Cinta Di Balik Awan - Bab 409: Berdarah Dingin
Dion meneriakinya: "Bukankah aku sudah bilang? Aku hanya kenal denganmu, aku tidak akan pergi kemanapun."
Dion menarik kembali tangan yang digenggam Kelly, sedikitpun tidak ragu berjalan menuju Limo, bersikeras mau pergi bersama Limo.
"Maaf, aku juga tidak ada cara lain."
Limo mengangguk maaf kepada Kelly, menggenggam lengan Dion dan tanpa ragu berjalan pergi.
"Apa kamu sungguh tidak menginginkanku lagi? Meskipun kamu sudah tidak menginginkanku, bahkan Wanwan juga tidak mau lagi? Perjanjian yang tidak akan berubah 100 tahun baru dalam 100 hari sudah tidak ingat lagi? Kamu adalah Dion, kamu adalah satu-satunya harapan Stenheim, orang yang tidak boleh melupakan ini semua, kembalilah, kembali padaku, aku benar-benar sangat membutuhkanmu, keluarga Stenheim lebih membutuhkanmu, aku sangat lelah, aku bukan wanita tegar, jadi aku tidak bisa membantumu menahan ini semua, kalau kamu pergi dengannya seperti ini, bagaimana denganku? Aku sama sekali tidak tau masih bisa bertahan berapa lama......"
Kelly menangis tersedu-sedu, dia begitu berharap perkataan ini bisa membuat Dion tinggal disisinya, tapi Dion hanya menghentikan langkahnya, bahkan tidak membalikkan kepalanya, melanjutkan langkahnya.
Kellu tidak rela, tidak rela Dion dibawa pria lain seperti ini di depan matanya, mengerahkan seluruh tenaganya mengejar, lalu memeluk Dion dengan kuat dari belakangnya, dengan menangis tersedu-sedu berkata: "Jangan pergi, kumohon jangan pergi, kalau kamu pergi, aku tidak bisa hidup lagi......"
Wajah Kelly menempel pada punggungny, airmata Kelly membasahi baju Dion, Kelly bisa merasakan kehangatan yang dikirimkan dari tubuh Dion, tapi kenapa hatinya malah begitu berdarah dingin?
Dion melepaskan tangan Kelly yang melingkar pada punggungnya, ingin melanjutkan langkahnya, Kelly malah berusaha menahannya, menangis tersedu-sedu berkata: "Kamu maju selangkah lagi, aku langsung di hadapanmu!"
Tiba-tiba Dion menundukkan tubuhnya, kedua tangannya memeluk kepalanya, berteriak dengan menderita, Limo mengeluarkan sebotol obat dari kantongnya, mengeluarkan dua butir obat kepadanya, memutar kepalanya berteriak kepada Kelly: "Kamu jangan paksa dia lagi, ingatan bukan bisa kembali hanya dalam satu dua hari, kamu memaksanya seperti ini, bukan kamu yang mati, tapi dia yang mati."
Setelah Limo berteriak langsung membantu Dion berdiri, melangkah cepat menghilang dari pandangan Kelly, kali ini, Kelly tidak mengejar kesana lagi, dia menangis diatas pasir, seperti kepompong yang terbungkus, saat kepompong itu membelah, kesakitan seperti satu lapisan kulit terkelupas, sakit sekali sampai dia hampir mati......
Langit pelan-pelan menjadi gelap, orang di pinggir laut semakin sedikit, setiap pasangan yang melewatinya melihatnya dengan tatapan iba, orang yang bahagia, sama sekali tidak bisa mengerti perasaan orang sedih.
Kalau bukan tiba-tiba Maxim meneleponnya, dia berpikir kalau dia akan terus berada di pinggir pantai, sampai menjadi sebutir pasir, sampai diterpa oleh air laut.
"Nyonya, kamu dimana? Aku sekarang di taman bunga wisteria, bibi Yu bilang kalau kamu masih belum pulang?"
"Halo, apakah kamu sedang mendengar? Kenapa tidak berbicara?"
"Aku sudah menemukan Dion....." Ucapnya dengan lemas.
"Apa? Kamu sudah menemukan tuan muda Dion? Dimana dia?" Tanya Maxim dengan panik.
"Di pinggir laut."
Seperti mendengar kalau suaranya sedikit aneh, Maxim dengan sibuk berkata: "Kamu tunggu disana, aku segera kesana!"
Setelah memutuskan panggilan telepon, Maxim pun menyetir mobilnya dengan cepat sampai ke pinggir laut.
Ketenangan di pesisir saat malam yang mengejutkan, begitu Maxim turun dari mobil langsung melihat punggung Kelly, dengan cepat berlari kesana, bertanya dengan nafas tersenggal-senggal: "Dimana tuan muda Dion?"
"Sudah pergi."
Jawaban yang membingungkan ditambah dengan ekspresi yang membingungkan, dalam sesaat Maxim mengira Kelly terlalu rindu dengan suaminya, lalu menariknya untuk berdiri: "Ayo pergi, jangan sembarangan berpikir, aku antar kamu pulang."
"Aku tidak berpikir sembarangan, aku sungguh sudah melihatnya, hanya saja dia tidak mengingat aku siapa, dia ikut pergi dengan wanita lain, melewati jalan ikni, selangkah demi selangkah menghilang dari pandanganku, tidak peduli bagaimana aku emanggilnya memohonnya, dia tidak mau untuk tinggal......"
Kelly berlinang air mata lagi, Maxim baru sadar kalau mungkin dia bukan sembarangan berbicara, dengan panik bertanya: "Lalu dia pergi dengan siapa?"
"Limo."
"Limo?" Maxim terkejut sampai membelalakkan kedua matanya, sekian lama tidak bereaksi, saat dia tersadar, kata pertama yang dia katakan adalah: "Ayo, ikut aku pergi ke rumah keluarga Jin!"
Dia sama sekali tidak berani percaya kalau dia melajukan mobilnya membawa Kelly datang ke villa keluarga Jin, malah ditolak oleh pengurus rumah di luar pintu: "Maaf, nona tidak menemui siapapun."
Maxim sudah datang, mana mungkin akan pergi, dia berdiri di luar pintu dan berteriak kuat: "Limo, kamu keluar, Limo cepat keluar!!"
Setelah berteriak beberapa saat, baru seseorang berjalan keluar, tapi bukan Limo, melainkan ayah Limo, Larken Jin.
"Tuan Maxim, ada apa mencari putriku?"
"Lebih tepatnya aku bukan datang mencari putrimu, tapi datang mencari tuan muda kami."
"Apakah tuan muda Dion?"
"Benar."
Larken menghela nafas: "Sekarang dia sudah hilang ingatan, meskipun kamu menemuinya, dia juga tidak mengenalimu, aku sarankan lebih baik kamu pulang dulu, tunggu ingatannya sudah kembali, dia akan kembali mencari kalian."
"Mengenaliku atau tidak, aku mau lihat dengan mataku sendiri aku baru percaya, atas dasar apa kalian menyembunyikan dia? Apa perlu aku menyuruh polisi datang menyelesaikan?"
"Tidak perlu."
Suara Limo sampai duluan sebelum orangnya, sepatu tingginya yang berjalan di atas lantai sampai ke hadapan Maxim dengan pelan: "Apakah kamu takut orang lain tidak tau kalau Dion masih hidup, jadi berteriak begitu tidak takutnya?"
"Dimana tuan muda Dion?"
"Dia tidak enak badan, tidur dulu."
"Aku masuk mencarinya."
"Eh, eh-----"
Limo menghadangnya, tatapannya berpindah ke Kelly: "Siang tadi Kelly sudah melihat, kak Dion sama sekali tidak mengingat kejadian dulu, dokter bilang keadaannya sekarang belum pulih, kalau kalian seperti ini terus memaksanya, akan mempengaruhi kepulihannya."
Maxim berdecih dingin: "Baik, kalau begitu besok aku datang lagi."
"Besok juga tidak perlu datang, besok aku akan membawanya pergi ke Amerika untuk pengecekan, seminggu lagi baru akan pulang."
"Apa maksudmu?" Maxim kesal sekali: "Istrinya ada disini, kamu malah membuat seolah-olah hubungan kalian baik sekali, meskipun kamu sudah menolong nyawanya, tapi kamu jangan lupa, dia juga pernah menolongmu, jadi kalian berdua sudah tidak saling berhutang lagi, mumpung sekarang cepat serahkan tuan muda Dion, jangan mencari kesempatan mentang tuan muda Dion hilang ingatan, kamu malah merebutnya."
Limo dengan tidak senang berdehem dingin: "Semua orang memuji Maxim pintar dan bijak, aku lihat tidak seperti itu, di saat-saat penting malah kurang berpikir jauh dariku, kamu pikirkan baik-baik, kak Dion sekarang hilang ingatan, meskipun dia ikut kalian pulang, dia membantu kalian menyelesaikan apa? Tidak hanya tidak membantu menyelesaikan apapun, malah membuat pemegang saham perusahaan kalian kecewa, seseorang yang bahkan tidak tau dirinya siapa, apa mungkin para pemegang saham akan berharap dia kembali untuk memajukan perusahaan? Apalagi saat ini dia masih belum pulih, setelah pulang pun kalian harus sambil menjaganya juga harus menjaga perusahaan, apa yakin bisa melindungi keamanannya?"
Melihat mereka berdua terdiam, Limo lanjut berkata lagi: "Daripada tidak bisa melindunginya, lebih baik sementara biarkan dia bersamaku, aku akan mencari dokter paling baik untuk mengembalikan ingatannya, dan juga memulihkan kesehatannya, bukankah lebih baik dibandingkan dia kembali dengan kalian?"
Diam begitu lama, Kelly dengan menderita memejamkan matanya, dengan serak mengangguk: "Baiklah, kalau begitu aku serahkan dia kepadamu untuk sementara, Limo, ku harap kamu bisa menjaganya dengan baik."
Kelly membalikkan badannya menghadap ke kegelapan malam, air matanya masih bergulir, harus keyakinan sebesar apa baru bisa membuat keputusan seperti ini, Kelly tidak tau, satu-satunya yang bisa dia rasakan adalah sakit, sakit yang amat sakit, yang membuatnya tidak bisa bernafas......
Maxim melajukan mobil mengejarnya, saat Kelly lebih tenang, baru melangkah maju bertanya: "Sekarang ada rencana apa?"
"Meskipun menyerah membawa Dion kembali, kalau begitu, harus ada rencana bukan?"
"Kita pergi ke Macau."
Pikiran Kelly yang kacau sehaian, akhirnya tersadar perlahan, selain rasa sakit di hatinya, dia sudah memulihkan keadaannya, saat Dion masih belum tau hidup atau mati, dia tidak boleh hancur, sekarang Dion sudah ditemukan, bukankah dia lebih tidak boleh jatuh?
"Apakah kamu ingin menjumpai teman kakek Stenheim itu?"
"Benar, teman lama yang tidak sempat kamu dan Dion jumpai."
"Tapi kalau tuan muda Dion tidak pergi, kita pergi sama saja sia-sia, yang pertama tidak kenal, yang kedua dia tidak akan percaya kepada kita."
"Tidak peduli menggunakan cara apapun, aku harus mendapatkan kepercayaan paman itu, ini berhubungan dengan rapat pemegang saham pemilihan umum sebulan yang akan mendatang, terlebih adalah keinginan Dion, aku tidak boleh membiarkannya sia-sia menerima tembakan itu."
Maxim melihat Kelly sudah yakin, mengangguk menyetujui: "Baiklah, kalau begitu kita coba dulu."
"Apa kamu tau siapa namanya?"
"Kemarin dengar tuan muda Dion bilang, sepertinya bernama Shinto Gu, CEO dari properti Red Sun."
"Baik, ada dua informasi ini sudah cukup, kalau begitu besok kita berangkat."
Pertama kali menginjakkan kaki di Macau, muncul rasa familiar yang tak beralasan dari hati Kelly, atau mungkin karena ini adalah daerah asal Dion.
Setelah turun dari pesawat, dia dan Maxim check-in ke hotel yang sudah dipesan, Kelly tinggal di hotel untuk istirahat, Maxim pergi mencari tau informasi properti Red Sun.
Setelah menjelang malam, Maxim kembali dan berkata: "Nyonya, aku sudah mencari tau, CEO properti Red Sun memang benar bernama Shinto, kita sekarang langsung ke kantor mencarinya? Atau tunggu besok baru pergi?"
Kelly berpikir sebentar, berkata: "Sekarang saja langsung pergi, lebih cepat bertemu lebih cepat bisa tenang."
"Baik."
Mereka berdua keluar dari hotel, langsung naik taxi pergi ke properti Red Sun, hanya saja begitu sampai di perusahaan malah ditolak karena tidak janji, tidak peduli bagaimana mereka menjelaskan, tidak bersedia memberikan kepada mereka kesempatan untuk berjumpa.
Terpaksa, Kelly hanya meninggalkan sebuah catatan kecil, di atasnya tertulis maksud dia datang dan nomor teleponnya, lalu kembali ke hotel menunggu kabar.
Novel Terkait
After The End
Selena BeeDark Love
Angel VeronicaThe Gravity between Us
Vella PinkyHabis Cerai Nikah Lagi
GibranEverything i know about love
Shinta CharityKing Of Red Sea
Hideo TakashiMy Enchanting Guy
Bryan WuTakdir Raja Perang
Brama aditioCinta Di Balik Awan×
- Bab 1 Pria Yang Dikejar Pembunuh
- Bab 2 Kesucian Atau Keadilan
- Bab 3 Sepertinya Kenal
- Bab 4 Jarak Antar Mereka
- Bab 5 Memilih Selir
- Bab 6 Kabur Sejauh Mungkin
- Bab 7 Berani Menentang
- Bab 8 Peraturan Keluarga Kaya
- Bab 9 Pesta Topeng
- Bab 10 Takdir Buruk
- Bab 11 Pria Ini Tak Mudah
- Bab 12 Niat Satu Pihak
- Bab 13 Apa Kita Kenal Dekat
- Bab 14 Perlu Mengubah Image
- Bab 15 Gerakan Kecil Romantis
- Bab 16 Tak Ada Yang Bisa Didapat
- Bab 17 Pura-Pura Tidak Kenal
- Bab 18 Daya Tarik
- Bab 19 Senyuman Spesial
- Bab 20 Jangan Jadi Wanita Yang Orang Harapkan
- Bab 21 Pemikiran Yang Melampaui Batas
- Bab 22 Cinta Sampai Tak Berdaya
- Bab 23 Gosip Yang Membuat Gusar
- Bab 24 Salah Kirim Pesan
- Bab 25 Sumpah Mati Pengabdian
- Bab 26 Mudah Dicintai
- Bab 27 Lesung Bunga Mekar
- Bab 28 Fragnant Night
- Bab 29 Perasaan Mistis Membuat Perasaan Kacau
- Bab 30 Antara Laki-Laki dan Perempuan
- Bab 31 Rahasia yang Harus Dijaga Baik
- Bab 32 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 33 Penyimpangan Perilaku
- Bab 34 Kemampuan Wanita Untuk Menjadi Pemenang
- Bab 35 Menjadi Yang Lain
- Bab 36 Pinggang Ramping Enak Di Peluk
- Bab 37 Orang Yang Berdansa Dengannya.
- Bab 38 Masalah Umum Pria
- Bab 39 Tidak Boleh Didekati
- Bab 40 Tidak Beda Dengan Binatang
- Bab 41 Hidup Dalam Kebahagiaan, Tidak Merasakan Bahagia
- Bab 42 Kita Jangan Kontak Lagi
- Bab 43 Ditakdirkan Hanya Sebagai Pengunjung
- Bab 44 Kebiasaan
- Bab 45 Dunia Kiamat
- Bab 46 Teman terbaik
- Bab 47 Ditakdirkan Bertemu Di Mana Saja
- Bab 48 Tatapan istimewa
- Bab 49 Tidak Ada Rahasia Yang Bisa Ditutupi Selamanya
- Bab 50 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 51 Memperlakukan Dengan Sopan
- Bab 52 Tak Bisa Dipisahkan Dan Dilupakan
- Bab 53 Jatuh Dalam Pelukan
- Bab 54 Napas Hangat
- Bab 55 Pria Tidak Berkomitmen
- Bab 56 Terluka
- Bab 57 Buka Bajunya
- Bab 58 Minta dia untuk melayani
- Bab 59 Menantang Batas Kesabaran
- Bab 60 Kamulah Protagonis
- Bab 61 Pilihan Terakhirnya
- Bab 62 : Jika Cinta Itu Bertahan Lama
- Bab 63: Sel-sel Yang Tidak Tenang
- Bab 64 Menggoda Hatinya
- Bab 65 Tanpa Sadar Perasaan Muncul
- Bab 66 Bertemu Di Jalan
- Bab 67 Apakah Kamu Menutupi Identitasku?
- Bab 68 Pernikahanku, Aku Yang Putuskan
- Bab 69 Tidak Jatuh Cinta
- Bab 70 Tidak Tega Melakukan Sesuatu Padamu
- Bab 71 Kekacauan Setelah Minum
- Bab 72 Tidak Menunggu Lama
- Bab 73 Kita Tidak Bisa
- Bab 74 Berjuang Meronta Akal Sehat
- Bab 75 Jatuh Ke Jurang
- Bab 76 Sementara Rahasia
- Bab 77 Cinta Yang Salah Seumur Hidup
- Bab 78 Ayam Goreng Kacang
- Bab 79 Rasa Buah Yang Segar
- Bab 80 Digosipkan Yang Tidak-Tidak
- Bab 81 Ketidaktahuan Juga Suatu Kebahagiaan
- Bab 82 Cinta Yang Unik
- Bab 83 Ciuman Berapi-Api
- Bab 84 Hati Akan Pergi Mengikuti Cinta
- Bab 85 Tinggallah Disisiku
- Bab 86 Sisi Gelap
- Bab 87 Tidak Masuk Kedalam hatinya
- Bab 88 Lempar Batu Sembunyi Tangan
- Bab 89 Makan Lalat
- Bab 90 Terbang Seperti Phoenix
- Bab 91 Pria Dia Pasti Kurebut
- Bab 92 Cari Pasangan Yang Cocok Untuknya
- Bab 93 Kamu Ganti Pacar Lagi?
- Bab 94 Tidak Pernah Menganggapmu Sebagai Orang Luar
- Bab 95 Pertengkaran yang Sengit
- Bab 96 Tunggu saja Hukumannya
- Bab 97 Lelucon Dingin
- Bab 98 Masuk Ketempat Yang Tidak Seharusnya
- Bab 99 Aturan Berbeda Karena Seseorang
- Bab 100 Panggilan Telepon Yang Tak Terduga
- Bab 101 Dia Bukan Mangsanya
- Bab 102 Tidak Bisa Dihentikan
- Bab 103 Sehari Tidak Bertemu Bagaikan Sembilan Bulan Tidak Bertemu
- Bab 104 Apa Yang Salah Dengan Sebuah Ciuman
- Bab 105 Kisah Coklat Dove
- Bab 106 Gengsi Membuatmu Menderita
- Bab 107 Penampilan Yang Kasar
- Bab 108 Godaan Selembar Cek
- Bab 109 Kita Putus Saja
- Bab 110 Mencintai Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Dia
- Bab 111 Bersedia mempertaruhkan semuanya untukmu
- Bab 112 Sepuluh Ribu Macam Jalan
- Bab 113 Menggunakan Kebaikan Untuk Mendapatkan Cinta
- Bab 114 Darimana
- Bab 115 Berciuman Dengan Lembut
- Bab 116 Garis Pertahanan Hati
- Bab 117 Menginjak Ketulusan Orang Lain
- Bab 118 Hambatan Hati
- Bab 119 Wanita Seharusnya Lebih Bisa Bawa Diri
- Bab 120 Haid Sialan
- Bab 121 Percuma Sudah Memperingatkan
- Bab 122 Mencintaimu Butuh Berapa Banyak Keberanian
- Bab 123 Jadi Penjahat
- Bab 124 Kabar Baik Kabar Buruk
- Bab 125 Perubahan
- Bab 126 Tidak Berjuang
- Bab 127 Dion Brengsek
- Bab 128 Dandelion Ungu
- Bab 129 Benar-Benar Ingin Memintamu
- Bab 130 Bersikeras Tidak Kembali Ke Rumah
- Bab 131 Pernikahan
- Bab 132 Menghilang
- Bab 133 Gaun Pengantin Dengan Berlian
- Bab 134 Kamu Tidak Ada Harapan
- Bab 135 Gen Keluarga
- Bab 136 Hidup Di Mata Orang Lain
- Bab 137 Kotak Pandora
- Bab 138 Jangan Mengecewakanku
- Bab 139 Bertaruh Kebahagiaan Seumur Hidup
- Bab 140 Menunggu
- Bab 141 Pertama Kali (1)
- Bab 141 Pertama Kali (2)
- Bab 142 Senasib (1)
- Bab 142 Senasib (2)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (1)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (2)
- Bab 144 Mengapa (1)
- Bab 144 Mengapa (2)
- Bab 145 Bandara (1)
- Bab 145 Bandara (2)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (1)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (2)
- Bab 147 Dalam Masalah
- Bab 148 Malam Yang Indah (1)
- Bab 148 Malam Yang Indah (2)
- Bab 149 Lemah (1)
- Bab 149 Lemah (2)
- Bab 150 Makan Bersama Setelah Pulang Kerja
- Bab 151 Konferensi Pers
- Bab 152 Pembubaran Kontrak Pernikahan
- Bab 153 Kakak Kedua
- Bab 154 Mabuk Berat
- Bab 155 Menikah
- Bab 156 Jelek
- Bab 157 Bertemu Leheon
- Bab 158 Pelayan Meminta Maaf
- Bab 159 Sembuh
- Bab 160 Kelupaan
- Bab 161 Makan Pangsit
- Bab 162 Sesuatu yang terjadi datang secara bersamaan
- Bab 163 Selamat Ulang Tahun
- Bab 164 Kesal Sekali 1
- Bab 164 Kebahagiaan 2
- Bab 165 Perkumpulan
- Bab 166 Makan
- Bab 167 Terus Terang
- Bab 168 Gaun Pesta
- Bab 169 Harapan Kedepan
- Bab 170 Diculik
- Bab 171 Berani
- Bab 172 Terkejut
- Bab 173 Besok Datang Lagi
- Bab 174 Aku Mau Balas Dendam
- Bab 175 Khawatir
- Bab 176 Tunggu aku
- Bab 177 Chatting
- Bab 178 Liburan
- Bab 179 Menangis
- Bab 180 Bercanda
- Bab 181 Rumah Sakit
- Bab 182 Operasi
- Bab 183 Sakit Hati (1)
- Bab 183 Sakit Hati (2)
- Bab 184 Sadar (1)
- Bab 184 Sadar (2)
- Bab 185 Melihat Sunrise (1)
- Bab 185 Melihat Sunrise (2)
- Bab 186 Bermuka Tebal (1)
- Bab 186 Bermuka Tebal (2)
- Bab 187 Aku Menikahimu (1)
- Bab 187 Aku Menikahimu (2)
- Bab 188 Serigala Datang (1)
- Bab 188 Serigala Datang (2)
- Bab 189 Ganti Rugi (1)
- Bab 189 Ganti Rugi (2)
- Bab 190 Tanpa Sadar mengetahui Rahasia (1)
- Bab 190 Tanpa sadar mengetahui Rahasia (2)
- Bab 191 Omong Kosong (1)
- Bab 191 Omong Kosong (2)
- Bab 192 Sedih (1)
- Bab 192 Sedih (2)
- Bab 193 Menumpang (1)
- Bab 193 Menumpang
- Bab 194 Tak Menyerah
- Bab 195 Dandelion Bertunas (1)
- Bab 195 Dandelion Bertunas (2)
- Bab 196 Membeli baju
- Bab 197 Punya Anak
- Bab 198 Dandelion Sepenuhnya Hancur
- Bab 199 Maaf (1)
- Bab 199 Maaf (2)
- Bab 200 Bercerita Lucu (1)
- Bab 200 Bercerita Lucu (2)
- Bab 201 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu (1)
- Bab 216 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu
- Bab 202 Pria Brengsek
- Bab 203 Diikuti Hantu
- Bab 204 Cara Terbaik Melarikan Diri.
- Bab 205 Perjamuan (1)
- Bab 205 Perjamuan (2)
- Bab 206 Dia Akan Menikah
- Bab 207 Jalang
- Bab 208 Gaun Pengantin
- Bab 209 Belum Tidur ? (1)
- Bab 209 Belum Tidur ? (2)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (1)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (2)
- Bab 211 Jangan Menangis (1)
- Bab 211 Jangan Menangis (2)
- Bab 212 Pembohong (1)
- Bab 212 Pembohong (2)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (1)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (2)
- Bab 214 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Kalah !
- Bab 215 Berbahaya
- Bab 216 Aku Berpikir Untukmu
- Bab 217 Nonton Film
- Bab 218 Tan
- Bab 219 Menyebalkan
- Bab 220 Pergi
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (1)
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (2)
- Bab 222 Istri Selingkuh Duluan
- Bab 223 Apa Kamu Mau Meninggalkan Dion
- Bab 224 Resah
- Bab 225 Menolak
- Bab 226 Malam Yang Sepi
- Bab 227 Tidak Ada Keberanian
- Bab 228 Antara Janji Dan Tanggung Jawab
- Bab 229 Cincin Nikah
- Bab 230 Cepat Pakai Baju
- Bab 231 Apa Cinta Itu Penting
- Bab 232 Karaoke
- Bab 233 Cinta Terakhir yang Berisi Air Mata
- Bab 234 Pembunuh (1)
- Bab 234 Pembunuh (2)
- Bab 235 Semalaman Tidak Pulang
- Bab 236 Selamat Jalan
- Bab 237 Berdoa
- Bab 238 Melihat Pernikahannya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 239 Aula Pernikahan
- Bab 240 Mimpi Yang Rusak
- Bab 241 Pembohong
- Bab 242 Terjadi Sesuatu
- Bab 243 Seumur Hidup
- Bab 244 Aku Tidak Meninggalkanmu
- Bab 245 Tetap Bersamaku
- Bab 246 Perpisahan
- Bab 247 Tan?
- Bab 248 Maafkan
- Bab 249 Bicarakan Soal Syarat
- Bab 250 Bertemu Lagi
- Bab 251 Permainan Kata-Kata Tulus
- Bab 252 Domino Idiom
- Bab 253 Kata-Kata Tulus
- Bab 254 Pameran Bursa Kerja
- Bab 255 Tidak Suka
- Bab 256 Wawancara
- Bab 257 Penghalang Cinta
- Bab 258 Lamaran
- Bab 259 Air Mata Dari Wanita
- Bab 260 Lembur
- Bab 261 Tamparan
- Bab 262 Memalukan
- Bab 263 Mau Tidak Coba Seberapa Keras
- Bab 264 Jangan Dikasih Hati Minta Jantung Ya
- Bab 265 Apa Ini Kejutan
- Bab 266 Bersekongkol
- Bab 267 Malam Natal
- Bab 268 Tan Hilang
- Bab 269 Tidak Tenang
- Bab 270 Tempat Judi
- Bab 271 Ambilah Hatiku
- Bab 272 Penundaan Pernikahan
- Bab 273 Kehidupan Sederhana
- Bab 274 Minum Anggur
- Bab 275 Marah
- Bab 276 Yang Paling Kejam Bukanlah Kegagalan
- Bab 277 Bunuh Diri
- Bab 278 Kematian Tan
- Bab 279 Kecelakaan Yang Tak Terduga
- Bab 280 Bertengkar
- Bab 281 Tidak Ada Akhir Ke Tiga
- Bab 282 Moodnya Sudah Bagus
- Bab 283 Fitting Gaun Pernikahan
- Bab 284 Berlama-Lama Sampai Mati
- Bab 285: Sindiran
- Bab 286 Kejadian di Hotel
- Bab 287 Berapa Lama?
- Bab 288 Mencium Kelly
- Bab 289 Aku Mencintaimu
- Bab 290 Lawan Kata Dari Aku Mencintaimu
- Bab 291 Menceritakan Kisah
- Bab 292 Aku Mencintaimu
- Bab 293 Jangan Katakan!
- Bab 294 Menggambar Lingkaran
- Bab 295 Rahasia
- Bab 296 Jangan Lepaskan Aku
- Bab 297 Mandi dan Tidurlah
- Bab 298 Kemarahan
- Bab 299 Lika-Liku Perjalanan
- Bab 300 Minum Alkohol
- Bab 301 Jebakan
- Bab 302 Kebenaran Selalu Pahit
- Bab 303 Cinta Yang Telah Mati
- Bab 304 Aku Membutuhkanmu!
- Bab 305 Mengambil Nyawanya!
- Bab 306 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 307 Mabuk
- Bab 308 Cinta Hingga Akhir
- Bab 309 Tidak Mengerti Arti Cinta
- Bab 310 Foto
- Bab 311 Perasaan Bersalah
- Bab 312 Sungguh Menderita
- Bab 313 Hamil
- Bab 314 Hidup Untuk Cinta
- Bab 315 Setia Pada Teman
- Bab 316 Hidup Dengan Baik
- Bab 317 Menggugurkan Anak
- Bab 318 Aku Tidak Mau Menggugurkan Anak
- Bab 319 Telah Pergi
- Bab 320 Identitas Asli Leheon Mozard
- Bab 321 Lupakan Saja
- Bab 322 Ada Pendukung
- Bab 323 Siapa Kamu Sebenarnya?
- Bab 324 Bersalah
- Bab 325 Hamil Diluar Nikah
- Bab 326 Mau Lahir (1)
- Bab 326 Mau Lahir (2)
- Bab 327 Aku Bersedia
- Bab 328 Keji
- Bab 329 : Langsung Berlari
- Bab 330 : Mencari Saudara
- Bab 331 : Loyalitas Bodoh !
- Bab 332 : Terlalu Kesepian
- Bab 333 : Perjanjian Lima Tahun
- Bab 334 : Pintar Sekali
- Bab 335 : Pulang
- Bab 336 Bertemu Samuel
- Bab 337 Ayahnya Adalah Dion ...
- Bab 338 Mengulangi Kesalahan
- Bab 339 Lima Tahun Yang Lalu
- Bab 340 Reuni Yang Tak Terduga
- Bab 341 Menangis
- Bab 342 Sakit Karena Cinta Yang Tidak Bisa Didapatkan
- Bab 343 Kedua Kali Bertemu
- Bab 344 Dia Tidak Ada Seharipun Yang Tidak Sakit
- Bab 345 Menginap Pada Malam Ini
- Bab 346 Mencium Sampai Berdarah
- Bab 347 Orang jahat
- Bab 348 Ayah dari Anak Itu
- Bab 349 Marah
- Bab 350 Jangan Bicara Dengan Paman
- Bab 351 Masih Belum Mati
- Bab 352 Tergila-Gila Padanya
- Bab 353 Merasa Bersalah
- Bab 354 Alergi
- Bab 355 Maaf
- Bab 356 Kalau Aku Perlu Kamu, Aku Harus Bagaimana?
- Bab 357 Kencan Buta
- Bab 358 Selamatkan Ibuku
- Bab 359 Kembali Ke Sisiku
- Bab 360 Harmonis
- Bab 361 Mengoles Obat
- Bab 362 Tidak Sempat Berpamitan
- Bab 363 Terakhir Kalinya
- Bab 364 Kamu Selalu Begitu Jahat.
- Bab 365 Hubungan Persaudaraan Yang Berharga
- Bab 366 Pengenalan Ayah Dan Anak
- Bab 367 Kenapa Bisa Namanya ?
- Bab 368 Mencari Wanwan
- Bab 369 Perbedaan Yang Drastis
- Bab 370 Menyalahkan
- Bab 371 Menangislah
- Bab 372 Bukan Tidak Cinta Melainkan Sangat Cinta
- Bab 373 Datanglah ke Kamarku
- Bab 374 Nenek Sudah Meninggal
- Bab 375 Kamu Tidur Saja
- Bab 376 Berjanji
- Bab 377 Bersedia Mati Di Sisimu
- Bab 378 Siapa Pelakunya?
- Bab 379 Keguguran
- Bab 380 Benarkah Itu Kamu?
- Bab 381 Apakah Tidak Senang Bertemu Denganku?
- Bab 382 Malam Pernikahan Yang Tragis
- Bab 383 Jesan Bishen
- Bab 384 Suami Istri Tua
- Bab 385 Pernikahan Akhirnya Berlangsung Sesuai Jadwal
- Bab 386: Malam Pertama
- Bab 387: Terima Kasih
- Bab 388: Mayat
- Bab 389: Kita Hadapi Bersama
- Bab 390: Kantor Polisi
- Bab 391 Investigasi
- Bab 392 Jesan Bunuh Diri
- Bab 393 Merebut Posisi
- Bab 394 Meninggal
- Bab 395 Curiga
- Bab 396 Kasusnya Sudah Ditutup
- Bab 397 Rubah Menunjukkan Ekornya
- Bab 398 Meninggalkan Zurich
- Bab 399 Hilang
- Bab 400 Masih Hidup?
- Bab 401 Runtuh
- Bab 402 Kebenaran Mengejutkan 20 Tahun Yang Lalu
- Bab 403 Membuat Orang Sangat Lelah
- Bab 404 Kebenaran
- Bab 405 Berhati Lembut Seperti Wanita
- Bab 406 Tidak Bisa Menahan
- Bab 407 Pengirim Surat Yang Misterius
- Bab 408 Siapa Kamu?
- Bab 409: Berdarah Dingin
- Bab 410 Rencana
- Bab 411 Pria Nenek
- Bab 412 Bertindak Gegabah
- Bab 413 Berpura-Pura?
- Bab 414 Menangis
- Bab 415 Ketidakadilan
- Bab 416 Amnesia
- Bab 417: Tidak Berani Menganggap Enteng
- Bab 418 Mencelakai Kamu
- Bab 419 Mencelakai
- Bab 420 Berkelahi Terus Terang
- Bab 421 Tidak Menyangka
- Bab 422 Terlalu Kelewatan
- Bab 423 Rindu
- Bab 424 Terjebak Bahaya
- Bab 425 Kehangatan
- Bab 426 Emosi Apa yang Menyelubunginya
- Bab 427 Bandit yang Bengis
- Bab 428 Jadi Hantu Pun Tidak Akan Membebaskanmu
- Bab 429 Segera Meninggal
- Bab 430 Kebencian di Dalam Hati
- Bab 431 Menyaksikan Pertunjukkan Asyik
- Bab 432 Mengatur Jadwal Operasi
- Bab 433 Terpisah Di Dua Alam Berbeda
- Bab 434 Jangan Khawatir
- Bab 435 Satu Tahun Kemudian (Tamat)
- Bab 436 Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (1)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (2)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (3)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (1)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (2)
- Bab 438 Kota Asing: Jika Cinta Adalah Kehendak Tuhan
- Bab 439: Negara Asing: Rencana Gila