Cinta Di Balik Awan - Bab 408 Siapa Kamu?

Esoknya adalah akhir pekan, Kelly tidak pergi ke perusahaan, melainkan sendirian datang ke tepi laut.

Seminggu tidak datang, laut masih tetap biru, angin masih tetap lembut, sesekali di pinggir laut bisa melihat sepasang kekasih sedang bersandaran, dia hanya berjalan lurus ke arah tepi laut, berusaha untuk tidak mengagumi kebahagiaan orang lain.

Tidak tau sudah jalan berapa lama, di ujung pesisir, di atas sebuah batu besar, dia seperti melihat punggung yang familiar, punggung itu sudah muncul ratusan kali di mimpinya, dia mengira dia sedang bermimpi, dengan kaku mengucek matanya, melihat dengan seksama, yakin kalau ini bukanlah mimpi, dia melangkah cepat berlari kesana, dia sudah membuat persiapan salah orang, tapi saat dia membalikkan pundak pria itu, seperti terserang listrik, seluruh tubuhnya bergetar, pria itu, adalah pria yang dia rindukan sampai ke dalam mimpinya, detik itu, dia langsung tercengang.

Suasana seperti membeku, empat mata itu saling bertatapan, lama tidak berbicara, Kelly seperti diserang mendadak oleh kebahagian begitu besar sampai tidak bisa berbicara, tubuhnya masih bergetar, matanya terdapat sinar yang bahagia.

"Siapa kamu?"

Kalau bilang detik sebelumnya dia masih belum bisa menarik dirinya tenggelam di kebahagiaan, maka detik selanjutnya, dia terjatuh ke dalam jurang sampai seluruh tulangnya hancur, pria itu bisa-bisanya bertanya, siapa dia?

"Sayang, aku Kelly, aku istrimu, Kelly, apa kamu tidak mengenalku?"

Kelly dengan panik menggoyang pundaknya.

"Maaf, aku tidak kenal denganmu, mungkin kamu salah orang."

Ekspresi pria didepannya ini sangat tenang, matanya tidak ada sedikitpun keanehan, sepertinya Kelly benar-benar salah orang.

"Mana mungkin? Aku Kelly, kamu lihat dengan seksama, aku istrimu Kelly."

"Nona, aku sungguh tidak mengenalmu."

Pria itu berdiri, bersiap untuk pergi.

"Bukankah kamu Dion?"

Kelly berteriak keras, pria itu menggeleng, tidak berkata apapun, memutar badannya meninggalkan pesisir.

Mana mungkin Kelly membiarkan dia pergi begini saja, Kelly berjalan cepat menarik lengannya, air matanya terjatuh: "Sayang, jangan bercanda denganku. Sedikitpun tidak lucu."

"Tolong lepaskan tanganku, aku tidak sedang bercanda."

"Kamu beritahu padaku apakah kamu mempunyai alasan? Selama ini kamu ada dimana?"

"Lepaskan aku."

Saat mereka berdua sedang berselisih, tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara menghentikan: "Lepaskan dia, jangan tanya lagi."

Dalam sekejap Kellu terdiam, dia pelan-pelan memutar kepalanya ke sebelah kanan, saat melihat orang yang berbicara itu, seperti orang gila melangkah ke depan dan bertanya: "Limo!!! Apa yang kamu lakukan kepada Dion?"

Dia bermimpi pun tidak menyangka kalau akan berjumpa Dion disini, terlebih tidak menyangka kalau Dion tidak mengenalinya, lebih tidak menyangka lagi kalau Limo akan ada disini.

"Aku tidak melakukan apapun padanya, kamu tenang dulu."

Limo melepaskan tangan Kelly yang mencengkram lengannya, tatapannya berpindah pada pria didepan: "Dia hilang ingatan."

"Hilang ingatan?"

Kelly terkejut sampai mundur beberapa langkah, otaknya sakit sekali seperti meledak, dia tidak percaya ini nyata, meskipun Dion melupakan seluruh dunia, juga tidak mungkin akan melupakannya, tidak mungkin, tidak akan mungkin.....

"Kakak Dion, ini adalah istrimu."

Limo menunjuk Kelly, tapi Dion malah tidak bergerak, dia melihat dari atas sampai bawah wanita yang mengakui dia sebagai suaminya, menarik tangan Limo dengan pelan berkata: "Ayo kita pulang."

Hati Kelly sakit sekali, dia melihat dua orang itu yang berpegangan tangan, seperti sebuah jarum masuk ke tangannya lalu dari mata menjalar ke hatinya.

"Apa yang terjadi? Cepat beritahu padaku sebenarnya apa yang terjadi!"

Kelly kehilangan kendali menggoyang badan Limo, Limo menghela nafas berat, berkata: "Kamu tenang dulu, aku akan pelan-pelan memberitahumu."

Tatapan Dion tetap tenang, sikapnya benar-benar acuh tak acuh, Kelly menatapnya sebenar, pelan-pelan percaya kalau Dion hilang ingatan, kalau Dion tidak hilang ingatan, mana mungkin dia akan menggujnakan tatapan seperti ini melihat Kelly.

"Kita bicarakan disana."

Limo menunjuk tempat yang tadi diduduki Dion, saat Kelly ikut kesana, Limo mulai bercerita.

"Hari dimana kak Dion dan asisten Maxim naik kapal pergi, sebenarnya aku juga ikut, hanya saja mereka tidak tau, aku tinggal di sebelah mereka, awalnya berpikir tunggu nanti kapal sudah berhenti didermaga baru memberi mereka sebuah kejutan, tapi kejutan masih belum diberikan, malah duluan mendapatkan kekagetan, aku mendengar suara tembak yang datang dari kamar mereka, aku terkejut sekali sampai berlari keluar, hasilnya baru saja aku melangkah satu langkah, langsung melihat lima atau enam pria memegang senjata berjalan ke depan, aku yang ketakutan langsung kembali ke kamar lagi, mengunci pintu kamar dan langsung menelepon papaku, menyuruhnya mengaturkan sebuah kapal pesiar untuk datang menolongku, aku juga menyuruhnya untuk memanggil beberapa orang, sebenarnya untuk membantu kak Dion, tapi aku tidak boleh berkata yang sebenarnya, kalau tidak papaku tidak akan memanggil orang untuk memberikan bantuan, setelah menelepon, terdengar lagi suara tembakan dair luar, aku bersembunyi didalam kamar tidak berani keluar, saat menunggu suara tembakan berhenti, aku baru membuka pintu keluar, tapi di kegelapan, melihat kak Dion di ambang kematian, dia melompat ke dalam laut dibelakangnya, beberapa pria itu langsung menembak ke permukaan laut, saat itu aku ingin berteriak, tapi akal sehatku menghentikanku, makanya aku tidak ketahuan, menunggu mereka sudah pergi, kapal pesiar yang diatur papaku juga sudah datang, di atas kapal ada 4 orang, karena aku memaksa memohon, mereka baru melompat ke dalam laut mencari mayat kak Dion, untungnya kak Dion ditemukan, tapi yang tidak beruntungnya adalah, kepala kak Dion tertembak, saat tertolong, kondisi kak Dion sudah setengah mati, aku langsung mengantarkannya ke rumah sakit, untungnya sempat di tolong, kak Dion pun selamat, hanya saja ingatannya hilang, dia tidak mengingat siapapun, apapun, bahkan namanya juga tidak ingat......"

Kelly sudah berlinang air mata, telinganya mendengar cerita Limo, tapi kedua matanya malah menatap punggung yang familiar itu dari kejauhan, apa dia sungguh tidak mengingat apapun? Bahkan Kelly juga tidak dia ingat?

Hati Kelly sakit sekali sampai hampir pingsan, berusaha menahan dadanya, menetralkan sakit yang tidak bisa ditahan di dadanya, menunggu sehari demi sehari, berpikir sekali demi sekali gambaran saat mereka bertemu kembali, pernah berpikir mungkin mereka akan saling berpelukan dan menangis, atau mungkin akan meluapkan kerinduan mereka yang amat mendalam, pernah berpikir sangat sangat banyak, yang bisa dia pikirkan semua sudah dia pikirkan, satu-satunya tidak berpikir kalau Dion akan bertanya siapa dia......

"Jangan menangis, bukankah bagus sekali dia masih hidup?"

Limo memberikan sebuah sapu tangan untuk Kelly.

"Kenapa kamu menyembunyikan Dion? Apa kamu tidak tau kalau aku terus mencarinya?"

Kelly bertanya dengan marah.

"Yang pertama takut kalau orang-orang yang ingin membunuhnya itu masih tau kalau Dion masih hidup, akan menginginkan nyawanya lagi, jadi menempatkan dia di sebuah rumah sakit swasta di pinggiran kota untuk memulihkan lukanya, saat dia sudah pulih, aku mau mengantarkannya pulang tapi dia tidak mau, dia bilang kalau dia hanya kenal aku seorang, tidak mau pergi kemana-mana."

"Kamu berbohong!!"

Kelly berteriak, sama sekali tidak percaya dengan perkataan Limo.

"Kalau tidak percaya kamu boleh membawanya pergi, kamu lihat apakah dia mau ikut kamu pergi atau tidak."

Mata Limo penuh dengan percaya diri, Kelly sudah kesal sekali, dia bagaikan orang gila berlari ke arah Dion, menarik tangannya, air matanya masih turun berkata: "Sayang, ikut aku pulang."

Baru berjalan dua langkah, Kelly tiba-tiba terhenti, dengan kaku memutar kepalanya, melihat pria yang tidak melangkahkan kakinya, dengan bergetar bertanya: "Kenapa tidak jalan?"

"Aku tidak mengenalmu."

"Aku sudah bilang kalau aku adalah istrimu, kamu ikut pulang denganku, aku bisa menunjukkan surat pernikahan kita kepadamu, wanita itu juga sudah memberitahumu kalau aku adalah istrimu, kenapa kamu masih bilang kalau kamu tidak mengenalku?"

Dion menggeleng: "Maaf, aku sama sekali tidak ada kesan terhadapmu, kalau nantinya aku teringat dengan kejadian dulu, aku akan kembali mencarimu, tapi sekarang, tolong jangan paksa aku."

Perkataan yang santai, seperti belati tajam menusuk jantung Kelly, dia tidak bisa menahan lagi, menangis meraung-raung, begitu menyedihkan dan miris, sampai Limo pun tidak tahan, pria di hadapannya malah sedikitpun tidak bergerak.

"Kamu ikut pulang dengan dia saja, dialah keluargamu."

Limo menghela nafas pelan, dengan diam berputar badannya dan pergi.

"Tunggu sebentar."

Novel Terkait

Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu