Cinta Di Balik Awan - Bab 158 Pelayan Meminta Maaf

Memutus telepon, Kelly kembali ke tempatnya semula di dalam restoran, tetapi malah melihat Giselle sedang marah-marah ke pelayan : “Bukankah dari awal sudah menyuruh kalian untuk mengantarkan alkohol dan minuman kemari, dan hasilnya membuat kita harus menunggu begitu lama, apa ini SOP kalian? “

“Mohon maaf, mohon maaf, tadi begitu sibuk sampai kelupaan. “

Pelayan menundukkan kepala terus meminta maaf.

“Kelupaan? Panggil Manager kalian kemari, dengan seenaknya melupakan perintah yang diberikan tamu, restoran seperti ini siapa yang masih berani kemari lagi! “

“Sudahlah, jangan karena masalah sepele seperti menyulitkan orang lain. “ Leheon muncul dengan gentleman untuk meluruskan.

“Iya, bukankah jika diantarkan sudah beres permasalahannya. “ Kelly sibuk melerai.

“Hei hei, apa maksud kalian berdua, saling bantu satu sama lain, sama-sama menyalahkanku. “

“Kamu yang terlalu keras, oke, lihat gadis kecil itu, dimarahi olehmu sampai hampir mengeluarkan air mata. “

Pipi Giselle menggembung : “Kita orang Beijing temperamennya besar, dia bertemu dengan Giselle berarti dia yang tidak beruntung. “

“Hah, Orang Beijing temperamen besar, kenapa Leheon tidak bertemperamen? “

Leheon tertawa : “Maksud Giselle, temperamen Gadis Beijing yang galak, Pria Beijing tidak bertemperamen. “

Ketiganya mengobrol dan bercanda, acara makan itu sangat menyenangkan.

Jam 2 siang, saat Dion sedang rapat, ada telepon dari Jesan, dia hanya mengintip sebentar, tanpa ragu langsung menutup telepon.

Namun Jesan tidak menyerah, dia tidak menjawab telepon, dia mengirimkan pesan teks, isi pesan teks hanya beberapa angka, tetapi cukup membuat Dion melamun.

Pada akhirnya Dion tetap pergi ke kediaman Bishen, Jesan sudah menunggu lama, melihat Dion, tidak merasa terkejut, tetapi juga tidak menyangka.

“Silahkan duduk. “

Membuatkan secangkir kopi kesukaanya, Jesan tiba-tiba bertanya : “apakah kamu tahu sudah berapa lama kamu tidak datang kerumahku? “

Bulu mata Dion yang terkulai bergerak-gerak, dengan samar menjawab : “kontrak pernikahan kita sudah dibatalkan, aku datang kemari lagi, sungguh sangat tidak nyaman. “

“Oh, saat sebelum kontrak pernikahan dibatalkan, juga tidak melihat kamu datang beberapa kali.“

Dion tidak ingin berdebat dengannya masalah ini, memotong langsung ke inti topik : “ katamu ada masalah penting yang mau disampaikan kepadaku, masalah apa itu? “

“Tentang sebab kematian orang tuamu. “

Dion tertegun : “sebab kematian orang tuaku, bagaimana kamu bisa tahu? “

“Kemarin lusa Jesan pergi melihat mamaku, waktu tengah malam, dia mimpi buruk, berteriak histeris, secara tidak sadar menyebutkan nama si pembunuh.”

Suasananya tiba-tiba menjadi sangat kaku : “tidak mungkin. “

“Terserah kamu mau percaya atau tidak, bagaimanapun aku hanyalah wanita lemah, tidak pernah memikirkan balas dendam untuk orang tua, jika kamu tidak ingin tahu, aku akan mengubur rahasia ini di dalam hati, dan tidak akan memberitahukannya kepada orang lain. “

“ Siapa pembunuhnya? “

Jesan memberikan senyuman :” Aku kira kamu benar-benar tidak ingin tahu. “ Dia berdiri, berjalan ke arah depannya : “jika ingin tahu, menikahlah denganku. “

“Bernegosiasi denganku? “

“Apa tidak boleh? “

Dion mengiyakan dingin, terus terang : “jangankan kata-katamu ada beberapa yang benar, bahkan jika itu 100% benar, kamu juga jangan berharap aku akan menuruti permintaanmu. “

“Apa karena Kelly, jadi tidak ada ruang untuk negosiasi? “

“Benar sekali. “ dia dengan tegas mengakuinya.

Jesan kecewa dan menggelengkan kepala : “Jika paman dan bibi memiliki roh di bawah tanah, tahu bahwa kamu sekarang demi seorang wanita, sampai tidak ingin tahu sebab kematian mereka, mereka di Surga pasti merasa semakin kedinginan ... …“

“Ini adalah urusan keluarga Stenheim. “

“Jadi apa kamu percaya padaku? “

“kenapa harus mempercayaimu? Apakah kamu bisa memberikan suatu alasan yang membuatku pantas untuk mempercayaimu? “

“Karena kamu tidak pernah melewatkan satu kesempatanpun untuk bisa mencarinya, kamu boleh saja tidak mempercayaiku, tetapi kamu sebaiknya jangan menyesal, karena kesempatan, hanya datang satu kali. “

Jesan selesai bicara, menunjuk-nunjuk lantai 2 : “Aku pergi mandi dulu, kamu pikirkan baik-baik, jika sudah berpikir jelas, baru beri aku jawaban. “

Dion tidak perlu memikirkannya sama sekali, bukan karena dia tidak peduli dengan sebab kematian orang tuanya, tetapi karena, jika dia ingin tahu, bisa dengan cara lain, dan bukan dengan menyakiti Kelly.

Berdiri, bersiap pergi, kepalanya tiba-tibaterasa pusing, lalu jatuh ke lantai.

Tubuhnya mulai merasakan panas, nafasnya sesak, keinginannya mengalir dari dalam darah, dan juga keinginan seperti ini semakin lama semakin kuat, kuat sampai, cukup sampai membuatnya pecah dan mati.

Penglihatan yang samar-samar berpindah ke kopi yang ada di sebelah meja, tiba-tiba, dia mengerti semuanya.

Jesan … …

Tidak perlu mengatakan apa-apa lagi. Jesan menjulurkan tangan menutup mulutnya : “aku tahu kamu mau mengatakan apa“

Dion memandang dingin wanita yang ada di depannya, menggunakan tenaga dari seluruh badannya, mendorongnya.

“Kenapa kamu berubah menjadi seperti ini? “

Jesan terpleset jatuh ke lantai, lantai yang dingin membuat sakit hatinya, tiba-tiba dia menangis : “kenapa aku bisa berubah menjadi seperti ini, bukankah kamu yang paling jelas? “

Dia bangun, sekali lagi berjongkok di depan Dion, ada air mata di matanya : “Aku tahu, cara apapun yang aku gunakan, kamu tidak akan kembali lagi ke sampingku… …“

“Jika sudah tahu, kenapa masih menggunakan cara yang tercela ini? “

“Aku menggunakan cara ini bukan untuk memaksamu menikahiku, Aku tahu itu tidak mungkin.“

“Jadi apa yang kamu inginkan?! “

“Aku ingin kembali menjadi – wanitamu. “ air mata jatuh sambil memandangnya : “sebegitu sederhananya. “

Dion dikendalikan oleh obat, sama sekali tidak bisa bangun untuk pergi, seluruh tubuhnya berwarna biru, tetapi masih bertahan agar tidak menuruti apa yang diinginkannya.

Jesan mencium bibirnya, keningnya, hidungnya, setiap ciuman mencabiknya satu kali, Dion dengan sadar memberitahunya, bahkan jika dia harus bertahan sampai mati, juga tidak akan menyentuhnya sedikitpun.

Akhirnya, dia menyerah, jatuh di dalam pelukan Dion yang tidak sadarkan diri.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Unplanned Marriage

Unplanned Marriage

Margery
Percintaan
5 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu