sekali
- Bab 335 : Pulang
- Bab 336 Bertemu Samuel
- Bab 337 Ayahnya Adalah Dion ...
- Bab 338 Mengulangi Kesalahan
- Bab 339 Lima Tahun Yang Lalu
- Bab 340 Reuni Yang Tak Terduga
- Bab 341 Menangis
- Bab 342 Sakit Karena Cinta Yang Tidak Bisa Didapatkan
- Bab 343 Kedua Kali Bertemu
- Bab 344 Dia Tidak Ada Seharipun Yang Tidak Sakit
- Bab 345 Menginap Pada Malam Ini
- Bab 346 Mencium Sampai Berdarah
- Bab 347 Orang jahat
- Bab 348 Ayah dari Anak Itu
- Bab 349 Marah
- Bab 350 Jangan Bicara Dengan Paman
- Bab 351 Masih Belum Mati
- Bab 352 Tergila-Gila Padanya
- Bab 353 Merasa Bersalah
- Bab 354 Alergi
- Bab 355 Maaf
- Bab 356 Kalau Aku Perlu Kamu, Aku Harus Bagaimana?
- Bab 357 Kencan Buta
- Bab 358 Selamatkan Ibuku
- Bab 359 Kembali Ke Sisiku
- Bab 360 Harmonis
- Bab 361 Mengoles Obat
- Bab 362 Tidak Sempat Berpamitan
- Bab 363 Terakhir Kalinya
- Bab 364 Kamu Selalu Begitu Jahat.
- Bab 365 Hubungan Persaudaraan Yang Berharga
- Bab 366 Pengenalan Ayah Dan Anak
- Bab 367 Kenapa Bisa Namanya ?
- Bab 368 Mencari Wanwan
- Bab 369 Perbedaan Yang Drastis
- Bab 370 Menyalahkan
- Bab 371 Menangislah
- Bab 372 Bukan Tidak Cinta Melainkan Sangat Cinta
- Bab 373 Datanglah ke Kamarku
- Bab 374 Nenek Sudah Meninggal
- Bab 375 Kamu Tidur Saja
- Bab 376 Berjanji
- Bab 377 Bersedia Mati Di Sisimu
- Bab 378 Siapa Pelakunya?
- Bab 379 Keguguran
- Bab 380 Benarkah Itu Kamu?
- Bab 381 Apakah Tidak Senang Bertemu Denganku?
- Bab 382 Malam Pernikahan Yang Tragis
- Bab 383 Jesan Bishen
- Bab 384 Suami Istri Tua
- Bab 385 Pernikahan Akhirnya Berlangsung Sesuai Jadwal
- Bab 386: Malam Pertama
- Bab 387: Terima Kasih
- Bab 388: Mayat
- Bab 389: Kita Hadapi Bersama
- Bab 390: Kantor Polisi
- Bab 391 Investigasi
- Bab 392 Jesan Bunuh Diri
- Bab 393 Merebut Posisi
- Bab 394 Meninggal
- Bab 395 Curiga
- Bab 396 Kasusnya Sudah Ditutup
- Bab 397 Rubah Menunjukkan Ekornya
- Bab 398 Meninggalkan Zurich
- Bab 399 Hilang
- Bab 400 Masih Hidup?
- Bab 401 Runtuh
- Bab 402 Kebenaran Mengejutkan 20 Tahun Yang Lalu
- Bab 403 Membuat Orang Sangat Lelah
- Bab 404 Kebenaran
- Bab 405 Berhati Lembut Seperti Wanita
- Bab 406 Tidak Bisa Menahan
- Bab 407 Pengirim Surat Yang Misterius
- Bab 408 Siapa Kamu?
- Bab 409: Berdarah Dingin
- Bab 410 Rencana
- Bab 411 Pria Nenek
- Bab 412 Bertindak Gegabah
- Bab 413 Berpura-Pura?
- Bab 414 Menangis
- Bab 415 Ketidakadilan
- Bab 416 Amnesia
- Bab 417: Tidak Berani Menganggap Enteng
- Bab 418 Mencelakai Kamu
- Bab 419 Mencelakai
- Bab 420 Berkelahi Terus Terang
- Bab 421 Tidak Menyangka
- Bab 422 Terlalu Kelewatan
- Bab 423 Rindu
- Bab 424 Terjebak Bahaya
- Bab 425 Kehangatan
- Bab 426 Emosi Apa yang Menyelubunginya
- Bab 427 Bandit yang Bengis
- Bab 428 Jadi Hantu Pun Tidak Akan Membebaskanmu
- Bab 429 Segera Meninggal
- Bab 430 Kebencian di Dalam Hati
- Bab 431 Menyaksikan Pertunjukkan Asyik
- Bab 432 Mengatur Jadwal Operasi
- Bab 433 Terpisah Di Dua Alam Berbeda
- Bab 434 Jangan Khawatir
- Bab 435 Satu Tahun Kemudian (Tamat)
- Bab 436 Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (1)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (2)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (3)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (1)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (2)
- Bab 438 Kota Asing: Jika Cinta Adalah Kehendak Tuhan
- Bab 439: Negara Asing: Rencana Gila