Cinta Di Balik Awan - Bab 423 Rindu
Pada malam hari, bayangan bulan terlihat dangkal, langit terlihat gelap seolah-olah tertutupi dengan sebuah lapisan kain hitam. Kelly tidak bisa tidur, dia duduk di samping tempat tidur, memeluk lututnya sambil memikirkan apa yang terjadi pada sore tadi.
Dion pasti tidak bisa menahan siksaan berupa melihat Kelly terluka dan masih harus berpura-pura tidak peduli, makanya dia pulang dengan begitu saja dengan buru-buru. Sudah 8 hari berlalu sejak Kelly bertemu dengannya, 2 orang yang saling mencintai hanya bisa bertemu sekali setiap 8 hari, hal ini sangat kejam dan tidak berdaya. Berpikir saja Kelly merasa sakit hati dan hal yang membuat Kelly merasa semakin sakit hati adalah dia tidak tahu kapan dia baru bisa bertemu dengan Dion lagi...
Kelly merasa sangat frustrasi, akhirnya dia memutuskan untuk mencari udara segar. Setelah memakai jaket, Kelly pun pergi ke teras.
Tidak tahu sudah berapa lama sejak Kelly dan Dion duduk di sini untuk menyaksikan bulang bersama. Adegan yang hangat ini masih tertinggal di pikirannya dan dalam sekejap mata, waktu sudah berlalu begitu lama.
Kelly berbaring di atas kursi kayu dan memejamkan matanya, dia sedang memikiran masa-masa dulu yang bahagia. Tanpa sadar Kelly tertidur dan mimpi, di dalam mimpi dia berjumpa dengan orang yang dia rindu. Dion berjalan menghampirinya dan mengelus lengan Kelly yang terluka dengan lembut, kemudian Dion mengangkat tangannya dan menciumnya dengan lembut. Perasaan yang sangat nyata dan hangat itu membuat Kelly terbangun dari mimpi dan membuka matanya, siapa tahu, dia malah terkejut dengan adegan di depannya...
Adegan di depannya sama seperti mimpi, orang yang dia rindukan memegang tangannya dan menciumnya dengan lembut. Selama 1 menit, Kelly sama sekali tidak bisa bereaksi, dia mengira dirinya masih mimpi. Sampai Dion mengulurkan tangannya untuk memegang pipi Kelly, Kelly baru sadar dan berkata: "Apakah aku masih sedang mimpi?"
"Kamu tidak dalam mimpi"
Dion mencubit pipnya dengan kuat, kesakitan di pipnya membangunkan Kelly secara total. Kelly langsung memeluk Dion dengan erat dan bertanya dengan kaget: "Sayang, kenapa kamu bisa di sini?"
Kelly benar-benar sangat kaget. Waktu kamu menjumpai seseorang di dalam mimpi dan dia berada di hadapan kamu setelah kamu bangun, apakah hal ini termasuk keajaiban yang menyenangkan?
Dion memegang tangan Kelly dan berjalan ke arah pagar pembatas bagian kiri sebelum menunjuk ke arah bawah, Kelly melihat ke arah jari Dion menunjuk dan melihat sebuah tangga di sana: "Kamu memanjat dari sana?"
"Iya"
"Sekarang baru jam 10 lebih, orang Stanley sudah pergi?"
"Tidak. Orang aku mengalihkan mereka ke tempat lain"
"Kalau begitu, bukannya mereka akan segera kembali lagi?"
"Benar, jadi aku tidak boleh berada di sini terlalu lama, aku akan pergi setelah melihat kamu sejenak"
Dion menundukkan kepalanya, sambil memegang lengan Kelly yang terluka dia berkata : "Masih sakit?"
"Tidak sakit lagi" Kelly menggelengkan kepalanya.
"Tetapi aku masih sakit"
Dion meletak tangan Kelly ke bagian jantungnya: "Dari sore tadi dia sakit sampai sekarang. Walaupun semua usahaku mungkin saja menjadi sia-sia, aku tetap ingin datang menjumpai kamu. Hanya menjumpai kamu, hatiku baru bisa berhenti sakit. Aku baru bisa melakukan hal lain dengan tenang"
"Aku mengira hanya aku sendiri yang sedang merindukan kamu"
"Bodoh. Kamu tidak percaya aku lebih kangen kamu?"
Kelly tertawa dengan terhibur: "Melihat kamu mengambil resiko dengan mempertaruh nyawamu datang menjumpai aku, tentu saja aku percaya"
"Cepat duduk, aku membantu kamu memakai obat"
Dion mengeluarkan sebuah obat berwarna emas dari sakunya, kemudian mengoles obat ke lengan Kelly dengan lembut sambil berkata: "Melihat Leheon memegang tangan seperti itu, aku hampir saja mendorongnya. Untungnya kamu pergi ke toilet, kalau tidak aku benaran bisa tidak sanggup mengontrol diri"
Itu adalah jebakan yang direncanakan Stanley.
"Aku tahu. Makanya setelah itu aku bersikap keras kepala mau pulang, aku takut kalau aku terus berada di sana, dia akan mencari segala cara agar kita saling mengakui"
"Dia benar-benar adalah seekor serigala tua yang licik"
Kelly berkata dengan marah: "Dia tiba-tiba mengajak aku makan sudah membuat aku sangat terkejut, siapa tahu dia malah mengundang kamu juga. Kamu tidak tahu seberapa gugupnya aku waktu melihat kedatangan kamu, aku takut aku tidak bisa bertingkah dengan baik dan malah membawa masalah untukmu"
"Kamu bertingkah sangat baik. Tidak hanya berhasil membohongi paman kedua, keempat dan kelima, aku saja hampir tertipu. Kamu sudah tahu aku itu berpura-pura amnesia, kenapa masih bisa menangis sampai begitu sedih?"
Kelly menundukkan kepalanya sebelum menghela nafas panjang: "Waktu itu adegan yang muncul di otakku hanya 1, yaitu adegan dimana kamu dipaksa sampai putus asa dan meloncat ke dalam laut yang dingin dengan tidak berdaya, sementara aku tidak bisa membantu kamu pada waktu itu, hatiku terasa sakit seperti ditusuk pisau. Berpikir sampai sana air mataku langsung mengalir, semakin berpikir aku merasa semakin sakit hati, semakin sakit hati air mataku pun mengalir semakin deras, akhirnya aku menjadi apa yang kalian melihat setelah itu..."
Dion memeluknya dengan sakit hati: "Benar-benar telah membuat kamu sakit hati"
"Tidak apa-apa. Aku tidak bisa melakukan apa pun untuk kamu, asal tidak membuat masalah, aku sudah merasa sangat bahagia"
Lengan Kelly terasa sejuk, dia berseru dengan gembira: "Kamu mengoles obat ajaib apa ke lenganku? Sama sekali tidak sakit lagi"
Dion meliriknya, "Bukannya tadi kamu berkata sudah tidak sakit lagi?"
Kelly tertawa dengan malu: "Tadi masih ada sedikit sakit, sekarang sama sekali tidak sakit lagi...."
"Kamu ini, benar-benar kadang membuat aku cinta, kadang membuat aku membenci"
Kelly menyandar ke pelukan Dion dan mendengar detak jantungnya yang lancar: "Bolehkah kamu berada di sini pada malam ini?"
Tubuh Dion terasa kaku untuk sejenak, setelah mencium dahinya, dia berkata: "Kata-kata itu terdengar familier, sepertinya dulu aku juga pernah mengatakan kata-kata yang sama kepada kamu"
"Iya. Sementara malam itu aku menuruti kata-katamu dan berada di sana, jadi bolehkah malam ini kamu juga menuruti kata-kataku?"
"Kelly, aku benar-benar tidak tega menolak kamu. Tetapi kondisi sekarang memaksa aku harus menolak kamu, tunggu orang Stanley kembali nanti, aku harus segera pergi. Aku masih harus mengurus banyak hal"
"Hanya satu malam saja tidak bisa? Kapan aku baru bisa bertemu kepada kamu lagi setelah itu?"
"Kita memiliki waktu sepanjang hidup bisa bersama. Jangan bersikap serakah untuk satu malam ini, aku masih harus bertemu dengan seseorang nanti"
Dion baru saja selesai berbicara, suara burung menangis yang aneh pun berdering. Dion merendahkan suaranya: "Orangku sudah kembali, aku harus pergi dulu"
Mendengar dia sudah mau berpikir, air mata yang Kelly menahan dari tadi pun mengalir begitu saja. Dia menahan tangan Dion, tidak tega mau melepas dia pergi begitu saja.
"Kelly, dengarlah kata-kataku. Nanti kita sudah bisa bersama, bersama selamanya!"
Dion memeluknya dan mencium bibirnya, kemudian berputar balik badannya dengan tidak tega. Dia memanjat melewati tangga dan meloncat ke bawah lantai, kemudian dia mengangkat kepalanya dan melihat Kelly yang berada di lantai atas, Dion melambaikan tangannya dengan kuat. Setiap kali berpisah adalah hukuman yang menyakitkan. Pada saat Kelly ingin bersuara, Dion langsung meletakkan jarinya ke bagian mulut, meminta Kelly untuk diam. Akhirnya Kelly hanya bisa melambaikan tangannya dengan tatapan yang dipenuhi cinta dan tidak tega, ada beribu-ribu kata yang tidak bisa terungkapkan....
Bayangan tubuh Dion menghilang dalam waktu singkat, pada saat Kelly hampir tidak bisa melihat dia lagi, Kelly tiba-tiba merasa sesak nafas. Pada saat itu hanya 1 pemikiran yang muncul di otaknya, yaitu mengikuti Dion pergi. Mau Dion ke mana pun, Kelly ingin mengikuti dia seperti bayangan.
Tidak tahu keberanian dan kekuatan dari mana, Kelly turun melewati tangga yang Dion memanjat tadi dan mengejar ke arah kepergian Dion. Meskipun tidak tahu akan berhasil mengejar dia atau tidak, Kelly tetap tidak menyesal dengan keputusannya.
Karena berjalan melewati pintu belakang, orang yang mengawasi dari pintu depan tidak akan menyadari hal itu. Kelly sangat kuat dalam berlari, meskipun dia adalah seorang ibu, stamina dan tenaga dia tetap tidak menurun.
Awalnya Kelly berpikir kalau dia tidak gagal mengejar Dion, dia mau meminta Maxim untuk mengantar dia ke 水涧岛 dengan kapal persier. Siapa menyangka Kelly berhasil, dia melihat beberapa orang asing berdiri di sisi Dion. Karena takut Dion mengusirnya, Kelly tidak berani memanggilnya. Melihat Dion masuk ke dalam mobil bersama beberapa orang itu dan meninggalkan tempat, Kelly pun segera memanggil taksi dan meminta supir untuk mengejar mobil Dion.
Mobil berhenti di sebuah hutan belantara yang sangat terpencil. Kelly turun dari mobil dan menatap kepada rumah-rumah yang berwarna oranye, dia berusaha berpikir apa tujuan Dion datang ke sini.
Kelly tidak berani berjalan terlalu dekat, jadi dia hanya bisa berjalan bolak balik di sekitar. Setelah masuk ke dalam hampir 20 menit, Dion masih belum keluar, hal ini membuat Kelly merasa agak khawatir. Pada saat dia sedang berpikir apakah mau masuk ke dalam, tiba-tiba ada sebuah tangan memegang bahunya, Kelly menoleh ke belakang dengan panik dan melihat 2 pria yang berpenampilan jahat sedang menatapnya dari atas sampai bawah: "Kamu mau buat apa di sini?"
"Suami aku sedang mengurus urusan di sini, aku sedang menunggunya"
"Kalau kalian itu suami istri, kenapa tidak masuk bersama? Katakan dengan jujur, kamu datang ke sini buat apa?"
Tidak hanya berpenampilan jahat, sikap kedua pria itu juga sangat tidak ramah. Kelly menelan air liurnya dan menjelaskan dengan gugup: "Aku mengikuti suami aku ke sini dengan diam-diam, dia tidak tahu. Jadi dia tidak membawa aku masuk..."
Kemudian Kelly pun menoleh ke rumah-rumah yang tampak kuno itu sebelum bertanya dengan ragu: "Tetapi, apa yang dilakukan orang-orang di tempat ini?"
"Jangan berpura-pura lagi. Kamu itu polisi kan?"
Polisi? Kelly berpikir untuk sejenak sebelum segera berkata: "Oh bukan bukan, kalian salah paham. Aku bukan polisi"
Sepertinya orang-orang ini adalah orang hongkong. Untungnya Kelly sering menontong film gangster hongkong.
"Bukan? Kamu mengira kami akan percaya kata-katamu?" Dua pria itu menahan lengan Kelly dan menariknya ke arah depan, Kelly berusaha membantah: "Aku benar-benar bukan polisi. Lepaskan aku, kalian cukup memanggil suami aku keluar sudah bisa membuktikan identitas aku"
Kedua orang itu mengabaikan kata-kata Kelly dan terus menariknya. Merasa tidak berdaya, Kelly hanya bisa bereriak: "Dion, Dion...."
Suara yang ribut berhasil mengkagetkan orang yang berada di dalam rumah, orang yang keluar duluan adalah seorang pria, dia bertanya: "Apa yang terjadi?"
"Bang Qiao, waktu aku dan Ali sedang berpatroli, kami menemukan wanita ini sedang menyelinap dengan meragukan di sini. Kami curiga dia adalah spy yang dikirim polisi"
Kelly tertawa dengan dingin: "Dua abang, apakah wanita lemah seperti aku terlihat seperti polisi? Apakah kamu merasa polisi akan mengirim spy yang lemah seperti aku ke sini?"
Pada saat itu, sekelompok orang keluar dari dalam rumah dan salah satunya adalah Dion. Waktu melihat Kelly di sana, ekspresi Dion langsung berubah menjadi sangat kaget: "Kelly...."
"Apakah tuan Stenheim mengenal wanita ini?"
Orang yang berdiri di paling depan sepertinya adalah pemimpin di sini, dia bertanya kepada Dion dengan sikap yang sangat ramah.
Dion segera mengangguk: "Iya, dia adalah istriku"
Mendengar kata-kata Dion, kedua pria yang menahan Kelly segera saling menatap dan melepas tangan. Kelly segera bergegas jalan ke sisi Dion dan menghela nafas lega sebelum berbisik: "Kalau kamu telat 1 menit keluar, bisa jadi kamu sudah tidak bisa bertemu dengan aku lagi"
"Mengapa kamu bisa datang ke sini?"
Keraguan memenuhi wajah Dion dan nada suaranya terdengar tidak senang.
Novel Terkait
Bretta’s Diary
DanielleCantik Terlihat Jelek
SherinDon't say goodbye
Dessy PutriCEO Daddy
TantoSuami Misterius
LauraCinta Di Balik Awan×
- Bab 1 Pria Yang Dikejar Pembunuh
- Bab 2 Kesucian Atau Keadilan
- Bab 3 Sepertinya Kenal
- Bab 4 Jarak Antar Mereka
- Bab 5 Memilih Selir
- Bab 6 Kabur Sejauh Mungkin
- Bab 7 Berani Menentang
- Bab 8 Peraturan Keluarga Kaya
- Bab 9 Pesta Topeng
- Bab 10 Takdir Buruk
- Bab 11 Pria Ini Tak Mudah
- Bab 12 Niat Satu Pihak
- Bab 13 Apa Kita Kenal Dekat
- Bab 14 Perlu Mengubah Image
- Bab 15 Gerakan Kecil Romantis
- Bab 16 Tak Ada Yang Bisa Didapat
- Bab 17 Pura-Pura Tidak Kenal
- Bab 18 Daya Tarik
- Bab 19 Senyuman Spesial
- Bab 20 Jangan Jadi Wanita Yang Orang Harapkan
- Bab 21 Pemikiran Yang Melampaui Batas
- Bab 22 Cinta Sampai Tak Berdaya
- Bab 23 Gosip Yang Membuat Gusar
- Bab 24 Salah Kirim Pesan
- Bab 25 Sumpah Mati Pengabdian
- Bab 26 Mudah Dicintai
- Bab 27 Lesung Bunga Mekar
- Bab 28 Fragnant Night
- Bab 29 Perasaan Mistis Membuat Perasaan Kacau
- Bab 30 Antara Laki-Laki dan Perempuan
- Bab 31 Rahasia yang Harus Dijaga Baik
- Bab 32 Hadiah Ulang Tahun
- Bab 33 Penyimpangan Perilaku
- Bab 34 Kemampuan Wanita Untuk Menjadi Pemenang
- Bab 35 Menjadi Yang Lain
- Bab 36 Pinggang Ramping Enak Di Peluk
- Bab 37 Orang Yang Berdansa Dengannya.
- Bab 38 Masalah Umum Pria
- Bab 39 Tidak Boleh Didekati
- Bab 40 Tidak Beda Dengan Binatang
- Bab 41 Hidup Dalam Kebahagiaan, Tidak Merasakan Bahagia
- Bab 42 Kita Jangan Kontak Lagi
- Bab 43 Ditakdirkan Hanya Sebagai Pengunjung
- Bab 44 Kebiasaan
- Bab 45 Dunia Kiamat
- Bab 46 Teman terbaik
- Bab 47 Ditakdirkan Bertemu Di Mana Saja
- Bab 48 Tatapan istimewa
- Bab 49 Tidak Ada Rahasia Yang Bisa Ditutupi Selamanya
- Bab 50 Kertas Tidak Bisa Menahan Api
- Bab 51 Memperlakukan Dengan Sopan
- Bab 52 Tak Bisa Dipisahkan Dan Dilupakan
- Bab 53 Jatuh Dalam Pelukan
- Bab 54 Napas Hangat
- Bab 55 Pria Tidak Berkomitmen
- Bab 56 Terluka
- Bab 57 Buka Bajunya
- Bab 58 Minta dia untuk melayani
- Bab 59 Menantang Batas Kesabaran
- Bab 60 Kamulah Protagonis
- Bab 61 Pilihan Terakhirnya
- Bab 62 : Jika Cinta Itu Bertahan Lama
- Bab 63: Sel-sel Yang Tidak Tenang
- Bab 64 Menggoda Hatinya
- Bab 65 Tanpa Sadar Perasaan Muncul
- Bab 66 Bertemu Di Jalan
- Bab 67 Apakah Kamu Menutupi Identitasku?
- Bab 68 Pernikahanku, Aku Yang Putuskan
- Bab 69 Tidak Jatuh Cinta
- Bab 70 Tidak Tega Melakukan Sesuatu Padamu
- Bab 71 Kekacauan Setelah Minum
- Bab 72 Tidak Menunggu Lama
- Bab 73 Kita Tidak Bisa
- Bab 74 Berjuang Meronta Akal Sehat
- Bab 75 Jatuh Ke Jurang
- Bab 76 Sementara Rahasia
- Bab 77 Cinta Yang Salah Seumur Hidup
- Bab 78 Ayam Goreng Kacang
- Bab 79 Rasa Buah Yang Segar
- Bab 80 Digosipkan Yang Tidak-Tidak
- Bab 81 Ketidaktahuan Juga Suatu Kebahagiaan
- Bab 82 Cinta Yang Unik
- Bab 83 Ciuman Berapi-Api
- Bab 84 Hati Akan Pergi Mengikuti Cinta
- Bab 85 Tinggallah Disisiku
- Bab 86 Sisi Gelap
- Bab 87 Tidak Masuk Kedalam hatinya
- Bab 88 Lempar Batu Sembunyi Tangan
- Bab 89 Makan Lalat
- Bab 90 Terbang Seperti Phoenix
- Bab 91 Pria Dia Pasti Kurebut
- Bab 92 Cari Pasangan Yang Cocok Untuknya
- Bab 93 Kamu Ganti Pacar Lagi?
- Bab 94 Tidak Pernah Menganggapmu Sebagai Orang Luar
- Bab 95 Pertengkaran yang Sengit
- Bab 96 Tunggu saja Hukumannya
- Bab 97 Lelucon Dingin
- Bab 98 Masuk Ketempat Yang Tidak Seharusnya
- Bab 99 Aturan Berbeda Karena Seseorang
- Bab 100 Panggilan Telepon Yang Tak Terduga
- Bab 101 Dia Bukan Mangsanya
- Bab 102 Tidak Bisa Dihentikan
- Bab 103 Sehari Tidak Bertemu Bagaikan Sembilan Bulan Tidak Bertemu
- Bab 104 Apa Yang Salah Dengan Sebuah Ciuman
- Bab 105 Kisah Coklat Dove
- Bab 106 Gengsi Membuatmu Menderita
- Bab 107 Penampilan Yang Kasar
- Bab 108 Godaan Selembar Cek
- Bab 109 Kita Putus Saja
- Bab 110 Mencintai Sesuatu Yang Berhubungan Dengan Dia
- Bab 111 Bersedia mempertaruhkan semuanya untukmu
- Bab 112 Sepuluh Ribu Macam Jalan
- Bab 113 Menggunakan Kebaikan Untuk Mendapatkan Cinta
- Bab 114 Darimana
- Bab 115 Berciuman Dengan Lembut
- Bab 116 Garis Pertahanan Hati
- Bab 117 Menginjak Ketulusan Orang Lain
- Bab 118 Hambatan Hati
- Bab 119 Wanita Seharusnya Lebih Bisa Bawa Diri
- Bab 120 Haid Sialan
- Bab 121 Percuma Sudah Memperingatkan
- Bab 122 Mencintaimu Butuh Berapa Banyak Keberanian
- Bab 123 Jadi Penjahat
- Bab 124 Kabar Baik Kabar Buruk
- Bab 125 Perubahan
- Bab 126 Tidak Berjuang
- Bab 127 Dion Brengsek
- Bab 128 Dandelion Ungu
- Bab 129 Benar-Benar Ingin Memintamu
- Bab 130 Bersikeras Tidak Kembali Ke Rumah
- Bab 131 Pernikahan
- Bab 132 Menghilang
- Bab 133 Gaun Pengantin Dengan Berlian
- Bab 134 Kamu Tidak Ada Harapan
- Bab 135 Gen Keluarga
- Bab 136 Hidup Di Mata Orang Lain
- Bab 137 Kotak Pandora
- Bab 138 Jangan Mengecewakanku
- Bab 139 Bertaruh Kebahagiaan Seumur Hidup
- Bab 140 Menunggu
- Bab 141 Pertama Kali (1)
- Bab 141 Pertama Kali (2)
- Bab 142 Senasib (1)
- Bab 142 Senasib (2)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (1)
- Bab 143 Kunjungan Khusus (2)
- Bab 144 Mengapa (1)
- Bab 144 Mengapa (2)
- Bab 145 Bandara (1)
- Bab 145 Bandara (2)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (1)
- Bab 146 Taman Bunga Wisteria (2)
- Bab 147 Dalam Masalah
- Bab 148 Malam Yang Indah (1)
- Bab 148 Malam Yang Indah (2)
- Bab 149 Lemah (1)
- Bab 149 Lemah (2)
- Bab 150 Makan Bersama Setelah Pulang Kerja
- Bab 151 Konferensi Pers
- Bab 152 Pembubaran Kontrak Pernikahan
- Bab 153 Kakak Kedua
- Bab 154 Mabuk Berat
- Bab 155 Menikah
- Bab 156 Jelek
- Bab 157 Bertemu Leheon
- Bab 158 Pelayan Meminta Maaf
- Bab 159 Sembuh
- Bab 160 Kelupaan
- Bab 161 Makan Pangsit
- Bab 162 Sesuatu yang terjadi datang secara bersamaan
- Bab 163 Selamat Ulang Tahun
- Bab 164 Kesal Sekali 1
- Bab 164 Kebahagiaan 2
- Bab 165 Perkumpulan
- Bab 166 Makan
- Bab 167 Terus Terang
- Bab 168 Gaun Pesta
- Bab 169 Harapan Kedepan
- Bab 170 Diculik
- Bab 171 Berani
- Bab 172 Terkejut
- Bab 173 Besok Datang Lagi
- Bab 174 Aku Mau Balas Dendam
- Bab 175 Khawatir
- Bab 176 Tunggu aku
- Bab 177 Chatting
- Bab 178 Liburan
- Bab 179 Menangis
- Bab 180 Bercanda
- Bab 181 Rumah Sakit
- Bab 182 Operasi
- Bab 183 Sakit Hati (1)
- Bab 183 Sakit Hati (2)
- Bab 184 Sadar (1)
- Bab 184 Sadar (2)
- Bab 185 Melihat Sunrise (1)
- Bab 185 Melihat Sunrise (2)
- Bab 186 Bermuka Tebal (1)
- Bab 186 Bermuka Tebal (2)
- Bab 187 Aku Menikahimu (1)
- Bab 187 Aku Menikahimu (2)
- Bab 188 Serigala Datang (1)
- Bab 188 Serigala Datang (2)
- Bab 189 Ganti Rugi (1)
- Bab 189 Ganti Rugi (2)
- Bab 190 Tanpa Sadar mengetahui Rahasia (1)
- Bab 190 Tanpa sadar mengetahui Rahasia (2)
- Bab 191 Omong Kosong (1)
- Bab 191 Omong Kosong (2)
- Bab 192 Sedih (1)
- Bab 192 Sedih (2)
- Bab 193 Menumpang (1)
- Bab 193 Menumpang
- Bab 194 Tak Menyerah
- Bab 195 Dandelion Bertunas (1)
- Bab 195 Dandelion Bertunas (2)
- Bab 196 Membeli baju
- Bab 197 Punya Anak
- Bab 198 Dandelion Sepenuhnya Hancur
- Bab 199 Maaf (1)
- Bab 199 Maaf (2)
- Bab 200 Bercerita Lucu (1)
- Bab 200 Bercerita Lucu (2)
- Bab 201 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu (1)
- Bab 216 Aku Tidak Merayu Kakak Iparmu
- Bab 202 Pria Brengsek
- Bab 203 Diikuti Hantu
- Bab 204 Cara Terbaik Melarikan Diri.
- Bab 205 Perjamuan (1)
- Bab 205 Perjamuan (2)
- Bab 206 Dia Akan Menikah
- Bab 207 Jalang
- Bab 208 Gaun Pengantin
- Bab 209 Belum Tidur ? (1)
- Bab 209 Belum Tidur ? (2)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (1)
- Bab 210 Cinta dan Takdir (2)
- Bab 211 Jangan Menangis (1)
- Bab 211 Jangan Menangis (2)
- Bab 212 Pembohong (1)
- Bab 212 Pembohong (2)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (1)
- Bab 213 Siapa Yang Menyerah Terhadap Cinta (2)
- Bab 214 Aku Tidak Akan Membiarkanmu Kalah !
- Bab 215 Berbahaya
- Bab 216 Aku Berpikir Untukmu
- Bab 217 Nonton Film
- Bab 218 Tan
- Bab 219 Menyebalkan
- Bab 220 Pergi
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (1)
- Bab 221 Apa Aku Boleh Cium Kamu (2)
- Bab 222 Istri Selingkuh Duluan
- Bab 223 Apa Kamu Mau Meninggalkan Dion
- Bab 224 Resah
- Bab 225 Menolak
- Bab 226 Malam Yang Sepi
- Bab 227 Tidak Ada Keberanian
- Bab 228 Antara Janji Dan Tanggung Jawab
- Bab 229 Cincin Nikah
- Bab 230 Cepat Pakai Baju
- Bab 231 Apa Cinta Itu Penting
- Bab 232 Karaoke
- Bab 233 Cinta Terakhir yang Berisi Air Mata
- Bab 234 Pembunuh (1)
- Bab 234 Pembunuh (2)
- Bab 235 Semalaman Tidak Pulang
- Bab 236 Selamat Jalan
- Bab 237 Berdoa
- Bab 238 Melihat Pernikahannya Dengan Mata Kepala Sendiri
- Bab 239 Aula Pernikahan
- Bab 240 Mimpi Yang Rusak
- Bab 241 Pembohong
- Bab 242 Terjadi Sesuatu
- Bab 243 Seumur Hidup
- Bab 244 Aku Tidak Meninggalkanmu
- Bab 245 Tetap Bersamaku
- Bab 246 Perpisahan
- Bab 247 Tan?
- Bab 248 Maafkan
- Bab 249 Bicarakan Soal Syarat
- Bab 250 Bertemu Lagi
- Bab 251 Permainan Kata-Kata Tulus
- Bab 252 Domino Idiom
- Bab 253 Kata-Kata Tulus
- Bab 254 Pameran Bursa Kerja
- Bab 255 Tidak Suka
- Bab 256 Wawancara
- Bab 257 Penghalang Cinta
- Bab 258 Lamaran
- Bab 259 Air Mata Dari Wanita
- Bab 260 Lembur
- Bab 261 Tamparan
- Bab 262 Memalukan
- Bab 263 Mau Tidak Coba Seberapa Keras
- Bab 264 Jangan Dikasih Hati Minta Jantung Ya
- Bab 265 Apa Ini Kejutan
- Bab 266 Bersekongkol
- Bab 267 Malam Natal
- Bab 268 Tan Hilang
- Bab 269 Tidak Tenang
- Bab 270 Tempat Judi
- Bab 271 Ambilah Hatiku
- Bab 272 Penundaan Pernikahan
- Bab 273 Kehidupan Sederhana
- Bab 274 Minum Anggur
- Bab 275 Marah
- Bab 276 Yang Paling Kejam Bukanlah Kegagalan
- Bab 277 Bunuh Diri
- Bab 278 Kematian Tan
- Bab 279 Kecelakaan Yang Tak Terduga
- Bab 280 Bertengkar
- Bab 281 Tidak Ada Akhir Ke Tiga
- Bab 282 Moodnya Sudah Bagus
- Bab 283 Fitting Gaun Pernikahan
- Bab 284 Berlama-Lama Sampai Mati
- Bab 285: Sindiran
- Bab 286 Kejadian di Hotel
- Bab 287 Berapa Lama?
- Bab 288 Mencium Kelly
- Bab 289 Aku Mencintaimu
- Bab 290 Lawan Kata Dari Aku Mencintaimu
- Bab 291 Menceritakan Kisah
- Bab 292 Aku Mencintaimu
- Bab 293 Jangan Katakan!
- Bab 294 Menggambar Lingkaran
- Bab 295 Rahasia
- Bab 296 Jangan Lepaskan Aku
- Bab 297 Mandi dan Tidurlah
- Bab 298 Kemarahan
- Bab 299 Lika-Liku Perjalanan
- Bab 300 Minum Alkohol
- Bab 301 Jebakan
- Bab 302 Kebenaran Selalu Pahit
- Bab 303 Cinta Yang Telah Mati
- Bab 304 Aku Membutuhkanmu!
- Bab 305 Mengambil Nyawanya!
- Bab 306 Apa Yang Sedang Kamu Lakukan?
- Bab 307 Mabuk
- Bab 308 Cinta Hingga Akhir
- Bab 309 Tidak Mengerti Arti Cinta
- Bab 310 Foto
- Bab 311 Perasaan Bersalah
- Bab 312 Sungguh Menderita
- Bab 313 Hamil
- Bab 314 Hidup Untuk Cinta
- Bab 315 Setia Pada Teman
- Bab 316 Hidup Dengan Baik
- Bab 317 Menggugurkan Anak
- Bab 318 Aku Tidak Mau Menggugurkan Anak
- Bab 319 Telah Pergi
- Bab 320 Identitas Asli Leheon Mozard
- Bab 321 Lupakan Saja
- Bab 322 Ada Pendukung
- Bab 323 Siapa Kamu Sebenarnya?
- Bab 324 Bersalah
- Bab 325 Hamil Diluar Nikah
- Bab 326 Mau Lahir (1)
- Bab 326 Mau Lahir (2)
- Bab 327 Aku Bersedia
- Bab 328 Keji
- Bab 329 : Langsung Berlari
- Bab 330 : Mencari Saudara
- Bab 331 : Loyalitas Bodoh !
- Bab 332 : Terlalu Kesepian
- Bab 333 : Perjanjian Lima Tahun
- Bab 334 : Pintar Sekali
- Bab 335 : Pulang
- Bab 336 Bertemu Samuel
- Bab 337 Ayahnya Adalah Dion ...
- Bab 338 Mengulangi Kesalahan
- Bab 339 Lima Tahun Yang Lalu
- Bab 340 Reuni Yang Tak Terduga
- Bab 341 Menangis
- Bab 342 Sakit Karena Cinta Yang Tidak Bisa Didapatkan
- Bab 343 Kedua Kali Bertemu
- Bab 344 Dia Tidak Ada Seharipun Yang Tidak Sakit
- Bab 345 Menginap Pada Malam Ini
- Bab 346 Mencium Sampai Berdarah
- Bab 347 Orang jahat
- Bab 348 Ayah dari Anak Itu
- Bab 349 Marah
- Bab 350 Jangan Bicara Dengan Paman
- Bab 351 Masih Belum Mati
- Bab 352 Tergila-Gila Padanya
- Bab 353 Merasa Bersalah
- Bab 354 Alergi
- Bab 355 Maaf
- Bab 356 Kalau Aku Perlu Kamu, Aku Harus Bagaimana?
- Bab 357 Kencan Buta
- Bab 358 Selamatkan Ibuku
- Bab 359 Kembali Ke Sisiku
- Bab 360 Harmonis
- Bab 361 Mengoles Obat
- Bab 362 Tidak Sempat Berpamitan
- Bab 363 Terakhir Kalinya
- Bab 364 Kamu Selalu Begitu Jahat.
- Bab 365 Hubungan Persaudaraan Yang Berharga
- Bab 366 Pengenalan Ayah Dan Anak
- Bab 367 Kenapa Bisa Namanya ?
- Bab 368 Mencari Wanwan
- Bab 369 Perbedaan Yang Drastis
- Bab 370 Menyalahkan
- Bab 371 Menangislah
- Bab 372 Bukan Tidak Cinta Melainkan Sangat Cinta
- Bab 373 Datanglah ke Kamarku
- Bab 374 Nenek Sudah Meninggal
- Bab 375 Kamu Tidur Saja
- Bab 376 Berjanji
- Bab 377 Bersedia Mati Di Sisimu
- Bab 378 Siapa Pelakunya?
- Bab 379 Keguguran
- Bab 380 Benarkah Itu Kamu?
- Bab 381 Apakah Tidak Senang Bertemu Denganku?
- Bab 382 Malam Pernikahan Yang Tragis
- Bab 383 Jesan Bishen
- Bab 384 Suami Istri Tua
- Bab 385 Pernikahan Akhirnya Berlangsung Sesuai Jadwal
- Bab 386: Malam Pertama
- Bab 387: Terima Kasih
- Bab 388: Mayat
- Bab 389: Kita Hadapi Bersama
- Bab 390: Kantor Polisi
- Bab 391 Investigasi
- Bab 392 Jesan Bunuh Diri
- Bab 393 Merebut Posisi
- Bab 394 Meninggal
- Bab 395 Curiga
- Bab 396 Kasusnya Sudah Ditutup
- Bab 397 Rubah Menunjukkan Ekornya
- Bab 398 Meninggalkan Zurich
- Bab 399 Hilang
- Bab 400 Masih Hidup?
- Bab 401 Runtuh
- Bab 402 Kebenaran Mengejutkan 20 Tahun Yang Lalu
- Bab 403 Membuat Orang Sangat Lelah
- Bab 404 Kebenaran
- Bab 405 Berhati Lembut Seperti Wanita
- Bab 406 Tidak Bisa Menahan
- Bab 407 Pengirim Surat Yang Misterius
- Bab 408 Siapa Kamu?
- Bab 409: Berdarah Dingin
- Bab 410 Rencana
- Bab 411 Pria Nenek
- Bab 412 Bertindak Gegabah
- Bab 413 Berpura-Pura?
- Bab 414 Menangis
- Bab 415 Ketidakadilan
- Bab 416 Amnesia
- Bab 417: Tidak Berani Menganggap Enteng
- Bab 418 Mencelakai Kamu
- Bab 419 Mencelakai
- Bab 420 Berkelahi Terus Terang
- Bab 421 Tidak Menyangka
- Bab 422 Terlalu Kelewatan
- Bab 423 Rindu
- Bab 424 Terjebak Bahaya
- Bab 425 Kehangatan
- Bab 426 Emosi Apa yang Menyelubunginya
- Bab 427 Bandit yang Bengis
- Bab 428 Jadi Hantu Pun Tidak Akan Membebaskanmu
- Bab 429 Segera Meninggal
- Bab 430 Kebencian di Dalam Hati
- Bab 431 Menyaksikan Pertunjukkan Asyik
- Bab 432 Mengatur Jadwal Operasi
- Bab 433 Terpisah Di Dua Alam Berbeda
- Bab 434 Jangan Khawatir
- Bab 435 Satu Tahun Kemudian (Tamat)
- Bab 436 Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (1)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (2)
- Bab 436: Bab Tambahan: Cinta Antara Dion Dan Kelly (3)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (1)
- Bab 437: Bab Tambahan: Bulan Madu Yang Manis (2)
- Bab 438 Kota Asing: Jika Cinta Adalah Kehendak Tuhan
- Bab 439: Negara Asing: Rencana Gila