Cinta Di Balik Awan - Bab 228 Antara Janji Dan Tanggung Jawab

Satu kalimat ‘Kelly kamu menang’, mampu membuat air mata Kelly berlinangan melimpah tanpa henti seperti air sungai.

Dia sendiri sama sekali tidak menaruh harapan bisa tidaknya menang atau mungkin tidaknya dia menang, dia hanya tahu, kalau berusaha pasti ada sebuah harapan untuk menang, tapi kalau hanya duduk diam pasti tidak ada harapan sama sekali.

“Maksudmu kamu tidak akan menikah dengan Jesan?”

Dion mengangguk perlahan: “Iya.”

“Kalau begitu, kamu juga menyerah sama balas dendam?”

“Tidak, sudah kubilang, selama aku masih hidup, aku tidak akan menyerah untuk balas dendam.”

Tatapan Kelly menjadi gelap, harapan yang susah payah ada dalam sekejap hilang: “Batal menikah tapi tidak menyerah sama balas dendam, ini sama saja bertentangan.”

“Dendam tetap harus dibalaskan, kalau bisa temukan kebenaran semasa aku masih hidup, kalau tidak bisa, aku hanya bisa menyerah.”

“Sebenarnya dalam hatimu, apa yang tidak bisa kamu lepaskan?”

“Awalnya kukira aku tak bisa menyerah pada balas dendam ini, tapi saat kamu tidak mengabaikanku, aku baru sadar, yang paling tidak bisa kulepaskan sebenarnya adalah dirimu. Jadi Kelly, aku tak akan mengecewakanmu lagi hanya demi sebuah balas dendam.”

“Bisakah aku mempercayaimu sekali lagi?”

Tubuh Kelly gemetar, hatinya bergetar ditengah angin dan hujan, seperti perahu kehilangan dayungnya yang bergolak.

“Bisa.”

Dion memeluknya: “tidak peduli kapanpun kamu tetap bisa mempercayaiku, karena aku orang yang paling tidak ingin membohongimu.”

“Kalau begitu aku akan mempercayaimu sekali lagi.”

Dia melompat dalam dekapannya dan memeluknya dengan erat, luapkan semua rasa sakit dan kekecewaan yang ada dalam dirinya dengan tangisan air mata, mengalah selangkah mungkin masih ada harapan, kalau terus memaksanya hingga kejalan buntu, mungkin benar tidak akan ada harapan sama sekali.

Jadi dia bukan ditaklukkan dengan mudah, melainkan dia hanya memberi kesempatan pada dirinya untuk terakhir kalinya.

“Untuk terakhir kalinya.”

“Maaf Kelly, sudah membuatmu sedih……maaf……”

Dion memegang wajahnya dan mencium tetesan air mata dari sudut matanya, dia merasa bersalah, karena pria yang baik tidak akan membiarkan wanita yang dicintainya meneteskan air mata.

“Kali ini kamu akan melindungiku kan?”

“Iya, aku akan melindungimu seumur hidupku.”

Kelly mengusap air mata dan tersenyum bahagia, dia mencium dahinya dan mengatakan kepadanya dengan tenang: “Arti dari mencium dahimu adalah aku sudah memaafkan mu.”

Mereka berdua saling berpelukan, ketulusan cinta dihati mereka tak bisa digantikan oleh siapapun, bahkan setelah mendapat cobaan dan kekejaman takdir, cinta Kelly dan Dion dapat membuat orang merasakan kekuatan dan keajaiban cinta sejati serta hasutan untuk mencintai.

“Kalau suatu hari nanti, kamu masih menyakiti hatiku lagi, aku akan meninggalkanmu tanpa ragu.”

Katanya dengan tegas, yang bersandar didadanya.

“Kalau suatu hari nanti, kamu mengatakan padaku kamu akan meninggalkanku, aku tidak akan menahanmu, aku tahu kamu punya alasanmu sendiri. Kalau suatu hari nanti, kamu mengatakan padaku sebenarnya kamu masih mencintaiku, akan kuberitahu padamu, sebenarnya aku masih menunggumu.”

Sudut matanya basah lagi, karena kata-katanya menyentuh hatinya.

“Bagiku aku hanya mengenalmu seorang didunia ini, kalau tidak bersama denganmu, aku sama sekali tidak tahu harus pergi kemana……”

Hati pasti akan selalu bersama dengan cinta, kalau hati dan cinta sudah berpisah, tak peduli dimana orangnya berada atau kemana perginya, ini tidaklah penting sama sekali.

Bagi Kelly, kalau tidak bisa bersama dengan Dion, dia tak masalah dimana dirinya berada.

Hari ini hari Valentine, kebetulan ketemu dengan Jesan.

Kelly memakai kalung heart of the sea pemberian Dion, berjalan di jalan-jalan Zurich yang terang, awalnya di hari yang begitu penting ini seharusnya mereka berdua bersama, tapi karena Dion tiba-tiba ada pertemuan penting, hanya bisa menunggu setelah dia selesai bekerja baru pergi nonton film, dalam proses menunggu itu dia jalan-jalan bosan.

Diluar dugaan bertemu dengan Jesan.

Jesan duduk dikursi roda, memakai atasan sweater cokelat, dan rok bohemian panjang yang sampai menutupi bagian bawah tubuhnya.

“Kebetulan ya.”

Tatapannya rumit dan tersenyum pada Kelly: “Kenapa sendirian? Tunanganku tidak menemanimu ya?”

Kelly menghela, sekalipun Jesan kehilangan kedua kakinya, dia tetap saja sombong, selalu suka menekankan Dion adalah tunangannya.

“Tunanganmu bagaimana mungkin menemaniku? Seharusnya menemanimu baru benar.”

“Dimana ada bunga cantik pasti ada bau semerbak bunga busuk, semua pria hanya ingin menikmati rasa bunga itu saja.”

Ucapan Jesan ini membuat Kelly tidak nyaman, seolah terdengar dia seorang pelakor.

“Aku pergi dulu masih ada urusan.”

Dia berbalik pergi, Jesan meneriakinya: “Jelas-jelas kamu tahu kakiku tidak nyaman, tidak bisakah kamu membantuku?”

“Kakimu tidak nyaman bisa tidak nggak usah keluar, atau saat kamu keluar bawa seseorang, mana bibi Zhang?”

“Bibi Zhang sudah pulang ada masalah dirumahnya, aku hanya ingin keluar makan malam saja.”

Kelly menggertakkan gigi, dengan enggan berjalan kesana mendorongnya mencari restaurant.

“Kelihatannya kamu tidak marah sama sekali ketika aku merebut pria mu?”

Tanya Jesan tanpa niat baik.

“Aku membantumu, bukan karena kamu siapa, tapi karena aku baik.”

“Kamu sama sekali tidak keberatan Dion menikah denganku?”

“Bagaimana mungkin tidak keberatan? Tentu saja keberatan,” hanya saja Jesan belum tahu, Dion tidak akan menikah dengannya lagi.

Sesampai di restaurant, dia mencari tempat duduk disudut, dia yang ingin menggendong Jesan duduk disofa, malah ditolak: “Nggak perlu, aku duduk di kursi roda saja.”

“Kamu mau makan apa?”

“Terserah.”

Kelly membantunya memesankan dua lauk dan satu sup, lalu duduk disebelah dan tidak mengatakan apa-apa lagi.

Jesan terus menatapnya, sampai dia menengadah dan bertanya: “Ada sesuatu diwajahku ya?”

“Wajahmu tidak ada sesuatu, tapi dilehermu ada sesuatu.”

“Apa?”

Dia menjulurkan tangan memegang kalung Heart of the sea, dan mengerti: “Maksudmu ini?”

“Dari mana?”

“Dikasih orang.”

Karena takut mengejutkan Jesan, Kelly sengaja tidak menyebutkan nama Dion, dia yang tidak mengatakannya, bagaimana mungkin Jesan bisa tahu.

“Dari Dion ya?”

Dia terkejut lalu mengangguk: “Iya.”

“Lepaskan.”

“Kenapa?”

“Barang yang begitu berharga, tidak pantas untuk pelakor.”

“Siapa yang pelakor?”

Ekspresi Kelly berubah menjadi tidak senang.

“Meskipun aku dan Dion belum mengadakan resepsi pernikahan, tapi dari cincin yang kupakai, aku memiliki hak untuk memarahimu.”

Jesan mengangkat cincin kawin di jari tengah kirinya.

Novel Terkait

Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu