Cinta Di Balik Awan - Bab 430 Kebencian di Dalam Hati

Dion duduk dengan santai, kata-katanya terdengar setengah bergurau dan setengah serius: “Apakah aku yang datang mengecewakanmu?”

“Tidak juga.”

Leheon menuangkan secangkir teh untuk Dion: “Aku hanya tidak menyangka Kelly bisa meluluhkan kebencian di hatimu dengan begitu cepat?”

“Bagaimana kamu tahu kebencian di hatiku telah diluluhkan? Apakah setiap tindakan ayahmu terhadapku tidak seharusnya dibenciku?”

“Setiap kelakuan ayahku kepadamu bisa menjadi alasan bagimu untuk membencinya, tetapi kamu bersedia muncul di sini menandakan bahwa kamu telah menyerah untuk membencinya, bukan?”

Dion menatap Leheon dengan penuh arti untuk sesaat, berkata dengan menyesal: “Jika kamu bukan putra Stanley, aku rasa kita bisa menjadi teman, tapi sayangnya hidup selalu tidak membulatkan keinginan kita, kamu adalah putranya, kita ditakdirkan untuk tidak bisa menjadi kakak beradik, apalagi teman.”

“Aku tahu.”

Leheon tersenyum pahit, dia lalu mengeluarkan buku akun dari koper di sampingnya, perlahan-lahan mendorongnya ke hadapan Dion: “Kembali ke topik.”

Dion mengambil buku akun dan membolak-balikkan halaman-halamannya, bertanya dengan sangat heran: “Mengapa kamu mau menjatuhkan ayahmu sendiri?”

“Istrimu juga melontarkan pertanyaan yang sama tadi malam, kenapa aku mau mengkhianati ayahku sendiri. Jawabanku pada saat itu adalah aku tidak ingin Kelly terluka lagi. Sebenarnya itu bukan alasan keseluruhan, masih ada satu alasan lain, yaitu aku tidak ingin hasrat ayahku semakin membengkak. Begitu seseorang serakah, maka hasrat akan berkembang menjadi lubang tanpa dasar. Untuk mengisi lubang itu, mereka tidak peduli berapa banyak orang yang terluka.”

Meskipun kesadaran ini agak terlambat, tapi bisa sadar sudahlah merupakan hal yang patut digembirakan.

Dion menutup buku akun: “Sebenarnya alasan mengapa aku menyerah balas dendam bukan karena bujukan istriku. Stanley memperlakukanku sebagai anak kandungnya sendiri sejak kecil. Dia mengajariku banyak hal, kehadirannya bagai seorang ayah bagiku. Meskipun hubungan itu palsu, tapi aku tetap ingin memberinya jalan hidup.”

Leheon mengangguk penuh terima kasih: “Terima kasih.”

“Jika buku akunmu ini dikasih kepadaku lebih awal, sekarang ayahmu mungkin telah dibawa ke pengadilan. Aku memiliki semua bukti pembunuhannya, tapi aku ingin menunggu sampai aku mendapatkan buku akun agar dia benar-benar tidak dapat bangkit kembali. Tak tersangka, dia tiba-tiba menculik istriku. Untungnya kami masih hidup. Jika kami mati, kami mungkin tidak akan tenang.”

“Aku sudah lama tahu bahwa kamu berpura-pura menderita kehilangan ingatan. Jadi, aku selalu menyelidiki secara rahasia. Buku akun ini baru diperolehku kemarin pagi. Jika ayahku tidak mendesak kalian sampai ingin membunuh kalian, aku awalnya berencana menghancurkan buku akun ini.”

Inilah yang disebut kejahatan tidak akan bisa mengalahkan kebaikan. Tuhan selalu mengawasi apa yang dilakukan manusia. Karma bukan tidak berlaku, tapi belum waktunya.

Begitu waktunya tiba, kaki tangan penjahat juga akan berdiri di sisi keadilan.

Dion akhirnya mencapai kesepakatan dengan Leheon, meninggalkan tempat yang disepakati dengan buku akun.

Sebulan kemudian, rapat umum pemegang saham akhirnya diadakan sesuai jadwal. Stanley datang ke Grup Stenheim pagi-pagi sekali. Dia tersenyum sejak dia memasuki pintu perusahaan. Tidak heran dia begitu riang, satu-satunya lawannya hilang selama tiga hari. Para pemegang saham pada mengeluh tentang itu, sekaligus telah memutuskan untuk memberikan suara berharga mereka kepada putranya. Dia menanggung hinaan dan tekanan selama lebih dari 20 tahun demi menantikan kedatangan hari ini. Jika dia tidak senang pada hari ini, maka tidak ada lagi waktu senangnya dalam seumur hidup ini.

Para pemegang saham datang ke ruang konferensi satu demi satu, tiga saudara perempuan dari Keluarga Stenheim juga datang. Stanley menatap ketiga keponakan itu, hati merasa agak aneh. Ketiga keponakan itu terlihat tidak berbeda dari biasanya. Apakah mereka bertiga tidak menyadari bahwa adik mereka menghilang?

Meskipun sangat mengherankan, tapi Stanley tidak menghabiskan banyak waktu untuk memikirkannya. Dia yang sekarang telah kemabukkan sukacita. Dia secara khusus berziarah ke kuburan wanita yang paling dicintainya kemarin, menyampaikan kabar baik bahwa dirinya telah berhasil membalas dendam untuk wanita itu. Mulai sekarang, Keluarga Stenheim adalah dunianya, dunia Stanley.

Stanley sama sekali tidak merasa bersalah ataupun menyesal atas dunia yang didapatkannya dengan tangan yang berlumuran darah, dia berpikir bahwa semua ini adalah hutang Keluarga Stanley padanya, Tuhan hanya menebus apa yang layak didapatkannya.

Pertemuan resmi dimulai, Leheon perlahan berjalan ke mimbar. Dia berbicara di tengah iringan suara tepuk tangan: “Terima kasih atas dukungan dan kepercayaan Anda semua terhadap saya selama ini, dengan adanya kepercayaan Anda semua, saya dapat menanggung tanggung jawab berat yang dipikul saya. Melalui peningkatan diri secara terus menerus, kinerja perusahaan akhirnya tumbuh. Ini bukan hasil kerja saya sendiri, tetapi hasil kerja semua orang di sini.”

PLOKPLOKPLOK...

Tepuk tangan menggelegar terdengar di ruang konferensi yang luas. Kata-kata singkat yang disampaikan Leheon amat menyenangkan para pemegang saham. Stanley pun sangat senang hingga tidak bisa merapatkan kedua bibir. Dia merasa bangga dan sombong karena memiliki putra yang begitu berkompeten.

“Walaupun saya telah membuat beberapa prestasi, tapi saya tidak merasa bahwa saya telah berhasil, karena semua pencapaian ini masih jauh dari tujuan saya. Masing-masing dari kalian mungkin bisa menghasilkan yang lebih baik dari pada saya. Saya juga ingin mencapai target yang dipasang saya sendiri, sayangnya kemampuan saya terbatas. Oleh karena itu, saya dengan sungguh-sungguh menyatakan: Saya menyerah pada pemilihan presiden.”

“Apa??”

Ruang konferensi tiba-tiba meledak, seluruh aula menggempar. Stanley berdiri dengan kaget dan bertanya dengan marah: “Apakah kamu tahu apa yang kamu bicarakan?”

“Untuk mencegah Anda semua tidak mendengar dengan jelas, saya akan mengulangi pernyataannya: Saya menyerah pada pemilihan CEO Grup Stenheim.”

Terdengar suara tumbukan keras, Stanley menghantam meja konferensi dengan tinju. Wajahnya berubah dari angin musim semi menjadi awan gelap. Dia memelototi putranya dengan marah dan berkata kepada para pemegang saham: “Maaf, pasti ada kesalahpahaman, rapat hari ini berakhir di sini dulu dan akan dilanjutkan pada sore nanti ataupun besok.”

“Tidak usah, tidak ada kesalahpahaman. Saya membuat keputusan setelah pertimbangan yang cermat, saya harap para pemegang saham bisa memilih kandidat lain.”

PLAK ……

Stanley bergegas maju dan menampar Leheon, tubuh bergemetaran karena marah, berkata sambil menggertakkan gigi: “Apakah kamu gila atau dirasuki hantu?

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu