Cinta Di Balik Awan - Bab 224 Resah

Giselle sepanjang pagi duduk melamun di lapangan sekolah, hatinya kesal dan kacau, bahkan tidak menghadiri sebuah kelas yang penting pagi tadi, yang membuat Giselle merasa resah separah ini, tentu saja kepergian Kelly.

Kalau Giselle tidak memberitahu masalah ini pada Dion, apa Maxim akan menyalahkan Giselle?

Giselle sebagai penonton saja, tapi tahu sangat jelas perasaan Dion pada Kelly……

Tapi kalau Giselle bilang, artinya ia membuka kedok teman baiknya, kalau begitu Kelly juga tidak akan memaafkannya……

Sungguh membuat orang merasa resah, pusing.

Hati nuraninya memberontak, melihat dengan matanya sendiri waktu Kelly naik pesawat semakin lama semakin mendekat, di saat kritis, Giselle akhirnya siap meresikokan segalanya, lari secepat mungkin keluar dari pintu sekolah, menghentikan sebuah taksi: “Perusahaan Stenheim. “

“Kelly, Kelly, maaf ya…… “

Giselle duduk si mobil, bicara berulang kali dengan suara kecil, berharap semuanya masih terkejar.

Sampai ke tempat tujuan, Giselle lari dengan sekali nafas ke kantor presdir, membuka pintu, dalamnya kosong melompong.

Lari lagi ke kantor Maxim, di dalamnya tetap saja tidak ada orang.

Sedang panik tidak karuan, melihat seorang sekretaris yang sedang membawa dokumen lewat di samping, Giselle menahan sekretaris itu, bertanya dengan panik: “hai, permisi numpang tanya apa kamu tahu Presdir dimana?”

“Presdir sedang rapat.”

Sekretaris wanita itu tersenyum kecil menunjuk ke arah pintu ruang rapat.

“Baik, terima kasih ya.”

Giselle tiba-tiba mengambil langkah besar menerjang ke pintu ruang rapat, tangannya terangkat di udara tidak tahu harus mengetuk atau tidak, melihat waktu di jam tangannya, menggertakkan gigi, tidak peduli lagi, BUK suaranya, mendorong membuka pintu, sorot mata belasan orang petinggi perusahaan satu per satu berpindah ke Giselle.

Giselle menelan ludahnya, dengan sulit melontarkan satu kalimat: “Presdir, ada masalah yang aku harus bicarakan padamu.”

Maxim segera bangkit berdiri pergi ke hadapan Giselle, memaki dengan menekan suaranya: “apa tidak lihat kami sedang rapat? Ada masalah nanti tunggu rapatnya selesai baru bicara!”

“Tidak keburu kalau tunggu rapatnya selesai, aku bicara satu kalimat saja.”

Giselle ingin menerobos masuk, Maxim malah menahan dan tidak membiarkan Giselle masuk: “jangan ribut lagi, tunggu di kantorku.”

“Kelly dan Leheon kabur!”

Giselle tidak peduli lagi, menarik tenggorokkannya dan berteriak kencang.

“Apa?”

Dion dan Maxim bicara bersamaan.

——

Di ruang besar bandara, Leheon sudah mengurus prosedur check-in.

“Berapa lama lagi baru bisa melewati pengecekan?” Kelly bertanya terherankan.

“10 menit.”

Leheon menjawab dengan hangat, sekalian mengingatkan: “sekarang sudah terlambat kalau mau menyesal.”

Kelly pura-pura tidak dengar, tangannya menggenggam telepon genggam Kelly yang sudah ia matikan, mondar-mandir.

“Apa kamu Nona Kelly?”

Tiba-tiba beberapa pria yang mengenakan jas mengelilingi, memperhatikan dengan detail kelly dari atas ke bawah.

Hati Kelly terkejut, segera menggelengkan kepala: “bukan.”

Salah satu pria itu memegang foto, melihat membandingkan untuk memastikan, dengan yakin berkata pada rekan di sampingnya: “dia orangnya.”

“Tolong ikut kami pergi.”

“Kenapa aku harus ikut kalian pergi?”

“Setelah pergi juga tahu.”

Leheon mendekat melindungi Kelly: “di siang bolong seperti ini, tidak mungkin kalian ingin menculik kan?”

diam-diam, sebuah pistol mengarah tepat ke bagian perutnya, pria itu bicara dengan menahan suaranya: “jangan ikut campur, kalau tidak, hati-hati pelurunya.”

Kelly yang jaraknya dekat tentu saja melihat adegan ini, Kelly menghela nafas kuat-kuat, dengan suara tajam berkata: “lepaskan dia, aku ikut kalian pergi.”

“Kelly!”

“Leheon, tidak apa, mereka tidak akan melukai aku.”

Kelly membungkuk mengambil barang bawaannya di lantai: “meski tidak bisa pergi, tapi aku masih harus berterimakasih padamu.”

Selesai bicara, Kelly keluar dari bandara dengan langkah besar, beberapa pria yang mengenakan jas membuntuti di belakang.

Naik ke mobil mereka, Kelly dibawa ke sebuah tempat rekreasi pribadi kelas atas.

Masuk ke ruang VIP, melirik orang yang duduk di sofa berwarna merah gelap, Dion yang wajahnya penuh amarah.

Sejujurnya, Kelly sama sekali tidak terkejut, karena ia tahu saat di bandara, orang-orang yang menanyakan namanya, itu mata-mata yang Dion pasang di bandara.

Sedangkan untuk bagaimana Dion bisa tahu Kelly mau pergi, kesatu itu Giselle melaporkannya, kedua, Bibi Yu pulang-pulang menyadari Kelly hilang, hanya ada 2 kemungkinan ini, berdasarkan sorot mata bodoh di bandara tadi, mereka sama sekali tidak mungkin mengenali Kelly.

Di ruang VIP hanya ada Dion seorang, Dion bangkit berdiri berjalan ke hadapan Kelly menggertakkan gigi dan bicara: “aku tidak menyangka kamu kamu mau kabur sama Leheon? Sama Leheon!”

Tuhan tahu, Dion sekarang mau membunuh orang.

“Aku mau kabur sama siapa itu masalah aku.”

“Kelly, kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Kamu itu wanitaku, kenapa kamu bisa bilang soal kamu kabur dengan pria lain? “

“Kalau gitu aku tanya aku itu wanita apa untukmu? Kekasihmu? Atau orang yang mau kamu nikahi?”

“Kamu ini mau membalas aku?”

Dion memegang dan menekan pundak Kelly.

"Membalas?" Kelly tertawa dingin: “kali ini tidak bisa pergi, balasan baru saja dimulai, Tuhan pasti akan memberikan pelajaran pada orang yang tidak menghargai ketulusan hati orang.”

“Apa yang kamu masih mau lakukan?”

"Ya itu tergantung bagaimana kamu melakukan sesuatu, saat bersiap meninggalkanmu aku langsung berpikir, kalau aku bisa pergi, aku seumur hidup ini tidak akan menginjakkan kaki lagi di Zurich, kalau aku tidak bisa pergi, aku tidak akan membiarkan hak memutuskan jatuh di tanganmu, aku juga tidak mau tergoyahkan lagi dan menunggu kamu membuat pilihan, kalau kamu bersikeras menikah dengna Jesan, maka aku juga mau mulai kisah cinta yang baru."

“Kamu tidak usah kasih tahu aku, kisah cinta kamu sekarang sama yang namanya Leheon itu?”

“Kenapa? Apa tidak boleh? Leheon tidak lebih buruk dari sisi manapun kamu, wajahnya tampan, sifatnya hangat, mengerti cara memperhatikan dan juga bisa menjaga orang, lebih penting lagi dia itu setia sama satu saja, ditambah lagi…… “

“Cukup!“

Dion menyela dengan penuh amarah: “aku tidak memperbolehkanmu memuji pria lain di hadapanku!”

“Leheon itu memang lebih baik darimu, kamu cemburu iri benci kan? Siapa suruh kamu tidak menghargai aku, kamu tidak menghargaiku ada orang lain yang menghargaiku!”

“Kelly! “

Dion marah sampai menggertakkan gigi, urat di dahi Dion meledak: “kamu sebutkan lagi nama Leheon di depanku, coba dan lihat saja?!”

Aku langsung sebut, membuat kamu sangat marah! Leher Kelly terangkat: “Leheon, Leheon, Leheon……”

“Kamu……”’

Dion benar-benar sangat marah karena Kelly, berputar menekan Kelly di atas sofa, dari posisinya di atas mengaum dengan suara rendah ke Kelly di bawahnya: “tidak boleh sebut!“

“Aku langsung sebut!”

“Kamu sebut lagi? “

“Leheon!“

“Ukh……”

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu