Cinta Di Balik Awan - Bab 409: Berdarah Dingin

Dion meneriakinya: "Bukankah aku sudah bilang? Aku hanya kenal denganmu, aku tidak akan pergi kemanapun."

Dion menarik kembali tangan yang digenggam Kelly, sedikitpun tidak ragu berjalan menuju Limo, bersikeras mau pergi bersama Limo.

"Maaf, aku juga tidak ada cara lain."

Limo mengangguk maaf kepada Kelly, menggenggam lengan Dion dan tanpa ragu berjalan pergi.

"Apa kamu sungguh tidak menginginkanku lagi? Meskipun kamu sudah tidak menginginkanku, bahkan Wanwan juga tidak mau lagi? Perjanjian yang tidak akan berubah 100 tahun baru dalam 100 hari sudah tidak ingat lagi? Kamu adalah Dion, kamu adalah satu-satunya harapan Stenheim, orang yang tidak boleh melupakan ini semua, kembalilah, kembali padaku, aku benar-benar sangat membutuhkanmu, keluarga Stenheim lebih membutuhkanmu, aku sangat lelah, aku bukan wanita tegar, jadi aku tidak bisa membantumu menahan ini semua, kalau kamu pergi dengannya seperti ini, bagaimana denganku? Aku sama sekali tidak tau masih bisa bertahan berapa lama......"

Kelly menangis tersedu-sedu, dia begitu berharap perkataan ini bisa membuat Dion tinggal disisinya, tapi Dion hanya menghentikan langkahnya, bahkan tidak membalikkan kepalanya, melanjutkan langkahnya.

Kellu tidak rela, tidak rela Dion dibawa pria lain seperti ini di depan matanya, mengerahkan seluruh tenaganya mengejar, lalu memeluk Dion dengan kuat dari belakangnya, dengan menangis tersedu-sedu berkata: "Jangan pergi, kumohon jangan pergi, kalau kamu pergi, aku tidak bisa hidup lagi......"

Wajah Kelly menempel pada punggungny, airmata Kelly membasahi baju Dion, Kelly bisa merasakan kehangatan yang dikirimkan dari tubuh Dion, tapi kenapa hatinya malah begitu berdarah dingin?

Dion melepaskan tangan Kelly yang melingkar pada punggungnya, ingin melanjutkan langkahnya, Kelly malah berusaha menahannya, menangis tersedu-sedu berkata: "Kamu maju selangkah lagi, aku langsung di hadapanmu!"

Tiba-tiba Dion menundukkan tubuhnya, kedua tangannya memeluk kepalanya, berteriak dengan menderita, Limo mengeluarkan sebotol obat dari kantongnya, mengeluarkan dua butir obat kepadanya, memutar kepalanya berteriak kepada Kelly: "Kamu jangan paksa dia lagi, ingatan bukan bisa kembali hanya dalam satu dua hari, kamu memaksanya seperti ini, bukan kamu yang mati, tapi dia yang mati."

Setelah Limo berteriak langsung membantu Dion berdiri, melangkah cepat menghilang dari pandangan Kelly, kali ini, Kelly tidak mengejar kesana lagi, dia menangis diatas pasir, seperti kepompong yang terbungkus, saat kepompong itu membelah, kesakitan seperti satu lapisan kulit terkelupas, sakit sekali sampai dia hampir mati......

Langit pelan-pelan menjadi gelap, orang di pinggir laut semakin sedikit, setiap pasangan yang melewatinya melihatnya dengan tatapan iba, orang yang bahagia, sama sekali tidak bisa mengerti perasaan orang sedih.

Kalau bukan tiba-tiba Maxim meneleponnya, dia berpikir kalau dia akan terus berada di pinggir pantai, sampai menjadi sebutir pasir, sampai diterpa oleh air laut.

"Nyonya, kamu dimana? Aku sekarang di taman bunga wisteria, bibi Yu bilang kalau kamu masih belum pulang?"

"Halo, apakah kamu sedang mendengar? Kenapa tidak berbicara?"

"Aku sudah menemukan Dion....." Ucapnya dengan lemas.

"Apa? Kamu sudah menemukan tuan muda Dion? Dimana dia?" Tanya Maxim dengan panik.

"Di pinggir laut."

Seperti mendengar kalau suaranya sedikit aneh, Maxim dengan sibuk berkata: "Kamu tunggu disana, aku segera kesana!"

Setelah memutuskan panggilan telepon, Maxim pun menyetir mobilnya dengan cepat sampai ke pinggir laut.

Ketenangan di pesisir saat malam yang mengejutkan, begitu Maxim turun dari mobil langsung melihat punggung Kelly, dengan cepat berlari kesana, bertanya dengan nafas tersenggal-senggal: "Dimana tuan muda Dion?"

"Sudah pergi."

Jawaban yang membingungkan ditambah dengan ekspresi yang membingungkan, dalam sesaat Maxim mengira Kelly terlalu rindu dengan suaminya, lalu menariknya untuk berdiri: "Ayo pergi, jangan sembarangan berpikir, aku antar kamu pulang."

"Aku tidak berpikir sembarangan, aku sungguh sudah melihatnya, hanya saja dia tidak mengingat aku siapa, dia ikut pergi dengan wanita lain, melewati jalan ikni, selangkah demi selangkah menghilang dari pandanganku, tidak peduli bagaimana aku emanggilnya memohonnya, dia tidak mau untuk tinggal......"

Kelly berlinang air mata lagi, Maxim baru sadar kalau mungkin dia bukan sembarangan berbicara, dengan panik bertanya: "Lalu dia pergi dengan siapa?"

"Limo."

"Limo?" Maxim terkejut sampai membelalakkan kedua matanya, sekian lama tidak bereaksi, saat dia tersadar, kata pertama yang dia katakan adalah: "Ayo, ikut aku pergi ke rumah keluarga Jin!"

Dia sama sekali tidak berani percaya kalau dia melajukan mobilnya membawa Kelly datang ke villa keluarga Jin, malah ditolak oleh pengurus rumah di luar pintu: "Maaf, nona tidak menemui siapapun."

Maxim sudah datang, mana mungkin akan pergi, dia berdiri di luar pintu dan berteriak kuat: "Limo, kamu keluar, Limo cepat keluar!!"

Setelah berteriak beberapa saat, baru seseorang berjalan keluar, tapi bukan Limo, melainkan ayah Limo, Larken Jin.

"Tuan Maxim, ada apa mencari putriku?"

"Lebih tepatnya aku bukan datang mencari putrimu, tapi datang mencari tuan muda kami."

"Apakah tuan muda Dion?"

"Benar."

Larken menghela nafas: "Sekarang dia sudah hilang ingatan, meskipun kamu menemuinya, dia juga tidak mengenalimu, aku sarankan lebih baik kamu pulang dulu, tunggu ingatannya sudah kembali, dia akan kembali mencari kalian."

"Mengenaliku atau tidak, aku mau lihat dengan mataku sendiri aku baru percaya, atas dasar apa kalian menyembunyikan dia? Apa perlu aku menyuruh polisi datang menyelesaikan?"

"Tidak perlu."

Suara Limo sampai duluan sebelum orangnya, sepatu tingginya yang berjalan di atas lantai sampai ke hadapan Maxim dengan pelan: "Apakah kamu takut orang lain tidak tau kalau Dion masih hidup, jadi berteriak begitu tidak takutnya?"

"Dimana tuan muda Dion?"

"Dia tidak enak badan, tidur dulu."

"Aku masuk mencarinya."

"Eh, eh-----"

Limo menghadangnya, tatapannya berpindah ke Kelly: "Siang tadi Kelly sudah melihat, kak Dion sama sekali tidak mengingat kejadian dulu, dokter bilang keadaannya sekarang belum pulih, kalau kalian seperti ini terus memaksanya, akan mempengaruhi kepulihannya."

Maxim berdecih dingin: "Baik, kalau begitu besok aku datang lagi."

"Besok juga tidak perlu datang, besok aku akan membawanya pergi ke Amerika untuk pengecekan, seminggu lagi baru akan pulang."

"Apa maksudmu?" Maxim kesal sekali: "Istrinya ada disini, kamu malah membuat seolah-olah hubungan kalian baik sekali, meskipun kamu sudah menolong nyawanya, tapi kamu jangan lupa, dia juga pernah menolongmu, jadi kalian berdua sudah tidak saling berhutang lagi, mumpung sekarang cepat serahkan tuan muda Dion, jangan mencari kesempatan mentang tuan muda Dion hilang ingatan, kamu malah merebutnya."

Limo dengan tidak senang berdehem dingin: "Semua orang memuji Maxim pintar dan bijak, aku lihat tidak seperti itu, di saat-saat penting malah kurang berpikir jauh dariku, kamu pikirkan baik-baik, kak Dion sekarang hilang ingatan, meskipun dia ikut kalian pulang, dia membantu kalian menyelesaikan apa? Tidak hanya tidak membantu menyelesaikan apapun, malah membuat pemegang saham perusahaan kalian kecewa, seseorang yang bahkan tidak tau dirinya siapa, apa mungkin para pemegang saham akan berharap dia kembali untuk memajukan perusahaan? Apalagi saat ini dia masih belum pulih, setelah pulang pun kalian harus sambil menjaganya juga harus menjaga perusahaan, apa yakin bisa melindungi keamanannya?"

Melihat mereka berdua terdiam, Limo lanjut berkata lagi: "Daripada tidak bisa melindunginya, lebih baik sementara biarkan dia bersamaku, aku akan mencari dokter paling baik untuk mengembalikan ingatannya, dan juga memulihkan kesehatannya, bukankah lebih baik dibandingkan dia kembali dengan kalian?"

Diam begitu lama, Kelly dengan menderita memejamkan matanya, dengan serak mengangguk: "Baiklah, kalau begitu aku serahkan dia kepadamu untuk sementara, Limo, ku harap kamu bisa menjaganya dengan baik."

Kelly membalikkan badannya menghadap ke kegelapan malam, air matanya masih bergulir, harus keyakinan sebesar apa baru bisa membuat keputusan seperti ini, Kelly tidak tau, satu-satunya yang bisa dia rasakan adalah sakit, sakit yang amat sakit, yang membuatnya tidak bisa bernafas......

Maxim melajukan mobil mengejarnya, saat Kelly lebih tenang, baru melangkah maju bertanya: "Sekarang ada rencana apa?"

"Meskipun menyerah membawa Dion kembali, kalau begitu, harus ada rencana bukan?"

"Kita pergi ke Macau."

Pikiran Kelly yang kacau sehaian, akhirnya tersadar perlahan, selain rasa sakit di hatinya, dia sudah memulihkan keadaannya, saat Dion masih belum tau hidup atau mati, dia tidak boleh hancur, sekarang Dion sudah ditemukan, bukankah dia lebih tidak boleh jatuh?

"Apakah kamu ingin menjumpai teman kakek Stenheim itu?"

"Benar, teman lama yang tidak sempat kamu dan Dion jumpai."

"Tapi kalau tuan muda Dion tidak pergi, kita pergi sama saja sia-sia, yang pertama tidak kenal, yang kedua dia tidak akan percaya kepada kita."

"Tidak peduli menggunakan cara apapun, aku harus mendapatkan kepercayaan paman itu, ini berhubungan dengan rapat pemegang saham pemilihan umum sebulan yang akan mendatang, terlebih adalah keinginan Dion, aku tidak boleh membiarkannya sia-sia menerima tembakan itu."

Maxim melihat Kelly sudah yakin, mengangguk menyetujui: "Baiklah, kalau begitu kita coba dulu."

"Apa kamu tau siapa namanya?"

"Kemarin dengar tuan muda Dion bilang, sepertinya bernama Shinto Gu, CEO dari properti Red Sun."

"Baik, ada dua informasi ini sudah cukup, kalau begitu besok kita berangkat."

Pertama kali menginjakkan kaki di Macau, muncul rasa familiar yang tak beralasan dari hati Kelly, atau mungkin karena ini adalah daerah asal Dion.

Setelah turun dari pesawat, dia dan Maxim check-in ke hotel yang sudah dipesan, Kelly tinggal di hotel untuk istirahat, Maxim pergi mencari tau informasi properti Red Sun.

Setelah menjelang malam, Maxim kembali dan berkata: "Nyonya, aku sudah mencari tau, CEO properti Red Sun memang benar bernama Shinto, kita sekarang langsung ke kantor mencarinya? Atau tunggu besok baru pergi?"

Kelly berpikir sebentar, berkata: "Sekarang saja langsung pergi, lebih cepat bertemu lebih cepat bisa tenang."

"Baik."

Mereka berdua keluar dari hotel, langsung naik taxi pergi ke properti Red Sun, hanya saja begitu sampai di perusahaan malah ditolak karena tidak janji, tidak peduli bagaimana mereka menjelaskan, tidak bersedia memberikan kepada mereka kesempatan untuk berjumpa.

Terpaksa, Kelly hanya meninggalkan sebuah catatan kecil, di atasnya tertulis maksud dia datang dan nomor teleponnya, lalu kembali ke hotel menunggu kabar.

Novel Terkait

Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu