Cinta Di Balik Awan - Bab 53 Jatuh Dalam Pelukan

Dia mengikutinya ke lift. Setiap kali dia menghadapi Dion, dia merasa sangat gugup. Terutama ketika dia berada di ruangan tertutup seperti ini dan menghirup udara yang sama, itu hal yang bisa membuatnya merasa malu dan tidak nyaman.

“Apa ada uang dibawah kakimu? “

“Hah? “ Dia mendongak, dan merasa reaksinya terlalu lambat untuk menanggapi.

“Apakah kamu sangat takut padaku? “

“Tidak ,tidak. “

“Jadi mengapa kamu menundukkan kepala? “

“Aku sudah terbiasa... “

“Ah masa? “ Dion jelas tidak percaya. Dia tiba-tiba melangkah mendekat dan menjebaknya ke sudut lift. Matanya menyala dan dia berkata, "Lihat aku seperti ini dan pertahankan selama satu menit."

”Ngapain ? ”

Tangannya yang waspada melingkari dadanya seolah dia mau memakannya.

”Bukankah kamu tadi bilang kamu tidak takut padaku? Maka lakukan apa yang aku minta. ”

Itu adalah provokasi terang-terangan. Dengan menggertakan giginya, Kelly mengangkat dagunya dan berpikir dalam hati, "Aku di sini untuk membantu. Aku harus berani dan kuat!"

Dengan cara ini, selama beberapa detik, tubuh Dion mencondongkan ke depan Kelly . Parfum pria yang dicampur dengan aroma tembakau membuat wajahnya langsung memerah.

Napasnya semakin dekat dan membuat kepalanya pusing, dan Kelly hampir kewalahan.

Bertahan, aku harus bertahan.

Dia menggertakkan giginya dan menolak untuk menyerah begitu saja, tapi wajah Dion menjadi lebih dekat dan lebih jelas.

Apa yang dia lakukan? Apa yang harus kulakukan?

Hatinya berdebar kencang, Kelly tidak berani memikirkannya lagi. Dia menutup matanya dan menunjukkan ekspresi pasrah.

Napas pria itu menyapu wajahnya dan jatuh ke telinganya: ”Wajahmu merah sekali, sungguh lucu. ”

Tiba-tiba, kakinya menjadi lemas dan bergetar dan jatuh ke depan. Pada saat kritis itu, Dion mengulurkan tangan untuk menangkapnya. Dia seharusnya jatuh di lantai lift. Tapi dia malah jatuh ke pelukannya.

Ada banyak lebah yang berdengung di atas kepalanya. Mata Kelly menjadi gelap dan akhir dunia telah tiba.

Terdengar suara pintu lift terbuka, dan dia melompat keluar terburu-buru, terengah-engah.

”Apa yang terjadi tadi? ”

Dion menatapnya dengan wajah tenang, terlihat senyum iseng di wajahnya.

”Aku mengidap sedikit hipoglikemia (gula darah rendah). ”

”Huh ... ” Dia tertawa terbahak-bahak: ”aku pikir kamu akan mengatakan mengidap acrophobia / takut ketinggian. ”

”Takut ketinggian? ”

Ketika dia mengatakan itu, dia teringat kenapa lift tidak berhenti dari tadi. Dia bergegas ke jendela dan melihat keluar. Dia menarik napas. Mengerikan, dia tidak bisa melihat dasarnya.

”Bagaimana kamu bisa mendirikan gedung kantor yang begitu tinggi? Dimana ini? Apakah ini di langit? ”

Dia berjalan ke arahnya dan menatap ke depan. Dia berkata dengan percaya diri berkata : ”berdiri di tempat tinggi, baru bisa melihat lebih jauh. ”

”Tapi kamu tidak khawatir kalau ada gempa bumi? ” Kelly mengolok-oloknya.

”Jika terjadi gempa bumi, apa perbedaan antara lantai sepuluh dan lantai sembilan puluh sembilan? ”

”Apa perbedaan antara melihat lebih jauh dan melihat lebih dekat? ”

”Nilai seseorang tergantung pada posisi berdirinya. Jika dia berdiri tinggi, targetnya akan tinggi, jika dia berdiri rendah, targenya akan rendah, dan kalau targetnya besar maka hatinya juga besar. ”

Kelly tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, dia menatapnya sekilas dan mengaguminya, betapa ambisiusnya pria ini……...

Novel Terkait

Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu