Cinta Di Balik Awan - Bab 61 Pilihan Terakhirnya

Sesampainya di kediaman Dion, Dion memakai setelan jas, dengan penuh energi turun ke bawah.

Melihat Kelly, tertawa hangat : “apakah sudah siap? “

“Ya, sudah siap. “

“ Ayo pergi, sudah hampir waktunya. “

Di jalan pergi ke bandara, Kelly berpura-pura menikmati pemandangan di luar jendela, tiba-tiba terdengar sebuah kalimat di telinganya : “sesampainya di Shanghai, ajak pacar kamu untuk keluar makan bersama ya? “

“Hah? Oh, iya. “

Mulutnya berkata iya, tetapi hati terasa pahit, kenapa begitu tertarik terhadap pacarnya … …

Setelah masuk hall bandara, Kelly berbisik-bisik kepada Maxim : “nanti kita berdua duduk sebelahan ya. “

“Kenapa? “ Maxim terlihat bingung.

“Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. “

“ Baiklah. “

Naik ke pesawat, masuk kelas pertama, dia berpikir tidak lama lagi bisa bertemu orang tua, badannya langsung bersemangat, sampai lupa apa yang sudah dia katakan kepada Maxim, saat terbangun, terkejut menemukan, orang yang duduk disebelahnya, ternyata Dion.

Menoleh ke belakang, melihat Maxim duduk satu baris di belakangnya, hanya menyeringai padanya, tiba-tiba jantungnya merasa dingin.

“Apa yang kamu lihat? “

Dion mengkerutkan alis, terlihat jelas sandaran punggungnya tidak nyaman.

Kelly dengan perhatian segera melepas jaketnya, ditaruh dipunggungnya menjadi bantal : “Apa lebih enakan? “

Dion tertegun, mengangguk berterima kasih : “ jauh lebih enak, terima kasih. “

Kemarin malam tidak bisa tidur, pesawat baru saja lepas landas, dia merasakan kelelahan yang kental menimpanya.

Tidak terasa, terperangkap ke dalam mimpi, dia tidur dengan nyenyak, saat bangun, kepalanya bersandar di bahu Dion, dan jaket yang sebelumnya diberikan kepadanya untuk bantal punggung, juga tidak tahu sejak kapan menutupi dirinya sendiri.

“Aku tidur berapa lama? “

Dia mengusap-usap matanya, cepat-cepat mengembalikan jaket ke tempat semula menjadi bantal punggung.

“Tidak lama, sebentar lagi akan sampai Shanghai. “

Dia terkejut : “ Apa? Sudah mau sampai Shanghai? Ini masih disebut tidak lama … …“

“Diperkirakan dalam satu jam sudah bisa mendarat“, Dion dengan lembut memandangnya : “lapar ya? “

“Iya. “

Dia memanggil pramugari, membiarkannya memilih beberapa makanan yang dia suka, Kelly mengambil satu potong kue, langsung melahapnya, tidak makan 2 kali dalam sehari, perutnya begitu lapar.

“Pelan sedikit makannya, jangan tersedak, juga tidak ada orang yang merebutnya denganmu. “

Dion membukakan tutup botol air mineral untuknya, mukanya penuh senyum sayang.

“Apa kamu tidak makan? “ Dia mengambil air, dan meneguk beberapa kali.

Dia menggelengkan kepala : “tidak terbiasa makan di pesawat. “

“Kebiasaanmu tidak sedikit ya. “

“Apa orang tuamu tahu bahwa kamu pulang? “

“Masih tidak tahu, aku bersiap untuk memberi mereka kejutan. “

“Apa boleh ke rumahmu bertamu? “

Dia terkejut dan membuka besar mulutnya, cepat-cepat melambaikan tangan : “tidak boleh, benar-benar tidak boleh. “

“ Kenapa? “

“Keluargaku lebih tertutup, aku tiba-tiba membawa teman pria pulang, Papaku akan menghancurkanku, …… ditambah lagi, aku sudah mempunyai pacar. “

Dion tertawa : “Separah itu ya? “

“ Iya, separah itu, kamu belum pernah ketemu Papaku, dia terkenal rancu. “

“rancu? “

“Iya, dalam bahasa Shanghai, artinya maksud bicaranya tidak jelas . “

“Haha, baiklah kalau begitu, aku tidak mau mempersulitmu“

“Terima kasih. “

Dia merasa lega, mukanya bersalah, sebenarnya, Dion datang ke Shanghai, dia seharusnya mengundangnya ke rumah duduk-duduk, tetapi, siapa yang suruh dia seorang Pria, ditambah mukanya tampan, pakaiannya rapi dan kaya, dilihat dari sisi manapun, semuanya termasuk dalam tipe yang tidak disukai papanya.

Waktu itu saat dia mau sekolah di luar negeri, Ayahnya menasihati sepanjang malam, jangan tergoda oleh kesenangan dunia gelap, ditambah jangan mau dimanfaatkan pria tampan, harus selalu ingat, Samuel adalah pilihan terakhirnya.