Cinta Di Balik Awan - Bab 223 Apa Kamu Mau Meninggalkan Dion

Pagi di hari ketiga, Kelly pergi ke sekolah mencari Giselle, dengan sepenuh hati berkata: “Giselle, aku berpikir semalaman, aku tetap memutuskan untuk memberitahumu masalah ini.”

“Masalah apa?”

Giselle melihat ekspresi Kelly serius, kelopak matanya tidak bisa tertahankan dan mulai sembarang melompat.

“Aku mau meninggalkan Zurich, pesawat jam 1, aku pergi ke Beijing sama Leheon. “

“Ha?? Kamu mau meninggalkan Zurich?kamu mau meninggalkan Dion?!! “

“Kecilkan suaramu.”

Kelly menaruh jarinya di depan mulut menandakan jangan bersuara: “aku awalnya tidak ingin kasih tahu kamu, tapi tidak tega juga pergi tanpa berpamitan, lagipula orang yang membuat aku sakit itu bukan kamu, hari ini aku datang ke sekolah hanya untuk berpamitan denganmu, nanti kamu harus jaga kesehatan baik-baik, masalah kamu sama Maxim jangan terlalu bersikeras, aku tidak berharap di kemudian hari jalan yang kamu ambil itu sama denganku, begitu saja, aku pergi ya.”

“Tunggu sebentar!”

Giselle menahan Kelly, serentak dengan marah: “kamu lagi memberiku kata-kata terakhir ya? Dion bukannya masih belum menikah dengan Jesan, untuk apa kamu harus sekali meninggalkan dia? “

“Itu sesuatu yang akan terjadi baik cepat atau lambat.”

“Mana mungkin, Dion begitu cinta sama kamu…… “

“Dion cinta aku, sama sekali tidak mempengaruhi Dion menikah orang lain, kalau kamu tidak ingin melihat aku tinggal di sini dan berakhir menyedihkan, kamu bantu jaga rahasia ini untukku, aku akan langsung hubungi kamu setelah sampai Beijing.”

“Apa kamu kamu sudah pikirkan ini dengan jelas? “

“Aku berpikir dengan sangat jelas, aku tahu aku sedang melakukan apa! “

“Kalau begitu apa Dion tahu kamu akan pergi?”

“Kalau Dion sudah tahu, apa aku masih bisa pergi?”

Giselle menarik rambutnya: “tapi kalau kamu pergi, hati Dion akan sangat terluka!“

“Tapi kalau aku tidak pergi, aku jadi orang yang hatinya terluka.“

“Kelly, kamu dengarkan aku bicara, hidup itu seperti tempat taruhan, tidak mungkin selalu menang, asalkan ada yang dipertaruhkan, selamanya akan berharap, cinta Dion itu yang kamu pertaruhkan kamu tunggu saja, siapa tahu di masalah ini akan segera ada perubahan.”

“Kata-kata seperti itu aku sudah bilang pada diriku sendiri tak terjumlah kalinya, aku tidak ingin membohongi diri sendiri dan orang lain lagi.”

“Kelly bertekad bulat mau pergi, tidak peduli bagaimana Giselle berusaha menggerakkan perasaannya, beralasan dengan logika apa, Kelly terus bersikeras melindungi prinsipnya sendiri.”

“Kalau begitu bagaimana dengan pelajaran kamu disini?“

“Aku menyerah.”

“Menyerah? Sudah belajar setengah kamu bilang menyerah? Kamu menyerah berarti sertifikat kelulusan juga tidak akan kamu dapatkan, setelah kembali ke negaramu, siapa yang akan mengakui kamu pernah belajar di luar negeri!”

“Aku tidak perlu pengakuan siapapun, kemampuan seseorang tidak hanya dilihat berdasarkan selembar sertifikat, emas pasti selalu akan bersinar.”

“Kalau begitu apa kamu tidak merasa sayang? “

Kelly menjawab dengan pasti: “tidak merasa. “

Pada awalnya pilihan langsung belajar master itu demi Dion, sekarang karena mereka berdua tidak punya cata untuk terus lanjut, maka tidak ada artinya Kelly belajar ini lagi.

Giselle tidak mampu menggerakkan keputusan kelly, terpaksa menerima kenyataan bahwa Kelly akan pergi, sesaat sebelum berpisah, menggenggam tangan Kelly dan berkata: “tunggu aku di Beijing, kalau cintaku juga gagal.“

Siang hari Kelly pulang ke taman bunga wisteria, mencari alasan untuk Bibi Yu menghabiskan waktu dengan turun gunung, kemudian Leheon menyetir mobil datang menjemput Kelly, Kelly memasukkan kopernya ke bagasi belakang mobil, pada akhirnya melirik sekilas tempat penuh kenangannya ini, mengikutinya pergi dengan pasti.

Mobil berjalan di jalan menuju bandara, Kelly sepatah katapun tidak bicara, Leheon duluan memecahkan keheningan: “meninggalkan saja seperti ini apa tidak akan menyesal? “

“Menyesal apa?”

“Bahkan tidak melihat dia lagi.”

Kelly memalingkan kepala tanpa suara, setelah cukup lama baru menjawab: “tidak akan.”

Kelihatannya kali ini kamu sungguh bertekad hati. Leheon menghela nafas: “hati wanita ini kalau bertekad sungguh tidak berperasaan ya.”

“Tidak berperasaan itu selalu datang dari yang punya banyak perasaan, justru karena terlalu banyak perasaan, dipakai sampai habis, jadi, baru berubah jadi tidak berperasaan.”

Mobil sampai ke bandara, Kelly turun dari mobil, Kelly memakai sebuah kacamata hitam, juga topi berwarna ungu dengan ujung daun lotus, topinya sangat besar, hampir menutupi setengah wajah Kelly, kalau bukan orang yang dekat secara khusus, sama sekali tidak mungkin mengenali Kelly.

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu