Cinta Di Balik Awan - Bab 375 Kamu Tidur Saja

sangat mengesalkan dan akhirnya Kelly memutuskan untuk mengirimkan pesan terakhir,

“Sepuluh menit kemudian jika tidak ada balasan, Aku tidak akan menunggumu lagi.”

Dion melihat pesan masuk itu, hati Dion sangat cemas seperti kucing menggaruk, Dion sengaja mengalah dua permainan tetapi Papa mertua malah mengetahui itu, tidak hanya tidak membiarkan dia pergi tetapi juga memarahi Dion.

“Tunggu sebentar lagi, Aku sedang mencari cara.”

Dia dengan cepat membalas, lalu berdiri berkata : “Papa mertua, aku pergi ke toilet sebentar.”

Dion bergegas keluar dari ruang tamu, dan tidak pergi ke kamar mandi, tetapi pergi ke kamar Mama mertua, mengetuk pintu : “Mama, apakah Mama sudah tidur?”

Yuni memMaka pintu : “Belum, ada apa?”

Mata Dion melirik Wanwan yang ada di atas ranjang, dengan heran bertanya : “Eh, Wanwan hari ini tidur disini kah?”

“Iya, anak itu malam ini tidak tahu kenapa menempel ingin tidur bersamaku.”

Hati Dion sangat senang, Wanwan pasti sudah menerima petunjuk dari Kelly, Dion meraih lengan Mama mertua berkata : “ Ma, cepat bantu Dion menarik Papa mertua kembali, Dion sudah benar-benar mengantuk tidak bisa tahan lagi.”

Mama Hansen terkejut, segera mengangguk : “Baiklah, Mama pergi sekarang.”

Dion lebih cepat satu langkah tiba di ruang tamu dari Mama mertua, Papa mertua mertua sudah mengatur bidak catur untuk Dion, begitu dia duduk, Mama mertua masuk : “ Pria tuaku, kenapa kamu belum tidur?”

“Kamu tidur saja sana, jangan banyak urus.”

“Kamu tidak tidur aku bagaimana bisa tidur, jika tidak aku juga ikut belajar, agar suatu saat tidak ada orang yang menemani kamu aku bisa menemanimu bermain.”

Mama Hansen memindahkan kursi ke sisi suaminya, sambil menonton dengan sengaja mengajukan banyak pertanyaan, untuk mengacaukan pikiran si bos, Dian menghapus papan catur : “Sudahlah, tidak bermain lagi, dari tadi berkicau sangat membisingkan.”

Dion merasa lega, dia dengan cepat menyelinap keluar dari ruang tamu, bergegas berbalik arah dari ruang tamu.

Waktu sepuluh menit yang diberikan Kelly sudah berakhir, Dion tidak tahu apakah Kelly masih berada disana atau tidak, tetapi tanpa sadar, Dion merasa Kelly pasti masih ada disana.

Mendorong pintu terbuka, ruangan itu semuanya gelap, Dion meraba-raba berjalan kearah sakelar, ketika sakelar sudah teraba tetapi belum sempat menekannya, tiba-tiba dari belakang datang seseorang, dengan erat memeluk pinggang Dion.

Dion terkejut sebentar, otaknya tiba-tiba sadar, membalikkan badan dengan penuh semangat, bahkan ketika berdiri dalam kegelapan, Dion dapat secara akurat menemukan bibir yang harum, kemudian, mencium dengan ganas.

Pada jam 4.30 pagi, alarm yang khusus dirancang tadi malam oleh Kelly berbunyi, Kelly menggosok matanya yang setengah sadar, baru saja akan berdiri, sebuah lengan yang kuat menahan Kelly: “Langit belum terang, mau kemana…..”

“Kembali ke kamar, masih ada setengah jam lagi Mama dan Papaku akan bangun, apakah ingin mereka tahu bahwa semalam kita melakukan itu?”

Dion mendengus kesal: “Jelas-jelas anak sudah berumur lima tahun, kenapa harus berbuat seperti sedang selingkuh.”

Kelly tertawa, membungkuk dan mencium kening Dion, cepat-cepat memakai baju dan diam-diam kembali ke kamarnya sendiri.

Belum lama Kelly pergi, ponsel Dion berdering, Dion melihat nomor itu adalah panggilan dari Maxim, saat itu Dion memiliki firasat buruk, jika bukan hal yang mendesak, disaat seperti itu Maxim tidak akan menhubungi Dion.

Ternyata, tebakan Dion benar, saat telepon terhubung, Maxim dengan cemas berkata : “Direktur Stenheim gawat, sesuatu telah terjadi!”

“Ada masalah apa?”

“Paman tertuamu sudah meninggal!”

“Apa? Dion terkejut dan duduk, Apa yang terjadi?”

“Pukul tiga pagi ditemukan paman tercekik di gudang perusahaan, menurut ceritanya kemarin tidak tahu dia membeli bahan kulit darimana, membawa pekerja untuk menghitung hingga pukul dua belas pagi hari di gudang, setelah pekerja pergi, paman masih berada disana, putra paman melihat Papa nya belum pulang, bergegas ke gudang, akhirnya menemukan paman tertuamu sudah meninggal, dilehernya sangat jelas ada bekas cekikan oleh orang dengan tali.”

Dion tidak bisa berkata-kata dalam waktu yang lama, dalam hati yang terdalam mendapat sebuah pukulan yang besar, meskipun paman tertua tidak memiliki perasaan pada Dion, tetapi itu adalah kerabatnya, tiba-tiba mendengar berita kematiannya, Dion tidak bisa menerima dan menghadapi dengan tenang.

“Apakah pelakunya sudah ditemukan?”

“Polisi baru saja tiba dilokasi, sekarang belum ada menemukan apapun, tetapi….”

“Tetapi apa?”

“Situasinya sangat buruk untukmu.”

Dion mengerutkan kening : “Bagaimana maksudnya?”

“Beberapa waktu lalu konflik antara kamu dan paman tertua sangat memanas, hampir semua orang di Zurich mengetahui hal itu, apalagi kamu memutuskan bahan baku dia lagi, setelah Dion pergi beberapa waktu, paman terbesar mencari pemasok kulit dimana-mana, kemarin tidak mudah baru saja menemukannya, bahan bakunya juga diletakkan di gudang, tiba-tiba mati disituasi yang aneh itu, menurutmu siapa orang yang paling dicurigai?”

“Apakah jadinya mencurigaiku? Aku tidak berada di Zurich, bagaimana bisa mencurigaiku?”

“Ingin menyingkirkan seseorang, hanya orang bodoh yang akan melakukannya dengan tangan sendiri, semakin kamu tidak berada ditempat justru keraguannya semakin besar, karena mudah membuat orang curiga bahwa kamu sengaja membuat bukti dengan tidak hadir disana.”

Dion terdiam, setelah beberapa saat, Dion berkata dengan tajam: “Sepertinya pembunuhan ini sengaja ditargetkan kepadaku, ada yang ingin mengambil keuntungan dengan menjebakku.”

“Benar, dimana kamu sekarang?”

"Shanghai."

“Apakah bersama Nona Hansen?”

“Ya.”

“Kalau begitu kapan kamu berencana akan kembali?”

“Hari ini juga kembali.”

“Nona Hansen juga ikut pulang?” Maxim berhenti sejenak : “Sekarang ada orang yang berkomplotan untuk melawanmu, saat ini aku menyarankan lebih baik tidak membawa dia kembali, Zurich tidak aman lagi.”

“Aku tahu.”

Dion menutup telepon, menutup mata dengan rasa sakit, sambil merenungkan.

Langit semakin cerah, saat sarapan pagi, Kelly melihat Dion belum bangun, mengira Dion semalam terlalu kecapekan, diam-diam berjalan masuk memanggil Dion untuk bangun, membuka pintu, menyadari Dion sudah bangun, duduk diatas sofa sambil memikirkan sesuatu.

“Memikirkan apa?”

Kelly berjalan kearah Dion, berjongkok didepannya, dengan senyum lembut diwajahnya.

Dion menatap Kelly, tanpa berbicara, hingga Kelly memutar alisnya, bertanya dengan ragu: “Ada apa? Dion baru berbicara : “Aku hari ini akan kembali ke Zurich.”

Kelly terkejut, “Bagaimana dengan aku dan Wanwan? Apakah kamu berencana tidak membawa kami kembali?”

“Awalnya berencana membawa kalian kembali, tetapi sekarang, tidak bisa.”

“Kenapa?”

“Disana terjadi suatu masalah yang membuat orang sakit kepala, Aku takut pada saat itu, tidak bisa datang melindungi kalian.”

“Hal apa yang membuat orang sakit kepala?”

Dion melihat sedikit kesedihan di mata dia, tidak tega terus menyembunyikan darinya, meskipun memberitahu kebenaran kepadanya dapat membuat dia khawatir, tetapi jika tidak memberitahunya, dia pasti akan kecewa, Dion lebih berharap dia khawatir, daripada membuatnya kecewa.

“Paman tertuaku meninggal dunia.” Dion berhenti sejenak : “Ada sedikit hubungan denganku.”

Kelly tiba-tiba terkejut, dan terjatuh ke lantai : “Me, meninggal, kenapa…..”

Dion menceritakan semua yang terjadi di Zurich dengan detail tanpa menyembunyikan apapun kepada Kelly, selesai berkata, Dion mengangkat Kelly berdiri, memapah Kelly duduk keatas sofa, dengan penuh kepercayaan mengatakan : “Kelly tenang saja, meskipun agak rumit, tetapi aku akan dengan cepat menyelesaikannya, kamu dan Wanwan menunggu saja, ketika aku menyelesaikan semua masalah itu, dengan segera langsung menjemput kalian! Pada saat itu kita sekeluarga tidak akan berpisah lagi.”

“Apakah tidak kembali bersama? Aku tidak ingin membiarkan kamu menghadapi kesulitan itu sendirian! “

“Aku juga tidak ingin berpisah dengan kalian, tetapi sekarang situasinya sangat serius, Aku tidak bisa mengambil risiko, bahkan ada orang yang berani membunuh orang seperti paman tertuaku itu, tentu saja tidak ada hal yang tidak berani dilakukan, Kamu dan Wanwan, bagaimanapun juga adalah orang yang tidak boleh hilang dalam kehidupanku.”

Novel Terkait

Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu