Cinta Di Balik Awan - Bab 378 Siapa Pelakunya?

Malam hari, kelly berdiri di depan jendela apartemen Sungai Xing, pandangan tertuju ke arah barat, mencari bintang pelindung bersinar terang yang mewakili Dion, tampaknya cuaca malam ini tidak terlalu baik, jangankan bintang pelindung, bintang lainnya juga terpisah-pisah dan hanya beberapa saja, tidak bisa melihat apa yang ingin dilihat, suasana hati Kelly mendadak jadi tidak baik, tangan terus memegang ponsel dengan erat, menunggu Dion meneleponnya, Dion mengatakan, malam pukul 21.00 akan meneleponnya.

Tapi sekarang, sudah pukul 22.30, Dion masih belum menelepon ke sini, Kelly mulai berpikir, apakah mau menelepon Dion duluan.

Setelah bimbang sejenak, akhirnya Kelly berinisiatif menelepon Dion dulu, meskipun sangat tidak ingin membuat Dion merasa dia sedang khawatir, namun, jika Kelly tidak menelepon, maka akan terus merasa khawatir.

Lalu, tidak bisa melakukan apa pun.

Telepon berdering lama baru diangkat, dari dalam terdengar suara merdu: “Halo, Kelly?”

“Apakah jam tanganmu tidak akurat lagi?”

Dion tertegun, tiba-tiba terdiam sejenak: “Maaf, aku sedang mengadakan sebuah rapat pribadi, tadi pikir tunggu selesai baru meneleponmu.”

“Oh begitu ya, tidak apa-apa, kamu teruskan saja.” Asalkan Dion tidak apa-apa Kelly sudah merasa tenang.

“Baik, kalau begitu setelah selesai aku baru meneleponmu lagi.”

“Iya.”

Kelly merasa seperti melepaskan beban berat dan merasa lega, hati yang tergantung akhirnya bisa dilepaskan, asalkan mendengar suara Dion, semua kegelisahannya akan hilang.

Setelah selesai mandi pergi istirahat di ranjang, tanpa sadar langsung tertidur, tengah malam Kelly terbangun karena suara dering ponsel, begitu melihat nomor Dion, segera menekan tombol jawab: “Halo?”

“Sudah membangunkanmu ya?”

“Jangan-jangan kamu rapat sampai sekarang ya?” Hanya memikirkannya saja, Kelly sudah merasa kasihan, ini sudah jam berapa.

“Bukan, dari awal sudah selesai, Maxim yang mengusulkan untuk makan camilan malam, kemudian pulang dan mandi dulu, baru meneleponmu.”

Kelly memonyongkan bibir: “Kelihatannya aku tidak terlalu penting juga.”

“Salah, aku yang tahu, bahwa tidak peduli ada berapa banyak pekerjaan yang harus aku kerjakan, tetap akan ada seseorang, yang terus menungguku di sana.”

Hati Kelly melembut: “Bagaimana dengan masalah pamanmu? Apakah kamu ikut terlibat?”

“Meskipun pelakunya belum ketemu, tapi tidak ada hubungannya denganku, aku ini siapa, aku adalah Dion.”

“Dion juga seorang manusia, Dion bukan serba bisa.”

Kelly tahu walaupun ada masalah, Dion juga tidak mungkin akan memberitahu Kelly, inilah cinta, selalu menceritakan kabar baik tapi tidak pernah menceritakan kabar buruk.

“Sungguh tidak apa-apa, jangan khawatir lagi, kamu sudah pergi ke Beijing?”

“Iya, bagaimana kamu bisa tahu?”

“Tadi sore Wanwan meneleponku.”

“Huh,” Kelly tidak bersikap baik mendesis sekali: “Bahkan tidak menelepon aku tetapi malah meneleponmu, sia-sia membesarkannya selama lima tahun.”

“Anak perempuan lebih dekat dengan papanya, tunggu kelak kita melahirkan seorang anak laki-laki, pasti akan menempelmu sepanjang hari.”

Tanpa sadar wajahnya terasa panas, tersenyum marah sambil mengatakan: “Siapa yang mau melahirkan anak laki-laki untukmu, aku juga bukan alat untuk meneruskan garis keturunanmu.”

“Lihat apa yang kamu katakan, anak adalah hasil buah cinta kita, semakin banyak melahirkan anak itu membuktikan kita berdua semakin saling mencintai.”

“Benarkah?” Nada bicara yang penuh kecurigaan: “Papa mamamu melahirkan banyak anak, tapi tidak melihat betapa cintanya……”

Dion merasa marah menghentikannya: “Jangan menabur garam di atas luka orang.”

“Oh iya, ada satu hal yang selalu ingin aku tanyakan padamu, sebelumnya lupa, sekarang tiba-tiba mengingatnya.”

“Masalah apa?”

“Terakhir kali orang yang datang ke Beijing bersamamu, menggandeng lenganmu dan memanggilmu abang Dion, siapa wanita itu?”

Tiba-tiba dia tertegun, kemudian bergegas menjelaskan: “Oh dia, namanya Limo, lima tahun yang lalu datang ke Zurich untuk mencari ayahnya, hampir saja dinodai oleh sekelompok penjahat, untung saja aku menyelamatkannya kemudian membantu dia menemukan ayahnya, dia selalu menganggap aku sebagai abangnya.”

“Abang seperti apa? Apakah abang kekasih?”

“Omong kosong, aku selalu menganggapnya sebagai adik.”

“Di depanku sengaja memanggilmu abang Dion, kelihatannya hubunganmu dengan adikmu ini tidak biasa, selain itu apakah kamu yakin dia hanya menganggapmu sebagai abang saja? Tidak ada perasaan antara wanita dan pria?”

“Aku yakin, dia adalah seorang gadis yang mengerti akan sebuah situasi, sudah tahu ada orang yang aku sukai dalam hati, pasti tidak akan ada pikiran yang tidak seharusnya.”

Huh……Kelly menghela nafas: “Kamu sungguh tidak paham dengan wanita, terkadang tidak menunjukkan pikirannya, karena tidak memiliki kepastian seratus persen, takut pada akhirnya bahkan tidak bisa menjadi saudara, jika tidak ada perasaan antara pria dan wanita, kenapa mau sengaja memanggilmu abang Dion? Kamu katakan dengan jujur, apakah kamu selalu membiarkannya memanggil seperti ini?”

“Tidak ada…….”

Dion tidak berbicara jujur, takut kalau Kelly tahu bahwa dia dulu pernah mengganggap wanita lain sebagai Kelly, pasti tidak akan mengampuninya.

“Lalu kenapa dia memanggilmu abang Dion?”

“Kamu pikir panggilan yang dapat terpikir olehmu orang lain tidak bisa memikirkannya? Juga bukan kata yang sangat intim, jangan mempermasalahkannya lagi, boleh tidak?”

“Tidak mungkin, insting alami wanita memberitahuku, jelas sekali dia sengaja.”

Dion tidak bersikap baik memarahinya: “Apakah kamu sehari saja tanpa saingan cinta sudah merasa sangat bosan? Seharusnya kamu merasa senang aku tidak memiliki wanita lain, dan bukannya tidak ada wanita malah memaksakan harus ada wanita yang ada hubungan denganku.”

“Aku ini sedang memahami kenyataan, iiihh, aneh sekali, bukankah kamu tidak pernah menyelamatkan orang masih membenci orang yang menyelamatkan orang lain? Kenapa muncul niat tersembunyi terhadap nona Limo? Apakah kepergianku yang membuatmu sadar? Atau saat bertemu orang lain minta tolong, dalam hati berpikir: jika sampai bertemu wanita itu, pasti akan muncul belas kasihan lagi, apakah begitu? Berpikir seperti itu, jadi langsung menyelamatkan dia bukan?”

“Iya.”

“Ah, kalau begitu aku harus berterima kasih padamu, terima kasih telah meneruskan nilai-nilai moral tradisional bangsa tiongkok untukku.”

Dion bisa mendengar nada bicaranya yang cemburu, tertawa terkikik: “Sudah cemburu berat bukan?”

“Menurut kamu?”

“Bukankah aku hanya menyelamatkan orang, selain itu sudah beberapa tahun lalu, tidak sampai segitunya bukan?”

“Lalu, pada waktu itu aku menyelamatkan Tan kenapa kamu begitu?”

“Apakah bisa tidak mengungkit masalah yang sudah berlalu?”

“Aku melakukan hal yang membuatmu tidak senang, selang beberapa hari sekali kamu akan membuat perhitungan, kamu melakukan sesuatu yang membuatku tidak senang, kamu mengatakan apakah bisa kita tidak mengungkitnya lagi? Coba kamu katakan, begitu tidak adil, apakah aku bisa tidak mengungkitnya?”

Dion memegang kening dan menghela nafas: “Aku sudah tahu, malam ini kamu sama sekali bukan karena peduli padaku, melainkan cari masalah untuk bertengkar denganku, benar tidak?”

“Tunggu aku ke sana baru bicarakan lagi.” Kelly berkata pelan.

“Sudah selesai bertengkar? Apakah sudah bisa menutup telepon dan istirahat?”

“Tutup saja.”

Kelly mengatupkan bibir, “Oh iya, ingat lebih berhati-hati dengan paman keduamu, selalu merasa dia bukanlah orang baik.”

“Bagaimana paman keduaku menyinggungmu lagi?”

“Hari ini pergi mencari Leheon untuk mengajukan pengunduran diri, berbincang beberapa kata dengannya, merasa hubungan Leheon dan Stanley tidaklah biasa, pokoknya kamu lebih berhati-hati saja.”

“Baik.”

“Begini saja, selamat malam.”

Kelly baru mau menutup telepon, tiba-tiba Dion mengatakan satu kalimat: “Kelly, di dunia ini, aku hanya percaya padamu.”

Hati terasa bergetar sejenak, Kelly berkata dengan suara lembut: “Aku juga sama, aku juga hanya percaya padamu.”

Panggilan telepon malam ini merupakan telepon paling lama di antara mereka berdua, setelah menutup telepon, Kelly tidak ada rasa kantuk lagi, dalam hati merindukan orang yang ada diseberang samudera bagaikan air sungai yang meluap tak terkendali, diam-diam dia berdoa, secepat mungkin menyelesaikan semua masalah, kemudian jangan sampai berpisah antara dua tempat seperti ini lagi.

Menghitung hari secara cermat, meskipun dia dan Dion sudah mengenal selama bertahun-tahun, tapi waktu bersama sungguh tidak banyak, sebagian besar waktu mereka berpisah, sama seperti sekarang ini, satu ada di dunia sebelah sini, dan satu ada di dunia sebelah sana.

Novel Terkait

My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu