Cinta Di Balik Awan - Bab 193 Menumpang

"Kenapa? "

"Saat aku membungkuskan kamu pangsit, hatiku penuh cinta, alasan kenapa bisa enak, karena ada bagian cinta di dalamnya, tapi membuka toko pangsit berbedablah, tak ada rasa cinta, bisnisnya tak akan bagus."

Sungguh terharu.

Dion mengelus rambut Kelly dan tertawa: "sini, kamu makan segigit juga."

"Jangan lah, pangsit tak boleh dibagi. "

"Bukan kali? Aku hanya pernah dengar buah pir tak boleh dibagi, belum pernah dengar pangsit juga tak boleh dibagi."

"Apapun tak boleh dibagi, bagi, bagi, bagi, dengarnya saja kesal."

"Baiklah, tidak dibagi. "

Pagi hari, Dion turun ke lantai bawah, langsung berjalan ke pintu keluar, saat melewati Jesan, langkahnya terhenti.

"Sudah sarapan?"

"Sudah. "

"Kakimu ada sakit tidak? "

"Tidak."

Dion mengangguk: "baguslah. "

"Kamu mau ke kantor?" Jesan bertanya.

"Benar."

"Malam…… “

"

Belum selesai bicara, Kelly lari keluar bawa tas punggung, berkata dengan nafas terengah: "sudah, Dion sayang, ayo jalan."

Raut wajah Jesan berubah-ubah, tiba-tiba mengganti nada bicaranya: "aku ingin pulang ambil beberapa barang, kamu bisa antar aku tidak?"

"Kamu mau ambil apa, tinggal suruh pamanmu antar kesini saja bisa kan."

"Tak bisa, ia tak bisa menemukannya, tetap tolong kamu antar aku pulang saja."

Wajah Dion terlihat kesulitan, ia melihat jam: "kalau begitu aku telepon supir untuk datang mengantarmu. "

"Aku tak ingin naik mobil orang. "

Jesan menunduk, membuka selimut diatas kakinya: "aku seperti ini orang lain akan melihatku dengan tatapan yang aneh. "

Kelly menghela nafas: "sudahlah, Dion sayang, kamu antar Jesan, aku pergi ke sekolah naik mobil supir."

Dion bergumam sendiri sebentar, membungkuk memeluk dan mengangkat Jesan, ke mobil.

Kemudian menghela nafas lagi: "Kelly, naik. "

"Hah? Aku bilang aku naik mobil supir…… "

"Tak masalah, aku antar kamu dulu ke sekolah, baru antar Jesan kerumahnya."

Raut wajah Jesan agak tak senang, tapi juga tak bicara apa-apa, Kelly naik mobil, duduk di kursi belakang.

Udaranya terasa sesak, 3 orang semuanya tak bicara sekalimatpun, di tengah jalan, tiba-tiba mobilnya berhenti.

"Kenapa?"

Sepertinya rusak, aku turun lihat.

Dion turun dari mobil, hanya tersisa Kelly dan Jesan di dalam mobil, tatapan mata Jesan menatap jimat tradisional yang ada di mobil, berkata dengan dingin: "ini kamu yang ikat, atau Dion yang ikat?"

"Aku yang ikat. "

"Bagus sekali."

Jesan mengulurkan tangannya kemudian menariknya dengan kuat, melemparnya keluar jendela.

"Apa yang kamu lakukan?!"

Kelly bertanya dengan marah dan panik.

"Barang ini membuat mataku sangat sakit, warnanya merah seperi darah, tapi yang membuat mataku lebih sakit itu, seseorang tanpa disangka tertawa begitu cemerlang, di hadapan orang yang tak beruntung, menaruh benda beruntung seperti ini, apa kamu tak merasa terlalu sadis?"

"Keterlaluan!"

Kelly membuka pintu mobil, memungut jimat yang Jesan buang di rerumputan, memasukkannya ke tas.

"Kenapa kamu turun?"

Dion menutup bagasi mobil, berjalan ke depan Kelly, bertanya dengan bingung.

"Tidak kenapa-napa, sudah betul?"

Kelly sengaja tidak bilang, mau lihat Dion akan sadar sendiri atau tidak.

"Sudah, ayo naik ke mobil."

Mobil berjalan lagi, Kelly menahan nafas, menunggu kapan Dion akan sadar jimat nya hilang.

"Loh, benda yang tergantung di sini kemana?"

Tak sampai 2 menit, Dion langsung bertanya, hati Kelly yang terluka akhirnya membaik, setidaknya, tak peduli bagaimana orang lain menginjak-injak perasaan mereka, Dion dari awal sampai akhir selalu cinta pada Kelly.

Jesan tak bicara, pandangannya menatap ke luar jendela, sikapnya seperti masalah ini sama sekali hubungannya dengan Jesan.

"Jatuh, di tasku."

"Kenapa bisa jatuh?"

"Mungkin terakhir kali aku ikatnya tak terlalu kuat."

Dion mengulurkan tangan: "kasih aku, nanti aku ikat sendiri sesampainya di kantor."

Kelly melirik Jesan sekilas, tangannya masuk ke tas, mencari dan mengoper bendanya ke tangan Dion.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu