Cinta Di Balik Awan - Bab 181 Rumah Sakit

"Halo ? Nona Kelly ? Halo ada orang ? Halo ? Halo ? Halo ?"

“Aku sedang mendengar, kamu bicara...”

Dia dengan bergetar membungkuk mengambil ponselnya, suaranya lebih bergetar dari pada tubuhnya.

Rumah sakit Hesmed, kamu datang dulu baru aku jelaskan.

Maxim tidak sempat menjelaskannya, duluan menutup teleponnya.

Kelly duduk melamun sangat lama, baru dengan terburu - buru berdiri, dia tidak tahu dari taman Wisteria ke rumah sakit Hesmed itu perjalanan yang cukup jauh, tapi dia tahu, itu adalah penyiksaan yang panjang.

Setelah sampai di pintu rumah sakit, ketika bertemu dengan Maxim, dia dengan bingung bertanya : "Dion ? Dion dimana ?"

"Nona Kelly kamu jangan khawatir, tidak apa - apa, Tuan Dion tidak apa - apa."

Dia menunjuk ke lantai dua berkata : "Aku mengantarmu ke atas,"

Setelah sampai di depan pintu operasi lantai dua, sesaat melihat Dion, dia dengan gugup berjalan ke arah tersebut, dengan erat memeluknya.

"Kamu mengejutkanku."

AIr mata yang tidak bisa ditahan mengalir, hati yang ditahan akhirnya terlepas.

Setelah Kelly menangis, merasa tidak benar, dia mengangkat kepala, pandangan yang bersinar bertanya : "Kenapa tidak bicara ?'

Ekspresi Dion mengejutkannya, dia tidak pernah melihat dia dengan ekspresi seperti ini.

Dia di dalam.

"Siapa ?"

Berbalik dan terkejut, melihat lampu ruang operasi masih hidup, tadinya yang terkejut dikejutkan lagi.

Jesan.

"Dia kenapa ? Kalian ada masalah apa ?"

Dia diam tidak bersuara, Maxim berjalan ke arah mereka dan menjelaskan : "Semalam ada orang yang tidak jelas identitasnya menyerang dengan mobil, dalam waktu yang singkat, nona Jesan mendorong Tuan Dion, dia terluka."

"Lukanya parah ?"

"Kondisinya tidak baik."

Maxim melihat ke Dion, tidak berani melanjutkan.

"Sudah menemukan pembunuhnya ?"

Dion bertanya dengan dingin.

"Tidak, mobil tersebut berjalan sampai gunung terdekat dan meledak, sekarang tidak bisa mengetahui pembunuhnya mati atau hidup."

"Lanjut memeriksanya"

"Baik."

Suasananya sangat dingin, Kelly tidak berani keluar, dia menarik Maxim ke samping, dengan suara ringan bertanya : "Pembantu keluarga Bishen belum ditemukan ?"

"Kabur."

"Kabur kemana ?"

"Saat nona Jesan mendorong Tuan Dion, dia mengambil kesempatan dalam keributan tersebut dan lari, tidak tahu lari kearah mana."

Dengan sedih berbalik melihat Dion, dia akhirnya mengerti, kenapa dia terlihat sedih, saat tersisa selangkah dengan kebenaran, terjadi masalah seperti ini, selain sakit hati, juga segan.

Pintu ruang operasi terbuka, beberapa dokter ternama keluar, membuka masker mulut, ekspresinya sangat tidak baik.

"Bagaimana kondisinya ?" Dion bertanya dengan suara berat.

"Tuan Dion, lukanya sangat parah, melihat kondisi saat ini, rencana paling baik adalah mengamputasi kakinya.

Dalam sesaat," semua orang terkejut.

"Apa yang kamu bilang ? Bilang sekali lagi."

"Aku bilang untuk kondisi saat ini, rencana paling baik adalah mengamputasi kakinya!"

"Omong kosong ! Mengamputasi kakinya adalah rencana terbaik ? Kalian bisa mengobati orang sakit tidak ? Kalau tidak bisa panggil direktur kalian kesini !"

Dion sudah marah besar : "Aku beri tahu kalian, kalau kalian tidak bisa mengobatinya, kalau saja melukainya sedikit saja, aku akan menghancurkan seluruh rumah sakit ini !"

"Tuan Dion, tenang, tenang dulu."

Maxim datang menenangkannya, tapi Dion sama sekali tidak bisa tenang, dia meraih kerah baju dokter, menggeramnya dengan kuat, kedua matanya berubah menjadi merah.

Pertama kali melihatnya lepas kendali, Kelly berdiri di sudut ruangan, dia sangat terkejut.

Beberapa saat kemudian, dia tiba - tiba berlari menghampiri dokter, dengan tangisan dan harapan berkata : "Dokter, aku mohon padamu, bisakah kamu tolong selamatkan dia ? Aku mohon padamu tolong jangan amputasi dia, dia tidak boleh tidak ada kaki, dia tidak boleh cacat, dia benar tidak boleh cacat, yang penting kamu bisa menyelamatkannya, aku bersedia di kehidupan selanjutnya menjadi budak, untuk membalas perbuatan baikmu, aku mohon padamu..."

Kehebohannya membuat banyak orang terkejut.

"Kelly, apa yang sedang kamu lakukan ?"

Dion dengan kuat memeluknya, tidak mengerti kenapa tiba - tiba menangis dengan sangat sedih.

Sebenarnya dia juga bukan tidak mengerti, tapi semua orang tidak mengerti, selain dia sendiri. Dia sangat jelas, Jesan tidak boleh ada masalah, kalau Jesan ada masalah, hubungannya dengan Dion akan berakhir.

"Benar tidak ada ide yang lebih bagus lagi ?"

Maxim dengan wajah sedih dan tanpa harapan melihat dokter.

"Maaf, kita sudah berusaha, pasien harus segera operasi, kalau tidak..".

"Kalau tidak kenapa ?"

"Akan sulit menyelamatkan nyawanya."

"Pindah rumah sakit, segera pindah rumah sakit !"

Dion dengan marah mengerang, "bagaimanapun, tidak boleh berhutang dengan Jesan lagi."

"Tuan Dion, ini sudah rumah sakit Zurich yang terbaik, kejadian sudah terjadi, kita terima saja kenyataan ini..".

Maxim menarik - narik lengan baju Kelly, dengan suara menekan berkata : "Cepat bujuk dia, jangan menunda waktu lagi."

Muka Kelly menjadi sangat pucat, bibirnya bergetar beberapa kali, tapi tidak bisa mengeluarkan satu kata pun, dan kabur tanpa berbalik.

Ingin dia membujuk Dion, sama saja membujuknya untuk menyerah dengan hubungan mereka.

Dia lari ke atap, melihat Zurich yang dibawah kakinya, air mata berdesir mengalir ke bawah, memejamkan mata, berdoa kepada Tuhan, bersedia untuk mengurangi hidupnya 10 tahun untuk digantikan dengan kesehatan Jesan.

Mengangkat kepala memandang langit, ibu selalu berkata, kalau sedih angkat kepala dan memandang langit, Dia sangat besar, pasti bisa menahan keluhannya.

Dia terus memandang - mandang, sampai lehernya kaku dan sakit, rasa sedihnya tidak berkurang sedikit pun, mungkin dia mengerti, perkataan ibu, dan cerita dongeng Andersen itu membohongi orang.

*******(Andersen adalah penulis Buku dongeng terkenal)***************

Ponsel di sakunya berdering, Maxim menelepon, dia tidak berani mengangkatnya, dia takut mendengar kabar yang tidak baik.

Tapi yang apa yang harus dihadapi tetap harus dihadapi, dia bersembunyi disini sama sekali tidak menyelesaikan masalah, dia bernafas dengan berat, mengharapkan keberuntungan, selangkah demi selangkah turun dari atap.

Mungkin saja, Tuhan mendengar pertolongannya, mungkin saja, masalah tidak serumit yang dikatakan dokter.

Mungkin saja, segala hal ada ruang untuk mengubah segalanya.

Novel Terkait

My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu