Cinta Di Balik Awan - Bab 227 Tidak Ada Keberanian

“Nona, nona, sudah tidur?”

Itu suara bibi Yu sepertinya dia sangat cemas, dia mengerutkan kening bangkit dari bak mandi, membalut dirinya dengan handuk dan bertanya: “Kenapa?”

“Bekas luka di dada tuan muda sepertinya infeksi, sekarang sakit sekali, cepat pergi lihat!”

Dia terkejut menggertakkan gigi: “Kalau infeksi ya panggil dokter, aku pergi lihat juga tidak ada guna.”

“Sudahku kupanggilkan dokter, tapi nona harus bantu tuan muda oleskan obat,nona kan tahu, tuan muda tidak suka orang lain menyentuh tubuhnya selain nona.”

“Tidak terbiasa ya biarkan saja dia sakit.”

Dengan kejamnya dia jalan kesamping tempat tidur memegang kepalanya dengan kasar lalu berbaring menarik selimut, dia tidak ingin pertahanan yang dibangun susah payah dalam dirinya runtuh begitu saja.

Seiring berjalannya waktu, tidak ada pergerakan diluar kamar, seluruh dunia tampak hening, satu-satunya yang tidak bisa tenang adalah hatinya, dia tidak ingin memperdulikannya, tapi begitu memejamkan mata, benaknya tetap memikirkannya, dia tidak ingin memperhatikannya, tapi begitu mendengar bekas lukanya infeksi, dia merasa seolah dirinya sendiri yang sakit, dia bisa membohongi seluruh dunia, tapi tidak bisa membohongi dirinya sendiri.

Dia bangkit lemas dari tempat tidur, memakai mantel keluar kamar, dan berdiri di luar pintu sebelah, jari-jarinya gemetaran.

Dorong membuka pintu, ruangan gelap gulita, dengan bantuan sinar bulan yang redup, dia melihat Dion berbaring di tempat tidur, lalu perlahan berjalan ke arahnya.

Kalau cinta ibarat marathon, begitu dia mundur selangkah bukankah itu artinya kalah?

Kalau begitu, butuh berapa banyak keberanian mengambil resiko ini agar dia bisa mundur selangkah?

“Dokter belum datang?”

Dia duduk di samping tempat tidur, mencoba yang terbaik untuk menjaga nadanya setenang mungkin.

“Belum.”

“Kalau begitu aku telepon lagi.”

“Tidak perlu.”

Dion menjulurkan tangan menahannya: “Penyakitku tidak bisa disembuhkan dokter.”

Kelly tidak menjawab apa-apa karena sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakannya.

“Yang terluka itu disini.” Dion memegang tangannya menaruhnya diatas bekas luka,

“tapi sakitnya tuh disini. “

Tiba-tiba dia sadar dia ditipu, lalu bangkit pergi, tapi ditahan oleh Dion dari berlakang: “Saat aku yang mencintaimu tidak bisa melihatmu, kamu malah memberitahuku, kamu makan malam romantis, nonton film romantis, lihat pemandangan malam, makan makanan kesukaanmu dengan pria lain, kamu tahu tidak perasaanku gimana? Hatiku sakit, aku iri, aku marah, aku sedih, tapi lebih banyaknya cemburu, cemburu yang tak tertahan……”

Kelly tetap ingin pergi, tapi dipeluk erat Dion: “Dengarkan aku.”

“Aku bisa mendengar langkah kakimu diantara 1000 orang yang berjalan melewatiku, itu karena 999 orang lainnya melangkahkan kaki dilantai, hanya kakimu yang melangkah dihatiku. Tak peduli seberapa jauh kamu pergi, tak peduli kemanapun kamu pergi, aku tidak akan kehilangan dirimu, tapi aku tetap berharap kamu tidak pergi kemanapun, tetap berada disampingku, menemaniku melewati sisa hidup ini.”

Dia terpana, matanya berkabut dan terisak: “Bukannya kamu dan Jesan……”

“Kelly kamu menang.”

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
3 tahun yang lalu