Cinta Di Balik Awan - Bab 266 Bersekongkol

Romanov berwajah pucat mengerikan di tengah ruang tamu, memaki memanggil nama Kelly: "Kelly keluar kamu!"

"Apa ada masalah mencariku?"

Ia mengambil nafas dalam-dalam, perlahan turun ke lantai bawah.

"Kamu sungguh hebat ya, sembarang bicara beberapa kata sudah langsung bisa membuat kakak keempatku menuruti kata-kata kamu, sekarang kamu sudah sukses bersekongkol, merasa sangat senang kan?"

"Aku bersekongkol apa?"

"Hatimu tahu jelas kamu bersekongkol apa, apa kamu kira dengan mengusir aku, kamu dan teman penggodamu itu bisa hidup tenang? Kamu terlalu berharap, aku Romanov cepat atau lambat suatu hari nanti akan datang membereskan kalian!"

Seselesainya bicara, berjalan keluar dengan penuh amarah, berjalan beberapa langkah kemudian berhenti lagi, tertawa mencemooh: "oh iya, dengar-dengar kamu mau menikah sama kakak keempatku kan?"

Kelly tidak menggubrisnya, Romanov kembali, berdiri di hadapan Kelly: "kalau begitu tolong terima harapanku, semoga kamu secepatnya menuju ke perceraian!""

Romanov pergi tanpa mempedulikan apapun, Kelly membatu di tempat, sampai Dion turun mengenakan jubah mandinya, bertanya pada Kelly kebingungan: "kenapa?" Kelly baru bereaksi.

"Adik sepupu kamu datang."

"Ia berkata sesuatu yang sangat tidak enak didengar?"

"Tidak."

"Kelly menghela nafas ringan, duduk di atas sofa, belum menikah saja sudah disumpahi cerai, kata-kata yang tidak membawa keberuntunhan seperti ini tidak ada perlunya diulang sekali lagi."

"Mulai besok, kita akan sangat sibuk loh."

Dion duduk di sebelah Kelly, merangkul pundak Kelly dan bicara.

"Sibuk apa?"

"Pilih tanggal, kirim undangan, foto, dekor rumah……"

"Tunggu sebentar."

Kelly memotong kata-kata Dion: "dekor rumah? Setelah menikah apa kita tidak disini lagi?"

"Tidak tinggal di sini lagi, aku rasa ganti yang baru lebih baik, memulai semuanya dari awal."

"Tapi aku suka disini."

Dion terdiam: "begitu juga boleh, rumah tidak usah ganti, kamu suka disini ya tinggal disini saja."

"Untuk gereja……kamu rasa baiknya dimana?"

Dion bertanya dengan sangat hati-hati, karena Dion tahu jelas, tidak akan memilih Gereja Fraumünster lagi.

Sesuai dugaan, mata Kelly terlihat sedikit aneh, ia tertawa: "terserahlah, kamu pilih dimana ya dimana saja."

"Baik."

——

Hari semakin lama semakin dingin, tanpa disadari, musim dingin sudah datang

Romanov pada akhirnya tetap dikirim Stanley ke Perancis, tapi Giselle, malah juga tidak bisa bersama dengan Maxim.

Mereka berdua masih di perusahaan yang sama, hanya saja kesempatan bertemunya tidak banyak, meskipun bertemu, juga seperti orang asing saja.

Hal ini, membuat Kelly paling merasa paling kesal.

Semalam sebelum natal, Kelly bertemu dengan Giselle, tidak tahan bertanya padanya: "Maxim tidak datang mencari kamu kah?"

Giselle mengangkat pundaknya: "pernah kok."

"Terus kalian gimana?"

"Tidak gimana-gimana."

"Kamu masih tidak memaafkan Maxim?"

"Bukannya aku tidak memaafkan dia, tapi dia yang tidak minta aku maafkan."

"Dia bahkan sudah pergi mencari kamu, pasti berharap baikan sama kamu lah?"

Dia datang mencariku, 9 dari 10 kalinya tidak bicara, sekalinya itu, bicara 1 kalimat: "cuacanya sudah dingin, pakai baju lebih tebal sedikit."

Kelly mengelus dahinya menghela nafas, terdiam, terpikir awalnya demi memasangkan Kelly dan Dion, Maxim punya setumpuk ide buruk, kenapa sekarang menghadapi perasaannyanya sendiri, malah sekaku ini?!

"Dia mungkin tidak enak hati, kamu bisa lebih berinisiatif."

"Tidak mungkin, aku tidak akan berinisiatif lagi, juga tidak ingin inisiatif lagi, cinta itu 2 arah, 1 orang saja yang berusaha aku rasa sangat lelah."

"Kalau begitu sungguh berencana menyerah?"

"Ya, kalau ia seperti itu saja, kita tidak mungkin bersama."

Malam pulang ke rumah, Kelly lari ke ruang belajar membicarakannya dengan Dion: "kamu harus bicara baik-baik sama Maxim."

Dion bertanya tidak paham: "bicara apa?"

"Dia pergi mencari Giselle malah tidak bilang apa-apa, kalau gitu apa maksud dia? Karena seperti ini lebih baik dia tidak pergi."

"Itu masalah mereka, untuk apa kamu mengurusi begitu banyak?"

"Tapi aku marah lah, kita bersusah payah demi mereka bisa bersama, pada akhirnya mereka tidak bersama juga, kalau begitu usaha kita bukannya sia-sia?"

"Tidak akan sia-sia, mungkin saja waktu yang tepat belum datang."

"Setelah tahun baru Giselle sudah langsung mau kembali ke negaranya, masih mau sampai waktu tepat apa?"'

Dion menghela nafas: "kamu coba lihat kamu ini, sudah seperti mau mencekik aku sampai mati saja, aku kan juga bukan Maxim."

"Aku tahu kamu bukan Maxim, aku kan cuma suruh kamu nasehati dia."

"Ya sudah, aku akan bicara padanya."

Dion menepuk pundak Kelly: "kamu sudah harus bersiap jadi pengantin baru, lebih baik kamu lebih khawatirkan soal pernikahan kita saja."

Sambil bicara, mengeluarkan sebuah kartu yang berkilau dari dompetnya, mengopernya ke tangan Kelly: "kamu ambil saja ini, kapan hari minta Giselle temani kamu pergi beli kebutuhan pernikahan."

"Barang-barang kebutuhan pernikahan perlu aku yang pergi beli? Kamu bukannya sudah suruh orang beli"

"Beli yang kamu perlu, baju, sepatu, perhiasan."

"Barang-barang ini kamu sudah belikan aku sangat banyak."

Dion agak tidak senang: "yang aku beli itu yang aku beli, dan yang aku beli kamu belum tentu suka, maksud aku suruh kamu beli barang-barang yang kamu sendiri suka."

"Tapi yang kamu belikan itu aku suka semua."

Dion mengelus-elus dahinya: "aku suruh kamu pegang ya kamu pegang saja, kamu wanita ini kenapa begitu tidak tahu baik dan buruk?"

"Kamu kenapa sih tidak ada angin tidak ada hujan kasih aku uang? Aku kan kerja dapat gaji."

PLEK suaranya kartu menghantam meja, seseorang akhirnya marah, "gaji kecil kamu itu cukup untuk apa? Punyaku itu punya kamu juga, jadi yang aku kasih kamu ya kamu terima saja!"

Kelly terkejut dimarahi Dion, bertanya ketakutan: "kamu berkepribadian ganda ya? Kenapa begitu galak sama aku?"

Dion menghela nafas panjang, nada bicaranya memelan: "aku hanya ingin mengungkapkan niatku."

"Niat kamu bisa diungkapkan dengan cara lain, contohnya, bagaimana kalau kita pergi nonton film sama-sama?"

"Nonton film tidak masalah, tapi kamu harus terima ini."

Sungguh kehabisan kata-kata, Kelly langsung menerima: "kasih aku ya kasih aku, nanti uang kamu semua kasih aku saja."

Berbalik badan mau pergi, berpikir-pikir lalu bertanya lagi 1 kalimat: "besok malam ada waktu kosong tidak?"

"Ngapain?"

"Nonton film."

Dion mengangguk: "boleh."

"Kalau begitu jadi ya besok."

"Ok."

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
5 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu