Cinta Di Balik Awan - Bab 362 Tidak Sempat Berpamitan

Pada saat tatapan mereka saling bertemu, ada sejenis perasaan yang menyebar luas di antara mereka, hati Kelly perlahan-lahan menjadi lembut, dia menatap lelaki di hadapannya dengan tatapan bengong, jari tangannya masih berada di dalam mulut Dion, Dion mengisap darah di jarinya dengan lembut, keadaan seperti ini bagaikan di dalam mimpi, sama sekali tidak ada jejak kenyataannya.

“Mama sudah siap masak ? Aku sudah laparlah…”

Wanwan melompat dengan ceria ke dalam dapur, ketika melihat adegan yang mesra ini, dia langsung membalik badan dan menutupi mata sendiri, lalu berteriak dengan kuat :”Aku tidak melihat apapun ya…”

Wajah Kelly merona merah, dia menarik jari tangannya dengan canggung, lalu menunduk kepala dan berjalan ke ruang tamu, setelah itu dia mengeluarkan sebuah hansaplast dan melingkar pada jari sendiri, akhirnya dia berbalik badan dan lanjut memasak di dapur.

Kelly menyiapkan hidangan makan malam yang mewah, Dion merasa terharu sekali ketika mencium wangi lezat dari makanan tersebut.

Mereka bertiga duduk di meja makan, Dion memegang sumpit dan merasa ragu untuk memilih makanannya, Wanwan mengambil dua buah mata ikan ke dalam piringnya dan berkata, “Kata Mama mata ikan hanya untuk orang yang tercinta.”

Kelly dan Dion menjadi kaget, Kelly tidak akan melupakan kenangan ketika Dion yang mengambilkan mata ikan untuk dirinya, begitu juga dengan Dion, Dion tersenyum pahit, lalu meletakkan mata ikan ke dalam piring Kelly dan berkata :”Aku tidak suka makan yang ini, gratiskan untuk Mama saja.”

“Kenapa tidak gratiskan untukku saja ?” Wanwan mencibir bibir kecilnya.

“Anak kecil tidak boleh makan mata ikan, makan saja otak ikan, agar menjadi pintar.”

Dion ingin mengambilkan otak ikan kepada Wanwan, namun Wanwan malah langsung melambaikan tangan dan menolaknya :”Aduh, sudahlah, aku tidak mau makan yang itu, seperti ingus, jijik sekali…”

Suasana makan malam berlanjut dengan penuh kesan harmonis, setelah selesai makan, Wanwan langsung menjaga di samping televisi untuk menanti drama kesukaannya, sementara Kelly sedang membereskan piring dan ingin mencuci di dapur, ketika dia sedang memasang celemek, tiba-tiba ada sepasang lengan yang mengulur dari belakang badannya dan menarik celemek dirinya, Kelly menoleh dengan kaget, lalu menatap Dion dan bertanya :”Buat apa ?”

“Tanganmu terluka, biar aku saja.”

Kelly semakin kaget setelah mendengarnya, dia melotot dengan dua mata yang terbuka lebar, Dion ingin mencuci piring ? Seandainya saat ini bukan di malam hari, Kelly bahkan mengira bahwa matahari telah terbit dari arah barat.

Pada saat melihat Dion yang sedang bertingkah bodoh di samping wastafel, Kelly tersenyum tidak berdaya, lalu menghampirinya dan berkata :”Biar aku saja, kamu tidak cocok.”

“Tidak apa-apa, lama-lama juga terbiasa, demi dirimu, aku bersedia mencoba apapun.”

Dion nekat untuk mencuci piring, Kelly yang tidak berdaya hanya bisa berdiri di samping, dia sedang memeluk dada dan terus mengawasi pekerjaan Dion.

“Perlu ambil ponsel dan memotret adegan ini ? Kehidupan pribadi CEO.”

Dion melirik dan bertanya dengan nada bercanda.

Kelly terbengong sejenak dan menjawabnya :”Jangan kekanakan lagi.” Setelah itu Kelly beranjak keluar dari dapur.

Drama yang dinantikan oleh Wanwan sudah mulai menayang, Kelly duduk menghampiri Wanwan dan mengeluarkan ponselnya, dia mencari sebuah foto lama dari galeri ponselnya, di dalam foto tersebut dirinya dan Dion saling berdempetan dahi, wajah Dion masih ternodai oleh krim cake hasil ulah dirinya, kenangan yang sangat manis dan indah, dikarenakan bukan foto yang berbentuk dari kertas, sehingga masih sangat jernih meskipun telah bertahun-tahun.

“Eh, sampai sekarang masih belum hapus juga ya ?”

Tiba-tiba terdengar suara Dion yang penuh dengan nada kaget, Kelly buru-buru menyimpan ponselnya, lalu membalik kepala dan melototnya :”Buat apa berdiam-diam ?”

“Bukannya kamu yang terlalu fokus ya ? Suara langkah kakiku sangat stabil dan kuat.” Dion balik menoleh ke arah Wanwan dan bertanya :”Iya kan, Wanwan ?”

“Iya, aku juga sudah dengar.”

“Haha.” Kelly tersenyum sinis, saat ini dia bahkan curiga kalau Wanwan bukan anak yang dilahirkan oleh dirinya pada saat itu.

“Sudah selesai cuci piring ?”

“Mau periksa ?”

Kelly menggerakkan pundak sendiri dan berkata :”Tidak perlu lagi.”

Dion juga duduk di atas sofa, Wanwan duduk di antara mereka berdua, selain interaksi tatapan mata yang terjadi pada kadang kalanya, mereka berdua bahkan tidak berbicara apapun.

Kelly sama sekali tidak berkenan dan bahkan tidak mempedulikannya, namun Dion malah tidak sanggup dengan keadaan demikian, dia tidak sanggup menahan keheningan seperti ini, oleh sebab itu dia mengeluarkan ponsel dan mulai mengetik pesan.

Kelly mendengar suara deringan ponsel dan meliriknya, ketika melihat nomor ponsel yang tertera adalah nama Dion, Kelly baru menyadari ternyata Dion sedang mengirim pesan untuk dirinya.

“Kamu masih belum menjawab pertanyaan barusan.”

“Pertanyaan apa ?” Kelly berlagak bodoh.

“Bagaimana kalau ayahnya Wanwan yang membutuhkan ibunya Wanwan ?”

“Tidak ada solusi…” Kelly menjawab dengan jawaban yang sederhana.

“Kenapa bisa tidak ada solusi ? Bukannya sudah bisa ya kalau ibunya Wanwan yang kembali ke sisi ayahnya Wanwan ?”

Dion selesai mengetik dan mengirim pesannya, lalu menoleh ke arah Kelly dan menatapnya dengan tatapan yang penuh perasaan…

“Alasan untuk kembali ?”

“Aku mencintaimu, alasan ini sudah cukup ?”

Tubuh Kelly menjadi kaku, ketika Kelly sedang merenung bagaimana membalasnya, tiba-tiba Wanwan berkata :”Kalian berdua sedang kirim pesan untuk siapa ? Kenapa ponsel kalian berdering terus secara bergiliran, kalian bising sekali, bagaimana aku bisa menonton drama…”

Kelly berpikir di dalam hatinya, kebetulan sekali mereka bisa pulang ke rumah dengan alasan ini,

“Kalau begitu nonton di rumah saja ? Paman sudah mau istirahat.”

“Aku tidak begitu cepat istirahat.”

Dion langsung menyampaikan komentarnya.

Kelly melotot sekilas kepadanya, lalu menarik tangan Wanwan dan berkata :”Wanwan sayang, tidak boleh selalu mengganggu orang, meskipun paman tidak mengatakannya, tetapi di dalam hatinya pasti sangat risi.”

“Aku tidak risi, aku tidak ada kebiasaan membohong seperti seseorang, aku rela diganggu oleh kalian.”

“Sudah dengar kan ? Jangan selalu salah paham terhadap paman, aku kasihan sekali sama paman yang selalu di fitnah…”

Wanwan melirik sekilas ke arah Dion dengan tatapan kasihan.

Dalam hati Dion sudah bersenang ria, dia berjalan ke dalam kamar tidur, tidak lama kemudian, dia berteriak dengan suara nyaring :”Kelly, masuk untuk mengoles obat.”

Kelly pura-pura tidak mendengarnya, namun saat ini Wanwan sedang berada di sisinya, Wanwan mana mungkin membiarkan dirinya yang sedang berlagak bodoh dengan begitu saja.

“Mama, kamu sudah dengar kan kalau paman sedang memanggilmu ?”

“Sudah dengar, jangan menghiraukan dia.”

“Oh, baiklah.”

Wanwan mengangguk, namun malah lanjut berkata :”Ke depannya kalau Mama memanggilku, aku juga mau pura-pura tidak mendengar.”

Kelly hampir muntah darah, menjadi orang tua tunggal memang tidak mudah sekali, menjadi contoh yang baik untuk anak yang cepat dewasa lebih lagi tidak mudah sekali…

Kelly berdiri dan beranjak ke dalam kamar tidur, namun di dalam ruangan tersebut malahan kosong sama sekali, sehingga dia hanya bisa berteriak dengan nada heran :”Dion ?”

Kelly yang tidak mendengar respons apapun bermaksud untuk pergi, namun Dion yang sedang bersembunyi di belakang pintu langsung memeluk pinggangnya, “Sudah tahu kalau aku di dalam kamar, tetapi kamu bahkan tidak mau mencari ya ?”

“Jangan bermain lagi.”

Kelly memberontak sejenak :”Wanwan masih di ruang tamu.”

“Takut apanya, meskipun melihatnya, dia juga akan pura-pura tidak nampak.”

“Kamu masih mau mengoles obat atau tidak ? Lepaskan aku kalau mau.”

Dion melepaskan tangannya :”Ayo.”

Dion berjalan di sisi kasur, lalu melepaskan kancing kemeja dengan satu tangannya, Dion melepaskannya dengan gerakan perlahan-lahan, sepertinya sengaja untuk mengulur waktu, hari ini Dion mengenakan kemeja berwarna hitam, seiring dengan kancing yang terlepaskan, kulit tubuhnya yang sehat dan berotot juga terpapar keluar, Kelly yang menatapnya menelan ludah dengan tanpa sadar, lalu memindahkan tatapan mata sendiri.

“Sudah siap belum ?”

Kelly bertanya dengan nada tidak sabar.

“Sudah.”

Dion melempar kemejanya ke atas kasur, seluruh bagian atas pada tubuhnya tidak berpakaian apapun, setelah melihat Kelly yang berjalan menghampirinya dengan memejamkan mata, Dion tersenyum dengan tidak berdaya :”Mesti begini ya ? Bagian mana yang tidak pernah dilihat kamu ?”

Novel Terkait

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
3 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu