Cinta Di Balik Awan - Bab 82 Cinta Yang Unik

Di kota yang bising, selama ada cuaca buruk, akan ada kemacetan di jalan.

Lalu lalang, seperti tidak ada akhir.

“Ini mau macet sampai kapan? “ Kelly mengeluh karena tidak tahan.

“Jangan terburu-buru, seharusnya sebentar lagi. “

“Aku tidak buru-buru, yang paling penting itu kamu, demi mengantarku, kamu tidak makan malam.“ Dia bergumam dengan suara rendah dan sangat marah.

“Tidak masalah, aku tidak lapar. “

Kesabaran Maxim seakan bawaan dari dirinya sendiri, Kelly sibuk berpikir, akhirnya berkata: “Ei, mau tidak nanti ku traktir makan pangsit dirumahku? “

“Benarkah? “

“Tentu saja. “

“Kalau orang tua mu tanya aku siapa bagaimana kamu menjawabnya? “

“Gampang, driver bosku. “

Dia tersenyum: “oke. “

Setelah dengan susah payah sampai ke tujuan, Kelly melompat keluar dari mobil, dan menunjuk toko pangsit Blue Sky dan berkata, “Itu rumahku, ayo jalan. “

Maxim mengikuti dia masuk kedalam toko, meskipun ruangannya kecil, tapi memberikan perasaan ramah pada orang.

“Pa,ma, aku pulang. “

Dian Hansen sedang mengaduk adonan, begitu mendengar panggilan langsung balik badan, dan melihat sekilas pria di belakang putrinya, dia melangkah maju dengan waspada dan bertanya, “Siapa ini? “

“Oh, driver bos ku, dia mengantarku pulang untuk ambil barang. “

Kelly tersenyum dengan malu: “tolong masakkan kami semangkuk pangsit, sudah lapar sekali. “

Setelah memberikan salam, papa Kelly balik badan memasak pangsit, tatapan Yuni memancarkan tatapan yang rumit, dia bertanya pada putrinya dengan pelan: “besok sudah mau pergi? “

“Iya. “

Mungkin karena melihat kekhawatiran ibunya, dia menepuk dadanya dan berjanji: “ibu, aku tahu kamu dan ayah tidak bisa melepas kepergianku, tapi kalian tenang saja, tunggu setelah aku tamat, aku segera kembali kesisi kalian, dan tidak akan pernah meninggalkan kalian lagi. “

“Baik. “

Ibu Kelly tersenyum lega, dia bersedia percaya pada anak sendiri.

Pangsit sudah matang, Kelly menghidangkannya di hadapan Maxim: “cobalah, ku jamin kamu akan menikmatinya tanpa henti. “

Dia mengangguk, tidak lupa menggoda sebelum mencicipinya: “kalau Presdir Dion tahu sekarang aku makan pangsit dirumah mu, dia pasti iri sekali. “

“Kenapa? “

“Sebelumnya dia mengantarmu pulang, tanpa sengaja mengatakan padaku, sebenarnya, dia sangat ingin melihat tempat kamu tumbuh besar. “

Dengan malu-malu menundukkan kepala: “apa yang mau dilihat. “

“Kamu bukannya tidak mengerti, kamu hanya saja tidak mau mengerti. “

Keduanya masuk dalam keheningan, ini adalah topik yang sensitif.

Beberapa saat kemudian, Maxim memecah kesunyian dan berkata: “Ngomong-ngomong, apa kamu melakukannya sesuai dengan yang ku katakan? “

“Ayam goreng kacang? “ Kelly bertanya dengan ragu.

“Iya. “

“Sudah, tapi dia kelihatannya tidak terlalu suka. “

“Dia bukannya tidak suka makan, tapi dia tidak berani makan. “

“Lagian aku tidak taruh racun. “

Maxim menghela nafas dan berhenti untuk waktu yang lama sebelum menjelaskan: “bukan itu maksudnya, setiap orang pasti bergantung pada ingatan untuk kelangsungan hidup, bagi tuan muda Dion, ingatan yang diandalkannya untuk bertahan hidup adalah hidangan ayam goreng kacang. “

“Kenapa kamu mengatakannya begitu? “

“Sejak kematian kedua orang tua, beberapa tahun ini, baik hal kecil dan besar, semua diputuskan dia sendiri, meskipun kelihatan tidak masalah, nyatanya, hatinya sangat lelah, ada musuh diluar yang terus memandanginya, di dalam keluarga ada paman yang bodoh, mereka berdua akan jatuh ke dalam keadaan permusuhan, ayam goreng kacang adalah masakan yang paling sering dimasak ibunya untuknya selama dia masih hidup, karena tidak ada orang yang akan mencampur ayam dengan kacang, ibunya memang mau memberikan dia cinta yang unik. “