Cinta Di Balik Awan - Bab 306 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?

Hal ini membuat Dion sulit memahami, Dion mengerti orang-orang seperti mereka yang telah terlatih untuk memperlakukan keluarga mereka bagaikan nyawa, dan demi keluarganya, mereka bahkan rela mempertarungkan nyawa nya.

"Baiklah, aku janji".

Dion merasa sedikit tidak nyaman, karena lelaki lumpuh ini membuatnya teringat pada Tan, mengingat kembali gambaran Kelly mewakili Tan untuk meminta maaf. Jika hari ini wanita itu juga hadir, melihat pria ini yang begitu merendahkan diri demi melindungi keluarganya, simpati merajalela, kemungkinan Kelly akan menyuruhnya melepaskan lelaki ini.

"Tuan Rolex yang memerintahkanku untuk melakukannya".

"Tuan Rolex?" Dion mengerutkan kening : "Remi Rolex dari Perusahaan Delko?"

"Iya".

prakk, Dion memecahkan gelas kristal yang berada di depannya berkata, Remi Rolex! beraninya mencari masalahnya, Kali ini permasalahan baru dan lama akan diselesaikan bersama!.

Maxim kelihatan juga sangat terkejut, dia tertegun selama beberapa detik: "Presdir, akankah dia berbohong? Remi itu adalah abang iparmu loh".

"Apakah kamu tidak tahu sifat Remi seperti apa?"

Dion mengangkat alisnya dan keluar dari ruangan dengan marah. Dion bergegas pergi ke Perusahaan Delko, terlepas dari halangan sekretaris, Dion menendang pintu ruangan manajer, tidak menunggu Remi berbicara, Dion langsung meninjunya hingga terlentang diatas lantai.

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

Remi menatapnya dengan kaget, menggelap darah di sudut mulutnya, dan bertanya dengan tegas.

"Apa yang aku lakukan? daripada bertanya kepadaku lebih baik kamu tanyakan pada dirimu sendiri apa yang telah kamu lakukan!".

Bang (suara pukulan) Remi ditinju lagi, Remi dipukul hingga kesakitan, otaknya yang binggung seketika sadar, ia segera bangkit dan melawannya, kedua lelaki ini dengan cepat mulai bertengkar hingga berdarah-darah. Namun, dibandingkan dengan Dion merupakan master Aikido, Remi jelas bukan lawannya, dengan cepat Remi sekarat diatas lantai.

Mulan bergegas ke perusahaan dengan tergesa-gesa setelah menerima telepon dari asisten Remi, mengatakan bahwa adiknya sedang bertengkar dengan suaminya, dan Maxim tidak bisa menghentikannya sehingga ia harus meneleponnya.

Mendorong pintu kantor, Mulan melihat Remi yang telah dipukul sekarat, ia langsung menjerit dan bergegas masuk, mendorong Dion dengan marah dan menangis.

Sambil menangis, Mulan meraih kerah Dion dengan marah dan bertanya: "Apakah kamu gila? Kebencian apa yang membuatmu memperlakukan abang iparmu seperti ini?!!"

"Abang ipar? Apakah dia layak?"

Dion perlahan-lahan menarik pistol dari tangannya: "Aku tidak hanya ingin memukulnya, aku juga ingin membunuhnya".

Mulan sangat ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat dan tiba-tiba ia menghalang didepan Remi : "Kamu jangan melakukannya, kamu tenanglah dulu. Jika kamu berani melakukannya, aku tidak akan memaafkanmu!".

"Minggir".

"Aku tidak mau!"

Mulan gemetaran mengarahkan pistol ke dadanya : "sebelum membunuhnya, bunuhlah aku, supaya aku bisa memberi tahu ayah dan ibu kita, setelah kepergian mereka, adik yang aku asuh hingga besar memperlakukan aku seperti ini!".

Dion memandang kakaknya yang berada di depan dengan kesal: "Apakah kamu mengetahui apa yang telah dia lakukan? Dia membawa wanita kesayanganku dan pria lain ke hotel dan membiarkan mereka berduaan sepanjang malam. Hatiku sedang berdarah, apakah kamu mengetahui? Pria seperti ini tidak layak kamu pertahankan".

Mulan tertegun, dan berkata: "Mengenai hal ini juga berkaitan denganku, jika kamu ingin menyalahkannya, salahkan aku saja..."

Kakak! Dion berkata dengan marah: "Kapan kamu bisa sadar? demi lelaki seperti ini kamu rela membelanya ?"

"Aku tidak membelanya, kamu seharusnya sudah tahu sejak awal aku tidak suka wanita itu berpacaran denganmu, jadi mengenai masalah ini juga berkaitan denganku, Jika sekarang kamu ingin mempermasalahkannya, maka kamu sekalian salahkan aku juga!"

Dion sangat marah. Dia menekan pelatuk pistol dan menatap kakaknya yang sangat ia hormati sejak kecil hingga besar, hatinya sedang berdarah.

"Aku memberimu dua pilihan. Pertama, bercerai dengan dia dan aku tidak akan mempermasalahan hal ini lagi. Kedua, mulai sekarang anggap saja kamu tidak mempunyai adik seperti aku, terserah saja kamu ingin mengatakan kita putus hubungan, atau mengatakan aku tidak tau berterima kasih. Aku benar-benar sudah lelah. Keluarga yang aku inginkan bukan seperti ini, Sehingga jika tidak dapat memenuhi persyaratanku, lebih baik aku tidak mau".

Waktu berlalu semenit dan sedetik, Mulan akhirnya berbicara, hanya berkata sata kalimat: "Aku tidak akan bercerai. Kemudian ia tidak mengatakan apa pun".

Satu kalimat itu sudah cukup.

Dion tertawa mencela diri sendiri, dan perlahan-lahan menurunkan tangannya : "Baiklah, demi lelaki seperti itu, kamu melepaskan hubungan kakak-beradik kita selama bertahun-tahun, awalnya aku hanya mengira bahwa hanya cinta yang tidak bisa diandalkan, namun sekarang keluarga juga demikian".

Dion kemudian berbalik, selangkah demi selangkah pergi menjauh dari pandangan Mulan dengan sedih, Mulan tidak akan tahu ia telah melukai adiknya demi orang yang tidak layak itu, dan telah menginjak cinta Dion dengan kejam.

Melihat pandangan kepergian adiknya yang sedih dan putus asa, Mulan pertama kali meneteskan air matanya. Apakah dia benar-benar salah?

Lampu neon kelap-kelip di dalam klub malam, Dion minum bir segelas demi segelas, dan disampingnya duduk dua wanita seksi yang selalu memperhatikannya. Pikirannya sangat kacau, bahkan mimpi juga tidak terpikir olehnya, yang mencelakainya adalah kakak kandungnya dan abang iparnya, apakah ini yang dinamakan keluarga? Keluarga anjing....

Yang lebih konyol lagi adalah Dion menyuruh kakaknya membuat pilihan, dan kakaknya lebih memilih bangsat itu daripada memilihnya, hal ini yang memperdalam kekecewaannya terhadap keluarga

Hal yang paling menyakitkan baginya hingga membuatnya tidak bisa bernafas adalah wanitanya bersama pria lain di hotel selama satu malam. Dia tidak berani memikirkan apa yang telah terjadi pada malam itu, karena setiap kali dia berpikir, dia merasa seperti telah berdiri ditepi tebing.

Wanita seksi itu selalu bergerak mendekatinya, dan dia meraung dengan jijik: "Pergi sana".

Wanita itu tidak menyerah, dan terus mendekatinya. Dion kemudian mengambil sebotol bir dan melemparkan ke dinding seberang dengan marah, akhirnya membuat kedua wanita itu pergi ketakutan ...

Dion akhirnya mabuk, tetapi pikirannya masih sadar. Dion sedikit menyesal telah mengusir kedua wanita itu. Jika dia menghabiskan sepanjang malam bersama mereka, apakah akan seperti yang dikatakan Giselle, hatinya akan lebih mudah untuk menerima dan memaafkan ...

Novel Terkait

Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu